7 R I N G S - J E N N I E

By holonely

265K 31.8K 3.9K

Terima kenyataan untuk tinggal di dorm sisa-sisa? Bareng 7 cowok ganteng? Pilih siapa? Attention! • bahasac... More

prolog
hana
dul
set
net
daseot
yeoseot
ilgop
yeodeol
ahop
yeol
yeolhana
yeoldul
yeolset
yeolnet
yeoldaseot
yeolyeoseot
yeolilgop
yeolyeodeol
yeolahop
seumul
seumul hana
seumul dul
seumul set
seumul net
seumul daseot
seumul yeoseot
seumul ilgop
seumul yeodeol
seorun
seorun hana
seorun dul
seorun set
seorun net
seorun daseot
seorun yeoseot
seorun ilgop
seorun yeodeol
seorun ahop
maheun
maheun hana
maheun dul
maheun set
maheun net
New Genre
Choose Your Pair!!
ADA SEASON 2 NYA!!!!
Hayuu mampir bentar
THEY ARE BACK!!

seumul ahop

4.4K 620 62
By holonely

Satu buah binder dan beberapa buah pena warna warni nampak tersebar di atas meja. Bomi terlihat selalu menukar penanya setiap kali ingin mencatat hal baru di dalam binder berwarna biru navynya itu.

"Bom, nih!".

Sebuah snack dengan kemasan berwarna merah muda itu dilemparkan Hani ke atas meja Bomi. Bomi menoleh, menemukan Hani dengan wajah cemberut dan area bibirnya yang nampak belepotan.

"Lo ngabisin duit lagi buat beli ini jajan?", omel Bomi ketika baru sadar dengan kemasan snack berwarna pink yang baru saja di lempar Hani tadi.

Hani mendengus sambil mulai mendudukkan bokongnya tepat disamping Bomi, "Gue pikir bakal hoki dapetin tiket konser nonton BigBang. Perut gue rasanya udah mau pecah makanin itu jajanan. Kalo gak dimakan, kan sayang", gerutunya.

Bomi cuman bisa tertawa renyah mendengar alasan dibalik Hani yang mau membebeni perutnya dengan snack kaya akan micin itu.

"Eh, tulalit! Lo mau aja, sih ditipu sama pabrik komersial kayak gitu! Nih, gue kasih tau, ya! Peluang lo buat dapet tiket konser BigBang dari jajanan snack kayak gitu cuman sekitar 0,00000000, which means GAK BAKAL DAPET!", sembur Bomi, membuat Hani semakin kesal dan memanyunkan bibirnya.

"Lagian, mau dapet tiket konser BigBang ngarepin hadiah jajanan snack. Nabung, Madu!", celetuk Bomi.

"Ah! Berisik tolol!", Hani membalas sambil mulai melemparkan pandangannya ke arah lain sembari tangannya yang Ia lipat di depan dada sangking udah keselnya di ceramahin aja daritadi sama si Bomi.

Bomi cuman bisa tersenyum gemas sambil mulai melanjutkan aktivitasnya tadi.

Hani tiba-tiba memutar badan, kembali menganggu Bomi dan dunianya saat itu, "Bom. Boleh nanya, gak?".

Bomi menoleh, "Ya nanya aja, lah dongo! Lo pikir lo lagi ngomong ama siapa, sih goblok?! Mau nanya aja pake izin boleh apa engga. Kaku amet, lu!", belum apa-apa Hani udah disembur duluan.

"Yee!! Kalo gak gue tanya dulu entar lu merepet, bangsul! Ntar siapa yang mau disalahin? 7 Rings? Ya, gue kan?!", Hani kembali menyemprot, membuat Bomi cuman bisa mendengus.

"Yaudah, apa?".

Hani terdiam. Mencoba mendekatkan dirinya kepada Bomi sambil mulai membisikkan sesuatu, "tentang Jennie".

Pupil Bomi membesar ketika mendengar nama Jennie yang baru Hani sebutkan itu.

"Gue yakin, pasti ada sesuatu yang lo tau tentang Jennie dan mukanya yang kayak abis berantem itu. Dia beneran abis berantem? Lo tega banget, sih main sembunyi-sembunyi? Kita berteman udah berapa abad, sih rupanya sampe yang kek gitu gak mau cerita?", Hani malah curcol, membuat Bomi memutar matanya malas.

"Gak usah hiperbola! Bukan gue gak mau cerita, ini aib. Dan gue gak sanggup kalo ada yang tau soal ini", jawab Bomi.

Hani cuman bisa menghela nafas, kembali melemparkan satu pertanyaan baru kepada Bomi, "Terus kemaren gue denger lo ngelabrak Hanbin, ya? Sanggup lo ngelabrak salah satu the most wanted guy dikampus? Lo gak feel dugeun-dugeun waktu ngelabrak Dia?", Hani mulai terlihat kepo sambil tersenyum gemas. Namun respon yang diberikan Bomi malah dingin dan gak antusias sama sekali.

"Engga! Malahan gue enek ngeliat Dia! Cowok brengsek gak punya kontol! Bangsat!", Bomi langsung menggerutu sendiri, membuat Hani bener-bener kaget.

"Anjir! Lo sanggup ngomong kek gitu tentang Hanbin?", tanyanya gak percaya.

"Ni, Han. Dengerin gue. Biar lo paham. Ngeadmire seorang Hanbin setahun belakangan ini bener-bener merupakan kesalahan terbesar dalam hidup gue. Gue liat semuanya. Jennie itu abis digebukin sama gengnya Sana di toilet dengan alasan 'Jennie yang ganjen ke Hanbin'. Dan kebetulan Hanbin datang disana, tapi bukan sebagai penolong. Sebagai pengeruh suasana. Coba lo bayangin kalo Hanbin ngomong ganjen ke lo dan Dia bilang kalo lo pantes digebukin kayak gitu? What kind of man is he? Sumpah, sampai detik ini, gue merasa bersalah karena udah ngejauhin Jennie gara-gara 7 Rings. Gak semua 7 Rings berkelas kayak cincin. Ada yang kayak sampah juga rupanya", jelas Bomi yang berujung menceritakan segalanya kepada Hani.

Hani terdiam gak berkutik mendengar segala penjelasan Bomi barusan. Gak tau, deh. Tapi rasanya kayak ditusuk panah setelah mendengar fakta yang baru aja Bomi jelaskan kepadanya itu.

Sampai gak lama seseorang yang sedari tadi duduk tepat di depan mereka nampak mulai berdiri dengan gestur tubuh yang tidak bersahabat.

Bomi langsung membulatkan mata ketika mengetahui siapa yang sedari tadi duduk dan mungkin udah mendengarkan segala cerita yang Bomi jelaskan kepada Hani.

Cewek dengan tahi lalat di bawah matanya itu mulai memberi kode kepada Hani dengan menggerakkan mulutnya tanpa bersuara sambil memberi kode agar dirinya diam.

"Wonwoo, goblok!".

Wonwoo nampak sudah hampir menapaki ambang pintu, namun memutuskan untuk kembali. Menghampiri meja yang ditempati Bomi dan Hani sambil menaruh sebuah kertas dengan sedikit keras ke atas meja lalu kembali pergi begitu aja.

Bomi dan Hani udah keringet dingin duluan. Namun langsung membulatkan mata. Gak bisa mengontrol ekspresi wajahnya ketika menemukan apa yang ada di dalam kertas tersebut.

Sebuah cek, dan secarik surat yang ditulis diatas kertas origami berwarna pink disana.

"Beli tiket konser! Sekarang!".

Bomi dan Hani saling bertatapan tidak percaya.

"AHHHH!!!!!!!!!!!!"

"AHHHH!!!!!!!!!!!!".

"GUE SIMPEN CEK SAMA SURATNYA!".

"ENAK AJA, GOBLOK! GUE YANG NYIMPEN!".

"EH, GUE YANG BERJUANG BELI SNACK BIAR BISA DAPET TIKET KONSER, YA!!".

"EH, TAPI GUE YANG MANCING DIA BUAT NGASIH, YA!!!".

Kedua manusia itu saling berebut cek yang diberikan secara cuma-cuma oleh Wonwoo. Sampe gak lama keduanya berhenti berargumen.

"Tunggu...", Hani menjeda.

"Kalo penjelasan lo tadi itu pancingan buat Wonwoo....".

Bomi membulatkan mata. Merasa konek dengan arah pembicaraan Hani barusan.

"Berarti Wonwoo.....".




























Wonwoo nampak melanjutkan langkahnya dengan wajah dingin dan menindas seolah ada sesuatu yang membara di dalam hatinya.

Tangannya sedari tadi mengepal. Langkahnya terlihat begitu cepat menapaki porselain itu. Bahkan Wonwoo yang seperti biasa tidak semenyeramkan yang seperti sekarang.

Hingga gak lama Dia berhasil menapaki area dorm. Berdiri tepat di pintu nomor 77. Mulai membukanya dengan kekuatan yang lebih ekstra dari biasanya. Menemukan Jaewon, Jaebum, Taehyung dan Hanbin didalam.

Semua nampak memandangi kehadiran Wonwoo disini. Namun mata rubah miliknya itu hanya terfokus ke satu manusia yang saat ini tengah asik menonton sesuatu dari layar laptopnya sembari memakan beberapa cemilan disana.

"Oi, diem-diem bae lu disitu, Won! Ntar jodoh jauh kalo berdiri di depan pintu kek gitu", celetuk Jaewon dengan senyum jahil khasnya. Namun Wonwoo sama sekali gak menghiraukan itu.

Dia nampak mengepalkan tangan. Hilang kontrol, Wonwoo tiba-tiba berlari ke arah Hanbin. Mulai melemparkan satu tinjunya dan itu sukses bikin ketiga penghuni lain langsung tersentak dan beranjak untuk misahin Wonwoo dari Hanbin.

"GOBLOK!!! WONWOO!! BERHENTI, TOLOL!! ADA MASALAH APA, SIH MAEN NONJOK AJA, LU!", Jaewon mulai mengoceh ketika mencoba melerai Wonwoo dari Hanbin yang udah terhampar ke atas lantai itu.

Sementara Jaebum dan Taehyung mulai berlari ke arah Hanbin untuk mengamankan Dia agar Wonwoo gak ngasih tinjuan lain.

"Lepasin gue!", teriak Wonwoo dengan suara bulat dan tegasnya. Sukses bikin Jaewon sedikit tersentak dan langsung melepaskan Wonwoo.

"Jangan dipukul lagi, tolol! Kasian itu mukanya yang kemaren belom sembuh", celetuk Jaewon lagi.

Wonwoo mulai merapikan pakaiannya sambil menatap Hanbin sinis, "Gue belum selesai!", ujarnya sembari mulai berjalan keluar. Membanting pintu dan menghilang begitu saja. Menyisakan Hanbin dengan ringisannya. Serta Jaewon, Jaebum, dan Taehyung dengan kernyitan dan wajah bingungnya.



















------------------------------------


























Seperti biasa. Suasana di dalam klub sastra dan literatur akan selalu sunyi dan senyap. Namun Jennie dapat menotis Jeon Wonwoo, sang presiden klub tersebut sedari tadi enggan untuk menatap kedepan. Perangainya bahkan lebih dingin dari Jeon Wonwoo yang biasanya Dia temui.

Jennie menopang dagu. Mencoba fokus dengan buku literatur yang sempat Wonwoo bagikan. Rasanya aura yang diberikan klub hari ini terasa berbeda. Tak ada yang berani mengeluarkan suara apapun. Membuat Jennie merasa bahwa dirinya tengah terkurung di sebuah ruangan kosong dengan beberapa hantu sebagai penghuninya.

Sampe gak lama seisi ruangan mulai membereskan peralatan. Jennie ikut notis Wonwoo yang juga tengah membereskan alat-alatnya.

"Silahkan keluar", kata Wonwoo dengan suara dingin itu. Serentak seisi ruangan langsung berjalan menuju pintu keluar.

Jennie cepat-cepat ikut membereskan barang-barangnya dan menutup buku literatur itu. Akhirnya Dia bisa menghirup udara segar setelah ini.

Namun waktu baru mau bangkit, Wonwoo tiba-tiba datang menghalangi jalannya. Bikinnya langsung menoleh dengan tatapan bingung.

"Terkecuali lo".

Jennie terdiam dengan raut wajah kebingungan. Dia mulai bergerak dengan hati-hati. Entah kenapa perasaannya begitu berbeda ketika Wonwoo berada di dekatnya.

"Ke---napa? Yang lain boleh keluar, masa gue kudu disini juga?", Jennie memprotes.

Wonwoo tak merespon. Dia malah langsung menarik tangan Jennie untuk berdiri. Membuat Jennie sedikit tersentak ketika sekarang jarak antara keduanya itu tidak lebih dari 1 meter saja.

"Kenapa lo bisa jadi kayak gini?", tanya Wonwoo tanpa nada atau ekspresi apapun.

Jennie terdiam. Mencoba mengalihkan pandangannya ke arah lain karena tatapan Wonwoo yang begitu mengintimidasinya.

"Kayak gini gimana?", elaknya.

"Lebam".

Jennie menenggak saliva dengan susah payah. Kenapa ketika Wonwoo yang menanyakan perihal ini rasanya sangat mencekam?

"Gu--e, kan, itu, ketabrak tiang-- iya, tiang gue tabrak", Jennie bersusah payah untuk tidak panik walau udah nyadar sendiri kalo Dia udah bertingkah bodoh di hadapan cowok dingin di depannya kini.

"Gapapa, kok! Seriusan! Lebam biasa! Lagian itu tiang udah gue hajar abis! Gue, kan kuat!", katanya bangga sambil tersenyum sumringah.

Wonwoo tak merespon. Malah masih betah menatap cewek dengan rambutnya yang tergerai itu tanpa ekspresi sedikitpun.

Gak lama badan Jennie terasa kaku ketika tiba-tiba Wonwoo mengangkat kedua tangannya dan menangkup wajah Jennie. Menatap wajah dan matanya tanpa sedikitpun berkedip, membuat Jennie tak bisa bohong soal kerja jantungnya yang mulai gak normal.

"Gue diem, tapi gue gak buta. Please, stop pretending", suara yang masih tak memiliki nada berarti itu membuat Jennie tak mampu berkutik.

Tangan Wonwoo mulai kembali bergerak untuk mengelus pipi Jennie dengan ibu jarinya itu.

Gak lama tiba-tiba wajah Wonwoo semakin mendekat kearahnya, bersamaan dengan kedua tangannya yang saat ini malah memegang kedua bahu milik Jennie. Membuat Jennie semakin bingung,

"Lo mau ngapain?".

Aksi Wonwoo barusan tiba-tiba terhenti. Cepat-cepat Wonwoo menggeser posisi Jennie dan berjalan dengan cepat ke arah depan.

"Eumm, ada sampah plastik kayaknya. Ha--rus gue buang", Wonwoo nampak merutuki diri sesaat setelahnya. Menyesali diri karena bersikap bodoh didepan cewek lugu namun keras tersebut.

Gak lama Wonwoo akhirnya berbalik dengan satu buah sampah plastik di tangan kirinya. Menemukan Jennie dengan raut wajah bingung itu.

"Lo--- keluar! Lo-- udah boleh keluar", ujarnya lagi sedikit canggung.

Jennie tak merespon banyak, hanya mengucapkan kata "Oke", lalu mulai berjalan keluar. Meninggalkan Wonwoo dengan segala rutukannya pada diri sendiri. Tapi Dia harus bersyukur sebentar. Kalau Dia gak nemuin sampah plastik ini, gak tau, deh ceritanya bakal kayak gimana.


Heyooo!!! I'm BACK AGAIN WITH ANOTHER CHAPTER OF 7 RINGS, YUHUUUU!!!!

SIAPA, NIH YANG DARI KEMAREN NUNGGUIN KAPAL JENWOO MUNCOEL??? HAHAHAHAHA.

AKHIRNYA KAPALKU TERSAYANG BERLAYAR JUGAHH DI CERITA INI, WKWKWKWK. PELAYARAN KECIL-KECILAN DULU, AHAYYY.

yaudin, jangan lupa untuk meninggalkan jejaksmu okehh.

Thankyouu!!!




Lopu, heyra🖤

Continue Reading

You'll Also Like

63.8K 10.7K 17
The mysterious end of that season I think, did I really love you? Somewhere, all those times that we were together I look back to those times, as if...
208K 30.8K 35
Tentang Lisa, tentang Ten, tentang Taeyong. Lisa mencintai Ten, sangat. Saat pemuda itu meminta izinnya untuk pergi meraih mimpi, Lisa tak punya pili...
1.4K 121 17
❝Kadangkala, ada masanya dimana guratan-guratan kata akan menyampaikan peluh atas hati yang telah terluka.❞ Ft. Haruto -- Treasure [🍁] not for copy...
10.9K 1.9K 31
"Gue cuma mau ngingetin, pada akhirnya tuan putri akan bersama pangerannya bukan pengawalnya" "Gue nggak mau dijadiin pilihan, kalo lo mau sama dia...