SeLisa [END]

By itsmesnrni

58.1K 6.7K 379

Dijodohkan? Oh Sehun sih senang-senang saja. Tapi bagaimana dengan Lalisa? Itu akan jadi hal terburuk di sepa... More

PROLOG
SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS
DUA BELAS
TIGA BELAS
EMPAT BELAS
ENAM BELAS
TUJUH BELAS
DELAPAN BELAS
SEMBILAN BELAS
DUA PULUH
DUA PULUH SATU
DUA PULUH DUA
DUA PULUH TIGA
DUA PULUH EMPAT
DUA PULUH LIMA
DUA PULUH ENAM
DUA PULUH TUJUH
DUA PULUH DELAPAN
EPILOG
EXTRA PART
SIDE STORY; KAI - JENNIE

LIMA BELAS

1.5K 199 10
By itsmesnrni

Happy reading

***

Jennie mengepalkan tangannya kesal saat melihat mobil milik Sehun terparkir di area pasar malam. Bukan karena mobilnya, namun karena wanita yang masuk bersama Sehun ke dalam mobilnya. Jennie tidak sempat melihat raut muka wanita itu.

"Hey, kau ingin terus berdiri di sini? Cepat masuk, aku sudah mengorbankan waktu kerjaku untuk menemanimu ke pasar malam. Kalau kau meminta pulang, aku tidak akan memberimu tumpangan." Kai bicara panjang lebar saat melihat Jennie hanya diam melihat sebuah mobil yang melaju keluar dari area pasar malam.

Jennie mengalihkan pandangannya dari mobil Sehun yang sudah menjauh, lalu mengapit lengan Kai dan mengajaknya berjalan.

"Aish, kau ini tidak sabaran sekali, Kai."

Kai memutar bola matanya, lalu melepaskan tangan Jennie dari lengannya. "Lepas, makanya kalau kau ingin jalan-jalan itu cari pasangan. Jangan terus mengajakku, aku bosan jika pergi selalu bersamamu," cerocos Kai.

"Hehehe, kau tahu aku ini tidak punya pasangan. Makanya aku mengajakmu karena kau juga tidak punya pasangan. Jadi kita bisa berpasangan layaknya seorang pasangan," ujar Jennie sambil kembali menggapai lengan Kai.

Kai berhenti berjalan kemudian menatap Jennie dengan wajah datar. "Bahasamu berbelit-belit nona, kau tidak punya kosa kata lain selain 'pasangan' hah? Dasar jomblo," ledek Kai lalu berjalan mendahului Jennie.

"Heh pabo! Kau juga jomblo, dasar tidak tahu diri!" Jennie mempercepat langkahnya menyusul Kai.

***

Suasana di dalam mobil terasa canggung. Lalisa lebih memilih untuk mendengarkan lagu lewat earphone dan mengalihkan pandangannya ke luar jendela mobil, melihat jalanan Seoul di malam hari.

Sementara Sehun fokus menyetir mobil, sesekali ia melirik Lalisa yang duduk di sampingnya. Keduanya menjadi saling diam akibat kejadian di atas bianglala tadi.

Entah kenapa Sehun sulit untuk sekedar berbicara walau hanya sepatah kata, ia terlalu canggung. Dalam hati ia merutuki perbuatannya tadi saat di pasar malam. Tapi ia juga tidak menyesalinya, lagipula Lalisa terlihat tidak apa-apa.

Kenapa suasana ini sangat mencekam. Ah, aku lebih baik bertengkar dengannya daripada harus saling diam seperti ini, batin Sehun.

Mulut Sehun terbuka ingin mengucapkan sesuatu, tapi sesaat kemudian tertutup lagi. Duduknya menjadi gelisah, Lalisa yang menyadari itu hanya melirik sekilas.

"Ehm ...." Sehun berdeham mencoba mencairkan suasana. "Kau belum makan malam, Lisa?"

Lalisa menoleh lalu mengedikkan bahunya. "Hmm, belum."

"Kalau begitu, kita makan malam sebelum ke apartemen. Kau pasti lelah jika harus memasak," ujar Sehun lalu membelokkan setirnya ke arah kiri, mencari tempat terdekat untuk makan malam.

"Oke." Lalisa mengangguk menyetujuinya. Terlihat santai, namun Sehun tidak tahu bahwa jantungnya sedari tadi terus berdetak dengan kencang. Teringat kembali dengan peristiwa tadi.

"Err, Lisa?" Sehun kembali membuka pembicaraan.

"Ne?" Lalisa menoleh, degup jantungnya semakin kencang saat Sehun memanggilnya dan melirik ke arah Lalisa begitu intens.

"K-kau tidak apa-apa?"

"I-iya, aku tidak apa-apa. Memangnya kenapa?" Lalisa bertanya kembali.

Sehun kembali gelisah dengan duduknya, lalu berdeham untuk menetralisir rasa gugupnya. "I-itu, err... bianglala tadi."

Lalisa terhenyak, degup jantungnya yang sudah kencang kini bertambah lebih kencang. Ingin rasanya ia segera sampai di tempat makan untuk mengakhiri pembicaraan yang sangat sensitif ini.

"Eh, a-anu ... maksudku, apakah kau baik-baik saja? Benar-benar baik?" ralat Sehun. Fokusnya terbagi menjadi dua antara menyetir dan berbicara dengan Lalisa.

Lalisa menautkan kedua jemarinya. Keringat dingin mengucur pada dahinya, keadaan seperti ini terasa lebih horor dibandingkan dengan bertemu hantu.

"A-aku ... aku baik-baik saja," jawabnya terbata. Lalisa tidak mungkin mengakui jika apa yang Sehun lakukan membuatnya begitu terbang.

Entah sejak kapan perasaan aneh seperti itu muncul dalam diri Lalisa. Perasaan seperti saat ia menjalin hubungan dengan Kai dahulu.

Lalisa jadi teringat dengan semua yang Sehun lakukan padanya. Terutama ketika berada di pulau Jeju, saat Sehun menggendongnya dan mengecupnya, kemudian waktu Sehun berkata di apartemen bahwa ia akan membuatnya jatuh cinta. Yang terbaru Sehun mengatakan bahwa Lalisa-lah wanita yang Sehun cintai, dan menyatakan perasaannya langsung pada Lalisa tadi.

Jantung Lalisa juga selalu berdebar saat Sehun melakukan hal-hal yang tidak terduga olehnya.

Apa aku mulai menaruh perasaan pada si pabo itu? Aniya! Tidak mungkin eoh! Tidak Lisa, kau tidak mungkin jatuh cinta padanya. Kau ingat saat pabo itu mempermainkanmu? Argh, tapi kenapa ia begitu tampan dan terlihat serius?

"Tidak!!!" Lalisa memekik tiba-tiba seraya menggeleng kuat.

"Lisa, kau kenapa? Apakah kau baik-baik saja? Atau akibat bianglala tadi, kau jadi seperti ini?" tanya Sehun panik.

Lalisa tersadar, lalu menoleh ke arah Sehun yang menatapnya cemas. Lalisa menampilkan cengirannya, lalu merutuki dirinya sendiri dalam hati. Kenapa ia bisa berteriak seperti itu.

Pabo! Kau pabo Lalisa!

"A-aniya Sehun, aku tidak apa-apa." Lalisa tersenyum kikuk.

"Benar kau tidak apa-apa?" terdengar nada cemas di dalamnya.

"I-iya Sehun, tidak usah khawatir."

"Baiklah, kita sudah sampai. Ayo turun." Sehun berkata demikian setelah memarkirkan mobilnya di depan sebuah tenda yang menjual ramen.

Lalisa turun menyusul Sehun yang sudah keluar dari mobil dan menunggunya diluar. Sehun kemudian menautkan tangannya diantara jemari milik Lalisa.

Jantungku yang malang. Kenapa terus berdebar seperti ini.

Setelah memesan, keduanya duduk berhadapan terpisah oleh sebuah meja. Lalisa mengeluarkan ponselnya, daripada terjebak dalam kecanggungan lagi lebih baik ia memainkan ponsel meski hanya menggeser-geser menu.

Begitu juga dengan Sehun, ia lebih memilih untuk bermain game di ponselnya, meski sesekali masih melirik ke arah Lalisa.

Saat pesanan datang keduanya mengalihkan perhatian dari ponsel masing-masing, kemudian menyantap ramen tersebut tanpa banyak bicara.

"Aku kira kau akan marah saat di bianglala tadi." Sehun kembali membicarakan hal tersebut setelah menghabiskan makanannya.

Lalisa yang mendengarnya tersedak, kemudian Sehun memberinya segelas air putih. Setelah menenggak habis airnya, Lalisa menatap ke arah Sehun yang juga tengah menatapnya.

"Err ... ah, a-aku kira itu hal yang wajar jika kau lakukan. Mengingat kita sudah menikah," sahut Lalisa pelan, pandangannya tertuju pada mangkok ramen yang sudah kosong.

Sehun menghela napas pelan. "Apa kau tidak marah?"

Lalisa mendongak. "Hm? Marah? Kenapa aku harus marah?" Lalisa tersenyum tipis.

Sehun ikut tersenyum. "Jika begitu, aku bisa menganggapmu sudah mencintaiku."

Lalisa membulatkan matanya. "Heh! Kau ini sok tahu sekali."

Sehun terkekeh geli, jemarinya yang nakal kembali menangkap tangan Lalisa yang tergeletak di atas meja.

"Ah, aku jadi penasaran dengan perasaanmu padaku."

Lalisa memejamkan matanya sesaat, ah, jantung ini kenapa tidak bisa diam.

"Aku masih menunggu taktikmu untuk membuatku benar-benar jatuh cinta. Aku tidak semudah itu Sehun."

Sehun tersenyum evil, sementara tangan kirinya menggenggam tangan Lalisa. Tangan kanannya ia gunakan untuk menyelipkan rambut Lalisa, lalu menyentuh dagu Lalisa dan mendekatkannya hingga wajah mereka benar-benar dekat dan tatapan mereka bertemu.

"Apa kau tidak luluh jika aku seperti ini?" bisik Sehun tepat di depan wajah Lalisa.

Ribuan kupu-kupu beterbangan di perut Lalisa, membuatnya geli. Jantungnya maraton dan napasnya tercekat, ia sudah tidak tahan. Lalisa segera melepaskan tangannya dari genggaman Sehun dan menjauhkan wajahnya, lalu menelungkupkan wajahnya di atas meja.

"Hyaaa! Kau berhasil Sehun!" rengek Lalisa.

Sehun tertawa. "Kau sudah mencintaiku, Lisa?

"Hyaa ... molla Sehun, molla!"

"Sudah kuduga, aku juga mencintaimu Lisa," ucap Sehun lalu ikut menidurkan kepalanya dan kembali menggenggam jemari Lalisa.

***

Continue Reading

You'll Also Like

46.4K 4.4K 35
Slice of life about Jisoo & Haein
103K 7K 57
Untuk pertama kalinya Lalisa Hwang jatuh cinta setelah menghindari beberapa lelaki yang selalu mengejar-ngejarnya selama menempuh dunia perkuliahan...
563K 34.2K 54
Pertemuan pertama diawali dgn suatu perjalanan , yang melibatkan salah satu anggota exo dgn member blackpink.
186K 820 6
❗PIP PIP ❗ ---------------------- Elina Zaskia Alynn atau Eli gadis berumur 20 tahun ini sedang jalan jalan di mall besar Jakarta. Saat itu Eli meli...