Yes, Mr Billionaire [COMPLETE...

De Reiinah76

37.1M 1.7M 56.6K

"Mulai sekarang kau milikku, mengerti?" "Y-yes, Mr. Billionaire" --- Dera Destia, seorang perempuan berumur 1... Mais

REVISI
Yes, Mr Billionaire
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
chapter 45
chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
Chapter 63
Chapter 64
Chapter 65
Chapter 66
Chapter 67
Chapter 69
Chapter 70
PENGUMUMAN!!!
Chapter 71
Chapter 72
Chapter 73
Chapter 74
Chapter 75
Chapter 76
Extra Part (1)
Extra part (2)
PENGUMUMAN!!

Chapter 68

315K 15.5K 289
De Reiinah76

"Dimana pak tua?" tanya Rian baru saja pulang sedari kemarin malam. Dera hanya terdiam dengan lesu diatas sofa dengan sebuah tabung es krim Baskin Robin yang ditaruhnya di atas perut besarnya.

Rian tidak pernah tahu sebelumnya kalau perut besar bisa berfungsi sebagai meja juga.

Dera tidak menjawab dan lanjut melahap es krimnya sambil menonton TV yang Rian yakin dia bahkan tidak memperhatikannya sama sekali.

Rian menghela nafasnya panjang lalu ikut duduk diatas sofa ikut menonton dengan Dera. "Jam berapa Pak Tua pergi?"

"Tadi jam 10 pagi," guman Dera tidak jelas. Kening Rian berkerut.

"Kau terlihat kesal," kata Rian. "Atau mungkin sedang tidak mood?"

Dera menghela nafasnya panjang. "Aku hanya... tidak tahu," kata Dera resah. "Memang aku kesal karena Gerald tidak memberitahuku alasan apa apa dan pergi begitu saja hingga ke Inggris. Tapi lebih daripada itu. Aku merasa.."

"Tidak dianggap?" tanya Rian.

"Tidak separah itu, tetapi mungkin mendekati," kata Dera. "Aku merasa mungkin aku tidak dipercayai begitu dalam hingga dia tidak bisa menceritakan banyak hal kepadaku tentang masalah dan pekerjaan pekerjaannya. Sebaliknya kepadamu, dia mengandalkan segala hal kepadamu yang bahkan telah menghabiskan waktu lebih sedikit dengannya ketimbang aku."

Rian menghela nafasnya panjang. "Mungkin memang perilaku Pak Tua tidak mengenakan hati, tapi menurutku dia tidak sama sekali berniat membuatmu merasa seperti itu, Dera. Coba pikirkan lewat garis pandang laki laki."

"Maksudmu?"

"Aku belum memiliki kekasih jadi aku tidak tahu jelas, tetapi kalau misalnya aku sudah berkeluarga sepertimu dan Pak Tua sekarang ini, aku juga pasti akan melakukan apa yang Pak Tua telah lakukan kepadamu. Jangankan masalah berat seperti Ellena misalnya, bahkan hal sekecil permasalahan di kantor pun aku rasa aku tidak ingin mengatakannya kepada kekasihku. Dengan begitu aku hanya akan membuatnya merasa cemas dan memprihatinkanku.

"Laki laki selalu ingin terlihat kuat dihadapan perempuannya, Dera. mengapa dia bisa berkata banyak kepadaku dan tidak kepadamu menurutku karena dia tidak ingin membebanimu dengan pikiran pikiran rumit dan membiarkanmu fokus hanya kepada anak di dalam kandunganmu saja. Bukankah selalu dikatakan kalau laki laki akan menjadi 10 kali lebih menjaga kalau istrinya sedang hamil? Aku yakin Pak Tua sedang berada di dalam proses itu," kata Rian.

Dera akhirnya mengangguk lesu. "Mungkin aku berpikir terlalu banyak."

"Ringankanlah pikiranmu sejenak," kata Rian.

"Oh dan omong omong, Dera. Kau telah memberikan mereka nama?" tanya Rian. "Aku tidak sadar perutmu sudah sebesar ini. 6 bulan ya?"

"Ya, 6 bulan, dan belum, aku belum memikirkan nama mereka," kata Dera. "Aku menunggu saja nanti saat Gerald sudah kembali, saat masalahku dengan Ellena telah selesai."

Rian hanya mengangguk ngangguk ria, sekarang suara televisi benar benar hanya sebagai suara background semata. Tidak ada yang memperhatikannya.

"Rian, aku sebenarnya pernah memikirkan tentang sebuah ide gila sebelumnya," kata Dera. "Aku pernah berpikir untuk pergi mendatangi Ellena seorang diri supaya segala sesuatu hal selesai dengan cepat."

Mata Rian membelalak kaget. "Kau gila! Kau tidak boleh!"

"Makanya sudah aku bilang niat kan. Aku langsung menyadari bagaimana bodohnya aku untuk menemuinya sendiri jika benar benar itu yang aku lakukan," kata Dera. Rian menunggu hingga Dera melanjutkan, dan akhirnya Dera melanjutkan, "terkadang rasanya menyiksa saat kau terus menerus harus berhati hati tanpa bisa menyelesaikan masalah apapun. Tapi aku akan bersabar, kalian pasti memiliki sebuah rencana kan?"

Rian mengangguk mantab membuat Dera tersenyum lega.

"Dera," panggil Rian.

"Hmm?"

"Sebenarnya apa yang kau lakukan sehingga Ellena memperlakukanmu seperti itu? Maksudku, bahkan kehilangan otaknya sampai berniat untuk membunuh kakaknya sendiri," kata Rian.

Dera mengangkat kedua bahunya. "Aku sendiri pun tidak tahu, aku menyayanginya dan dulu kita adalah adik kakak yang sangat akur. Entah apa yang membuatnya seperti ini. Mungkin karena dirimu? Aku dikeluarkan dari rumah pun karenamu juga kan," kata Dera.

"Mengapa kau jadi menyalahkanku?" tanya Rian. "Aku tidak melakukan apa apa sampai membuatmu perlu diusir dari rumah."

"Kalau ingat, kau mengantarku pulang ke rumah," kata Dera dengan santai. "Kau menembakku, kau perhatian padaku, kau menggendongku ke UKS waktu itu, kau mengatakan dengan pedenya kepada semua orang kau menyukaiku. Itu sudah sangat cukup membuat Ellena marah besar kepadaku."

Rian mengangguk angguk paham, tapi sepertinya orang ini lebih lambat dari yang Dera bayangkan.

"Eh, jadi karenaku!?" tanya Rian setengah berteriak. "Ellena mengusirmu dari rumah karena aku menembakmu waktu itu!?"

"Itu yang sedari tadi aku coba katakan. Kau baru mengerti sekarang?" tanya Dera sembari tertawa. Bahkan si anak IT genius ini pun otaknya bisa menjadi siput terkadang.

Rian masih terdiam terlihat syok. "B-bagaimana bisa? A-apa yang dikatakannya?"

"Dia mengatakan kepada mamah kalau kau berpacaran dengannya dan aku seenaknya mengambilmu darinya," kata Dera. Wajah Rian yang kaget berubah ekspresi menjadi jijik.

"Aku berpikir dia sebaiknya menjadi penulis saja daripada membuang buang ide gilanya merusak hidup orang lain," cibirnya kesal. "Aku berpacaran dengannya? Menjijikan sekali, lebih baik aku sendirian seumur hidup daripada sampai sekali kali berpacaran dengannya."

"Tapi, Dera, Maafkan aku," kata Rian.

"Untuk?"

"Karena aku kau harus kehilangan rumahmu," kata Rian merasa menyesal.

Dera menggeleng sembari tersenyum lebar. "Malah sebaliknya, kalau kau tidak membuatku diusir dari rumah, mungkin sampai sekarang aku masih hidup terjebak di tempat terkutuk itu," kata Dera. "Tapi mungkin jika kau tidak pernah keluar rumah aku juga tidak akan merasakan sakit hati seperti yang kurasakan dulu. Jadi impas."

"Tapi kau lebih menyukai hidupmu sekarang?" tanya Rian.

"Tentu! Aku sangat menyukai hidupku sekarang," kata Dera tertawa dengan sangat lebar.

"Syukurlah," kata Rian.

"Rian, apakah kau tahu untuk apa Gerald pergi ke Inggris?" tanya Dera. Rian menggeleng keras yang Dera langsung ketahui adalah sebuah kebohongan. "Jangan berbohong, Rian."

"A-aku... anu..." kata Rian. Dera menatap Rian intens. "Tanyakan kepada Pak Tua saja."

"Makanya dia tidak ingin menjawabku. Ada apa?" tanya Dera.

"Aku menyerahkan semua hak kewajiban memberitahumu kepada Pak Tua. Sekian, aku ada urusan dengan panggilan alamku," kata Rian langsung kabur masuk ke dalam toilet, meninggalkan Dera yang sibuk menatap punggung Rian yang berlari kecil ke arah toilet dengan perasaan dongkol.

---

"Ada apa Gerald? Kau terdengar lelah," kata Dera cemas. Malamnya Gerald meneleponnya menyakan kabar Dera.

"Flight ke sini memakan waktu belasan jam dan aku baru sampai sekarang, wajar saja aku merasa lelah" kata Gerald. "Dan bagaimaan dengan dirimu? Ini sudah jam 1 malam di Indonesia, mengapa kau masih terbangun?"

"Aku tidak suka tidur sendirian," kata Dera.

"Bayangkan saja ada aku disebelahmu."

"Tidak semudah itu," kata Dera lesu. "Apa aku harus memanggil Rian untuk menemaniku, ya?"

"Jangan coba coba, Sayang," kata Gerald. Dera membalas terkekeh.

"Aku sangat lelah, aku akan tidur sekarang," kata Gerald. "Kau juga sebaiknya cepatlah tidur."

"Iya, aku akan," kata Dera mengangguk walaupun dia tahu Gerald tidak akan melihatnya. Dera merasa hangat saat akhirnya mendengar kembali suara Geald malam ini.

"Dera, jangan lupa matikan lampu, kunci kamarnya, dan jangan menyalakan AC terlalu dingin. Jangan pakai baju tipis karena aku tidka ingin kau masuk angin, dan jug-"

"Iya astaga, bawel!" kata Dera mencibir. Mencibir senang. "Jangan lupa pulang sebelum minggu depan!"

"Memang ada apa dengan minggu depan? Kau sangat memaksaku untuk pulang tepat seminggu kedepan," kata Gerald, Dera rasanya ingin menepuk jidat laki laki itu.

"Aku tidak akan memberitahumu sebelum kau juga memberitahu kepadaku alasan kau pergi ke Inggris selain hanya menjawab dengan 'urusan yang belum selesai' saja," kata Dera. "Intinya kembalilah sebelum nanti minggu depan, kau mengerti?"

"Baiklah baiklah, aku mengerti," kata Gerald. "Aku tidur, ya."

"Iya, selamat malam," kata Dera. "Oh, Gerald."

"Hmm?"

"Aku mencintaimu," kata Dera berbisik. Senyumnya melebar, dan Dera bisa merasakan Gerald juga sedang tersenyum di balik sana.

"Aku mencintamu Dera. Tidurlah dengan nyenyak."

.

FOLLOW ME ON INSTAGRAM

Nnareina

tripleee!!! yeyyyy

Next? Komennn!!!

KOMEN ya semuanya!! Yang banyak, spam aja gapapa <3

Jangan lupa VOTE dan KOMEN! Thank youu!!

Love you all!!

Continue lendo

Você também vai gostar

1.3M 52.1K 40
Bagaimana perasaanmu jika mendapatkan pernyataan cinta dari pria terkaya no. 1 di kota London? Inilah yang dialami Vallerie Jhonson. Ia mendapatkan p...
206K 11.2K 77
(SUDAH TERSEDIA DI APLIKASI DREAME/INNOVEL UNTUK MEMBACA LENGKAP) Persahabatan antara pria dan wanita itu sangat sering ditemukan, ada yang berakhir...
530K 15K 50
Rank: #124 = 2017, 09, 15 Perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtua mereka yang mau tidak mau harus diterima oleh keduanya Disetiap cerita pasti...
6.6M 338K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...