Karena Piknik Kilat ✔ (SELES...

By petikpertama

1.1M 99.6K 1.4K

Ceisya gak pernah tau kalau semesta akan mempertemukannya lagi dengan Arga. Si cowok Indonesia yang dulu per... More

Prakata & Prolog
One: Holiday
Two: Pertemuan & Sugar Pilot
Three: Cabe Afrika
Four : Gossip
Five : Doa
Six : Attention
Seven : Berjemur
Eight : Cinderella Sepatu Converse
Nine : Mistake
Ten : Motor Mogok
Eleven : Foto Evelyn
Twelve : Telefon Nyonya Anita
Fourteen : The Beach Secret
Fiveteen : Senja
Sixteen : Sahabat Wanita
Seventeen : Special
Eighteen : Hati Melemah
Nineteen : Reveal
Twenty : Pendukung
Twenty one : Penjelasan Hari Itu
Twenty Two : Bandara
Twenty Three : Special Treasure
Twenty Four : Hadiah Luna
Twenty Five : Telfon Pertama Arga
Twenty Six : Calon Suami
Twenty Seven : Kakak Perempuan
Twenty Eight : Rival Wanita
Twenty Nine : Pelukan Hangat
Thirty : Panggilan Sayang
Thirty One : Tempat Untuk Pulang
Thirty Two : Perasaan Rindu
Thirty Three : Rahasia Argadinata Nuswan
Thirty Four : Lamaran Arga
Thirty Five : Foto Arga
Thirty Six : Date !!
Thirty Seven : Camer (part 1)
Thirty Seven : Camer (part 2)
Thirty Eight : Sosok Galih Nuswan
Thirty Nine : Datangnya Si Bungsu (Part 1)
Thirty Nine : Datangan si Bungsu (Part 2)
Fourty : Rencana Besar Hari
Fourty One : Tolong Jaga Arga
Fourty Two : I Love You
Fourty Three : Big Gift
Fourty Three : Big Gift ( Part 2 )
Fourty Four : The Happy Ending.
Epilog : The Wedding
Extra Part 1 (Special Adnan Edition).

Thirteen : Bastard

21.6K 2.1K 21
By petikpertama

*note : ini lagi flashback ya buibu. Makanya aku miringin fontnya.

Oke dah. Ihihi



**

Thirteen : Bastard





       "Sooo... jadi ini gadis yang buat heboh satu sekolah sampe punya panggilan 'Indonesia sweet girl' itu?" Andy cowok berdarah jawa-padang itu mengernyitkan keningnya. Memandang Ceisya dari ujung kaki sampai kepala seakan ia adalah alien yang baru saja turun ke bumi.

"Yep! She's pretty right?" Evelyn menyenggol lengan Ceisya.

Dan Ceisya yang masih berstatus anak baru itu hanya bisa merapatkan kedua alisnya bingung.

"Am i? Buat satu sekolah heboh?" Tanya Ceisya penasaran.

Kini giliran Mark cowok keturunan Bali-Amerika yang mengangguk. "Yes you are. Lo bahkan jadi pembicaraan hot topic anak-anak pemain baseball di sekolah ini. They said you look.... different." Ceisya makin mengerutkan keningnya. Membuat Mark melanjutkan. "I mean in the good way," lanjutnya menjelaskan.

Ceisya agak terperangah. Tak pernah menyangka bisa jadi seseorang yang 'diperhatikan' hingga satu sekolah. Maksudnya, sepanjang dia bersekolah lima hari disini terasa tenang-tenang saja. Walau beberapa kali ada yang frontal menatapnya dengan aneh, tapi Ceisya pikir itu normal, apalagi karena statusnya sebagai anak baru.

Dan kini, Ceisya sedang berkumpul dengan teman-teman Indonesianya. Ceisya baru tau sekolah baru California-nya punya murid-murid berasal dari Indonesia.

"Lo sekarang percaya kan dia dari Indo? Namanya aja Dinanti Ceisya Vardah Rhaendra. Itu jelas Indonesia banget." Evelyn menyeruak duduk diantara Mark dan Andy. Membuka kedua telapak tangannya membuat Mark dan Andy mendenguskan nafasnya. Kedua cowok itu merogoh saku, memberikan masing masih 10 dollar pada Evelyn yang tertawa bahagia.

"Kalian ngapain?" Tanya Ceisya heran.

"Kami taruhan, menebak-nebak apa kamu orang Indo atau bukan." Jawab Mark mengangkat bahunya.

"Terus?"

Evelyn tersenyum. Mengantungi uang dua puluh dolar dari Mark dan Andy ke saku celananya. "Terus aku yang menang,"

"Kalian jadiin aku taruhan?" Ceisya mengeryit. Merasa tak suka dengan taruhan seperti ini.

"Oh no no... jangan salah paham. Kami hanya taruhan nama kamu aja. Kami sebelumnya gak tau kamu gimana dan siapa," Mark cepat-cepat menjelaskan.

"Itu sama aja," Ceisya mendenguskan nafasnya.

"Eung btw..." Mark tiba-tiba beranjak berdiri dari duduknya. Mengulurkan tangan sambil tersenyum manis. "Nama aku Mark, dia Andy dan kamu pasti tau siapa cewek berisik satu ini," Mark menunjuk Evelyn yang memutar bola matanya malas.

Ceisya mengangguk. "Aku Ceisya," ucapnya membalas uluran tangan Mark.

"I know," Mark mengangguk. "Dan... kamu lihat cowok yang kelihatan jelek itu?" Tunjuk Mark pada seorang cowok dengan baju seragam baseballnya sedang membaca sebuah buku di anak tangga lapangan. Duduk berjarak 2 meter dari mereka.

"Iya,"

"Namanya Arga. Kamu gak perlu dekat-dekat sama dia. Walau dia orang Indonesia. Dia beda level dengan kita," kata Mark diiringi tertawaan dari Evelyn dan Andy.

Ceisya melirik sekilas pemuda berwajah blasteran itu. Ia tak bergeming. Hanya melirik sinis pada Mark kemudian melanjutkan kegiatan membacanya. 

"O... kay," Ceisya mengangguk kaku. Agak segan juga melihat aura yang dimiliki cowok itu.

"Oh iya, hampir lupa. Kamu tau Charlie yang berdiri di ujung sana?" Mark lagi-lagi menunjuk seorang pemuda di seberang lapangan baseball sana. Seragamnya persis dengan yang dipakai cowok Indonesia bernama Arga itu. Ia sedang tertawa bersama kumpulan teman-temannya diujung sana.

Ceiya menggeleng. "Dia orang Indonesia juga?" Tanyanya ragu. Persis seperti Evelyn. Cowok itu terlalu kelihatan bule untuk orang Indonesia. Apalagi mata birunya.

Mark menggeleng. "No... tapi dia bilang dia suka kamu, aku disuruh minta nomer kamu ke dia,"

"Oh really? Charlie minta nomer Ceisya?" Evelyn langsung bangkit. Meloncat menghampiri Mark dengan antusiasme tinggi.

"Buat apa?" Ceisya bertanya.

"Aku gak tau,"

"Jangan, aku gak suka nomer aku dikasih ke orang asing," tolak Ceisya mentah-mentah.

Dan hal itu entah kenapa malah membuat Evelyn menjerit histeris. "Oh Ceisya, really? Kamu yakin nolak gitu aja?" Tanya Evelyn tak percaya.

"Emang kenapa?" Ceisya mengernyit.

"Kalau diibaratin di Indo. Charlie itu sama kayak cowok tergantengnya sekolah. Tajir. Most wanted. Lo gak mungkin nolak dia,"

Ceisya mengangkat bahunya. "But i did."

"Yeah... but now you will be the stupid girl in this school."

Ceisya menggeleng. "Meh. Gue gak terlalu suka bule,"

"Oh my goodness!!" Pekik Evelyn tak percaya.

Andy yang melihat itu tertawa. "Evelyn... Ceisya beda dari lo. Itu kenapa 'cowok-cowok' suka sama dia, sekarang lo paham?" Tanya Andy membuat gadis blasteran itu melemparkan tinjunya pada cowok itu.

"Oh iya Sya... besok malam Andy ngadain pesta. Kamu harus datang, banyak orang-orang yang minta kamu buat datang. They want to know more about you," Mark kembali duduk disebelah Andy. Menepuk-nepuk bahu Andy yang mengangguk mengiyakan.

"Kita semua hadir. Bahkan Arga juga ikut disana," Andy melirik Arga yang masih diam duduk ditempatnya.

Ceisya mengigit bawah bibirnya. "Eung... kayaknya gak bisa deh, besok malam aku punya rencana sendiri,"

"Oh ayolah... it's gonna be fun!" Sahut Evelyn merangkul Ceisya. 

"No thanks... lagipula, aku gak terlalu suka party. Kalau sekedar ngumpul antara kita doang. Mungkin aku mau,"

"Itu pasti ngebosenin," Evelyn menggeleng tak setuju. "Ayolah... anggap aja pesta penyambutan teman baru dari Indo. Kenal sama banyak orang bukan jadi masalahkan? Apalagi kamu dapat banyak perhatian dari mereka." Bujuk Evelyn masih berusaha.

"Itu juga alasan kenapa aku gak mau datang,"

Evelyn mengernyit. "Kenapa?"

"Aku gak suka jadi perhatian,"

"Tapi--" belum selesai Evelyn melanjutkan kalimatnya, seorang cowok bernama Arga yang sejak tadi berdiam diri membaca buku tak jauh dari mereka menyela.

"Gak usah lebay," sahutnya tiba-tiba. "Lo juga sebenarnya seneng kan jadi perhatian orang-orang?" Arga meraih tas ranselnya. Menyampirkan tas itu disebelah pundak kanannya kemudian turun dari tangga pinggir lapangan menghampiri Ceisya dan Evelyn.

Alis Ceisya bertaut. Agak terkejut karena suara bariton yang dimiliki Arga terdengar amat berat. Apalagi saat melihat cowok itu berdiri, tingginya tidak main-main. Ceisya hanya sebatas dagu cowok itu. 

"Enggak kok. Lagian bukan sesuatu yang  pantas juga buat dibanggain," jawab Ceisya tak takut.

Evelyn yang melihat itu diam-diam mundur dan menjauh dari Ceisya. Ia duduk disamping Mark. Ketiganya kini jadi duduk berjejer menonton Ceisya dan Arga yang mulai berdebat.

Salah satu sudut bibir Arga terangkat. "Oh ya? Bukannya semua gadis sama? Suka jadi perhatian banyak orang?" Katanya dengan sinis.

Ceisya mengangkat sebelah alisnya. Tak merasa takut gadis itu melangkahkan kakinya maju satu langkah. "Kenapa lo pikir gitu? Lo tau banget soal gue?"

Masih mempertahankan senyum sinisnya, Arga melirik Ceisya dari atas sampai bawah. "Gak susah buat ditebak,"

Ceisya menyipitkan matanya. Kali ini merasa sangat tidak suka saat, Arga, cowok dihadapannya menatapnya seperti itu. Apalagi sampai menilainya dengan ke-sok tahuannya.

Kedua tangan Ceisya terlipat didepan dada. Tak ragu, Ceisya membalas dengan sama.

"Lo juga sama kayak cowok lainnya. Semua cowok suka jadi brengsek, lo salah satunya. Iya kan?" Kata Ceisya diiringi sorakan kompak dan heboh dari Andy, Mark, dan Evelyn seperti suporter sepak bola.

Senyum sinis Arga menghilang dari wajahnya. "Not really," katanya dengan nada mulai berbeda. Lebih intens.

"Oh ya? Dari cara lo mandang gue dan nilai gue hanya karena gue 'seorang cewek'. Lo termasuk cowok brengsek,"

Arga mendengus. Membuang mukanya ke arah lapangan sambil menyisir rambutnya ke belakang.

Arga kemudian mengangguk. Kembali menatap bola mata coklat tua Ceisya. "Kalau gitu jangan cari perhatian. Tunjukin kalo lo emang bukan cewek-cewek yang suka cari perhatian,"

"I'm sorry... untungnya buat gue?" Ceisya terkekeh. "Gue kesini buat belajar. Dan gak berniat buat jadi pusat perhatian. Gue disini mau jadi murid yang baik. Bukan ngurusin pendapat orang, lagipula... kalau tanpa gue ngelakuin apapun gue jadi pusat perhatian, bukannya itu berarti udah jelas?"

Salah satu alis Arga terangkat. Membuat Ceisya tersenyum lebar penuh kemenangan.

"Gue. Emang. Cantik," katanya disambut kompakan heboh dan kompak lagi menyerukan kemenangan dari para ketiga teman baru Indonesia-nya. 

Ceisya menepuk sekilas pundak tinggi Arga. "Gak usah iri," katanya kemudian berbalik badan lantas melambai singkat pada ketiga temannya yang masih tertawa puas.

Kelihatannya sudah keren persis seperti sang lead male yang baru saja mengalahkan telak lawan second male dalam cerita.

Selang beberapa langkah suara Arga yang berteriak kembali terdengar. "WOI!!"

Ceisya tidak berhenti, gadis itu hanya menolehkan kepalanya sekilas. Sambil mengedipkan sebelah mata ia tersenyum.

"See you, bastard."

 




♡♡




a/n:




Okay........

Hm
Hm
Heemmm.....




Komentar dan votenya bui buuu....


Btw jangan salah paham yah. Kalau Ceisya gak suka cowok bule.

Aku sih santuy ihihihi.






Continue Reading

You'll Also Like

597K 1.1K 5
Kumpulan Cerita Pendek, penuh gairah yang akan menemani kalian semua. 🔥🔥🔥
68.1K 15.1K 20
Swipe right. Dua kata yang tidak asing untuk pengguna dating apps. Bermula saat Liora merasa iri dengan teman-temannya yang sudah punya pacar, akhirn...
453K 41.6K 101
Gadis Sekarwangi, tidak pernah menyangka jika rumahtangga yang ia bangun bersama suaminya, Pradipta harus berakhir ditengah jalan karena sang suami k...
67.8K 234 4
bocil diharap menjauh