LS;38

197 23 0
                                    

LavenderWriters Project III Present

Love Scenario © Group 1

Part 38 — Created by TiaraAtika4

***

Di lain sisi, Aurora tengah duduk berdua bersama Angkasa di taman belakang rumahnya.

Setelah kepergian Kendra dan Alena dua jam yang lalu, ia langsung menghubungi Angkasa dan meminta pria itu untuk datang menemaninya.

Dan saat ini, Aurora tengah bersandar pada bahu Angkasa dengan terus menatap langit malam yang penuh dengan bintang.

Jangan lupakan tangannya yang di gengam erat oleh Angkasa dengan satu tangan yang lain memegang mug berisi cappucino latte.

"Kira-kira, rencana Kendra berhasil gak yah?" tanya Aurora sambil membayangkan dirinya yang seakan-akan berada di posisi Alena.

Pasti begitu bahagia hingga lupa caranya tidur malam ini.

"Pasti berhasil, keduanya kan emang udah saling suka," kata Angkasa, meneguk kopi hitam miliknya dan meletakan kembali cangkir di sampingnya.

Ucapan Angkasa ada benarnya juga, Kendra dan Alena sudah terlihat begitu jelas jika keduanya saling menyukai.

"Pasti Alena bahagia banget yah, secara kan Kendra nembaknya dengan cara yang romantis," kata Aurora sambil terkekeh pelan, dan sedikit mengeratkan pelukannya pada lengan Angkasa.

Angkasa tiba-tiba terdiam setelah mendengar itu, dirinya tertampar kembali oleh kenyataan.

Meskipun mereka terlihat serasi layaknya pasangan yang sesungguhnya, tetap saja. Hubungan keduanya tak lebih dari kata permainan.

Rasa iri membuat mereka merasa menyesal karna telah memulai. Jika saja tidak ada kata memulai, pasti mereka tidak akan seperti ini. Pasti mereka bahagia dengan hubungan yang sesungguhnya tanpa drama.

"Siapa yang nantinya lebih dulu jatuh cinta di antara kita, Kasa?" tanya Aurora tanpa berpikir dua kali saat mengucapkannya.

Aurora hanya ingin tau jawaban apa yang akan Angkasa berikan padanya. Agar nanti, ia bisa mengatur perasaanya sendiri antara membiarkannya tumbuh atau ia paksa berhenti tumbuh.

"Siapapun itu, apa bisa kita tetap baik-baik saja?" Angkasa balik bertanya, suaranya terdengar tenang seperti tidak memperdulikan apapun.

"Ma-maksudnya?" Aurora beralih menatap Angkasa, tatapanya terlihat binggung sekaligus terkejut.

Angkasa menoleh pada Aurora, tersenyum kecil sambil mengusap puncak kepala Aurora.

"Aku ingin kita terus bermain, hingga kita lupa jika kita tengah bermain," ucap pelan Angkasa, kemudian kembali menghadap ke depan.

Aurora bingung, Aurora tidak paham degan maksud dari ucapan Angkasa barusan. Ia mendadak bodoh, ia tidak bisa mencerna ucapan Angkasa barusan.

"Aku mencintaimu, Aurora..."

Aurora semakin menatap Angkasa dengan lekat, terdiam dengan jantung yang mendadak berdebar cepat.

01;Love Scenario✔Where stories live. Discover now