Dua alpha bersama? Mungkinkah?
Bagi Jaehyun, hidup itu harus dinikmati. Ia tidak mau terbebani dengan tanggung jawab sebagai seorang alpha pack. Dia memilih bersenang-senang dengan hidup selayaknya manusia biasa. Meski sedikit kesulitan karena bagai...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
**
"Jaehyun-ah, Bibi sangat senang kau mau menginap di sini. Sudah lama sekali ... apa kau melupakan bibimu ini, hm?" tanya SeoHyun -eomma Johnny.
"Mana mungkin aku melupakan Bibi."
"Lantas? Sejak bersekolah kau jadi jarang bergaul, bahkan tidak pernah mengunjungi rumah Bibi ini. Apa manusia memperlakukanmu dengan sangat baik?"
Jaehyun tersenyum, "Sama seperti kita, ada dari mereka yang jahat. Tapi, banyak juga yang baik. Aku hanya merasa bahwa manusia itu sangat unik. Sayangnya, sekarang aku tidak bisa bergaul dengan mereka lagi."
Ya, sejak ibunya tidak memberi uang saku dan ayahnya juga tidak mau lagi membayar biaya sekolah, akhirnya dengan berat hati Jaehyun menuruti Johnny untuk mengajar anak-anak serigala di dalam pack mereka. Ditambah kedua orang tuanya kini pergi entah ke mana. Jaehyun diberi tahu bahwa kedua orang itu sedang mengunjungi kakek dan neneknya di packRedMoon -yang Jaehyun yakin sekali jika itu hanya alasan untuk menghindarinya saja. Sekarang di sinilah ia, berada di satu atap dengan ibu dari pria paling menyebalkan di muka bumi ini, Seo Johnny.
Sayangnya, pria yang ia anggap brengsek itu memiliki ibu seperti malaikat.
Seo JooHyun, ibu Johnny adalah wanita baik hati dan lemah lembut. Sama seperti ibunya sebenarnya, ShinHye juga berubah menjadi wanita paling lemah lembut jika Johnny datang. Jadi, Jaehyun rasa ... semua wanita itu sama saja.
Sementara itu, SeoHyun mengangguk, entah setuju atau hanya melegakan dirinya saja -Jaehyun tidak mau tahu juga.
"Tapi, Jaehyun-ah ... apakah mereka juga sama seperti kita? Berkelompok dan hanya mau bersama dengan kaumnya saja?"
Jaehyun diam, merenungkan pertanyaan sang Bibi yang tampak penasaran sekali dengan kehidupan manusia. Yang ditanyakan SeoHyun mungkin benar, tapi tidak semuanya. Beberapa dari mereka ada yang tulus dan tidak melihat apakah orang itu sederajat dengannya atau tidak.
