Madani (END)

By indahnursf

222K 23.1K 3.3K

Namanya Alissa Zunaira Madani. Perempuan berusia dua puluh tahun yang baru ingin memulai langkahnya dengan me... More

Prolog
Latar Belakang~
Berawal Dari Email~
Keputusan~
Kilas Balik Madani~
Hari Pertama~
Hari Kedua~
Fakta dan Pertemuan~
Kilas Balik Acha~
Hari Kelima~
Hari Ketujuh~
Minta Maaf~
Luka Masa Lalu~
Agama dan Kepercayaan~
Hari Kesebelas~
Yusuf dan Adam~
Sosok Lain Jonathan~
Belajar Islam~
Lima Belas Hari~
Teror dan Pelakunya~
Rasa Khawatir~
Ayuna dan Nathan~
Dua Kalimat Syahadat~
Islam Agamaku~
Al-Qur'an Untuk Nathan~
Titik Lemah Madani~
Fakta yang Sesungguhnya~
Nathan dan Acha~
Lamaran Untuk Acha~
Takdir Berbeda~
Senyum Ayah Kembali~
Hari Terakhir~
Kejujuran Yusuf~
Awal dan Akhir~
Patah Tumbuh Hilang Berganti~
Ku Lepas dengan Ikhlas~
Istikharah (End)~

Kisah yang Sama~

4K 486 93
By indahnursf

-Awali dengan Bismillah dan akhiri dengan Alhamdulillah-

🌼🌼

"Kisah yang sama kini terulang kembali. Tetapi ada satu hal yang berbeda, yaitu waktu dan keadaan."
Indahnursf~

🌼🌼

Ini bukan kisah antara Jonathan dan Acha lima tahun lalu. Ini kisah antara Jonathan dan Acha di masa sekarang. Kehidupan sesudah perjuangan di antara keduanya.

Siapa sangka seseorang yang berusaha untuk mengikhlaskan hati pada kerinduan akhirnya bisa kembali bertemu. Semua karena kekuatan cinta antara satu sama lain. Bukan soal keegoisan, tetapi soal perjuangan dan keimanan.

"Nath, aku kira kamu ke mana. Soalnya naskahnya sudah selesai ini. Cuma...,"

Seulas senyum Nathan tergambar di wajahnya, "Cuma kenapa, Madani?" tanya balik Nathan.

"Cuma aku bingung, ending naskahnya mau gimana. Mau di stop sampai kehidupan kamu yang mana?" tanya Madani lagi. Tinggal satu langkah lagi Madani sudah bisa menyelesaikan tugasnya.

"Endingnya nanti sampai saya menikah saja."

Deggg,

Kedua pipi Madani bersemu merah. Maksud Nathan apa? Menikah? Apa Madani tidak salah dengar...,

"Jangan serius banget, Madani. Saya bercanda kok." Nathan tertawa melihat ekspresi Madani. Dia yang ingin menikah tapi Madani yang begitu terkejut.

Embusan napas panjang Madani terdengar jelas, "Aku pikir kamu beneran mau nikah," ucap Madani. Dia meneguk teh yang dibuatkan Bi Iyem untuknya.

"Memang mau menikah kok, bulan depan," celetuk Nathan.

Uhukkkkk.

"Astagfirullah, Madani."

Nathan mengambilkan beberapa lembar tisu dan air mineral untuk Madani. "Kamu kenapa?" tanya Nathan memastikan.

"Ka--mu mau menikah? Serius?" Madani menatap Nathan serius. Beberapa detik kemudian dia menarik napas panjang dan menunduk. Entah kenapa sejak kemarin perasaannya seperti ada yang aneh. Madani bingung, yang aneh itu dirinya atau Nathan.

"Insya Allah, doakan saja ya, Madani," pinta Nathan.

Madani meneguk salivanya. Dalam otaknya saat ini, berputar pertanyaan-pertanyaan yang ingin dia ajukan pada Nathan.

Siapa perempuan yang ingin Nathan nikahi?

Siapa perempuan itu?

Setahu Madani sejauh ini Nathan tidak pernah dekat dengan perempuan mana pun. Ya, Madani berani berkata seperti itu karena memang Madani tahu kesibukan Nathan. Hampir setiap hari selama hampir satu bulan ini Madani selalu bersama Nathan. Diam-diam tapi pasti, Madani memperhatikan Nathan.

"Madani, sejak kapan datang?" Suara Risty memecahkan keheningan di antara Nathan dan Madani.

"Eh, Ris. Baru sekitar lima belas menit yang lalu," jawab Madani kemudian memeluk Risty. Tepatnya, Risty duluan yang memeluk Madani. Mereka baru bertemu beberapa hari tapi sudah merasa dekat. Madani senang bisa bertemu dan berteman dengan kembaran Nathan ini, selain baik, ramah, Risty juga tipe periang persis seperti Nathan. Begitu juga dengan Risty, dia merasa senang saat bisa berteman dengan Madani. Dia gadis yang baik, bisa menghargai orang lain, dan tidak sombong. Keduanya sudah semakin dekat bahkan Risty sudah tidak merasa canggung lagi dengan Madani.

"Hm, endingnya sampai saya menemukan sosok yang hilang, namun kini telah kembali. Cahaya yang ditinggalkan karena perbedaan, kini kembali bertemu karena seiman. Seperti itu saja, ya. Oke saya izin keluar dulu, ada hal yang harus saya selesaikan. Kamu tidak apa-apa, kan sama Risty?" Nathan menunggu respons Madani.

Kalau bisa mengatakan yang sebenarnya maka Madani akan mengatakan dia akhir-akhir ini merasa aneh dengan sikap Nathan yang berbeda. Tidak seperti biasanya.

"Santai, gue mau ajak Madani makan, kok. Setelah itu mau ke rumah sakit," ucap Risty. Madani menatap Risty bingung. Sebab, Madani merasa tidak punya janji apa-apa pada Risty.

"Sudah, kamu ikut gue makan aja ya. Kita jalan-jalan, kamu terlalu lelah menghadapi semua ini, Madani. Kamu juga butuh refreshing, oke," titah Risty.

"Kamu ... ada urusan kantor ya, Nath?" tanya Madani yang hanya ingin memastikan.

Nathan tersenyum, "Nanti kamu tahu sendiri, Madani. Saya pamit dulu, ya. Assalaamualaikum." Salamnya kemudian meninggalkan Madani yang masih terdiam dengan seribu pertanyaan mengambang di otaknya.

"Gue siap-siap dulu, ya. Setelahnya kita makan terus ke rumah sakit, oke," ucap Risty. Madani hanya mengangguk seraya tersenyum. Saat ini dia benar-benar bingung dengan sikap Nathan. Hatinya berkata seperti ada sesuatu yang menjadi teka-teki. Madani tidak pernah melihat Nathan bersikap seaneh ini.

🌼🌼

"Cha, kamu mencintai saya?" tanya Nathan sungguh-sungguh. Saat ini dia datang ke rumah Acha untuk bertemu dengan perempuan yang selama bertahun-tahun ini mengisi hatinya. Nathan sudah bertemu dengan ayah Acha, dan untuk pertama kalianya Nathan bertemu dengan ayahnya Acha.

"Kenapa kamu bertanya hal itu, Nath?" tanya Acha seraya menunduk. Degup jantungnya seperti pacuan kuda. Hanya Acha yang tahu bagaimana detak jantungnya saat ini. Andai jantungnya bisa berbicara, mungkin jantung Acha sudah protes pada si pemiliknya.

Seulas senyum Nathan tergambar di wajahnya, "Saya hanya ingin memastikan semuanya, Cha. Apa benar kamu mencintai saya, atau hanya saya saja yang mencintaimu seperti dulu ... Cha, mencintai sendirian itu menyakitkan," ucap Nathan dengan nada akhiran yang lirih bagi Acha.

"Kamu ingin tahu jawabannya?" tanya balik Acha. Nathan mengangguk seraya menatap Acha sekilas. "Apakah kamu berpikir kalau aku selama bertahun-tahun ini tidak menanti kehadiranmu? Tidak merindukanmu? Apakah kamu pikir aku sudah melupakanmu, Nath? Apa kamu pikir aku tidak lagi mengingat tentangmu? Ketahuilah, aku tidak pernah bisa melupakanmu. Dulu, aku pernah berusaha untuk membencimu, memakimu, menghapuskan semua tentangmu, membenci dirimu, tetapi itu sia-sia. Aku tidak kuasa untuk melawan semua itu. Bahkan aku sering mendoakanmu dalam doaku, semoga suatu saat kamu bisa menjadi seorang mualaf dan mewujudkan janjimu dulu padaku. Aku pikir, ini sudah hampir memasuki tahun keenam, barangkali kamu sudah melupakan janjimu, logikaku berkata aku harus melupakanmu tetapi hatiku selalu menolak itu. Hatiku berkata, kau akan datang suatu hari nanti dan mewujudkan janjimu dulu. Ya, begitulah kata hatiku yang membuatku untuk tetap menunggumu walau aku sendiri tidak tahu sampai kapan aku akan tetap menunggumu. Aku sendiri tidak bisa membatasi rasaku untukmu, Nath," jelas Acha. Helaan napas panjang dengan bulir air mata mengiringi suara hati Acha saat ini.

Nathan tersenyum ... ternyata selama ini bukan hanya dia yang mempertahankan rasa untuk Acha, tetapi perempuan itu juga mempertahankan rasanya. Nathan pun merasakan apa yang Acha rasakan. Bertahun-tahun banyak hal yang Nathan lalui, mulai dari kehancuran keluarganya, cita-cita dan mimpi Risty, perjalanan dirinya dalam mencari keimanan, pelajaran berharga yang selalu Nathan dapatkan di setiap langkah kakinya. Jatuh bangunnya Nathan dalam mencari kedamaian dan ketenangan jiwa. Semua sudah Nathan lalui. Hingga saat hatinya berkata, sekarang adalah waktunya Nathan untuk mencari seseorang yang sudah sangat dia rindukan.

Jika ditanya, kenapa Nathan begitu mencintai Acha. Apa kelebihan yang Acha punya? Maka Nathan cukup tersenyum untuk menjawabnya. Tidak ada yang tahu betapa spesial dan berbedanya Acha bagi Nathan. Acha bagai mutiara di dalam karang, dia terlindungi, terjaga, dan tidak semua orang bisa dekat dengannya. Dia berbeda dari perempuan pada umumnya. Acha adalah, mutiara berharga yang selalu Nathan doakan. Mutiara yang begitu mahal dan tak ternilai harganya. Acha bukan perempuan bak model atau puteri kecantikan, Acha hanya seorang gadis polos dengan wajah teduhnya. Dengan senyum lembut bagai sutera. Binar matanya menyiratkan kasih sayang, pakaian panjangnya menjuntai menutupi dirinya yang selalu Nathan sebut sebagai; mutiara dalam karang.

🌼🌼

"Mama harus sembuh, ya. Mama harus hadir di pernikahan Jo nanti," ucap Nathan seraya menggenggam kedua tangan mamanya. Seulas senyum Nathan begitu meneduhkan. Sosok perempuan paruh baya yang terbaring di bangsal rumah sakit terlihat begitu lemas.

"Kamu mau menikah, Nak?" tanya balik sang ibu saat mendengar ucapan Nathan.

Nathan mengangguk, "Insya Allah, Ma. Doakan semuanya lancar. Doa Mama yang selalu Jo tunggu, Jo berharap Maka tidak pernah lupa untuk mendoakan Jo dan Risty walau Mama sudah punya kehidupan baru. Doa dari Mama dan Papa adalah bentuk cinta kasih kalian untuk kita berdua," pinta Nathan.

Bulir air mata jatuh dari mata sayu perempuan paruh baya itu. Andai dia bisa menyingkirkan egonya sebentar saja. Maka dia akan mengatakan pada kedua anaknya kalau dia menyesal ini semua terjadi. Dia benar-benar menyesal bisa melakukan kesalahan terbesar yang baginya seperti mimpi buruk ini. Andai waktu bisa diputar ulang, maka dia akan meminta agar Tuhan mengembalikan kelengkapan keluarga mereka.

Semua karena ego.

"Mama sekarang menyesal, hah?!" bentak Risty. Sorot matanya menggambarkan ketidaksukaan pada perempuan paruh baya yang mereka sebut sebagai ibu.

Mungkin, bagi Nathan dia bisa berdamai dengan masa lalu, melupakan dan mengikhlaskan semua waktu-waktu berharga mereka yang sangat membutuhkan sosok orang tua begitu saja. Namun, tidak dengan Risty. Bagaimanapun keadaannya sekarang, Risty tetap masih menyimpan rasa sakit di hatinya. Siapa yang tidak sakit jika diperlakukan seperti itu. Di saat posisi mereka berdua sedang butuh rangkulan dari orang tua, butuh dekapan hangat dan semangat dari keduanya, tetapi keduanya malah melakukan hal yang sangat fatal. Karena ego keduanya mereka rela mengorbankan masa depan dan mimpi kedua anaknya. Mungkin, jika Risty dan Nathan tidak bangkit dari keterpurukan itu, maka mereka tidak akan berada di posisi sekarang. Terutama Nathan, yang merelakan semuanya demi bisa mewujudkan mimpi-mimpi Risty. Baginya Risty adalah nomor satu daripada hidupnya sendiri.

"Nak ... maafin Mama, jangan benci Mama, ya. Mama sungguh minta maaf pada kalian berdua, Mama mohon maafkan Mama," ucapnya lirih. Suara itu diiringi dengan air mata. Kedua tangan yang sudah mulai keriput itu mencoba untuk meraih tangan Risty. Tetapi yang dilakukan Risty adalah menolak dan menjauhkan tangannya.

Rasa sakit hatinya terhadap perempuan di hadapannya ini begitu besar. Bahkan kasus perceraian kedua orang tuanya pun berpengaruh pada latar belakang Risty dan Nathan. Sebagian besar teman-teman Risty sering mengejek Risty dan membully Risty. Tetapi, Risty hanya bisa diam. Salah satu alasannya Risty untuk mengambil beasiswa agar terhindar dari semua rasa sakit itu.

Perselingkuhan di antara keduanya telah menjadi buah bibir masyarakat luas. Risty sungguh tak tahan mendengar itu. Risty tak mampu untuk menutup semua mulut-mulut mereka, karena itu dia hanya bisa menutup kedua telinganya agar tidak mendengar ucapan pedih dan menyakitkan itu.

Nathan....,

Ya, Nathan adalah sosok pengganti ayah dan ibu bagi Risty. Saat Risty menangis, Nathan-lah yang memeluknya dan menenangkannya, saat Risty kecelakaan Nathan-lah yang mengurus Risty. Di saat Risty jatuh berulang kali, Nathan-lah yang menyambutnya untuk kembali bangkit dan berjuang.

"Maaf tidak bisa mengubah apa-apa yang sudah terjadi. Bahkan, kata maaf tidak berguna," pungkas Risty.

"Risty ... minta maaf sama Mama sekarang!" tegas Nathan.

"Tidak akan!" balas Risty dengan tegas pula.

"Risty, dia yang telah melahirkan kita. Nyawanya dia korbankan untuk kita. Tanpa pengorbanan dia, kita tidak akan ada di dunia ini. Allah berikan Mama kekuatan untuk bisa melahirkan kita, jika Allah tidak mampukan Mama saat itu, baik Mama ataupun kita, tidak akan ada di dunia ini. Satu kesalahan jangan sampai bisa menghapuskan semua kebaikan Mama. Maafkan Mama dan berdamailah agar hatimu tenang, Ris. Minta maaf dan peluklah Mama. Kamu merindukan pelukannya, kan?"

Hening.

"Risty, Abang tahu kamu anak yang baik. Peluklah Mama sekarang, atau kamu menyesal selamanya," instruksi Nathan.

"Ma ... maafin Risty, Ma." Risty terisak seraya memeluk perempuan paruh baya itu.

"Mama yang salah, Nak. Mama wajar mendapatkan ini dari kalian. Makasih Risty dan Jo sudah mau memaafkan kesalahan Mama, dengan begitu Mama bisa kembali tenang," ucapnya lirih.

"Risty sayang Mama. Jangan pergi lagi ya, Ma dari kita berdua. Kita butuh Mama," pinta Risty. Dengan tangan gemetar Risty memeluk tubuh perempuan rentah itu begitu juga dengan Nathan yang ikut memeluk keduanya. Bagaimanapun juga, mereka adalah perempuan yang selalu Nathan sayang, di dalam darahnya ada hubungan darah juga dengan keduanya.

"Mama sayang kalian, Nak. Maafkan atas semua kesalahan Mama dulu."

🌼🌼

-Utamakan Salat dan Membaca Al-Qur'an dalam Segala Hal-

🌼🌼

Assalamualaikum warahmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah akhirnya Nday bisa kembali update cerita Madani. Bagaimana ada yang rindu Madani?

Nday harap kalian semua bisa mengambil hikmah dari setiap apa yang Nday tulis. Jangan lupa untuk mendukung tulisan-tulisan Nday, ya. Dengan dukungan kalian, bisa melihatkan bahwa kalian menyukai karya Nday.

Sampaikan juga kritik dan saran yang membangun dengan cara yang baik. Semua kritik saran akan Nday terima asal dengan sopan, ya.

Follow akun ini ya, agar tidak ketinggalan informasi. Likes juga setiap babnya serta berikan komentar yang membangun.

Kalau Madani nanti terbit, ada yang mau beli ga?🤣

Follow IG: Indahnsf_ dan Cahaya_publisher

Salam sayang,
Ketua dari geng SSI❣️
Indahnursf 🌼

Continue Reading

You'll Also Like

17.8K 2.2K 42
Saat latar belakang kehidupan yang sebenarnya baru ia tahu, dirinya jatuh. Memeluk lara. Mendekap kecewa yang menumpuk dalam dadanya. Menahan sesak y...
2.5M 294K 68
ZINNIA : CINTA TANPA KOMA Novelnya masih bisa dipesanπŸ“Œ β‰ͺβ€’β—¦ ❈ ◦‒≫ Fyi: alurnya masih berantakan, yang rapi versi novelnya. Gak maksa kamu buat baca...
290 107 11
Pernahkah kalian merasakan , Cinta kepada orang yang bahkan belum mengenal dirimu ? Cinta dalam diam tiada seorangpun yang tahu, kecuali dirimu dan T...
39.5K 1.8K 26
"Wanita itu suci, bagaikan sajadah. Karna, diatas wanita lah lelaki akan beribadah." Fatimah mengerutkan keningnya. "Maksudnya? Perempuan dijadikan s...