Guide to Jannah [END/REVISI]

By 12_fitriani

3M 293K 10.9K

"Tidak ada cara yang paling baik selain pernikahan untuk menghalalkan sebuah perasaan." - Adnan Hafiz - Roman... More

!! MUST READ !!
Prolog [Revisi]
Bab 1[Revisi] - Bertemu
Bab 2 [Revisi] - Awal
Bab 3 [Revisi] - Tertampar
Bab 4 [Revisi] - Perlahan
Bab 5 [Revisi] - Memahami
Bab 6 [Revisi] - Salam
Bab 8 [Revisi] - Kesal
Bab 9 [Revisi] - Sadar
Bab 10 [Revisi] - Hijab?
Bab 11 [Revisi] - Yakin
Bab 12 [Revisi] - Bidadari
Bab 13 [Revisi] - Cantik Sesungguhnya
Bab 14 [Revisi] - Sapu tangan
Bab 15 [Revisi] - Makam dan Hadiah
Bab 16 [Revisi] - Berita
Bab 17 [Revisi] - Jatuh Lagi
Bab 18 [Revisi] - Salah
Bab 19 [Revisi] - Maaf
Bab 20 [Revisi] - Penantian
Bab 21 [Revisi] - Bekal
Bab 22 [Revisi] - Berbincang
Bab 23 [Revisi] - Dia
Bab 24 - Berbeda
Bab 25 - Mengikuti Takdir
Bab 26 - Menikah?
Bab 27 - Kedatangan
Bab 28 - Menghilang
Bab 29 - Terobsesi
Bab 30 - Tragedi
Bab 31 - Menjemput
Bab 32 - Pantaskah?
Bab 33 - Meminta Izin
Bab 34 - Ikhlas
Bab 35 - Surat
Bab 36 - Aisyah?
Bab 37 - Ta'aruf
Bab 38 - Keluarga Adnan
Bab 39 - Jawaban
Bab 40 - Pernikahan Impian
Bab 41 - Sepasang
Bab 42 - Hadiah Terbaik
Bab 43 - Sang Mantan
Bab 44 - Kejujuran
Bab 45 - Obrolan malam
Bab 46 - Insiden
Bab 47 - Menjadi Kuat
Bab 48 - Menunggu
Question Guide to Jannah #1
Answer Guide to Jannah #1
Bab 49 - Kepedulian
Bab 50 - Kencan #1
Bab 51 - Kencan #2
Bab 52 - Santunan
Bab 53 - Khansa
Bab 54 - Cemburu
Bab 55 - Kepergian Adnan
Instagram ✅
Bab 56 - Rindu
Bab 57 - Pulang
Bab 58 - Frustrasi
Bab 59 - Ulang Tahun Adnan
Bab 60 (END) - Bidadari Surgaku
Epilog
💗 CERITA BARU 💗
!! INFO REVISI !!
Ekstra Bab 1 ❤
Cerita Baru "Our Destiny"

Bab 7 [Revisi] - Cantik

48.7K 5.5K 239
By 12_fitriani

'Aku tidak pernah mengkhawatirkan apakah doaku akan dikabulkan atau tidak, tapi yang lebih aku khawatirkan adalah aku tidak diberi hidayah untuk terus berdoa'- Umar Bin Khattab

Don't forget to vote & comment 💗

☘☘

Kegiatan hari ini seperti saat Keira pertama kali menginjakkan kakinya di Pesantren.

Kerja bakti yang diadakan setiap dua minggu sekali. Semua santri dan santriwati bersemangat membersihkan lingkungan Pesantren yang mereka cintai ini.

Dikarenakan Keira sudah berstatus sebagai santriwati, maka ia diwajibkan mengikuti kegiatan kerja bakti.

Adnan telah memberi tugas kepadanya untuk membersihkan halaman masjid, seperti saat pertama kali lelaki itu memberinya hukuman. Bukan karena Adnan tidak percaya jika Keira melakukan tugas yang lain, karena untuk menyapu saja gadis itu memerlukan waktu dua jam. Disetiap 15 menit menyapu, Keira akan duduk bersantai di pelataran masjid sebelum kembali melanjutkan tugasnya.

Keira melangkah dengan tangan kanan membawa sapu lidi dengan tinggi sekitar 1 meter itu ,dan tempat menaruh sampah di tangan kiri.

Gadis cantik dengan rambut coklatnya yang terurai, menjadi topik pembicaraan hangat di kalangan santriwati yang melihatnya. Tetapi Keira tidak peduli dengan mereka, karena apapun yang Keira lakukan, pasti tidak akan pernah benar. Bahkan jika dirinya berbuat baik sekalipun. Dan dia tidak mau repot-repot membuang waktu dan tenaga hanya untuk memikirkan ucapan mereka yang tidak berguna seperti itu.

Saat sampai di depan masjid, terdengar lantunan musik yang sengaja diperdengarkan menggunakan speaker untuk memberi semangat pada semua yang bekerja bakti, karena dengan ini, para santri bisa melakukan kerja bakti sambil bersenandung ria.

Keira memulai pekerjaannya dari bagian pojok kanan masjid, ketika Adnan menyuruhnya menyapu halaman masjid, tidak ada yang bisa dilakukannya selain mengangguk. Tentu saja, hanya pekerjaan ini yang mudah dilakukan.

Sebagian besar santriwati sibuk berada di kantin, membantu untuk menyiapkan makanan. Sedangkan Keira, ke dapur dirumahnya saja jarang, apalagi disuruh memasak, sudah melambaikan tangan ia ke kamera.

Dedaunan kering, tidak banyak jumlahnya, tetapi tidak berhenti juga turunnya. Disetiap ia selesai menyapu, selalu saja pohon besar itu kembali menggugurkan daunnya.

Karena merasa lelah, Keira meninggalkan sapunya bersandar pada batang pohon, dan berjalan menuju pelataran masjid, hendak beristirahat sejenak.

Tangannya bergerak layaknya kipas, membuat angin walaupun hanya sedikit yang dihasilkan, keringat mengucur dari dahinya.

"Dengan kasih-Mu Yaa Rabbi, berkahi hidup ini..
Dengan cinta-Mu Yaa Rabbi, damaikan mati ini.."

Gerakan Keira secara otomatis terhenti, disaat tanpa sengaja ia mendengar lantunan musik dari speaker masjid yang berhasil menggetarkan hatinya.

"Saat salah ku melangkah, gelap hati penuh dosa..
Beriku jalan berarah, temui-Mu di Surga.."

Apakah lagu ini mendeskripsikan dirinya? Entah kenapa setiap kata dari lagu ini seperti menceritakan kehidupan Keira, dan hatinya benar-benar bergetar kala "gelap hati penuh dosa" terdengar, seperti kaset rusak, kalimat itu terus saja berputar dikepalanya tanpa henti.

"Terima sembah sujudku, terimalah do'aku..
Terima sembah sujudku, izinkan ku bertaubat.."

Dan pertahanan Keira hancur didetik setelah kalimat itu terdengar, tangisnya pecah, hatinya terasa sakit, "izinkan ku bertaubat" membuatnya menangis tersedu-sedu, tidak ada lagi kalimat yang bisa mencela bahwa lagu ini benar-benar menceritakan kisah hidupnya.

'Ya Allah..' batin Keira berteriak, untuk pertama kali ia memanggil nama Tuhannya penuh rasa bersalah.

Sementara dari kejauhan, Annisa, Maryam dan Adnan menyaksikan saat-saat dimaba Keira menangis begitu pilu. Annisa tersenyum haru sedangkan Maryam sudah meneteskan air mata ditempatnya.

Mereka adalah saksi nyata bagaimana Keira sedang berusaha menjemput hidayahnya. Tidak ada hari yang dilewati gadis itu tanpa menangis. Menangisi semua kesalahannya dimasa lalu.

Perjuangan seorang hamba memang tidak pernah mudah, tetapi Allah menjanjikan hal luar biasa jika kita berhasil meraih hidayahNya.

Sementara Adnan terdiam tak mengerti dengan perasaannya ketika merasa sedih saat melihat Keira menangis, ia paham alasan gadis itu menangis hingga tersedu-sedu seperti itu, dan ia juga paham bahwa makna lagu itu menyentuh hingga ke hatinya yang terdalam. Tetapi, satu hal yang pasti, Adnan sama sekali tak bisa memahami perasaannya saat ini.

☘☘

Halimah berjalan mendekati Keira yang menangis di pelataran masjid itu, langkahnya pelan yang membuat Keira tak menyadari kedatangannya.

"Assalamualaikum, Keira." Salamnya dengan tangan mengelus rambut Keira penuh sayang.

Gadis yang merasa dipanggil segera mengangkat kepalanya, masih dengan berurai air mata, ia menatap wajah Halimah yang tengah tersenyum.

Keira menatap lama perempuan yang baru pertama kali ia temui itu, sedikit banyak wajahnya mirip dengan seseorang yang Keira kenal yaitu Maryam.

Apakah perempuan ini ibu dari Maryam?

Dan Adnan?

"Wa-alaikum-salam, u-stadzah." jawabnya pelan dengan tangan menghapus air matanya kasar.

Halimah tersenyum, dan mendudukkan dirinya disebelah Keira."Panggil saja umi, Keira."

Tak ada balasan dari Keira, dia hanya diam mendengarkan, "Saya senang sekali bisa bertemu dengan kamu sekarang, saya istri kiyai Hasan."

"Iya umi." Sahutnya pelan.

Halimah memegang tangan Keira yang saling bertautan dan mengangkat dagu gadis itu untuk menatapnya, "Jangan sering-sering menangis, nanti wajahmu tidak cantik lagi." Ucapnya dengan sedikit guyonan.

Gadis yang lebih muda itu menatap sepasang mata yang meneduhkan, kemudian tersenyum kecil, " Perasaan Keira sensitif akhir-akhir ini umi. Banyak hal yang menyadarkan Keira." Ucapnya pelan.

Halimah menatap Keira, gadis ini bahkan terlihat cantik walaupun wajahnya terlihat kacau. Mata dan hidungnya memerah karena tangis.

"Umi harap kamu tidak hanya larut dalam penyesalan, tapi berusaha memperbaikinya juga."

Keira menganggukkan kepalanya. Kini selain Annisa, Keira memiliki sosok ibu lainnya.

"Keira sedang usahakan umi."

Tidak ada yang bisa diungkapkan Halimah selain bersyukur kepada Allah. Sebentar lagi, Keira akan benar-benar menjadi wanita yang mengerti agama, yang akan selalu mengingat Tuhannya.

"Umi berarti ibunya ustadz Adnan dan Maryam ya?"

Perempuan dengan hijab panjang berwarna hijau muda itu tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.

"Iya sayang, Maryam sering banget ceritain kamu, dia senang memiliki teman dekat sekarang."

Maryam terlalu baik menganggapnya teman dekat disaat mereka baru mengenal sekitar dua minggu ini. Keira sangat yakin, gadis muda itu akan menjadi idaman para lelaki saat usianya sudah bertambah dewasa.

Dengan tersenyum Keira menatap Halimah senang seperti melupakan kesedihan beberapa saat yang lalu, "Keira juga senang bisa dekat dengan Maryam mi, rasanya seperti memiliki adik, ditambah Maryam sering banget bantuin Keira untuk belajar wudhu, menghafal gerakan sholat dan bacaannya. Apalagi, Maryam juga cantik umi, pasti dia akan jadi rebutan para santri disini." kemudian Keira terkekeh pelan.

Halimah lebih bersyukur saat memiliki anak seperti Maryam dan Adnan, sungguh Allah Maha Baik.

"Menurut Maryam, Keira cantik sekali, mata coklat, kulit putih, alis tebal dan hidung mancung membuat kamu terlihat sempurna, dan Umi setuju dengan itu."

Keira tersipu malu, pipinya terasa panas saat mendengar pujian dari Halimah.

"Kalau menurut ustadz Adnan, Keira bagaimana umi?" Tanyanya malu-malu, dengan wajah merah seperti tomat.

Halimah menyaksikan semua itu, dimulai saat Keira merasa malu ketika dipuji, dan saat gadis itu menanyainya pendapat Adnan. Tetapi Halimah tidak mau memikirkan apapun yang akan terjadi nantinya, ia hanya akan menyerahkan semuanya kepada Allah.

"Adnan tidak pernah bercerita pada umi bagaimana anak umi itu menilai kamu nak."

Binar bahagia diwajah Keira langsung surut, padahal bukan jawaban seperti itu yang ingin ia dengar. Walaupun Keira tahu bahwa Adnan tidak akan pernah memandang dirinya lebih, tetapi pendapat Adnan selalu menjadi hal yang ia nantikan.

"Tapi umi yakin, walaupun Adnan tidak pernah bilang langsung pada umi, dia merasakan bahwa kamu sangat cantik sebagai wanita, Keira sayang."

Senyum lebar langsung terbit dari wajahnya yang beberapa menit lalu murung, rona merah kembali muncul dikedua pipinya yang putih bersih.

"Apalagi saat kamu berhijab." Tambah Halimah dengan senyum merekah.

Kalimat itu sukses membuat Keira mematung di tempatnya, seolah-olah waktu berhenti dikata terakhir yang terucap dari bibir perempuan setengah baya yang berada di depannya.

Benarkah?

☘☘

TBC

Assalamualaikum teman-teman
Jangan pernah bosan menemani Keira dalam setiap langkahnya ya :)

Dan,jangan lupa untuk vote dan comment karena itu membuatku semangat untuk terus menulis kelanjutan kisah mereka 💗

Love u,

Fitriani.

Continue Reading

You'll Also Like

5.1M 255K 51
(CERITA TAMAT) •Rank #01 - pernikahan [07-07-19] •Rank #1 - Spiritual [22-01-20] "Abi akan menjodohkan kamu dengan Anak teman Abi" Deg... Faizha lan...
16.1K 1K 43
Seorang wanita yang selalu setia menunggu lelaki yang dia kagumi, meyakini bahwa lelaki yang dia kagumi adalah jodohnya. Seberapa lama dia menunggu t...
4.7M 286K 60
[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Hana di deskripsikan sebagai gadis nakal pembuat onar dan memiliki pergaulan bebas, menikah dengan seorang pria yang kerap...
1.7M 190K 57
"Boleh minta alamat rumahmu?" "Untuk apa?" ketus Syifa. "Ketemu Ayah kamu," "Ada urusan dengan Ayahku?" tanya Syifa. "Iya." jawab Lelaki itu. "Urusan...