SeLisa [END]

By itsmesnrni

58.1K 6.7K 379

Dijodohkan? Oh Sehun sih senang-senang saja. Tapi bagaimana dengan Lalisa? Itu akan jadi hal terburuk di sepa... More

PROLOG
SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEPULUH
SEBELAS
DUA BELAS
TIGA BELAS
EMPAT BELAS
LIMA BELAS
ENAM BELAS
TUJUH BELAS
DELAPAN BELAS
SEMBILAN BELAS
DUA PULUH
DUA PULUH SATU
DUA PULUH DUA
DUA PULUH TIGA
DUA PULUH EMPAT
DUA PULUH LIMA
DUA PULUH ENAM
DUA PULUH TUJUH
DUA PULUH DELAPAN
EPILOG
EXTRA PART
SIDE STORY; KAI - JENNIE

SEMBILAN

1.8K 208 0
By itsmesnrni

Happy reading

***

Sehun menyeret koper miliknya dan juga milik Lalisa. Hari ini mereka akan kembali pulang ke Seoul setelah lima hari mereka habiskan di pulau Jeju untuk honeymoon.

Penerbangan akan berlangsung sekitar pukul 11 siang. Sedangkan waktu masih menunjukkan pukul 9 pagi. Masih ada waktu dua jam untuk menunggu.

"Sehun palli! Kau lambat sekali seperti keong." Lalisa yang berjalan mendahului Sehun menggerutu karena suaminya itu berjalan lambat.

"Kau tidak lihat hah, aku membawa dua koper langsung seperti ini?" Sehun mendelik kesal pada Lalisa.

Lalisa menyengir. "Hehe, kau kan seorang namja, masa begitu saja tidak kuat?"

Sehun mendengus. "Bawaanku memang tidak banyak, jadi koperku ringan. Tapi masalahnya bawaanmu ini banyak sekali. Berlibur lima hari saja seperti bepergian selama sebulan."

"Hey, keperluan seorang yeoja memanglah banyak. Kau tidak pernah saja merasakan bagaimana jadi kami."

"Ya ya ya, terserah kau saja." Sehun kembali menarik kedua koper tersebut dan berjalan mendahului Lalisa.

Lalisa berdecak kesal, lalu mengikuti langkah Sehun di depannya. Mereka berdua memilih untuk berjalan-jalan sebentar dan mencari makan di area bandara. Sampai pengumuman penerbangan tiba dan pasangan itu pun kemudian memasuki pesawat.

***

Pukul 1 siang, Sehun dan Lalisa tiba di Seoul. Sehun membawa kopernya dan milik Lalisa keluar. Sementara Lalisa membawa beberapa kantong berisi oleh-oleh yang mereka bawa dari pulau Jeju.

Mereka berdua keluar dari bandara dan menyetop sebuah taksi. Setelah Sehun menyebutkan alamat yang dituju, keduanya masuk ke dalam.

"Eoh, aku capek sekali," celetuk Sehun setelah mendudukkan dirinya di kursi penumpang.

"Bukan hanya kau saja yang capek, tapi aku juga."

"Kau itu hanya membawa kantong-kantong yang berisi oleh-oleh, dan itu tidak berat. Sedangkan aku membawa dua koper sekaligus, apalagi milikmu yang—"

"Hey, kau masih membahas hal itu!" ucapan Sehun terpotong oleh Lalisa.

"Aigo! Jangan berteriak eoh, iya aku tidak akan membahasnya lagi."

Sehun bersungut kesal, sementara Lalisa melirik sinis padanya. Selama beberapa saat, mereka berdua kembali diam. Tidak ada yang memulai pembicaraan.

Lalisa menguap menutup mulutnya, matanya terlihat sayu dan mengantuk. Kemudian menyenderkan tubuhnya ke sisi jendela taksi.

"Bangunkan aku kalau sudah sampai," ucap Lalisa pada Sehun tanpa menatapnya.

Sehun hanya melirik sekilas, dilihatnya Lalisa yang sudah terlelap pulas. Tangannya terulur untuk menggenggam jemari Lalisa.

Supir taksi yang melihat itu tersenyum.

"Sepertinya kalian ini pasangan baru ya," celetuk supir tersebut.

Sehun menoleh ke arah supir tersebut dan tersenyum kecil.

"Betul, ahjussi. Dia istriku, baru seminggu kami menikah," jelas Sehun sambil tersenyum sumringah.

"Wah, pasti sedang romantis-romantisnya. Tapi kulihat, sepertinya kalian pasangan yang unik ya," ucap sang supir. Sehun tak begitu memperhatikan setelahnya, dia sibuk memandangi wajah Lalisa dari samping.

Perjalan dari bandara ke rumah milik orang tua Sehun berlangsung selama setengah jam. Ya, Sehun membawa Lalisa ke kediamannya setelah menikah. Mungkin ini hari pertama mereka akan tinggal di sana, karena setelah menikah mereka langsung honeymoon ke pulau Jeju.

Lalisa masih terlelap di tempatnya tanpa bergerak sedikit pun. Jemarinya pun masih digenggam erat oleh Sehun. Melihatnya tidur seperti itu, Sehun memutuskan untuk memindahkan kepala Lalisa pada bahunya.

Melepaskan tangan kanannya yang menggenggam jemari Lalisa dan merengkuhnya, lalu tangan kirinya ia gunakan untuk kembali menggenggamnya.

Taksi masih melaju dengan kecepatan sedang. Suasana di dalam taksi hening, hanya terdengar suara kendaraan yang berlalu lalang dari luar.

***

Beberapa saat kemudian taksi berhenti di depan sebuah rumah bertingkat. Rumah yang bergaya minimalis namun terlihat mewah.

Sehun mencoba untuk membangunkan Lalisa dari tidurnya, sementara sang supir membantu menurunkan koper dan bawaan lainnya dari bagasi.

"Lisa, bangun. Kita sudah sampai."

Lalisa menggeliat, Sehun melepaskan rangkulannya pada bahu Lalisa. Lalisa membuka matanya perlahan, lalu mengusap mulutnya dengan punggung tangan. Sehun yang melihat itu mengernyitkan keningnya dan tertawa geli.

"Kita ada di mana?" tanya Lalisa masih sedikit bingung.

"Kita berada di rumah orang tuaku," jawab Sehun sambil membuka pintu taksi.

Lalisa ikut keluar dari dalam mobil, matanya menjelajahi seluruh penjuru rumah mewah di hadapannya.

Setelah semua barang diturunkan, Sehun kemudian membayar ongkos taksi. Lalu menyeret koper dan bawaaannya masuk ke dalam.

"Ayo masuk, bantu aku membawa yang lain." Sehun berjalan mendahului Lalisa.

Lalisa membawa barang yang tersisa, dan mengikuti Sehun masuk ke kediaman mertuanya.

Sehun dan Lalisa berhenti di depan pintu, memencet bel dan menunggu selama beberapa saat sampai seorang wanita berambut pendek membukakan pintu untuk mereka berdua. Itu ibunya Sehun.

"Omo, Lalisa ... Kau sudah sampai," teriak ibu Sehun sambil memeluk Lalisa erat.

"E-eh iya, eommonim," jawab Lalisa kaku sambil membalas pelukan mertuanya itu.

"Ehm." Sehun berdehem karena kehadirannya seperti tak dianggap.

Jae Hwa—ibu Sehun melepas pelukannya pada Lalisa dan menatap putra semata wayangnya itu.

"Oh, aku tidak melihatmu tadi," ucap Jae Hwa.

Lalisa terkekeh mendengar ucapan ibu mertuanya pada Sehun.

"Aish, eomma, kau ini selalu saja begitu."

"Mwo? Begitu apa maksudmu? Sudahlah, lebih baik kalian masuk dan beristirahat. Biar barang-barang ini dibereskan nanti."

Jae Hwa kemudian menarik Lalisa masuk ke dalam dan meninggalkan Sehun sendirian di depan.

"Eoh, eomma kau meninggalkanku sendirian di sini?" teriak Sehun.

"Bawa semua barang itu, eomma akan mengajak Lisa melihat-lihat ke dalam sebentar," jawab ibunya dari dalam.

Sehun berdecak kesal, mau tidak mau ia pun membawa semua bawaannya ke dalam rumah.

***

Lalisa kini berada di ruang keluarga bersama Sehun dan juga kedua mertuanya. Tadinya ia ingin beristirahat dan tidur di kamar yang sudah Jae Hwa siapkan setelah melihat-lihat isi rumah, tapi ayah mertuanya menahannya dan membuatnya terdiam di ruang keluarga.

"Bagaimana bulan madu kalian? Pastinya menyenangkan bukan?" tanya Kyung Soon—ayah Sehun.

"Appa, seperti tidak pernah bulan madu saja. Kau pasti tahu bagaimana rasanya," sahut Sehun sambil tersenyum miring ke arah Lalisa.

Lalisa mendelik, menatap tajam Sehun yang duduk di sampingnya.

Kyung Soon tersenyum penuh arti, begitu juga dengan Jae Hwa.

"Mulai sekarang sepertinya semua keburukan Sehun perlahan akan terungkap di hadapanmu, Lalisa."

"Kau harus sabar menghadapi sikap Sehun yang kadang sedikit kekanak-kanakan. Meskipun dia seorang direktur di perusahaannya, tapi sikapnya itu tidak pernah berubah sedikitpun."

Sehun memelas menatap kedua orang tuanya bergantian.

"Appa, eomma, apa yang kalian bicarakan di hadapan istriku? Membuatku malu saja," gerutu Sehun.

Lalisa tertawa kecil melihat ekspresi Sehun.

"Oh ya, setelah menikah kalian tidak selamanya tinggal di sini. Aku dan juga kedua orang tuamu, Lalisa, sudah menyiapkan sebuah apartemen untuk tempat tinggal kalian berdua," ucap Kyung Soon.

Lalisa sedikit terkejut mendengar penuturan dari ayah mertuanya. Sudah cukup ia satu kamar dengan Sehun saat di pulau Jeju, Lalisa tidak ingin tinggal satu atap lagi dengan Sehun. Tapi angan hanyalah angan, mau bagaimanapun juga, ia tidak bisa membantah.

Sementara Sehun tersenyum sumringah mendengar kata-kata yang keluar dari mulut ayahnya itu.

"J-jadi kita hanya tinggal berdua saja?" tanya Lalisa.

"Iya, agar kalian terbiasa mandiri," jawab Jae Hwa.

"Wah, sepertinya itu terdengar menyenangkan, iya kan, Lisa?" Sehun menatap wanita di sampingnya sambil tersenyum genit.

Lalisa mendengus pelan mendengar Sehun terus mengoceh.

"Kapan kami mulai tinggal di sana appanim?" tanya Lisa mengalihkan fokusnya dari Sehun.

"Secepatnya kalian akan pindah, besok mungkin juga bisa. Karena semua barang yang diperlukan sudah tersedia di sana. Orang tuamu juga sudah memindahkan barang-barangmu ke apartemen. Barang-barang milikmu juga sudah kami pindahkan, Sehun."

"Asyik, hari baru yang menyenangkan. Iya kan Lisa?" Sehun kembali melayangkan tatapannya pada Lalisa sambil tersenyum.

Lalisa membalas senyum Sehun dengan terpaksa.

"Omong-omong, kapan kalian akan memberi kami seorang cucu?" celetuk Jae Hwa.

Lalisa melotot mendengar pertanyaan dari ibu mertuanya. Sementara Sehun mengalungkan tangannya di bahu Lalisa dengan santai.

"Secepatnya eomma." Sehun mengarahkan pandangannya pada Lalisa dan mengedipkan matanya genit.

Namja sialan, bicara apa dia ini.

***

Continue Reading

You'll Also Like

151K 15.3K 27
[Beberapa chapter sudah dihapus] Lalisa Manoban adalah seorang supermodel cantik terkenal. Hidup dengan berbagai tantangan mulai ia rasakan saat keti...
103K 7K 57
Untuk pertama kalinya Lalisa Hwang jatuh cinta setelah menghindari beberapa lelaki yang selalu mengejar-ngejarnya selama menempuh dunia perkuliahan...
588 87 8
"bang Shu, lu pernah gak?" -Reiji. "gak pernah." -Shu. "Belom selesai ngomong.." Kehidupan vampir yang mulai bosan memburu darah dan lebih memilih un...
14.7K 2.3K 32
THIS IS THE SECOND BOOK OF 'THEN AND NOW' JAESAHI STORY, I recommend to read the book 1 first before this second book. Asahi berhasil melewati masa k...