Bag. 45

3.3K 351 118
                                    

Kematian ...

Bagi sebagian orang -apalagi yang melihat dengan mata kepala mereka sendiri- itu pasti terasa sangat menakutkan.

Jaehyun tak pernah melihat kematian, kecuali saat ia melihat Johnny yang tumbang dan berubah kaku karena kutukan Mingyu.

Mark ... ia mendengar ibu kandungnya mati, namun ia tak pernah melihatnya, jadi hatinya masih baik-baik saja. Lagipula, sejak kecil ia diberi kasih sayang yang begitu besar oleh eomma Lee. Tak banyak yang berubah bahkan saat Taeyong mengatakan kebenaran padanya.

Saat itu Lucas ada di sisinya, mengatakan bahwa tidak seharusnya ia bersedih. Eomma Lee menyayanginya, Taeyong pun sama. Itu lebih baik daripada tak memiliki keluarga.

Melihat Lucas, tentu Mark mengiyakannya. Ia jelas lebih beruntung daripada pria yang selalu ia sukai itu. Lucas memiliki keluarga, namun berada jauh di RedMoon sana. Ayah ibunya pun sudah tiada.

Saat berlari, Mark menyesali kenapa ia tak keras kepala seperti yang ia lakukan setiap hari.

Seharusnya ia tetap bersama di sisi mate-nya apapun yang terjadi.

Kini, tak ada yang bisa ia lakukan selain memohon pengampunan, dan berharap Lucas segera kembali padanya.

"Mark ..."

Terduduk di sisi ranjang yang Lucas tiduri, Mark mendongak. Matanya membulat saat melihat pria yang lama tak terbangun dari tidurnya itu membuka mata, memanggil namanya ...

Namun, hatinya kembali mencelos saat kalimat selanjutnya yang keluar dari bibir pucat Lucas adalah, "Jeno ... di mana?"

*

Sementara itu di kediaman Jung, duka kembali menyelimuti.

Jaehyun terduduk lesu di samping sang ibu. Banyak yang terjadi dan ia lelah sekali. Bahkan Shinhye terlihat jauh lebih tegar daripada dirinya yang seorang laki-laki.

Mata Jaehyun sembab. Hatinya berat. Ia ... belum rela.

Anaknya menjadi berbeda, tidak seperti Jeno yang ia lihat sebelumnya. Anak itu kehilangan semua ingatannya. Seperti ter-reset, itu kembali seperti saat mereka baru kembali ke BlackMoon pertama kali.

Tidak ada yang Jeno kenali, kecuali ia dan Johnny. Namun, bocah ceria yang dulu ada, kini berubah menjadi bocah pendiam yang terlihat murung sepanjang hari. Hanya Haechan yang selalu setia menemani dan mengajak Jeno bermain.

Banyak yang hilang, termasuk kebahagiaan.

Seakan tak cukup dengan itu, ayahnya juga mati ... untuk melindungi Johnny. Jaehyun tak tahu, tapi banyak yang menyaksikan bahwa cakar tajam Rowoon yang ditujukan untuk Johnny, justru tertancap erat di jantung sang mantan alpha. Meski pada akhirnya, pack terkutuk itu berhasil ditumbangkan, tetap saja ... tak ada yang bisa mengembalikan nyawa serigala yang sudah hilang jasadnya.

Jaehyun membungkuk, kembali menitikkan air dari mata yang sudah redup sinarnya. Pelukan Shinhye mengerat, Jaehyun bahkan tahu jika tak lama ia pun akan kehilangan wanita ini juga.

"JENO!"

Jaehyun memanggil Jeno yang seperti kalap. Namun, serigala hitam itu seperti tak mendengarnya.

Sementara tak jauh darinya, "LUCAS!"

Mark sudah berlari ke arah Lucas yang tergeletak. Jaehyun tak tahu apakah alpha itu masih hidup atau sudah mati. Namun, jasadnya belum menghilang ... itu artinya masih ada harapan tersisa.

Jaehyun juga melihat Doyoung yang tampak syok. Ia pun meminta Winwin untuk membawa Doyoung pergi. Dengan bantuan beberapa serigala yang ada di sana, mereka membawa Taeyong juga.

Two Alpha✅Where stories live. Discover now