Two Alpha✅

By NoonaMVP

242K 27.2K 4.9K

Dua alpha bersama? Mungkinkah? Bagi Jaehyun, hidup itu harus dinikmati. Ia tidak mau terbebani dengan tanggun... More

Bag. 01
Bag. 02
Bag. 03
Bag. 04
Bag. 05
Bag. 06
Bag. 07
Bag. 08
Bag. 09
Bag. 10
Bag. 11
Bag. 13
Bag. 14
Bag. 15
Bag. 16
Bag. 17
Bag. 18
Bag. 19
Bag. 20
Bag. 21
Bag. 22
Bag. 23
Bag. 24
Bag. 25
Bag. 26
Bag. 27
Bag. 28
Bag. 29
Bag. 30
Bag. 31
Bag. 32
Bag. 33
Bag. 34
Bag. 35
Bag. 36
Bag. 37
Bag. 38
Bag. 39
Bag. 40
Bag. 41
Bag. 42
Bag. 43
Bag. 44
Bag. 45
Epilog

Bag. 12

8.3K 732 136
By NoonaMVP


🔞🔞🔞

"Dengar, Jaehyun-ah. Untuk apa kau ingin ke Redmoon sebenarnya?"

Jaehyun, meringkuk menatap hiasan di atas tempat tidurnya, sebuah penangkap mimpi. Ia ingat itu adalah buatan ibunya sebagai hadiah saat ia berulang tahun ke-15.

Saat itu, banyak sekali mimpi buruk yang datang silih berganti tiap malam. Mimpi-mimpi yang terus datang mengganggu tidurnya, mengusik ketenangannya.

Sejak sang ibu memasang perangkap mimpi itu, tidurnya kembali nyenyak lagi.

Sementara itu, satu-satunya jawaban yang Jaehyun punya untuk pertanyaan Johnny saat ini hanyalah ... ia merindukan ibunya.

"Tidak ada. Aku hanya ingin bertanya mengapa mereka pergi tanpa pamit, meninggalkanku begitu saja seperti ini."

Tentu Jaehyun tidak akan mengatakan yang sebenarnya.

Ia tidak ingin menambah beban Johnny. Karena ia tahu saat mengatakan rindu, Johnny pasti akan berusaha untuk mencari waktu.

Ia bahkan tidak bisa memahami Johnny. Terkadang pria ini tampak acuh tak acuh, namun di lain waktu kembali menjadi hangat seperti yang pernah ia kenali. Itu membuatnya bingung sendiri.

Jaehyun menarik napas panjang, matanya terpejam saat Johnny mengusap kepalanya.

Hangat sekali.

Setiap sentuhan Johnny membuat Jaehyun tak ingin kehilangan sedetikpun waktu bersamanya. Namun, itu tak mungkin.

Seandainya ia bisa menghentikan waktu ....

"Kau tahu, Jaehyun-ah? Ibumu menyerahkan dirimu padaku. Hidupmu menjadi tanggung jawabku. Aku tidak akan membawamu ke mana-mana bahkan meski ibuku yang memintanya."

Jaehyun membalikkan tubuhnya, kini ia berbaring telentang. Iris cokelat yang terhias bulu mata panjang itu menatap ke arah Johnny, bibirnya cemberut, "Benarkah? Padahal aku sudah yakin jika kau akan melakukan apapun jika aku yang meminta."

Mendengar itu, Johnny terbahak sebelum membungkuk, menyatukan lagi belah bibir yang belum lama terpisah karena ingin bicara.

Tak hanya bibir, namun sensasi saat kulit polos mereka yang saling bersentuhan menghantarkan rasa panas yang memabukkan.

Tangan yang lebih besar mulai lancang, menyusuri rahang, leher, hingga menemukan titik kecil yang membuat Jaehyun melenguh panjang.

Ciuman yang tadinya seringan kupu-kupu, kini berubah menggebu. Bibir terbuka, lidah saling merebutkan dominasi, saling sesap hanya untuk bertukar rasa.

Manis, namun juga menghantarkan rasa sendu. Perasaan sepihak yang mungkin hanya Jaehyun yang mampu merasakannya.

Sampai kapan ... sampai kapan ia dimiliki, namun tak bisa balas memiliki.

Perasaan haus akan sentuhan perlahan mengaburkan keinginan terdalamnya.

Ciuman mereka masih berlangsung, namun tangan Johnny sudah berpindah. Tanpa Jaehyun sadari sebuah jari mengoyak lagi harga diri yang ia miliki.

Erangan dan desahan gila membuatnya mulai berpikir, apa arti status alpha bagi dirinya saat ini. Karena saat bersama Johnny ia bahkan tidak tahu apa itu Alpha, Beta, dan Omega lagi.

"Ngh~ Johnny ...."

Johnny membalik tubuh Jaehyun, dengan rakus menjilat anal Jaehyun yang sudah memerah basah. Tak peduli jika peluh mulai membasahi sprei, bahkan tak lama, hanya dengan beberapa hisapan, Jaehyun semakin membasahi ranjangnya dengan cairan kental yang keluar dari dalam dirinya sendiri.

Surai coklat berantakan itu tersibak, masih menungganginya, Johnny membungkuk lagi, mencuri ciuman sembari mengalihkan perhatian. Tak butuh persiapan lebih banyak, ia pun memasuki Jaehyun yang lagi-lagi hanya bisa menjerit di bawahnya.

Kesenangan Johnny tak hanya sekedar karena kenikmatan yang Jaehyun berikan saat anal serigala coklat ini menjepit miliknya dengan erat. Namun, kesenangan yang sesungguhnya adalah saat Johnny menyadari bahwa ia bisa menaklukkan alpha lainnya.




*

*

*

Two Alpha

Johnny x Jaehyun

*

*

*


"Hyung, apa kau tahu bagaimana cara agar aku bisa menjadi manusia biasa?"

Mendengar pertanyaan tak lazim, Taeil pun menghentikan kegiatannya dan menghampiri Jaehyun yang sedang merenung menatap sinar bulan di atas sana.

Dengan tenang Taeil bertanya apa maksudnya.

Jaehyun pun menjawab lirih, "Tak ada yang spesial dari diriku. Aku alpha tapi tak berguna, nasibku juga buruk, dan takdirku gelap. Setiap langkah yang aku ambil ... aku merasa jika hanya akan menyusahkan kalian saja pada akhirnya."

Jaehyun kali ini memalingkan wajah, sepenuhnya menatap ke arah Taeil yang masih mencoba untuk mencerna.

"Jae-"

"Aku juga mencintai alpha pack kita, Hyung. Aku memaksanya melakukan itu padaku, membuatnya menandaiku. Berharap dia akan menjadi milikku. Hanya saja, kini ... kenapa aku merasa sangat kosong dan hampa?"

Taeil menahan napas mendengarnya.

Namun, seolah tak menyadari perubahan kecil di dalam ekspresi Taeil, Jaehyun melanjutkan, "Bagaimana caranya agar aku menjadi manusia biasa? Agar aku bisa terbebas dan segera pergi dari tempat ini. Sungguh, Hyung ... aku bahkan tidak tahu kalau rasanya akan semenderita ini. Mendapatkannya ... aku bahagia, tapi hati kecilku menolak kebahagiaan itu dan terus menerus mengirim rasa sakit yang entah sampai kapan aku bisa menanggungnya."

"Jaehyun-ah ... saat melakukan itu bersama Johnny, apa kau merasakan ada sesuatu yang hilang dari dalam dirimu?"

Jaehyun mengangguk.

"Apa itu?"

"Harga diri. Kupikir aku akan lega dan bahagia. Namun, di balik perasaan suka cita yang aku rasa, ada kehampaan juga yang tiba-tiba mendera. Seperti yang kukatakan tadi, hatiku seakan tak mengijinkanku untuk bahagia."

Tepukan pelan pada bahu Jaehyun rasakan, ia kembali menoleh, dan sudah mendapati Taeil yang memandangnya datar.

"Tak hanya harga diri, tapi kealphaan, juga mate ... saat Johnny berhasil menandaimu, kau sudah kehilangan semua itu."





**







Masih di bawah pengaruh kenikmatan sesaat, masih mendesah akibat tumbukan keras pada analnya karena Johnny yang tak kunjung melepaskannya, dan masih dalam ingatannya tentang perkataan Taeil dua jam sebelumnya ... Jaehyun benar-benar didera perasaan gelisah dan tak nyaman.

Tubuhnya jelas menikmati.

Tapi, hati tak bisa membohongi.

Di sela desah napas yang menderu, Jaehyun menarik tengkuk Johnny, menciumnya sekilas sebelum berbisik rendah, "Johnny, tidak bisakah kau terus seperti ini?

Namun, Johnny yang biasa perhatian, kini sama sekali tak terlihat mendengarkan. Pria itu terus memuaskan dirinya dan Jaehyun tak peduli apapun juga.

Terbersit rasa kecewa, hanya saja ... seperti yang Taeil katakan, ia sudah kehilangan segalanya.

Segalanya untuk seseorang yang bahkan mungkin masih menatapnya dengan sebelah mata saja.





**







Jaehyun tampak sudah tertidur. Sepertinya kelelahan.

Johnny menarik selimut dan menutupi tubuh polos Jaehyun yang penuh bercak merah.

Hanya saja, rasanya sulit dijelaskan. Kenapa Johnny merasa jika malam ini Jaehyun tak menikmatinya?

Apakah masih karena tak mampu menandainya?

Atau karena Taeil yang sudah memberitahu tentang masalahnya?

"Taeil Hyung melarangku pergi kemanapun."

"Begitukah?"

Jaehyun menatapnya, "Dari ekspresimu, sepertinya kau sudah tahu."



Johnny paham kekhawatiran Taeil, tapi mana mungkin membuat Jaehyun terus bersembunyi.

Melihat ke arah jendela, Johnny tahu jika hari sudah pagi.

Berniat untuk bertemu dengan Taeil dan membahas masalah ini, Johnny pun segera mengambil pakaiannya sebelum berlari ke arah pancuran kecil di bagian belakang rumah Jaehyun.

Setidaknya ia harus mandi.

Hanya butuh waktu sepuluh menit baginya untuk bersiap, dan saat berjalan ke kamar, Johnny masih melihat Jaehyun yang terlelap.

Dipandanginya wajah manis itu sesaat sebelum memutuskan untuk menulis catatan. Khawatir jika Jaehyun mencarinya saat bangun nanti.

Namun, yang Johnny lupa adalah ... setiap kali mereka selesai berhubungan intim, Jaehyun pasti akan mengalami fase koma dalam beberapa jam atau hari. Yang awalnya Johnny pikir itu hanya tertidur biasa, tapi disanggah oleh Taeil.

Tanpa mengingat itu, Johnny pergi meninggalkan Jaehyun sendiri.





**





Suasana pagi itu sibuk sekali, seperti yang selalu terjadi setiap hari.

Para omega melakukan tugasnya, dan kebanyakan dari mereka mengurus persediaan bahan makanan.

Para gamma mondar-mandir untuk bergantian berjaga. Kesibukan yang lumrah.

Johnny terus berjalan, ia pun sesekali membungkuk dan tersenyum bila bertemu dengan seseorang yang lebih tua, terlebih jika yang ia temui adalah alpha. Langkahnya terus melaju, membelah kerumunan serigala-serigala kecil yang sedang bermain entah apa.

Hingga ia merasa ada yang mengikuti langkahnya. Johnny pun menoleh, "Ada apa, Mark?"

Mark, si serigala remaja itu tersenyum. "Hyung, kau melihat Jaehyunie Hyung? Lama aku tidak bertemu dengannya."

"Dia ada di rumahnya, kau bisa ke sana besok. Sekarang dia sedang beristirahat."

Raut khawatir pun segera Johnny dapati dari wajah serigala muda itu. Dengan penuh perhatian Johnny pun menenangkan dengan menepuk bahu Mark. Mengatakan bahwa Jaehyun baik-baik saja dan hanya ingin tidur sepanjang hari.

"Begitu, ya?"

"Mm. Karena itu kau datang saja besok. Sekaligus aku ingin minta tolong untuk menjaganya."

"Memangnya Hyung mau ke mana?"

"Aku harus pergi, hanya sebentar. Tapi, aku takut terjadi sesuatu padanya. Karena itu Mark, bisakah kau menemaninya sementara aku tidak ada di sini?"

Dengan anggukan, Mark pun mengangguk mantap.

Begitu selesai dengan urusannya bersama Mark, Johnny pun melanjutkan perjalanan. Namun, begitu tiba di pondok Taeil, ternyata Doyoung juga Jeonghan sudah ada di sana.

"Apa yang kalian berdua lakukan di sini?"

Jeonghan ingin menjawab, namun Doyoung lebih dulu membuka mulutnya, "Mengambil obat-obatan untuk dibagikan."

"Apa ada yang sakit?"

"Tidak, hanya untuk berjaga-jaga." Doyoung menerima bungkusan dari Taeil, dan berjalan ke arah pintu. "Ya, sudah. Kalau begitu aku duluan, ya."

Perhatian Johnny pun kini beralih pada Jeonghan. "Lalu, kau?"

Jeonghan tampak ragu. Ingin bertanya atas apa yang ingin ia adukan pada Taeil, namun jelas takut. Tentu saja ia masih sayang nyawa. Terlebih apa yang ada di pikirannya ini menyangkut alpha pack dan sahabat kesayangannya.

Jelas Jeonghan mengkhawatirkan lehernya yang bisa langsung dipatahkan Johnny bila salah bicara.

"Ada apa denganmu? Kau tidak ingin menjawabku?"

Johnny pun duduk, dan Taeil dengan gampangnya memukul kepala Johnny. Yang sebenarnya, tidak berarti apa-apa bagi Johnny.

"Kau menakutinya. Bertanyalah tanpa mengeluarkan aura alphamu, bodoh!"

Sebenarnya Taeil takut juga, tapi karena mereka sudah dekat sejak kecil, Taeil bisa yakin jika Johnny tidak akan melukainya. Terlalu percaya diri mungkin, entahlah. Taeil hanya merasa yakin saja.

"Dia mencurigakan."

"Yang paling mencurigakan di sini adalah kau. Katakan Johnny, apa kau melakukannya lagi? Mana Jaehyun?"

Johnny sedikit terkejut, "Dari mana kau tahu?"

Taeil membawakan Johnny dan Jeonghan satu teko penuh teh herbal. Omega itu pun tak lupa menuangkan ke cangkir dan memberikannya satu per satu pada dua tamunya. Begitu selesai barulah ia duduk.

"Dini hari tadi aku dan Jeonghan ke rumah Jaehyun, berniat untuk membawanya ke sini pagi-pagi. Tapi, astaga ... Johnny, aku tidak tahu jika kau semesum itu."

"Hyung-"

Johnny melirik Jeonghan yang masih menutup mulut.

"Tunggu, apa itu berarti dia tahu?"

Taeil mengangguk.

Johnny menatap Jeonghan. "Baiklah. Oh, ya hyung, jagalah Jaehyun saat aku mengantar Tzuyu ke BlueMoon besok, dan selama itu juga tolong pikirkan bagaimana cara agar bauku di tubuhnya bisa tersamarkan."

"Johnny-"

"Aku minta tolong padamu sebagai ketua kawanan. Aku melakukan ini untuk melindungi Jaehyun. Sampai aku mendapatkan cara untuk memberitahu para tetua, aku mohon ... bantu dia."

Taeil memandang Johnny lama, dan ia tidak tahu lagi bagaimana memberitahu serigala ini agar berhenti.

"Jeonghan, kuharap kau bisa menjaga mulutmu atas masalah ini."

Merasa tak ada urusan lagi, alpha pack itu pun pergi.





TBC

Continue Reading

You'll Also Like

3.9K 451 33
Saat listrik menyala Alan langsung siap sedia. "Nah akhirnya nyala." Ucap reno dan berbalik badan. Lalu... Baca sendiri. [Ending]
15.7K 1.7K 13
Taehyun, lelaki berumur 25 tahun pemegang jabatan sebagai CEO dari perusahaan milik Ayah nya tiba-tiba saja di jodohkan oleh Ibu nya dengan lelaki ca...
264K 20.9K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
53.8K 5.5K 33
Huang Xuxi, laki-laki dengan trauma masa lalu yang memilih menjalani perawatan di Asylum untuk menghindari dunia luar. Suatu kebakaran tak terduga m...