Apology

By farvidkar

187K 14.3K 217

Daryl selalu bersikap berlebihan pada gadis itu, dia membenci gadis itu tetapi dia tak ingin gadis itu jauh-j... More

PROLOG
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
EPILOG

11

5.1K 426 10
By farvidkar

Apa sih maunya pria paru baya itu? Entah mengapa Daryl tidak suka mendengar kata-kata Johan. Dia hanya memberi masukan karena tingkah Rachel, dia tidak bermaksud agar mencarikan pria yang lain untuk gadis itu. Sekarang Ayahnya malah menambah beban padanya.

Dia bahagia karena Johan bersedia menerima sarannya, tetapi dia juga kesal karena satu hal. Untuk apa mencarikan gadis itu pendamping. Rachel sudah besar dan bisa mencari kekasihnya sendiri. Tetapi gadis itu butuh bantuannya agar tidak lagi mencari lelaki yang berumur. Anehnya, Daryl tidak suka gadis itu menemukan seseorang yang cocok. Dia lebih senang Rachel tidak memiliki kekasih sama sekali.

"Bibi Noor, tolong panggilkan Rachel"

Daryl masih berkutat di depan laptopnya. Dia membawa pulang semua pekerjaan kantornya ke rumah. Ada beberapa dokumen yang perlu dia tanda tangani dan review kembali. Tak lama seseorang masuk ke dalam ruang kerjanya.

"Ada apa memanggilku malam-malam?" Rachel sudah memakai pakaian tidurnya lengkap.

"Saya perlu memberitahumu sesuatu" kata Daryl serius. Lantas Rachel duduk di sebuah kursi dan menatap pria itu penasaran.

"Sebaiknya segera akhiri hubunganmu dengan pria itu. Ayah juga sudah tahu hubungan kalian, dan menyerahkan tanggung jawab kepada saya" jelas Daryl. Okay, mood Rachel memburuk. Dia tidak suka diatur-atur seperti ini.

"Apa salahnya saya pacaran dengan Baril? He is nice" Rachel menatap marah pria itu. Selama ini hubungan yang dijalinnya dengan Baril baik-baik saja dan dia tidak bisa memutuskan pria itu seenaknya.

"Kalian beda 10 tahun. Bahkan dia lebih tua dari saya" tambah Daryl tak mau kalah.

"Terus saya harus bagaimana? Saya harus pacaran dengan kamu hanya karena kamu lebih muda dari Baril?"

"Itu lebih bagus ketimbang kamu pacaran sama dia" dari mana pula pemikiran itu datang. Daryl merutuki dirinya karena bicara dengan seenaknya.

"Kalau kamu cuma mau bilang itu lebih baik lupakan saja! Saya tidak akan putus dengan Baril!"

Rachel keluar dari kamar sambil membanting pintu dengan kasar. Daryl melihat gadis itu pergi. Daryl mengacak-acak rambutnya gusar.

Malam itu Daryl merenung. Rachel memang punya hak untuk dirinya sendiri. Karena hanya gadis itu yang harus memilih jalan hidupnya. Daryl tidak boleh mengekang gadis itu. Tetapi Daryl sadar kalau dia memang egois. Dia hanya orang yang tinggal satu atap dengan gadis itu, tetapi dia tidak ingin membiarkan gadis itu bebas. Bukan artian dia ingin mengikat gadis itu di kamar, Daryl hanya tidak suka melihat Rachel memiliki kekasih.

Daryl ragu dengan hatinya sendiri. Apakah ini pertanda kalau dia menyukai gadis itu? Kalau iya kenapa dia bisa menyukai gadis itu? Padahal Ibu kandung gadis itu adalah selingkuhan ayahnya dulu. Harusnya Daryl membenci gadis itu bukan. Apakah ini semua karena Ibunya? Miranda yang mengajarkan Daryl agar ikut menyayangi Rachel kecil. Kalau seperti itu apakah rasa sayangnya kali ini sudah berlebihan? Daryl menyayangi gadis itu sebagai seorang pria?

"Kenapa harus dia" gumam Daryl.

...

Rachel sangat kesal pada pria itu. Baru beberapa hari Daryl bersikap baik padanya, tetapi malam ini dia kembali menjadi Daryl yang menyebalkan. Kenapa pula Daryl masih suka mencampuri urusan percintaannya.

Tok tok tok

"Rachel?" Johan muncul di balik pintu. Pria paru baya itu datang menjenguk anak gadisnya. Tadi dia sempat mendengar rebut-ribut di lantai atas. Dia juga mendengar bunyi pintu yang dibanting. Johan sudah menebak kalau kedua anaknya itu sedang berkelahi.

"Daddy, ada apa?" tanya Rachel. Ayahnya duduk di tepi tempat tidur.

"I heard you have a boyfriend?" tanya Johan to the point. Rachel tersenyum kecut. Pasti Daryl yang memberitahu Ayahnya. Selalu saja pria itu menjadi tukang lapor.

"Yes Daddy. Are you angry?" tanya Rachel hati-hati. Dia takut kalau Ayahnya itu sependapat dengan Daryl.

"He is 10 years older than you, Dad thinks love has no age limit" lega, ada benih-benih harapan di mata Rachel.

"Apa kamu nyaman dengannya?"

Rachel berpikir keras. Apakah dia nyaman dengan pria itu? Jika ditanya Rachel juga bingung ingin menjawab apa. Kalau definisi nyaman artinya dia baik-baik saja selama ini, artinya iya. Tetapi kalau nyaman dalam artian mereka bisa saling berbagi rahasia dan saling mempercayai satu sama lain. Rachel harus menjawab tidak.

"Apa kamu nyaman dengannya?" sekali lagi Johan bertanya.

"Yes Dad, aku nyaman dengannya"

Johan menghela napas berat. Rachel tidak dapat membaca pikiran pria itu. Tatapan Johan sulit diartikan membuat Rachel was-was.

"Baguslah kalau kamu nyaman dengannya. Tetapi Ayah ragu kalau kamu akan terus membuang waktu bersama pria itu. Dia sudah menginjak umur yang matang, dan harus segera menikah. If you are not serious with him lebih baik lepaskan pria itu. Dad wants you to get a trusted man who can take care of you someday"

Rachel mengingat baik-baik nasihat Ayahnya. Gadis itu tidak tahu kalau selama ini dia membuang waktu Baril. Harusnya pria itu berpacaran dengan seseorang yang mungkin bisa dinikahinya. Tetapi bagaimanapun juga Rachel menyayangi pria itu. Dia merasa diperhatikan ketika tak ada seorangpun yang datang menghiburnya. Haruskah dia memutuskan hubungan mereka? Rasanya tidak tepat. Bisa saja Baril memang ingin menunggunya kelar kuliah dan mendapatkan pekerjaan, setelah itu mereka bisa melanjutkan hubungan yang lebih serius, tak ada salahnya Rachel berpikiran seperti itu.

"Rachel, kamu melamun?" Rachel tersadar kembali. Ayahnya tersenyum lega menatap anak gadisnya.

"There's one more thing I want to tell you"

Wajah Johan berubah serius. Pria itu terlihat ragu. Sudah lama dia ingin menyampaikan hal ini pada Rachel, tetapi ada hal yang mengganjal hatinya. Johan takut akan ditinggalkan anak gadisnya itu setelah memberi tahu hal ini. Tetapi di lain hal Rachel juga harus mengetahui hal ini. Gadis itu berhak tahu dimana Ibu kandungnya berada.

"Ayah, apa yang ingin kamu sampaikan?"

Johan mengeluarkan sebuah kertas kecil. Dia sudah lama menyimpan alamat rumah Ibu kandung Rachel. Dan karena hal itulah, Miranda mengajukan surat cerai padanya. Karena Johan yang bersikeras ingin terus merawat Rachel sebagai anak dan tidak ingin memulangkan Rachel kecil menyebabkan kesalapahaman hingga Miranda kembali ke Indonesia.

"Apa ini?" ada coretan kecil di atas sana.

"Ayah menemukan Ibu kandungmu"

Ini hantaman keras bagi Rachel. Akhirnya dia menemukan keberadaan orang yang telah membuangnya. Akhirnya dia menemui orang yang membohongi keluarga Ricardson. Rachel menatap Ayahnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Ketika membahas Ibu kandungnya, gadis itu akan kembali merasa bersalah. Terutama pada Johan yang sangat baik padanya. Bahkan setelah pria itu mengetahui kalau Rachel bukanlah anak kandungnya, pria itu masih berbaik hati menampung Rachel. Begitupula Miranda, Rachel sangat merasa bersalah pada wanita yang menganggapnya sebagai seorang anak. Padahal Ibu kandungnya sudah menyebabkan hubungan rumah tangga Miranda dan Johan retak.

"Aku kira dia sudah mati" gumam Rachel.

Rachel menangis. Air matanya turun begitu saja. Dia tidak tahu air mata apa yang saat ini menyentuh pipinya. Air mata senang atau sedih.

"Do you want to see your Mom?" tanya Johan. Jika gadis itu ingin menemui Ibu kandungnya, dengan berat hati Johan akan mengantar anak itu.

"I don't know Dad. Aku tidak tahu apa yang kuinginkan"

Dulu Rachel akan berlarian kepelukan Rosse yang menjemputnya. Dulu dia sangat menyayangi Rosse. Dia satu-satunya Ibu dan Ayah yang dimiliki Rachel di umur 5 tahun. Kemudian dirinya diantar ke rumah Johan. Rosse mengenalkan Rachel kecil pada Johan.

"Rachel, he is your Father"

Itulah yang dikatakan Rosse. Saat itu Rachel melihat sebuah pertengkaran. Seorang wanita menangis dan mengusir Ibunya. Rachel kecil tidak tahu apa yang terjadi.

"She's your son! You who haunt me! I do not have anything, I can not take care of that child!"

"Rosse, I swear! I never got you pregnant!"

"This is proof! I brought our child!"

Rachel kecil menangis. Orang-orang disekelilingnya berteriak keras. Itu saat-saat terberat bagi Rachel. Dan kata-kata terakhir yang di ucapkan Ibunya adalah,

"From now on you live with your father. Be a good girl, and don't trouble them. One day you'll pick you up"

Continue Reading

You'll Also Like

3.3K 582 13
Everyone knows Jian and Yesline's relationship is like Tom and Jerry who never get along. But it turns out their relationship is more than that. "Ji...
1.5K 246 28
Naskah pilihan WattpadRomanceID kategori Kisah Klasik di Sekolah - periode Juli 2023 Terlalu klasik. Jatuh cinta dengan teman, sahabat, atau bahkan s...
786K 84.4K 41
"When you think everything's going so well but then all of a sudden everything starts to fall apart." ••• Audrey selalu berpikir bahwa hidupnya sudah...