SeLisa [END]

By itsmesnrni

58.1K 6.7K 379

Dijodohkan? Oh Sehun sih senang-senang saja. Tapi bagaimana dengan Lalisa? Itu akan jadi hal terburuk di sepa... More

PROLOG
SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS
DUA BELAS
TIGA BELAS
EMPAT BELAS
LIMA BELAS
ENAM BELAS
TUJUH BELAS
DELAPAN BELAS
SEMBILAN BELAS
DUA PULUH
DUA PULUH SATU
DUA PULUH DUA
DUA PULUH TIGA
DUA PULUH EMPAT
DUA PULUH LIMA
DUA PULUH ENAM
DUA PULUH TUJUH
DUA PULUH DELAPAN
EPILOG
SIDE STORY; KAI - JENNIE

EXTRA PART

2K 172 25
By itsmesnrni

Happy reading

***

Dada yang terasa berat serta tepukan pelan pada pipi membuat Sehun terbangun. Ia kesulitan untuk bernapas karena beban yang cukup berat bertumpu di dadanya. Saat membuka mata, Sehun melihat seorang anak berumur kisaran dua tahun yang tertawa sambil menepuk pipinya dan menggoyangkan tubuh mungilnya.

Sehun tergerak untuk mengubah posisinya menjadi duduk dan bersandar, lalu ia mendudukkan bayi tersebut di perutnya yang masih saja berbentuk meskipun jarang sekali berolahraga akhir-akhir ini.

"Uuuu, sejak kapan kau ada di sini? Kenapa kau menepuk-nepuk pipi appa? Kau mau membangunkan appa-mu? Hmm?" ujar Sehun sambil menoel pipi bayi tersebut gemas.

Bayi yang ada di pangkuan Sehun, merupakan anaknya dengan Lalisa yang lahir kurang lebih dua tahun lalu. Lalisa melahirkan anak kembar tiga dan semuanya berjenis kelamin laki-laki, sebelumnya mereka tidak menyangka akan memiliki tiga anak kembar sekaligus. Sehun dan Lalisa pikir, mereka berdua hanya akan memiliki dua anak kembar.

"Ap-pha ... Eomm-ma ...."

Sehun tertawa mendengar celotehan anaknya yang belum lancar untuk berbicara. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar, mencari Lalisa dan kedua anaknya yang lain.

"Lisa," panggil Sehun sedikit berteriak.

"Ne?" sahut Lalisa.

"Kau di mana? Kenapa Suho ada di sini dan duduk di dadaku?"

"Aku di kamar mandi, sedang memandikan Xiumin dan Chen. Aku yang menaruh Suho di dadamu agar kau bangun dan cepat membantuku memandikan mereka," jawab Lalisa sambil mengomel.

Sehun terkekeh. "Eomma ternyata sedang kerepotan memandikan kedua saudaramu, Suho. Ayo kita mandi."

"Ap-phaa ... Mandiihhh ... Ciumin Cen ... Mandiihh ...." Celotehan Suho membuat Sehun tertawa gemas saat sedang berjalan menuju ke kamar mandi yang berada di kamar mereka.

Saat tiba di sana, Sehun melihat Lalisa yang kerepotan. Kedua tangannya sedang menggosok badan Chen yang tidak bisa diam, sesekali ia melirik dan memperingati Xiumin yang asyik menaikkan kaki kecilnya, mencoba keluar dari bathub.

"Xiumin, diam di sana. Jangan bermain di tepi bathub dengan kakimu, nanti kau bisa terjatuh," omel Lalisa.

"Anhiyaa ... Eommahh ... Ituhh ... Bhebhekk ...."

Lalisa menatap ke arah yang ditunjukkan oleh Xiumin, mencari-cari bebek mainan yang ia katakan. Ternyata benar, bebek mainan milik Xiumin terjatuh di bawah bathub, Lalisa segera mengambil bebek tersebut dan mengembalikannya pada Xiumin. Setelah itu, ia kembali menggosok badan Chen yang masih dipenuhi oleh sabun.

Sehun berjalan ke arah Lalisa, lalu membiarkan Suho bergabung dengan kedua saudara kembarnya di dalam bathub.

"Sini sayang, mendekat pada appa, kita mandi," bujuk Sehun pada Xiumin yang asyik dengan bebek mainannya.

Bukannya mendekat, Xiumin malah mencipratkan air dari bathub pada Sehun hingga sebagian wajah dan baju yang dipakainya menjadi basah. Lalisa yang melihat itu tertawa terbahak-bahak, begitu juga ketiga anak mereka, mereka menertawakan ayahnya sendiri.

"Xiumin, kau nakal pada appa eoh," ucap Sehun dengan bibir yang cemberut.

Xiumin hanya menyengir pada Sehun, menampilkan deretan gigi susunya yang masih nampak kecil.

"Chen, kau sudah. Sekarang giliranmu, Suho. Mendekatlah pada eomma," bujuk Lalisa.

Tidaklah sulit bagi Lalisa untuk mengajak anak-anaknya mandi, beberapa detik setelah disuruh Suho segera mendekatinya dan menikmati sentuhan lembut ibunya ketika menyabuni dan memandikannya.

"Tchuu ... Eommah, Ciumin ... Appahh"

"Ne? Apa chagi? Ada apa dengan Xiumin dan appa?" sahut Lalisa menjawab perkataan Suho.

Saat melihat Xiumin dan Sehun di sisi lain bathub, ternyata mereka berdua sibuk menumpahkan shampo milik si kembar. Bukan. Yang menumpahkan sebenarnya Xiumin, Sehun hanya mencoba membersihkannya dengan menambahkan air ke atas shampo tersebut hingga lantai kamar mandi menjadi licin.

"Sehun! Aigo, kenapa kau malah membuat kekacauan di sini?" omel Lalisa kesal.

"Mwo? Aku mencoba membersihkannya, tadi Xiumin menumpahkannya ke lantai," balas Sehun santai.

"Tapi itu malah membuat lantainya menjadi licin Sehun. Bagaimana kalau misalnya salah satu dari si kembar jatuh terpeleset di sana? Atau bahkan kau? Malah bisa jadi aku yang terpeleset," rutuk Lalisa.

"Sudah, lebih baik kau menunggu saja di sana." Lalisa menunjuk sebuah kursi kecil tempat biasanya anak-anak mereka duduk.

"Tapi tadi kau menyuruhku untuk membantu ...."

"Sudah, lebih baik kau duduk saja. Biar aku yang memandikan Suho dan Xiumin," tukas Lalisa.

Sehun mengerucutkan bibirnya kesal lalu berjalan ke arah kursi kecil tersebut dan duduk disana memperhatikan Lalisa yang sibuk memandikan tiga anaknya, wanita selalu benar, dasar ibu-ibu, batinnya.

Sementara Xiumin, Suho dan Chen terkikik melihat ayah mereka.

Beberapa saat kemudian, Lalisa selesai memandikan ketiga anak kembarnya. Lalu menggendong mereka ke kamar untuk memakai pakaian. Lisa menggendong Suho sementara Sehun menggendong Chen dan Xiumin.

"Selesai!" pekik Lalisa setelah memakaikan pakaian pada ketiga anaknya tersebut.

Ia dan Sehun kemudian mendiamkan tiga kembaran tersebut untuk bermain di bawah lantai yang dilapisi dengan karpet lembut agar mereka bertiga tidak cedera saat sedang bermain. Sementara Lalisa dan Sehun duduk pada sofa memperhatikan mereka.

"Akhirnya, ternyata memandikan mereka membutuhkan tenaga yang tidak sedikit ya. Aku salut padamu yang setiap hari harus mengurus mereka bertiga dan menyiapkan semua keperluanku juga. Belum lagi kau harus mengurus butikmu. Kau memang ibu dan istri yang hebat," ujar Sehun tulus.

Lalisa tersenyum. "Terima kasih untuk pujiannya."

Sehun memeluk pundak Lalisa dan menggesekkan hidungnya pada hidung mancung Lalisa dengan gemas.

"Mereka semua sudah mandi, sekarang bagaimana kalau kita berdua yang mandi, hm?" ucap Sehun sambil menaikturunkan kedua alisnya.

Lalisa menjauhkan wajah Sehun dari hadapannya. "Kau saja yang mandi, aku masih harus membuat sarapan."

"Eoh, nanti saja membuatnya. Setiap hari kau selalu mengurus si kembar, kau jarang sekali menyisihkan waktu untukku."

"Jangan manja seperti itu, kau seharusnya lebih mengerti jika ketiga anakku masih membutuhkan perhatian yang lebih."

"Hei, mereka juga anakku."

"Tidak. Mereka anakku, aku yang mengandungnya."

"Aku yang membantumu untuk mengandungnya."

Lalisa mendelik, sedangkan Sehun terkekeh geli. Tanpa aba-aba, Sehun lalu membawa Lalisa ke kamar mandi dengan gaya bridal. Tidak menghiraukan ocehan Lalisa yang memaksa untuk turun.

"Sudah, jangan menolak. Kita juga harus mempunyai quality time."

"Aigo, Sehun. Lalu siapa yang menjaga anak-anak," gerutu Lalisa.

"Mereka tidak akan kemana-mana, tenanglah. Mereka mengerti jika eomma dan appa mereka sedang bersenang-senang dan menikmati waktu berdua saja."

"Sehun!!!"

Sementara itu, pada karpet berbulu di bawah lantai ....

"Eommahh? Appahhh? Jigheum eodiyahh?" ucap Xiumin, Chen dan Suho bersamaan, mencari keberadaan kedua orang tuanya. Namun nihil, mereka tidak terlihat di semua sudut kamar.

***

Aku tahu nama anak hunlis gak banget😅 gatau lg mau ngasih nama apa, hope u like this chapter☺

Gomawo❤

A/n:
Akhirnya selesai republish SeLisa, wkwk
Jangan lupa baca ceritaku yang lain yaa, gomawo🌻

Continue Reading

You'll Also Like

101K 8.6K 84
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
11.7K 1.4K 32
šŸ‘Øā€šŸ‘©ā€šŸ‘¦ [ FAMILY WAR STORY ] āš ļøšŸ”ƒšŸ‘ (JANGAN DI ADD KE LIBRARY HARAM, NGGAK BOLEH!!) Jisoo memiliki pendangan yang berbeda tentang cara mengasuh anak...
137K 13.3K 66
Jangan salahkan jika hati sudah memilih siapa. Baca aja ya, kalau penasaran