Dibalik Layar [END]

By Lunar14_

134K 20.5K 5.5K

[Highrank #1 in Veranda, Yona. #3 in Kinal #65 in Fanfiction #11 In JKT48 #5 In Venal.] Aku terlalu mencintai... More

1. Lembar Pertama
I
II
2. Lembar Kedua
I
II
3. Lembar Ketiga
I
II
4. Lembar keempat
I
II
5. Lembar Kelima
I
II
6.Lembar Keenam
I
II
7. Lembar Ketujuh
I
II
8. Lembar Kedelapan
I
II
9.Lembar Kesembilan
I
II
10. Lembar Kesepuluh.
I
II
11. Lembar Kesebelas
I
II
12.Lembar Keduabelas
I
II
13. Lembar Ketigabelas
I
II
14.Lembar Keempatbelas
I
II
15. Lembar Kelimabelas
I
16.Lembar Keenambelas.
I
II
:)

II

2.1K 432 130
By Lunar14_

Tiga bulan berlalu saat Yona memutuskan untuk meninggalkan Kinal, Yona benar-benar tidak sedikit pun memberi celah pada Kinal untuk mendekatinya, dia malah menyibukan dirinya dengan berbagai hal, beruntungnya pekerjaanya akhir-akhir ini selalu menyita waktunya tanpa henti. Sekarang saja dia baru pulang dari luar kota.

Lelah, itu yang sekarang dia rasakan, mungkin dulu dia mempunyai penghilang rasa lelahnya, tapi sekarang tidak ada, Kinal menghilang satu bulan ini, dia tidak lagi mengganggu Yona, dia tidak lagi memohon agar Yona kembali, dan pekerjaan Kinal akhir-akhir juga jadi lebih sering menemani team J atau bahkan hanya menemani Melody mengurusi member generasi enam. Ntah takdir seakan tak pernah mempertemukan mereka.

Setelah seminggu memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Kinal, Yona meninggalkan kosaannya, bukan tanpa alasan, Yona hanya ingin menenangkan hatinya, dia hanya ingin sendiri sampai hatinya siap, ya sekarang Yona tinggal di Bogor, alhasil semua semakin terasa berat jika di rasa, dia harus pulang pergi Jakarta-Bogor setiap harinya.

Selentingan suara-suara yang dia dengar kini malah terdengar begitu menyayat hatinya, dia mengetahui satu hal kalau Kinal kini semakin dekat dengan Veranda, ntah sebagai apa, Yona tak mau terlalu mengulik, karna itu sudah cukup membuat hatinya yang hancur semakin hancur, Yona tau itu bukan salah Kinal ingin dekat dengan siapa saja, sekarang semuanya bukan hak nya untuk cemburu karna dia sendiri yang memutuskan Kinal. Tapi hatinya tak pernah bisa bohong, sampai detik ini pun cintanya masih tertuju untuk orang yang sama walau diselimuti rasa sakit, cintanya untuk Kinal tersimpan rapih dengan rasa sakitnya.

Kini diruangan yang tak terlalu besar, Melody masih saja menimang keputusan yang Yona ambil, dia seakan tidak mau membiarkan Yona pergi begitu saja, Ya, Yona memutuskan untuk Grad dari group yang membesarkan namanya.

"Jangan hanya gara-gara Kinal lo jadi ngecewaiin Fans Lo, Yon."

Nafas Yona lolos dia hempaskan dengan lirihnya. "Ini kan gw udah minta dari tahun yang lalu ka, ini gak ada hubunganya sama dia."

Memang benar, Yona mengajukan pemberhentiannya dari JKT48 dari tahun lalu dan di acc pada tahun ini.

Yona bukan member yang akan di luluskan begitu saja dari JKT48, nama Yona cukup menjanjikan untuk perkembangan jeketi, alhasil manageman memang menahan Yona satu tahun dari pemberhentian yang Yona ajukan.

"Hm baik lah, jadi siap nih di handshake minggu depan?"

"Iyah ka."

"Yaudah, lo bisa tanda tangan disini."

Dengan hembusan nafas yang dia hempaskan lagi, tangannya menandatangani surat pemberhentian kontrak kerjanya. Keluar dari suatu tempat yang bertahun-tahun sudah ditempati bukan hal yang mudah, mungkin bukan hanya Yona semua member akan merasakan ini, meninggalkan atau ditinggalkan adalah kesedihan yang nyata bagi setiap member jeketi.

"Sukses ya Yon." Melody menepuk bahu Yona, sebelum Yona keluar dari ruangannya.

Pelupuk matanya memanas dia sedikit menengadahkan kepalanya agar air mata nya tidak jatuh. Dia yakin keputusannya sudah benar, umurnya tak lagi muda, masa depan sudah harus dia pikirkan, dia juga ingin seperti wanita di umur 25 tahun lainnya, yang akan sudah memikirkan hal yang jauh, menikah dan mempunyai anak salah satunya.

Dengan keputusannya lulus dari jeketi dengan ini dia akan benar-benar pergi, dia akan pergi membawa semua hal yang dia rasakan tak terkecuali cintanya untuk Kinal.

Tubuhnya yang kecil kini sudah duduk dengan tenang sesekali bibir tipisnya itu menyesap cappucino hangat yang dia pesan sore ini. Akhir-akhir ini dia jadi menyukai kopi, rasa pahit kopi selalu bisa membuat keresahan dalam hatinya hilang digantikan rasa pahit yang kemudian terasa manis walau sedikit.

Seminggu setelah dia akan mengatakan pada semuanya kalau dia akan lulus dari jeketi dia akan langsung terbang ke Jepang untuk melanjutkan pendidikannya, ini sudah keputusan yang benar-benar akhir, dia berharap dengan ini dia akan menemukan hal yang baru, bahkan cinta yang baru untuk hatinya.

..
.
.

"Oke. Selesai ya."

Teriakan dari seorang fotographer ternaman menghentikan acara pemotretan yang sudah berlangsung selama dua jam, kini Veranda terlihat berjalan menghampiri Kinal yang duduk menunggunya,

Tidak, Kinal sedang tidak menjadi manager sekarang, dia hanya sedang menemani Veranda di waktu lenggangnya di hari libur. Tentu saja hal ini membuat Veranda menerimanya dengan senang hati, hubungan Yona dan Kinal yang berakhir sudah Veranda dengar saat mereka mengakhirinya tiga hari setelahnya, itu membuat Veranda benar-benar lega, obsesinya untuk melepaskan Kinal dan Yona akhirnya terwujud, pada awalnya memang susah untuk mendekati Kinal karna Kinal merasa kedekatan mereka hanya mengundang kesalah pahaman semakin dalam, tapi karna Yona terlihat sudah benar-benar tak menginginkannya, Kinal akhirnya tak peduli lagi tentang itu, dan sudah satu bulan ini dia begitu dekat dengan Veranda, sebenarnya Kinal memang selalu dekat dengan Veranda tapi kedekatannya satu bulan ini terlihat lebih manis.

"Mau makan dulu apa langsung pulang?" Kata Kinal melihat Veranda yang sekarang sudah menyandarkan kepalanya dibahunya karna lelah,

Veranda jadi menegakan kepalanya, tanganya masih setia melingkar dilengan Kinal. "Ehm aku lagi pengen coklat di tempat biasa, kita minum-minum dulu disitu gimana?"

"Boleh."

Veranda terlihat tersenyum, sekarang hal apapun yang dia katakan pasti akan mendapat kata iya dari Kinal.

Awalnya Kinal selalu mencoba untuk bertahan.
Berharap suatu saat Yona kembali padanya, melanjutkan cerita yg terhenti.
Memperbaiki kisah yang menyakiti.

Tapi ternyata, semua harapannya sia-sia, mimpinya hanya hampa belaka, karena rasa sayangnya, rindunya, cintanya hanya dia yang rasakan.

Pikirnya kini dia sudah tak berarti bagi Yona,
Dia tak diharapkan kembali dihatinya.
Dan dia kini hanya orang yang terlupakan.

Semua telah jelas, rasanya dia takkan lagi berharap, perlahan tapi pasti, dia selalu mencoba melupakan semua kisah nya yang menyakitkan.

Dia berhenti berharap.
Berhenti bermimpi,
berhenti memikirkan semua tentang Yona, walau hatinya selalu menjeritkan satu nama,

Yona.

Veranda dan Kinal duduk sedang memlih menu apa yang akan mereka pesan, saat matanya berkeliling tak sengaja dia melihat sosok yang sangat dia rindukan, sosok yang menghilang beberapa bulan ini, ya, mata Kinal menangkap Yona yang kini sibuk dengan layar pada laptopnya ada secangkir gelas berwarna putih setia menemaninya, Kinal tak menyukai saat Yona terlalu sering meminum kopi, dulu Kinal selalu marah kalau Yona meminum Kopi, sakit tukak lambung yang Yona derita sudah cukup parah, Kinal hanya tidak ingin melihatnya sakit nantinya.

Yona tak menyadari Kinal yang terus menatapnya dari jauh, jarak Yona memang jauh dari posisi dimana Kinal dan Veranda duduk, Veranda duduk menghadap Kinal otomatis dia jadi memebelakangi dimana Yona duduk karna hanya Kinal lah yang biasa melihat Yona.

"Ve, aku ke toilet dulu."

Veranda mengangguk dia masih sibuk memilih menu yang akan dia pesan.

Bukannya ke toilet kakinya malah menghentikan langkahnya tepat di mana semua pesanan di buat. Kinal menuliskan sebuah memo kecil dan memesan coklat dengan satu potong chese cake.

"Bilang aja ini giveaway ya mba."

Si pelayan hanya mengangguk menerima perintah Kinal. Setelah itu Kinal pergi dan kembali duduk didepan Veranda.

Dan sekarang Kinal tersenyum saat Yona menerima pesananya, mimik wajah Yona yang bingung terlihat sangat menggemaskan dan sungguh Kinal merindukan itu.

Kopi itu gak baik buat kesehatan kamu.

Yona megerutkan dahinya, dia jadi mengelilingkan matanya mencari sosok yang menuliskan ini, sontak Kinal langsung menutup wajahnya dengan buku menu agar Yona tak melihatnya,

"Nay"

Kinal diam, dia masih mengamati gerak-gerik Yona dari celah buku, sampa suara Veranda pun tak dia dengar.

"Nay! Ngapain sih?" Veranda jadi menarik buku yang menutupi wajah Kinal, Kinal hanya memberikan senyumnya yang canggung dan menggeleng, beruntungnya Yona sudah kamali fokus pada laptopnya bahkan kini Kinal melihat Yona sudah memakan kueh yang baru saja dia pesan.

Yona sangat menyukai chese cake dan Kinal mengetahui apapun yang Yona sukai.




.
..
.




Waktu terus berjalan begitu cepat, kini acara yang dinanti, sedang berlangsung penuh suka cita, momen Handshake memang momen yang selalu dinantikan Fans bahkan member, momen dimana Fans bisa mengutarkan semuanya pada member dari hanya yang membual mengagumi sampai yang benar-benar memberikan masukan untuk JKt48 dan membernya. Apalagi semenjak Melody menjabat sebagai General Manager JKT48, jeketi selalu mempunyai gebrakan baru yang membuat Fans semakin penasaran untuk menanti event ini.

Waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam, Balai sudirman pun masih belum sepi, saat Melody ingin menutup acara ini, Yona memotongnya, memajukan tubuhnya selangkah dari member lainnya sontak suara riuh Fans langsung bergemuruh hebat, Fans jeketi sudah sangat hapal bahkan mereka selalu mewaspadai hal ini alih-alih idol kesayangannya akan mengumumkan kelulusannya di event handshake.

Suara ramai membuat tangan Kinal yang sedang sibuk bermain game jadi terganggu fokusnya, apalagi saat dia mendengar nama Yona diteriaki ratusan orang, dia berdiri dibalik layar menatap Yona yang kini terlihat menarik nafasnya.

"Saya, Viviyona Apriani kapten team KIII, memutuskan untuk Lulus dari JKT48."

Semua fans berteriak semakin riuh memekik gendang telinga Kinal, Kinal masih diam mencerna apa yang dia dengar, bahkan tubuhnya kini melemas saat Yona mengatakan akan menetap di Jepang beberpa tahun.

Tak terasa air matanya menetes dia tak sanggup menerima kenyataanya yang begitu membuat hatinya sesak, dia tak bisa lagi berdiri tegak, dia hanya sosok dibalik layar yang akan dilupakan setelah membuat bahagia.

Kinal pergi menjauh dari tempat itu.

Tubuh mungil Yona langsung mendapat berbagai pelukaan hangat yang menyedihkan, tak sedikit member yang menangis, Feni, dia begitu histeris bahkan kini Feni tak mau melepaskan pelukaanya pada Yona.

Bagi Feni Yona adalah sosok kaka yang sangat baik, dia selalu memperhatikan hal sekecil apapun tentang Feni, rasanya hatinya saja masih terasa nyeri saat Kinal memutuskan lulus dari jeketi dan sekarang dia harus ditinggalkan lagi oleh sosok kaka yang benar-benar dia sayang, bahkan Yona tak bisa dia temui tiap hari nantinya.

"Trus aku sama siapa mamski?" Feni masih menangis mencerca semua kalimat tidak terimanya.

"Masih banyak Fen, disini semuanya sayang lo kok, tuh ada ka Nju yang sayang banget sama kamu, iya kan Nju?"

Shania yang selalu terlihat tegar hanya mengangguk, tapi dimata tegasnya meluruh air mata yang tak bisa dibendung, melihat kedekatan Yona dan Feni membuat hatinya terenyuh, bahkan kini kapten JKT48 itu memeluk kedua wanita yang memiliki postur tubuh lebih pendek darinya.

"Jangan sedih ya Fen, ka Nju ada kok, ka Yona juga gak akan kemana-mana, bakal inget kita terus kan Ka Yon?"

Yona mengangguk walau dia tidak yakin untuk itu.

Mereka bertiga melepaskan pelukaanya, Yona menghapus air matanya mencoba tersenyum dia hanya ingin kepergiannya tidak membuat orang lain bersedih.

"Udah ah, kalian tuh udah pada gede, kok pada nangis gini."

"Ehm.. mamski." Feni malah memeluk Yona lagi.

Kini pikiran Shania jadi tertuju pada Kinal, dia sekarang tak melihat Kinal dimana. Shania yakin Kinal sudah mendengarnya, sahabat kerasa kepalanya yang selalu mengatakan sudah melupakan Yona itu pasti sekarang sedang menangis, dan Shania meninggalkan Yona yang masih menenangkan Feni kaki jenjangngya melangkah mencari sosok Kinal tapi hasilnya nihil dia tidak menpati Kinal dimanapun. No Kinal pun sudah tidak aktif, dan Shania mengkhawatirkannya.



.
..
.




Mungkin sudah beribu tetesan air mata, tak sadar jika mengingat saat bersama, kesedihan ini, kehilangan ini, hanya airmata yang menjadi saksi nya hatinya yang begitu sakit.

Kini semua telah hilang tanpa dia bisa perbaiki.
Warna indah hadirnya sosok Yona dalam hidupnya hilang, semu sudah saat saat bersama.

Masihkah ada harap untuknya,
menyapa nya walau hanya sekedar kabar?

Hati Kinal begitu sulit menerima kehilangan sosok Yona,
Kinal yang kini mengakui betapa dia masih mencintai sosok Yona walau cintanya tak mungkin menahan Yona untuk lebih lama lagi disini

Dia baru saja ingin menarik gagang pintu kamar Veranda, tapi suara percakapan Veranda dengan seseorang di telpon sana mampu membuat Kinal diam lebih diam dari mengetahui kepergian Yona.

"Kamu kenapa sih sayang? Cemburu?"

"Gak usah kaya anak kecil deh, aku gak mungkin ya cinta sama Kinal."

"Kamu pikir aku gila."

Kinal mendorong pintu kamar Ve dengan tatapan yang begitu menyakitkan, Veranda jelas langsung menoleh dan dia menurukan telponnya menatap tak percaya akan Kinal yang hadir ntah sejak kapan.

Pikir Veranda, apakah Kinal mendengar semua pembicaraanya dengan Malvin? Dan Veranda baru sadar kalau Kinal mendengar semuanya, saat Kinal menatapnya begitu tajam.

"Jadi seperti itu Ve?! Lo cuman pura-pura cinta sama gw?! Apa maksud semuanya, Veranda!"

Nafas Kinal begitu memburu, Veranda mendekat mencoba memberi penejelasaan.

"Nay, aku bisa jelasin semuanya."

Kinal menepis tangan Veranda yang ingin menyentuhnya. "Omong kosong! Gw pikir lo benar-benar cinta sama gw, haha bodoh gw bodoh Veranda."

Tawanya begitu miris dia sedang menertawai kebodohannya sendiri.

"Nay, semua gak kaya apa yang kamu pikirkan, semuanya aku lakukan hanya karna aku gak mau kamu jadi salah."

"Salah? Lantas dengan cara seperti ini benar? Ha? Setelah semua sikap lo selalu buat gw berharap dan sekarang lo ngomong gini, semuanya benar?!"

Veranda diam, matanya memanas melihat Kinal yang kini benar-benar marah.

"Your so smart, Veranda! Kalau hanya untuk membuatku terluka kamu sangat berhasil." Ucap Kinal lagi dengan suara tangan yang dia adu, mengerakan tepuk tangan.

Veranda menggeleng dan kini dia menangis. "Nay, plis gak gitu, aku sama sekali gak ada niat buat nyakitin kamu."

"Bulshit! Dan satu hal yang harus lo tau, sekarang gw nyesel merelakan Yona demi sahabat yang gak tau diri kaya lo!"

"Nay! Plis!"

Kinal pergi dari hadapan Veranda dengan hati yang benar-benar hancur, sahabat yang dia harapkan bisa menjadi pelipur hatinya kini malah membuat hatinya semakin terluka, dia salah menilai Veranda.

Veranda memang selalu ingin yang terbaik untuk Kinal hanya saja caranya salah.

























Bersambung.

#TeamVeNalID

Continue Reading

You'll Also Like

49.7K 423 5
well, y'know? gue fetish sama pipis dan gue lesbian, eh gue sekarang sepertinya bi, kontol dan memek ternyata NYUMS NYUMS Apa ya rasanya Mommy? juju...
1M 86.4K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
70.3K 6.3K 49
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
504K 5.4K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...