Dibalik Layar [END]

By Lunar14_

134K 20.5K 5.5K

[Highrank #1 in Veranda, Yona. #3 in Kinal #65 in Fanfiction #11 In JKT48 #5 In Venal.] Aku terlalu mencintai... More

1. Lembar Pertama
I
II
2. Lembar Kedua
I
II
3. Lembar Ketiga
I
II
4. Lembar keempat
I
II
5. Lembar Kelima
II
6.Lembar Keenam
I
II
7. Lembar Ketujuh
I
II
8. Lembar Kedelapan
I
II
9.Lembar Kesembilan
I
II
10. Lembar Kesepuluh.
I
II
11. Lembar Kesebelas
I
II
12.Lembar Keduabelas
I
II
13. Lembar Ketigabelas
I
II
14.Lembar Keempatbelas
I
II
15. Lembar Kelimabelas
I
II
16.Lembar Keenambelas.
I
II
:)

I

2.8K 400 122
By Lunar14_

Entah bagaimana, aku tidak bisa menggambarkan perasaanku sekarang. Mungkin dia tidak akan menyangka atau menganggapku berbohong kalau sekarang aku mulai mengaguminya.

Kalau aku telah menganggapnya berbeda di hatiku, dia bukan sekedar sahabat bukan sekedar teman lagi untukku.


Dia kekasihku.




Ya, Yona.


Dia terlihat serius menginstruksikan semua member team K3, acara baru saja selesai, mereka semua sedang mengevaluasi untuk perfom tadi. Yona tadi sempat marah-marah pada Gracia, aku tidak mengerti awalnya seperti apa karna tadi terlalu sibuk mengatur berjalan nya acara, tapi dari celetukan Beby, Gracia terlihat tak serius saat Yona sedang berbicara kepada mereka semua.

Menjadi seorang kapten memang bukan perihal mudah, selain dicintai resiko seorang pemimpin adalah dibenci.

Asal kalian tau, saat dulu aku menjabat sebagai kapten team K3, karna dulu aku memang belum terlalu mengenal mereka, itu rasanya berat sekali, apalagi harus mengurus member-member yang susah di atur seperti Lidya, Vieeny dan Yona tentunya.


Mereka itu trouble maker nya K3, aku hampir putus asa dulu mengurus mereka tapi ntah bagaimana mereka melunak dan pada akhirnya mereka lah yang benar-benar mendukungku menjadi kapten team K3, bahkan mereka seakan menjadi tamengku di team K3, saat semua orang-orang yang tak menyukaiku menghujat diluar sana, mereka lah yang memotivasi.

Sampai pada akhirnya mereka bisa mengerti arti dari memimpin, susahnya menjadi seorang yang harus berperan penting dalam team, mungkin Lidya memang belum menjadi kapten, tapi jiwa kepemimpinan nya selalu terlihat olehku.

"Oke makasih semuanya, di bis langsung pada tidur, karna besok kita ada teater show 1, cek lagi barang-barang nya jangan sampe ada yang ketinggalan."


"Ya Kapten!





Kini semua member bersiap untuk kembali kejakarta, sudah jam 11 malam, dan Bandung mulai gerimis.

"Siniin tas nya." Kataku menghampiri Yona.

"Gapapa gw aja, kalau mau bantuin tuh bantu Gre aja."

Aku jadi berjalan ke arah Gracia, dia masih duduk merapikan barang-barangnya, sedangkan yang lain sudah masuk ke dalam bis termasuk Yona.

"Sini, ka Kinal bantu." Ucapku langsung mengambil alih tas yang sedang di rapihkan Gracia.

"Eh, gak usah ka."

"Gapapa, ini kan berat."

Gracia memang diberi hukuman untuk merapikan seifuku yang baru mereka kenakan tadi,satu tas besar harus dia bawa sendiri, sadis juga Yona.

"Gapapa ka biar aku aja, nanti ka Yona liat di kira aku gak ngejalanin hukuman nya lagi."

"Ini Yona yang nyuruh kok."

Dahi Gracia mengerut. "Masasi? Dia kan marah sama aku ka."

"Marahnya bcanda doang, udah yuk nanti ketinggalan bis." Kataku yang kini menjingjing tas besar tadi yang harusnya di bawa Gracia, ini berat aku serius.

"Makasih ya ka."

Aku hanya mengurai senyum menjawab ucapan Gracia.

Setelah menaruh tas yang ku bawa tadi, aku melihat isi bis memastikan semuanya sudah masuk dan kini hampir semua member sudah tertidur. Aku berjalan dimana Yona duduk, disebelah nya masih kosong mungkin memang sengaja menyiapkan untukku.



Ya, mungkin.


"Kok gak tidur?" Aku sudah duduk disebelahnya.

"Nunggu kamu."

"Sekarang aku udah ada."

"Iya."

"Gimana Gre?"

"Dia jadi takut sama kamu."

"Gapapa emang harus gitu."

"Tadi tas nya berat, liat nih tanganku aja sampe merah." Aku menunjukan telapak tanganku yang memang merah.

"Mana?"

"Nih." Ucapku memberikan tanganku untuk dia liat.

Dia malah membuka tutup tangaku."Ah gini doang mah gapapa." Cibirnya malah sibuk dengan wajah yang yang sedang dia bersihkan dari make up.

Aku jadi menarik tanganku dari nya, ku pikir akan di manja-manja ternyata tidak.

Yona memang terlampau cuek, jadi harus sabar.

"Masih sakit perutnya?"

"Mendingan, tadi udah dibelin obat sama pacar."

Aku jadi tersenyum mendengar ucapaanya walau dengan wajah datar nya tapi tetap itu membahagiakan untukku.

"Wah, baik ya pacarnya."

"Iya, makasih ya."

"Pacar." Lanjutnya kini menatapku.

Aku jadi semakin Gemas akan segala sikapnya yang tak bisa aku tebak.

"Yaudah tidur." Kataku.

"Iya, minjem ya bahu nya, lupa bawa bantal."

Lagi-lagi dia buat aku tersenyum gemas, dia menaruh kepalanya pada bahuku.

"Iya."


Rintik gerimis bagai nada yang indah pada malam ini, kepala Yona yang bersandar pada bahuku membuat aku juga menyandarkan kepalaku pada kepalanya, aku menggengam tangannya.

Ah, aku jadi semakin menyayangi nya.

"Yon."

"Hm?"

"Seneng ga?"

"Banget."

Kalian akan mengerti jika kalian sedang jatuh cinta apapun akan terasa membahagiakan.

"Gw juga."


Baru saja ingin memejamkan mata, hapeku bergetar, Yona juga mungkin mendengar getarannya, matanya jadii terbuka lagi, aku melepaskan genggaman mengambil hapeku yang berada dikantong celanaku.

"Siapa?" Kata Yona saat aku hanya memandangi layar hapeku.

"Ve."

"Angkat, siapa tau penting."

Aku pun mengangkatnya, aku tak ingin Yona berfikir yang tidak-tidak tentang hubunganku dengan Veranda tanpa dia meminta, aku berinisiatif meloudspeker telfonku, agar Yona bisa mendengar nya juga.

"Halo Ve?"

"Kamu kapan nyampe?"

Suara Veranda terdengar memburu, aku jadi khawatir.

"Ini lagi dijalan, kenapa?"

"Disini mati lampu, aku takut."

"Nyalain lampu emergency nya Ve." Ucapku berusaha menenangkan nya, Yona masih bersandar di bahuku, dia tidak tidur malah memainkan game pada hapenya.

"Aku lupa ngecas lampu nya Nay jadi mati, aku takut."

"Coba ke kamar Feni, atau kamu telfon Feni."

"Udah, Feni gak ada lagi dikosaan Okta."

Suara Veranda seperti seorang anak kecil yang benar-benar takut akan gelap dan butuh perlindungan. Terdengar manja, dan aku mengkhawatirkan nya.

"Disini ujan gede banget, banyak petir."

"Yaudah kamu tenang ya, aku udah dijalan kok."

"Jangan matiin telpon nya, temenin."

"Iya Ve aku temenin."

"Kamu baru nyampe mana?"

"Aku baru keluar tol pasteur Ve."

"Euh masih lama, aku takut Kinay!"

"Kamu tenang ya, gak bakal ada apa-apa juga ko."

"Pengen peluk, Kamu."


Saat Veranda mengatakan itu saat itu juga aku mendengar Yona yang melock hape nya memasukannya pada kantong jaket, kepalanya dia angkat, sedikit menggeser badannya, dia malah memejamkan mata menyandarkan kepalanya pada kaca mobil.

Aku hanya bisa menghela nafasku.

"Nay! Jangan diem."

"Iya Ve, aku disini kok."





.
..
.






Matanya berkaca-kaca tumpukan gelisah itu ingin jatuh perlahan menuju pipinya. Namun dia tahan. Seolah linangan itu dia hisap kembali ke matanya agar tidak jatuh.

Aku berjalan dengan nya, sebenarnya Yona tidak mengatakan apa-apa, tapi aku merasa ada yang berbeda dengan Yona, aku jadi merasa bersalah sendiri. Ntahlah sekarang apa yang sedang Yona rasakan, dia tidak menunjukan gelagat kalau dia marah atau pun cemburu, dia memang cuek tapi sekarang aku merasa sedang di cueki.

"Naik Grabcar aja ya, gw capek kalau harus nyetir, mobil nya dibawa Lidya."

"Iya."


Sepanjang perjalanan dia tertidur tapi saat aku mencoba memindahkan kepalanya yang bersandar pada kaca mobil dia malah seakan enggan aku sentuh. Aku mengerti mungkin sebenarnya dia marah hanya tidak dia tunjukan saja.


Sekarang kita sudah sampai dikosaan dan benar, disini mati lampu, beruntung hujan sudah reda.

Aku mengambil tas nya tangan nya langsung aku gandeng, kita berjalan saling diam.


Mungkin Veranda mendengar pergerakan di lantai ini baru sajja aku ingin membuka kan kamar untuk Yona, aku merasa tubuhku dipeluk dari belakang.

Dan benar Veranda yang memeluku.


"Kenapa lama banget, aku takut."


Dan saat itu juga aku kehilangan genggaman tangan Yona, bahkan Yona benar-benar hilang dari jangkauan mataku.






















Bersambung.

#TeamVeNalD

Continue Reading

You'll Also Like

72.7K 14K 15
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
56.4K 7.3K 47
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
84.5K 7.9K 21
Romance story🀍 Ada moment ada cerita GxG
195K 16.3K 27
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...