Two Alpha✅

By NoonaMVP

242K 27.1K 4.9K

Dua alpha bersama? Mungkinkah? Bagi Jaehyun, hidup itu harus dinikmati. Ia tidak mau terbebani dengan tanggun... More

Bag. 01
Bag. 02
Bag. 03
Bag. 04
Bag. 05
Bag. 06
Bag. 07
Bag. 08
Bag. 09
Bag. 10
Bag. 11
Bag. 12
Bag. 13
Bag. 14
Bag. 15
Bag. 16
Bag. 17
Bag. 18
Bag. 19
Bag. 20
Bag. 21
Bag. 22
Bag. 23
Bag. 24
Bag. 25
Bag. 26
Bag. 28
Bag. 29
Bag. 30
Bag. 31
Bag. 32
Bag. 33
Bag. 34
Bag. 35
Bag. 36
Bag. 37
Bag. 38
Bag. 39
Bag. 40
Bag. 41
Bag. 42
Bag. 43
Bag. 44
Bag. 45
Epilog

Bag. 27

3.2K 464 80
By NoonaMVP

Suara derak dari kayu yang terbakar terdengar mengisi keheningan.

Malam itu, Johnny sedang pergi berburu. Sudah dari beberapa jam lalu, dan serigala hitam itu belum juga kembali ke pondok mereka yang sepi.

Jeno belum tidur. Menunggui appa-nya yang sedang menghangatkan diri di depan perapian sembari menunggu sang ayah pulang.

Bocah itu mendekat, meletakkan kepalanya di bahu Jaehyun yang terhenyak karena beban yang tiba-tiba terasa.

"Sudah mengantuk? Mau tidur?"

Jeno bergumam, berkata jika ia ingin menunggu ayahnya.

Jaehyun mengusap kepala Jeno sayang, sesekali menciumi kepala anaknya yang bermahkotakan helaian hitam yang indah.

"Appa?"

"Hm? Ada apa Jeno-ya ...?"

Jeno sedikit merengut. Bocah kecil yang entah kenapa membuat Jaehyun gemas sekali.

Anak baik yang penurut, mirip Johnny sekali.

"Apa itu mate?"

Jaehyun membisu.

"Apa mate itu seperti ayah dan appa?"

Jaehyun tidak bisa menjawabnya, karena ... ia tidak tahu pastinya.

Apa ia dan Johnny adalah mate? Atau hanya dua alpha yang membuat takdir terpaksa membiarkan mereka bersama?

Jaehyun tidak tahu pastinya.

Ia dan Johnny juga masih menduga-duga.

Hanya saja, yang bisa ia katakan adalah ...

"Ayah dan appa saling mencintai, karena itu kami menjadi mate."

Jeno mendengarkan dengan penuh perhatian.

Jaehyun melanjutkan, "Dulu nenekmu pernah berkata bahwa saat bertemu dengan mate, kita senantiasa ingin selalu melihatnya, ingin selalu bersama, dan tak ingin berpisah meski hanya sebentar saja."

Jeno tak lagi bersandar di bahunya, melainkan menatap appa-nya dengan seksama.

"Mate adalah seseorang yang akan menjadi teman, keluarga, dan juga cinta sejati kita. Mate akan hadir sebagai apapun yang kau butuhkan, Jeno-ya ... begitupun sebaliknya."

Jeno mungkin masih terlalu dini untuk mengetahui ini. Namun, mate bisa hadir kapan saja, bahkan saat mereka belum mendapatkan wujud manusianya.

"Jeno-ya ... jika kau menemukan orang itu, jangan pernah berkata tidak meski itu hanya ada di dalam hatimu."

Hal seperti itu, tidak pernah Jaehyun rasakan bersama Johnny. Tapi, setidaknya ia tahu jika sejak dulu Johnny selalu menyimpan rasa meski terkadang sikapnya menunjukkan hal sebaliknya.

Mungkin YoonOh benar. Mereka mate, hanya terlambat menyadarinya karena ikatan persahabatan yang sudah mengendap lama di dalam hati keduanya.

"Appa, bagaimana jika mate-ku adalah manusia ... Atau, sama sepertimu yang juga bersama seorang alpha?"

Jaehyun memeluk Jeno erat, tertawa kecil sebelum melepaskan dan mencubit kecil pipi anaknya, "Mau itu manusia, serigala ... juga entah itu Alpha, Omega, Beta ... tidak ada beda, Jeno-ya ... mate adalah takdir yang sudah digariskan bahkan sebelum kau lahir. MoonGoddes tahu apa yang terbaik untukmu. Jadi, kau tidak perlu ragu tentang hal itu."

*

*

*

Johnny x Jaehyun

*

*

*

"Jaehyun-ah, kenapa kau jarang sekali datang ke tempatku sejak kembali? Lupa padaku?"

Jaehyun menggaruk tengkuk menatap Taeil yang terlihat sedikit merajuk. Saat pertama tiba, mereka sudah bertemu, akan tetapi tak cukup waktu untuk berbincang lama.

Baru hari ini ada waktunya.

Setelah Lucas mengantar ia dan Jeno menemui Johnny -yang sebenarnya itu tak perlu sama sekali- ia pun datang ke pondok Taeil yang sebenarnya tidak berubah sama sekali.

Tapi, berkat Johnny ia juga jadi tahu jika Lucas tidak lagi membencinya dan bahkan meminta maaf, meski agak canggung juga. Padahal Jaehyun sendiri tidak terlalu peduli karena memang, tidak hanya Lucas yang membencinya di masa lalu.

"Mian, Hyung ... Ah, bagaimana kabarmu dan Winwin? Uhm, apa kalian sudah, uhm ..."

Taeil tersenyum, ia menyuguhkan minuman hangat untuk Jaehyun dan duduk di sebelah alpha yang menurutnya tidak pernah berubah itu. Jaehyun masih sama seperti yang pernah ia ingat dulu.

"Mm. Aku juga sedang dalam periode gestasi, karena itu aku jarang masuk ke dalam hutan jika tidak ada yang menemani."

Jaehyun membolakan mata, manik jernihnya berbinar penuh perasaan takjub yang tak ia tutupi. "Woah, hyung ... selamat, ya!!!"

Taeil tersenyum, penuh rasa terima kasih.

Setelahnya mereka hanya berbincang biasa, membicarakan banyak hal, termasuk bagaimana keadaan pack selama Johnny tidak ada.

Dan tanpa diduga,  sebenarnya sebelumnya ada perdebatan kecil yang jika dibiarkan mungkin akan menjadi sebuah pemberontakan. Namun, sebelum itu terjadi, Johnny sudah kembali.

Beruntung sekali.

"Tapi, Ayah Taeyong hyung terlihat baik-baik saja setiap kali aku bertemu dengannya."

Taeil menggeleng, "Taeyong mungkin baik-baik saja, tapi kuharap kau tetap berhati-hati pada mereka, Jaehyun-ah ..."

Jaehyun diam, namun dalam hati ia mengiyakan. Meski tetap, ia enggan mempercayai, kenapa juga ada yang mau bertengkar dengan saudara sendiri?

Mendadak, ia mengkhawatirkan Johnny. Juga ... Jeno.

"Hyung, sepertinya aku harus pergi."

Taeil mengangguk. Jaehyun pun keluar pondok dan dengan dengan cepat berlari ke arah rumahnya sendiri.

Tentunya, sejak saat itu Jaehyun jadi banyak mencurigai. Ia menjadi lebih waspada. Sampai suatu hari Johnny bertanya padanya tentang sikapnya yang berubah, agak tak biasa.

Dalam pelukan Johnny, Jaehyun berkata, "Johnny, bagaimana jika ada yang tidak suka kita kembali?"

"Bukankah sudah kukatakan, kita tidak bisa memaksa semua akan menerima kita, Jaehyunie."

Jaehyun menggeleng, ia paham soal itu. Seperti ia tidak pernah mengalami, Jaehyun jelas tahu semua tentang hal ini. Hanya saja, "Tapi, bagaimana jika ada yang sampai berniat mencelakai?"

Johnny terdiam.

"Bagaimana jika itu akan melibatkan anak kita, Johnny?"

Jeno belum tahu apa-apa. Tak seharusnya anak itu terlibat di dalamnya.

Jaehyun gelisah, Johnny paham dan mencoba menenangkan. Tapi, Johnny juga berpikir jika Jaehyun terlalu jauh dalam memikirkan ini.

"Jangan memikirkan hal yang buruk, Jaehyunie."

"Tapi, Johnny-" belum sempat melanjutkan, Johnny lebih dulu menutup mulut Jaehyun dengan bibirnya.

"Jeno memiliki dua ayah Alpha yang akan menjaganya, dan itu lebih dari cukup, Jaehyunie."

Meski begitu, Jaehyun tetap tidak bisa mengenyahkan pikiran buruk dari kepalanya.

Bahkan Johnny, sebenarnya pria itu juga sedikit khawatir tentang ini. Belum lagi soal adanya rumor yang mengatakan bahwa salah satu dari mereka ada yang berhubungan dengan Bluemoon akhir-akhir ini. Johnny curiga jika orangnya adalah sama dengan yang sedang mereka bicarakan sekarang.






**




Di sisi lain,  di tengah kekalutan yang kedua orang tuanya rasakan, Jeno justru sedang berada di masa-masa menyenangkan selama hidupnya.

Bocah kecil itu memiliki banyak teman. Setiap ada kesempatan pun ia ikut berburu bersama Jeonghan dan serigala lainnya.

Ia paling muda, tapi tak ada yang meragukannya. Johnny jelas memberitahunya kiat-kiat dalam berburu. Meski hanya seekor rusa kecil, tetap saja itu berharga.

Jeno berlari sangat cepat, seperti sang appa. Dia juga mempunyai cengkeraman yang kuat, seperti ayahnya.

Jelas, darah Alpha mengalir kuat dalam tubuhnya.

Namun, ada saat di mana Jeno menjadi hilang kendali. Seperti, mendadak ia menjadi brutal sekali.

Untuk masalahnya ini, Jeonghan sudah membicarakan dengan Johnny, tapi alpha itu hanya diam. Mungkin memikirkan juga kenapa bisa.

Tapi, untuk kali ini, mereka hanya sanggup memikirkan jika itu hanya reaksi alami dari Jeno yang terlalu bahagia karena bisa menunjukkan kemampuannya.

Malam itu, Yuta juga ikut memberi tahu Johnny bahwa sebaiknya Jeno harus tetap diawasi dan jangan dibiarkan sendiri.

Johnny mengangguk dan berkata akan membicarakan itu dengan Jaehyun nanti.

Namun, saat sedang mendiskusikan hal lainnya, Mark tiba-tiba masuk ke dalam ruangan Johnny dan berkata dengan kalut sekali, "Alpha, ada yang mencoba masuk di perbatasan selatan."

Bertepatan dengan itu juga lolongan terdengar dari arah yang dimaksud Mark.

Johnny segera berdiri, begitu dengan Jeonghan yang langsung bertransformasi.

"Yuta, tetaplah di sini dan katakan pada yang lainnya untuk tetap tenang. Jika Jaehyun tahu, kuharap kau bisa melarangnya begitu dia berniat untuk menyusulku."

Yuta mengangguk.

Ketiganya pun pergi dengan Johnny yang bertanya ada siapa saja yang berjaga di sana. Mark mengatakan beberapa gamma, dan kebetulan juga Lucas dan dirinya sedang ada di sana tadi.

Jeonghan langsung mengabarkan bahwa memang sejak Johnny pergi, banyak sekali kelompok serigala liar yang menyerang daerah ini.

Johnny tentu tidak bisa memahami. Rogue tidak biasanya berani menyerang kawanan yang jauh lebih besar seperti ini.

Baik Jeonghan maupun Mark juga tidak mengerti. Hanya merasa beruntung karena selama ini mereka masih sanggup mengatasi.

"Kenapa tidak ada yang memberitahu masalah ini padaku sebelumnya?"

Mark diam, hanya fokus pada semak yang ia lewati. Pada akhirnya Jeonghan yang menjawabnya, "Karena kami pikir, setelah berita tentang kedatanganmu menyebar, tidak ada yang berani mengganggu kawanan kita lagi."

Johnny berdecih, "Lain kali, jangan membuat kesimpulan sendiri. Aku tahu kalian berpikir bahwa ada yang menggerakkan mereka dari belakang. Kedatanganku, justru semakin membuat mereka merasa terancam. Kalian mengerti?! Jangan sembunyikan apapun lagi dariku setelah ini!"

Apalagi jika menyangkut kawanan. Kesalahan sedikit saja, banyak yang akan menjadi korban. Mereka.ada keluarga, dan tuga Johnny adalah menjaga mereka semua.

"Ne, Alpha."

Setibanya di sana, ada beberapa gamma yang mulai mundur karena terluka. Mark segera berdiri di sisi Lucas yang hanya menatapnya sepintas lalu.

Ada tiga serigala liar di depan sana. Mereka berukuran jauh lebih besar dari mereka. Tampak kejam dan seperti tak memiliki kesadaran.

Johnny mencoba bicara, namun belum sempat ia mengatakan apapun, yang yang paling besar di antara mereka langsung melompat ke arahnya dan mengarahkan kuku-kuku tajamnya pada Johnny.

Johnny, yang notabene pernah menjalani kehidupan yang sama liarnya tentu dengan mudah menghindarinya.

Lucas dan Mark sibuk dengan sisanya, sementara Jeonghan -ia cukup tahu jika kemampuannya tak sebanding dengan para alpha yang bertarung di sana, jadi ia memilih untuk membantu teman-temannya dan menuntun yang terluka kembali ke kawanan.

Tentunya hal itu langsung diketahui oleh Jaehyun. Tanpa menunggu lama dan mengindahkan peringatan Yuta, Jaehyun langsung berlari menyusul Johnny. Tanpa tahu jika Jeno kecil juga mengikuti langkahnya saat ini.







Tbc

A/n :

BlackMoon

Alpha :

Yonghwa, Johnny, Jaehyun, Taeyong, Lucas, Mark, jeno

Gamma : Jeonghan, Winwin, other

Beta : Doyoung, Yuta, other

Omega : Taeil

Kenapa kek banyakan alpha? Karena emang yang aq fokusin mereka. Padahal yang lain juga banyak, cuma ga terekspos aja. Dengan kata lain, mereka bukan pemeran utama.

BlackMoon punya 45 anggota dalam kawanan. (Serigala biasanya mentok di 42 anggota sih)

Continue Reading

You'll Also Like

80.1K 3.5K 31
SUDAH END [COMPLETE] #1 btsfanfic #1 btsarmy #1 andara #1 naeun Penghianatan, luka dan Penyeselan. Season 1 serial Marriage Life dari KTH Maaf, terim...
21.9K 3.3K 20
hidup dalam pelarian membuat Kim Jongin menjadi sangat berhati-hati pada semua orang yang di temuinya, namun ketika pria pucat dengan manik mata abu...
5.4K 206 15
kisah tentang duda beranak 5 yang sangat menyayangi ke 5 anak nya itu, dan menyebabkan anak anak nya itu jatuh cinta ke pada nya yang menjadi mereka...
1.6K 86 5
Yamada Ryosuke seorang siswa populer di JUMP High School tertarik pada saingannya yang juga siswa populer Nakajima Yuto, namun akankah keduanya bersa...