[3] Marriage | Seo Johnny ✔ [end]

20 : Secondly

Teruntuk siders, dari Johnny :
"Masih gue liatin, belum aja gue sentil ginjalnya."

///btw ini outfit johnny hari ini///

"Lho?" Bitna terheran begitu melihat penampilan Johnny yang sedikit berbeda pagi ini. Bukan jas berwarna gelap yang biasa dipakai pria itu yang membalut tubuhnya, melainkan sebuah kaos hitam yang dipadu dengan celana jeans berwarna senada. "Kamu nggak ke kantor?"

"Ke kantor, tapi ada urusan dulu," jawab Johnny tenang. Pria itu kemudian duduk di meja makan, mulai menyantap sarapan paginya. "Nanti—" ucapannya berhenti dengan spontan saat melihat perubahan raut wajah istrinya itu. Bitna memandangnya dengan intens, tanpa cela. Johnny merasa seperti sedang diinterogasi meski wanita itu tak bersuara. "Kenapa, Na? Aku ada salah?"

Bitna menghela nafas. Ia menarik kursi di sebelah Johnny, lalu duduk seraya menggelengkan kepala. Seperti hendak menyampaikan sesuatu, tapi nampaknya ragu.

Johnny tiba–tiba terkekeh. Pria itu lantas memutar tubuhnya, kini menghadap sang istri. "Nggak akan ketemu cewek–cewek kok. Jessi yang terakhir, Na, nggak ada lagi."

"Sowon?"

"Bukan siapa–siapa, dulunya temen kuliah."

"Masa?"

"Iya. Waktu itu nelpon mungkin mau ajak reuni angkatan. Jadi aku minta kamu matiin." Wajah Johnny terlihat begitu meyakinkan, hingga Bitna tak lagi mencurigai pria itu.

Sarapan pagi ini berlangsung seperti biasa. Mulai ada percakapan-percakapan tak penting mengisi keheningan yang biasanya merebak. Kehidupan rumah tangga sesungguhnya yang begitu Bitna damba kini benar-benar kenyataan. Melakukan hal-hal sederhana untuk Johnny, memasak sarapan untuk berdua, dan menunggu buah hati mereka lahir. Bitna hampir meledak karena terlalu senang. Dan ia harap, Johnny terus seperti ini. Semoga ini bukan sandiwara yang Johnny lakukan untuk melindungi diri sendiri.