My BadBoy Only One [slow Upda...

By fadiahnur_fn

143K 5.3K 162

Ketika hati kamu mulai menjatuhkan dirinya pada sosok yang sudah menjatuhkan hatinya di tempat lain. Apakah k... More

Part1
Part2
Part3
Part4
Part5
Part6
Part7
Part8
Part9.
Part 10
Part 11
Part 12
Part13.
Part14
Part 15
Part16
Part17.
Part 18.
Part19
Part 20
Part 21
Part 22.
Part 23.
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28.
Part30
Part31
Part 32.
Part 33.
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40.
Selembar Kisah
Part 41.
Part 42.
Part 43.
Part 44
Part 45
Part 46

Part29

726 43 6
By fadiahnur_fn

Saat dirasa tubuhnya sudah membaik. Matanya perlahan terbuka. Bibirnya menarik simpul melihat tangannya masih menggenggam tangan mungil itu. Lalu tangan yang bebas terangkat mengambil tangan kanan milik Nadia yang masih berada di sela rambutnya yang sesekali bergerak mengusap lembut.

Tubuhnya bangun terduduk. Menatap wajah Nadia yang sedang tidur. Lalu melepaskan tangannya pada genggaman tangan Nadia dan beralih mengelus pipi Nadia yang lembut.

Fariz bangkit lalu menggendong Nadia kemudian ditaruhnya ditempat ia tidur tadi. Tangannya menarik selimut sampai dada Nadia.

"I Love You," Bisik Fariz di telinga Nadia pelan. Lalu berbalik berjalan meninggalkan Nadia yang masih terlelap.

Saat Fariz sudah sampai di pintu depan rumah Nadia. Ia berpapasan dengan Fikri yang baru kembali, maybe.

"Gue balik bang. Thanks udah nolongin gue."

Ucap Fariz dengan menepuk lengan Fikri pelan.

"Jangan cepet mati lo." Balas Fikri dengan kekehan yang di balas kekehan juga. "Bisa aja lo bang."

Kakinya pun melangkah menjauh dengan menahan sakit di semua area tubuhnya. Saat dirinya berdiri di depan garasi ia baru teringat bahwa motornya masih berada di sirkuit balap.

"Syalan!"

Tangannya meraba celananya mencari handphone-Nya. Dirasa tidak ada tangannya naik mencari di saku jaketnya. Setelah menemukannya Fariz langsung menelpon Sandy.

'Semoga dia masih melek.'

Tut ...
Tut...
Tut ...

"Sialan!" Desah Fariz frustasi. Tatapan matanya melirik post satpam di dekat gerbang rumah Nadia. Kakinya berjalan mendekat mencoba mencari kemungkinan.

"Misi pak?"

Mang ujang- satpam rumah Nadia menoleh melirik siapa yang memanggilnya.

"Eh ini den Fariz kan ya?"

"Iya pak."

"Ayo mau pulang kan den?"

Ucap Mang Ujang sambil berlari ke arah bagasi lalu menaiki mobil milik keluarga Abraham.

Saat mobil sedan itu berhenti di depannya. Mang ujang membuka kaca jendela lalu berseru membuat Fariz tersentak kaget.

"Ayo den, naik!"

"Hah? Oh iya."

Fariz langsung melangkah memasuki mobil.

"Makasih ya pak." Ucap Fariz saat sudah duduk tenang.

"Iya den, tadi saya disuruh den Fikri pas baru balik sini."

"Oh gitu. Tumben pak rumah sepi?"

"Iya soalnya Tuan lagi ngurus perusahaannya di luar negri. Trus Nyonya juga lagi ke rumah sakit di singapore."

"Rumah sakit?"

"Iya kan Non Nayla sakit. Jadi tiap bulan harus ngecek."

Fikri hanya ber'oh' ria. Mengingat kembali saat Nadia bilang padanya jika orang tuanya sibuk bolak balik kerumah sakit.

Matanya terpejam merasakan rasa nyeri di area tubuhnya. Sesekali mulutnya berdesis. Mang Ujang berada di depan ikut meringis juga melihat wajah Fariz yang sudah berantakan.

Saat berada di lampu merah. Mang ujang lupa jalan apa yang tadi sudah di sebutkan oleh Den Fikri.

"Den, rumahnya di jln. varenika F/17?" Tanya Mang ujang yang hanya di angguki oleh Fariz.

Beberapa menit kemudian. Mobil yang di naiki Mang ujang pun sampai. Membuat Fariz membuka matanya. Matanya menatap gerbang tinggi hitam di depannya. Kakinya melangkah keluar kembali menapaki perumahan elite yang sudah lama dihuninya.

"Hati hati den!"

Fariz yang masih menatap gerbang tinggi didepannya. Menoleh mendengar seruan Mang Ujang. Lalu balas tersenyum hangat.

"Iya Pak. Makasih."

Setelah mobil itu menghilang dari pandangannya. Fariz kembali menatap kosong ke gerbang tinggi di depannya.

Tiba tiba saja ucapan Mang Ujang terngiang di kepalanya begitu saja.

"Hati hati den."

Langkah kakinya mendekat menyeru memanggil satpam di dalam rumahnya.

"Pak Mamat! Buka pintunya!"

Tidak ada yang menyahuti sama sekali. Fariz mengintip di celah gerbangnya. Mendengus kesal melihat Satpamnya tertidur dengan nyenyaknya.

"PAK MAMAT!"

Belum disahuti juga. Fariz menggeram kesal. Bisa bisa nanti dia di kata maling malem malem bikin keributan.

"P A K  M A M A T ! ! !" 

Teriak Fariz kencang dengan menggedor gerbang tinggi di depannya. Pak Mamat tersentak mendengar seruan dari luar.

"Eh Aden. Maaf den." Ucap Pak Mamat langsung membuka kunci gembok yang mengantung pada gerbangnya.

"Den, ada Tuan besar di dalam sedang menunggu Aden dari sore." Fariz yang melangkah berhenti sebentar. Lalu melirik ke arah bagasi yang sudah ada Mobil Papa-Nya

"Saya ga peduli."

Pak Mamat mengelus dadanya sabar. Sebenernya ia sedikit khawatir karna anak dari Tuan rumahnya datang dengan wajah yang sudah di penuhi lebam dan luka yang sudah mengering.

Saat Fariz melangkah menjauh. Tatapan mata Pak Mamat menatap tangan anak Tuan-Nya itu yang juga terluka.

'Ceklek.'

Saat langkahnya semakin dalam memasuki rumahnya. Matanya terpaku melihat sosok Papa-Nya yang masih membuka matanya. Duduk di sofa dengan wibawa-Nya yang seakan membuat Fariz muak melihatnya.

Tatapan tajam dengan mata hitam legam  seperti milik Fariz menatap lurus menghunus jantungnya. Papa-Nya berdiri berjalan mendekat kearahnya.

"Masih ingat rumah kamu rupanya!" Ucap Arvandi saat sudah berada di depan Fariz.

Arvandi-Papanya, menatap intens setiap lekuk wajah Fariz yang sudah berantakan. Ada perasaan iba pada anak semata wayangnya ini.

"Rumah? Saya ga pernah menganggap ini rumah."

" Ini penjara untuk saya."

Tegas Fariz membuat Arvandi menatapnya tajam yang dibalas tak kalah tajamnya.

"Disini dingin, Pa. Gak pernah ada kehangatan yang pantas untuk disebut rumah."

Tanpa peduli Fariz melewati Papa-Nya yang seakan tidak terima. Sebelum memutuskan langkahnya menaiki tangga. Fariz menoleh yang disambut dengan tatapan tajam Papa-Nya.

"Dan yang harus Papa inget. Mama adalah sumber kehangatan aku satu-satunya dan Papa yang udah ngerenggut kehangatan itu dari aku."

"Jangan pernah salah-"

'PLAK!'

Tangan Arvandi melayang tepat pada wajah Fariz yang kembali mengeluarkan darah segar pada sudut bibirnya membuat ucapannya terpotong. Fariz mengusap kasar sudut bibirnya lalu tersenyum simpul. Menatap Papa-Nya kembali.

"See"
"Papa dah puas?"

Langkahnya kembali menghampiri Arvandi yang masih diam menatap anak semata wayangnya. "Atau masih ingin lagi?"

Keduanya terdiam hanya tatapan mereka yang berbicara. Setelah itu, Arvandi kembali menajamkan tatapan matanya.

"Saya menyekolahkan kamu agar kamu tau aturan. Bukannya malah makin gak tau diri kayak gini. Kamu hidup atas uang saya. Ingat itu! Jangan pernah membangkang! Atau semua fasilitas kamu saya sita."

Ucap Arvandi berbalik melangkah menjauh dari Fariz yang menatapnya sengit.

Setelah melihat Arvandi sudah menghilang di balik pintu kamar. Fariz memutuskan kembali menaiki tangga untuk sampai ke kamarnya yang berada di lantai dua.

Saat Fariz sudah di dalam kamarnya. Tangannya mengambil gitar yang berada di pojok kamarnya lalu melangkah membuka pintu balkon dan duduk santai sembari memangku gitarnya yang sesekali ia petik dengan nada yang tak beraturan.

Jari jemari yang sedikit luka dibagian sudut sudutnya itu kembali memetik senar gitar. Kini, gitarnya bersuara mewakilkan perasaannya. Hanya melodi melodi ringan yang mampu menghilangkan sedikit gusarnya.

Sudah lama sekali sejak Mama-Nya pergi. Rumah yang dulu sempat menjadi tempat tinggal keluarga kecilnya pun sudah ditinggalkan karena Arvandi lebih memilih meninggalkan rumah penuh kenangan itu. Daripada harus terus terjebak oleh masalalu.

Dirinya sempat menolak tetapi kekuasaan Arvandi lebih besar. Maka, sekarang disini tempatnya.

Fariz yang masih larut dalam lamunannya tak menyadari bahwa ada seseorang yang ikut larut dalam melodi-Nya. Yang juga merasakan apa yang fariz rasakan selama ini. Kehilangan-

                             🍂🍂🍂

Kadang seseorang hanya memperdulikan rasa sakitnya tanpa mengetahui ada orang lain yang ikut merasakan sakit.
  
                                °°°°
Helllhooo !!!
😁😁😁😁
Gimana nih phb nya?? Pts? Uts?
Apapun itu semoga nilai kalian memuaskan

Aamiin

Sampai ketemu lagi di part selanjutnya...
Jangan bosen bosen buat mampir.

Continue Reading

You'll Also Like

13.8M 1.1M 81
β™  𝘼 π™ˆπ˜Όπ™π™„π˜Ό π™π™Šπ™ˆπ˜Όπ™‰π˜Ύπ™€ β™  "You have two options. 'Be mine', or 'I'll be yours'." Ace Javarius Dieter, bos mafia yang abusive, manipulative, ps...
7.8M 734K 69
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, SEBAGIAN PART DI PRIVAT ACAK. TERIMAKASIH] _________________________________________________ (16+) Hanya kisah kedua pasang...
753K 69.1K 50
{Rilis in :1 February 2021} [Fantasy Vampire series] Ivylina terjebak di sebuah Museum kuno di negara Rumania dan terkunci di kamar yang penuh dengan...
5M 921K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.βžβ–«not an au Started on August 19th 2017 #4 1...