LS;42.

230 27 0
                                    

LavenderWriters Project III Present

Love Scenario © Group 1

Part 42 — Created by TiaraAtika4

▪︎▪︎▪︎

"A‐apa... Kamu benar-benar menyukaiku?" tanya Aurora, jantungnya berdebar dengan cepat. Perasaannya berubah menjadi takut.

Angkasa memperdalam tatapan pada Aurora, seolah menunjukan pada Aurora tentang perasaannya yang sebenarnya.

"Bukan hanya menyukaimu, Aku mencintaimu dan Aku kalah."

Kali ini Angkasa tidak peduli karna kalah, ia sudah tak bisa semakin membohongi dunia tentang perasaanya, ia amat sangat mencintai Aurora.

Persetan dengan kekalahannya, perasaanya jauh lebih penting untuk ia ungkapkan pada Aurora!

"Selamat, Kamu menang Sayang. Aku kalah karna jatuh cinta–"

"Tidak, bukan Kamu saja yang kalah. Aku pun kalah, karna Aku juga mencintaimu," potong Aurora dengan suara pelan, meskipun ada beberapa kemungkinan yang membuatnya takut. Aurora tetap harus jujur tentang perasaanya pada Angkasa.

Setidaknya, dirinya akan sedikit lebih tenang karna tidak lagi membohongi perasaanya.

"Setiap kalimat Aku mencintaimu yang keluar dari mulut ku itu, tidak pernah main-main saat Aku mengucapkannya. Aku benar-benar kalah, Aku jatuh dan Aku patah," Aurora menunduk, matanya mulai memanas, pikirannya berputar membuat Aurora berpikir yang tidak-tidak.

"A-apa, Kamu akan meninggalkanku? Apa saat ini Kita telah selesai? Apa sudah tidak ada lagi Kita saat ini? kita benar-benar selesai?" pertanyaan demi pertanyaan Aurora lontarkan pada Angkasa dengan cairan bening yang mulai menerobos keluar membasahi pipinya.

Satu tangan Angkasa terangkat, mengusap pipi Aurora yang basah dengan ibu jarinya. Sedangkan tatapannya tetap pada sorot mata Aurora.

Aurora memejamkan matanya, ia mulai terisak saat Angkasa tidak menjawab pertanyaanya. Dan itu artinya ia dan Angkasa benar-benar selesai.

Setelah ini Aurora tidak akan merasakan aman saat berada di samping Angkasa, tidak akan merasakan nyaman saat berada di pelukan Angkasa.

Ia tidak akan lagi merasakan gengaman hangat tangan Angkasa, ia tidak akan lagi merasakan lembut dan manisnya sikap Angkasa.

Ia dan Angkasa selesai, benar-benar selesai setelah mengakui perasaan.

"Kita tidak benar-benar selesai," ucap Angkasa tiba-tiba, dan itu membuat Aurora membuka kembali matanya yang terpejam, menatap Angkasa dengan sorot mata sendunya.

"Jangan nangis, apalagi Aku sendiri penyebab air mata ini jatuh," Angkasa mengusap kembali pipi Aurora.

"Kita tidak benar-benar selesai, Sayang..."

Aurora hanya bisa diam dengan isak tangis yang masih belum mereda, ia tidak paham dengan maksud dari ucapan Angkasa barusan.

"Bagaimana mungkin Kita selesai, sedangkan Aku saja begitu mencintaimu."

"Kasa..."

01;Love Scenario✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz