Dibalik Layar [END]

Bởi Lunar14_

134K 20.5K 5.5K

[Highrank #1 in Veranda, Yona. #3 in Kinal #65 in Fanfiction #11 In JKT48 #5 In Venal.] Aku terlalu mencintai... Xem Thêm

1. Lembar Pertama
I
II
2. Lembar Kedua
I
II
3. Lembar Ketiga
I
II
4. Lembar keempat
I
II
5. Lembar Kelima
I
II
6.Lembar Keenam
I
II
7. Lembar Ketujuh
I
II
8. Lembar Kedelapan
I
II
9.Lembar Kesembilan
I
II
10. Lembar Kesepuluh.
I
II
11. Lembar Kesebelas
I
II
12.Lembar Keduabelas
I
II
13. Lembar Ketigabelas
I
II
14.Lembar Keempatbelas
II
15. Lembar Kelimabelas
I
II
16.Lembar Keenambelas.
I
II
:)

I

1.9K 375 88
Bởi Lunar14_

Andai wattpad menghasilkan kek youtube ya pasti kulebih semangat
wlwkwwkkwkwkwk

______________________________






Aku jadi tak berani melihatnya yang sekarang duduk disampingku dengan senyum yang tak pernah hilang, aku mencoba terus fokus pada jalan, tapi saat tangannya menyentuh ujung rambutku yang hanya ku kuncir kuda, ada desiran hangat yang menjalar disetiap aliran darahku, aku jadi menoleh ke arahnya.

"Gak ada niatan potong rambut?" Katanya yang terus memainkan rambutku.

"Belum ada."

Wajahnya menampakan raut wajah kecewanya. "Kenapa?"

"Yona gak suka kalau rambutku pendek."

Aku menjawabnya jujur, Yona memang lebih suka saat melihatku berrambut panjang, kata Yona aku malah terlihat aneh jika berrambut pendek, wajahku yang bulat membuat aku akan terlihat lebih bulat dengan rambut pendek.

Sebenarnya sekarang rambutku tidak terlalu panjang juga, mungkin dimata Veranda ini memang terlalu panjang.

"Padahal aku lebih suka kalau rambut kamu pendek."

Aku hanya tersenyum begitu kaku menimpali ucapannya, ntah harus meresponnya seperti apa, sebenarnya aku tidak ingin membahas hal apapun mengenai rasa cintanya terhadapku,tapi tiap gerak geriknya sedari tadi membuat aku terkadang lupa dengan Yona.

Kini mobil yang ku kendarai sudah berhenti dirumah Lidya, Lidya tidak ada, dia sedang ada latihan di teater, awalnya aku ingin mengantarkan mobilnya ke teater tapi Lidya bilang dia akan menginap di kosaan ka Melody, jadi dia memintaku mengantarkan mobilnya kerumah saja.

Udara Jakarta yang panas membuat aku harus membuka kemejaku menyisakan kaos oblong berwarna abu-abu, saat tanganku ingin membukanya, tangan Veranda malah dengan sigap seakan membantuku membukakan nya, aku jadi diam, aku gugup, ac yang dihasilkan dari taksi online yang sedang kita naiki saja terasa panas saat dia menatapku dan tersenyum.

"Makasih, Ve."

Dia mengangguk, memangku kemejaku, dia jadi yang membawanya. Aku mengutuk jalanan Jakarta yang macet di saat aku ingin segera mengakhiri keadaan yang membuatku mati gaya. Mungkin karna terlalu lelah dia malah menjatuhkan kepalanya di bahuku, tangannya menelungsup masuk di jari-jariku, aku tak membalas genggamannya, aku diam, sungguh aku hanya diam.

"Nay"

"Ya?"

"Tadi pagi aku telpon kamu."

"Telpon?"

Aku langsung mengecek hapeku, karan seingatku dia hanya menelponku siang tadi dan tidak ada panggilan dengan namanya yang masuk di pagi hari.

"Gak ada nih" kataku menunjukan layar hapeku padanya.

Dia malah menghembuskan nafasnya menegakan kepalanya tapi tanganku masih dia genggam.

"Yona yang angkat, mungkin dihapus."

Dahiku jadi mengerut bingung. Yona? Mengangkat nya? lalu menghapusnya? Untuk apa? Aku pikir Yona bukan tipe gadis yang posesif.

"Dihapus?"

"Mungkin, dia tadi pagi marah-marah ke aku."

Aku semakin tidak mengerti, "Marah-marah?"

"Iya, padahal aku cuman minta kamu jemput aku, tapi dia malah bilang gak usah hubungiin kamu lagi, dia bilang kalau aku gak boleh bertemen sama kamu lagi, dia matiin telponku gitu aja."

Yona melakukan itu? Kalau memang iya, aku tidak menyangka. Apa salahnya Veranda memintaku untuk menjemputnya? Memamgnya sahabat tidak boleh menjemput sahabatnya, ku pikir ini terlalu berlebihan kalau Yona melakukan itu.

"Masa sih, Ve?"

"Kamu gak percaya sama aku?"

"Bukan gitu, Yona gak mun-"

"Yaudahlah kalau gak percaya juga gapapa, aku tau Yona pacar kamu."

Veranda langsung memotong ucapanku, dia melepaskan genggaman tangannya, menyandarkan tubuhnya pada kursi mobil.

"Aku bukan gak percaya sama kamu, cuman, aku gak nyangka aja kalau Yona ngelakuiin itu."

"Yayay.."

Berikutnya tak ada lagi percakapan antara aku dan Veranda, sampai mobil yang kita naiki berhenti di tempat latihan.

Dan sekarang aku melihat tempat latihan yang terasa sepi tidak ada member generasi enam sama sekali hanya ada beberap staf dan juga Desy.

"Waduh kembaran apa kabar?" Desy yang awalnya sedang fokus pada hapenya jadi langsung melihat Veranda yang tersenyum menyapanya juga.

"Baik des." Kata Ve

Desy cekikan tak jelas setelah mendapat jawaban dari Ve, Veranda menggelengkan kepalanya dia berjalan masuk ke dalam, sedangkan aku dan Desy masih duduk diluar.

"Kok lo disini? Bukan nya k3 lagi latihan di theater?"

"Belum tau ya, gw kan member spesial, mau ikut latihan mau gak suka-suka gw ka."

Aku hanya mendengus malas,

"Ini kok sepi?"

"Lah mau rame mah di pasar." Timpal Desy si manusia jangkung yang sekrang sibuk dengan game dihapenya.

"Gw serius, tiang."

"Mau banget gw seriusiin?" Katanya meliriku dengan menaik turunkan alisnya.

"Sinting"

"Hahaha gw lagi nunggu ka Doni nih, mau ke fx ini juga gw tuh, cari tumpangan. Kalau buat sepi ya gak ada latihan ya sepi lah."

Aku jadi bingung dan Aku langsung menelpon ka Melody untuk menanyakan nya.

"Hallo ka, Dimana?"

"Difx nih, kenapa Nal?"

"Loh ka ini gak jadi latihan sama gen 6?"

"Eh? gw emang belum bilang ya? Latihannya gw skip ganti besok Nal, gw harus ngurusin k3 dulu nih. Gw tadi pagi chat lo deh bilang cancel."

Aku baru sadar sejak dari pagi aku sama sekali tak mengecek hapeku. Kalau tau akan seperti ini, lebih baik aku sekarang tetap di Bogor bersama Yona.

"Yaudah deh ka, thank you."

Telponku dengan ka Melody terputus, dan benar ka Melody memberikan pesan memberitahukanku kalau latihan batal.

"Heh." Desy menyentuh pundakku, tatapannya terus mengawasai Veranda yang sedang didalam.

"Apasi?" Kataku menjauhkan tangannya.

"Sed dah galak amat, betewe kok yang di ajak ka Ve, mamah Yons kemana? Masih diBogor?"

"Mana gw tau Yona kemana."

"Halah suka gitu deh, udah ah jan ditutupin gitu." Katanya lagi kali ini mencolek daguku.

Aku dikotori Desy.

"Brisik." Kataku yang langsung memanggil Veranda untuk pulang, meninggalkan Desy yang terus cekikian tak jelas.


..
.
.



Waktu yang sudah sore membuat matahari meredup, sinar mentari tak lagi sepanas tadi, dan sekarang Veranda malah mengajakku mencari buku di salah satu mall di Jakarta, padahal tadinya aku langsung ingin pulang.

"Lagian kocak kamu mah jadwal bisa salah."

Veranda terus tertawa, garis pipinya membentuk secara sempurna, aku pura-pura cemberut agar dia terus tertawa, dia terlihat lucu dengan matanya yang menyipit pipinya yang semakin terangkat,

Menggemaskan.

"Gak salah Ve, cuman aku gak liat hape, jadi gak tau kalau latihannya gak jadi."

"Mangkanya jangan sibuk sama Yona terus."

Aku semakin menekuk wajahku bentuk protes akan ucapannya.

"Kamu belum makan?"

Tangannya menyerahkan keranjang berisi beberpa buku, dia berikan kepada kasir toko buku ini.

"Udah, tadi pagi."

Dia jadi mengangkat tangannya, melihat jam yang melingkar di pergalangan tangannya. "Udah jam 4 sore, kita makan dulu, baru pulang."

"Iya."

"Yona gak ngasih kamu makan?"

"Gak gitu, aku dari pagi nemenin mamahnya Yona ngajar, trus nyampe rumah langsung otw Jakarta jadi gak sempet makan deh."

"Yaudah sekarang makan yang banyak aku yang bayar."

































Bersambung

#TeamVeNalID

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

93.6K 14.3K 19
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...
67.1K 13K 14
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
492K 49.4K 38
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
199K 9.8K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...