Dibalik Layar [END]

By Lunar14_

135K 20.5K 5.5K

[Highrank #1 in Veranda, Yona. #3 in Kinal #65 in Fanfiction #11 In JKT48 #5 In Venal.] Aku terlalu mencintai... More

1. Lembar Pertama
I
II
2. Lembar Kedua
I
II
3. Lembar Ketiga
I
II
4. Lembar keempat
I
II
5. Lembar Kelima
I
II
6.Lembar Keenam
I
II
7. Lembar Ketujuh
I
II
8. Lembar Kedelapan
I
II
9.Lembar Kesembilan
I
II
10. Lembar Kesepuluh.
I
II
11. Lembar Kesebelas
II
12.Lembar Keduabelas
I
II
13. Lembar Ketigabelas
I
II
14.Lembar Keempatbelas
I
II
15. Lembar Kelimabelas
I
II
16.Lembar Keenambelas.
I
II
:)

I

2.5K 426 70
By Lunar14_

Suara petikan dari gitar akustik yang dimainkan seorang wanita di atas panggung membuat suasana sedikit ramai. Shania masih menyandarkan tubuhnya pada kursi, kali ini raut wajahnya benar-benar memancarkan rasa kesedihan yang menadalam, sorot matanya jadi sanyu.

"Jauh sebelum lo, gw udah ngerasaiin susah nya cinta seperti ini."

Aku jelas langsung menegakan tubuhku, menatapnya tak mengerti.

"Cinta memang selalu indah di awal, gw bahagia, tapi itu dulu saat semuanya berubah, saat dia mulai takut akan komitmen yang sudah kita ambil, dia menjauh, bahkan sampai sekarang gw gak ngerti, gw dianggap apa sama dia."

Shania tersenyum dalam tatapan kosongnya, dia menggeleng seakan kisah cintanya benar-benar menyedihkan.

"Dengan alasan hubungan ini tidak benar, dia menggantung kan sebuah perasaan yang tak pernah salah, tapi beberapa bulan ini gw malah liat dia deket sama cewek lain, gw baru ngerti sekarang, sebenarnya bukan cinta yang salah tapi dia yang salah, saat ada seseorang yang ngedeketiin gw dia seakan marah, tak terima akan itu, padahal dia dengan seenaknya pergi dengan cewek lain, gw ngerasa ini gak adil buat gw-"

Kali ini matanya benar-benar menatapku,

"Gw kasih tau ke lo, jangan pernah main-main akan cinta, jangan pernah menyakiti atas dasar kalau ini salah, kalau pada akhirnya akan beralasan seperti itu kenapa gak dari awal aja jangan pernah memulai, benar kan?"

Matanya berkaca-kaca aku hanya mengangguk mengiyakan, sekarang aku mengerti arah bicaranya, aku yakin Shania sama sepertiku, tapi aku belum bisa menyimpulkan dengan siapa dia sekarang, aku masih diam membiarkan dia mencurahkan apa yang selama ini mungkin dia pendam sendiri.

Dia menghembuskan nafasnya, melirik jam pada pergelangan tangannya.

"Udah jam 9, lo mau jemput ka Yona?"

"Iya."

Dia menghabiskan minumannya yang menyisakan setengah sebelum dia beranjak dari posisi duduknya. "Gw duluan ya, mamah udah nungguin gw di loby, gw yakin lo pasti bisa ngelewatiin ini semua." Shania pergi menepuk bahuku seakan memberi kekuatan untukku.

Shania memang tak mengatakan kalau ya dia mendungku tapi dengan sikapnya yang seperti ini aku sudah cukup lega, setidaknya dia tidak memaksa akan aku yang harus seperti apa.


Saat Shania berjalan keluar, dari arah berlawanan Beby datang dengan tangan yang menggandeng tangan Anin. Aku melihat Beby awalnya berhenti, mungkin dia ingin menyapa, tapi Shania sama sekali tak melihat Beby dia terus berjalan.

Aku menarik tasku, berjalan keluar, menyapa Beby dan Anin, sekarang aku sedikit bisa menyimpulkan, cerita Shania tadi ada hubungannya dengan Beby.


Mungkin.


Jam memang sudah menunjukan pukul 9 malam lewat, Beby dan Anin sudah keluar teater berarti teater sudah selesai, sesuai rencana awal tadi, kalau malam ini aku dan Yona akan pergi ke Bogor.

Saat malam datang dengan segala kesunyiannya, hidup memang memiliki berbagai rasa, tidak semua hal akan kita lewati dengan mudah, begitu juga dengan cinta, cinta memang selalu indah di awal, aku tidak pernah tau akan seperti apa hubunganku dengan Yona, yang jelas aku bahagia saat aku bisa berada didekatnya, saat dia selalu mengerti akan semua hal yang ada pada diriku.


Pintu Lift yang ku naiki berhenti di lantai empat, dan mataku langsung menangkap sosok Yona yang menghadap dimana aku berdiri dengan Veranda yang membelakangiku, Yona belum melihatku, tapi aku melihat tangannya yang mengepal, aku tidak terlalu mendengar apa yang sedang Veranda bicarakan, tapi saat tangan Veranda mendorong bahu Yona, aku langsung mendekat sedikit mempercepat langkahku.

"Ve!"

Dia hanya menoleh menatapku, kemudian matanya menatap Yona lagi, setelah itu dia benar-benar pergi dengan Yona yang terus menatap punggung Veranda yang hilang dibalik pintu lift.

"Yon."

Yona langsung berjalan tanpa menggubris akan ucapanku, dia berjalan dengan tatapan yang terus kedepan, matanya sungguh menakutkan, aku terus berusaha menggapai tangannya tapi dia selalu saja menepisnya.

Kita berdua sudah sampai di basemant, Yona masih tidak berbicara sampai kita sudah berdiri didepan mobil miliknya.

"Yon, Plis!" Kataku menatap manik mata nya yang memancarkan kemarahan.

"Siniin kunci mobil gw!"

"Aku yang nyetir."

"Gw bilang sini!"

"Enggak! Kenapa si?" Kataku lagi dengan tangan yang menyentuh tangannya.

"Gw pulang sendiri, siniin kunci mobil gw!" Dia terus saja mengulang-ulang ucapannya, tak ada tatapan manis seperti pagi tadi.

"Kenapa? Plis Yon."

"Gw bilang sini kunci mobil gw Kinal!"

"Gak! sekali gw gak bilang ya enggak! Aku gak akan ngebiariin kamu nyetir sendiri!"

Dia meremas kepalanya sendiri, menjatuhkan tubuhnya pada pintu mobil.

"Kenapa si harus gini..."

Aku langsung diam mendekat membawa dia kedalam pelukanku, dia menangis.

Dia menangis mencekram kaos yang ku kenakan. "Aku gak bisa Kinal, aku gak bisa."

Aku hanya bisa memeluknya, meredakan hal yang sekarang sedang meledak dalam dadanya.

"Aku gak bisa kalau harus lepasin kamu."

Kupejam mataku, saat ucapannya yang begitu lemah keluar dari bibir tipisnya, aku juga tidak akan bisa melepaskan kamu Yona.

Aku menarik pelukaanku, menatapnya dengan air mata yang memenuhi mata tajam nya, tanganku menyapu air matanya yang menangis karna takut kehilanganku.

"Kita pulang sekarang ya?"




..
.
.



Bogor selalu dingin, dingin nya masuk hingga kulitku yang paling dalam, sudah hampir tengah malam, Yona malah berdiri dibalkon kamarnya, padahal angin terasa begitu kencang, ku jatuhkan daguku di bahunya melingkarkan tanganku pada perutnya.

"Sudah cukup Bogor saja yang dingin kamu jangan ikut-ikutan jadi dingin Yona, nanti siapa yang menghangatkanku?"

Dia menolehkan wajahnya menatap aku yang memeluknya dari belakang.
Senyum tipisnya dia berikan sebelum dia kembali menatap langit yang ssmakin gelap.

Tubuh mungilnya semakin aku peluk, mengikis malam yang kian hilang, jelas bukan hanya kamu yang takut kehilanganku, aku juga takut. Tapi percaya denganku, siapapun tidak akan ada yang bisa memisahkan kita dengan alasan apapun.

"Jangan diem terus, aku kangen tau, aku lebih baik dimarah-marahin kamu deh dari pada dideimiin trus, gak enak, sepi, jangan mengkhawatirkan hal yang gak seharusnya kamu takuti Yon, aku masih ada disini kan? Yang jalanin itu aku sama kamu bukan dia, apapaun yang dia omongiin sama kamu, aku harap kamu gak terlalu mikiriin itu semua. Aku gak mau karna hal ini malah jadi buat hubungan kita jadi gak baik."

Dia menghembuskan nafasnya, dan kini membalikan badannya, dia menangkup wajahku setelah dia memberikan raut wajah sedihnya dia memelukku.

Suara yang bergetar terasa mengiris setiap sudut hatiku.

"Seharusnya aku bisa lawan dia tadi, seharusnya aku gak hanya diem, dia itu cuman sahabat kamu kan? Seharusnya aku bisa lebih yakin kalau kamu tetap mengutamakan aku dibanding sahabat yang hanya egois akan dirinya sendiri, aku gak bener-bener ngerti apa yang ada dipikiran ka Veranda, aku juga belum terlalu mengerti tentang hubungan kalian, yang aku tau dia itu sahabat kamu, dia teman dekat kamu, seharusnya aku bisa bersahabat dengan dia juga, tapi kenyataanya dia tidak bisa menerima, aku tau dia selalu ingin yang terbaik buat kamu dan aku bukan yang terbaik buat kamu, aku minta maaf."

























Bersambung

#TeamVeNalID




Beberapa orang tidak akan pernah berubah untuk mengikuti apa maumu, dan kamu hanya bisa menerimanya. Karna kata maaf yang hanya bisa mengalahkan sebuah rasa keegoisan.



Continue Reading

You'll Also Like

YES, DADDY! By

Fanfiction

313K 2K 10
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
812K 59.4K 53
"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, ter...
160K 11.9K 86
AREA DILUAR ASTEROIDπŸ”žπŸ”žπŸ”ž Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...
91.6K 10.2K 32
"Tunggu perang selesai, maka semuanya akan kembali ketempat semula". . "Tak akan kubiarkan kalian terluka sekalipun aku harus bermandikan darah, kali...