SeLisa [END]

By itsmesnrni

58.1K 6.7K 379

Dijodohkan? Oh Sehun sih senang-senang saja. Tapi bagaimana dengan Lalisa? Itu akan jadi hal terburuk di sepa... More

PROLOG
SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS
DUA BELAS
TIGA BELAS
EMPAT BELAS
LIMA BELAS
ENAM BELAS
TUJUH BELAS
DELAPAN BELAS
SEMBILAN BELAS
DUA PULUH
DUA PULUH SATU
DUA PULUH DUA
DUA PULUH TIGA
DUA PULUH EMPAT
DUA PULUH LIMA
DUA PULUH ENAM
DUA PULUH TUJUH
DUA PULUH DELAPAN
EPILOG
EXTRA PART
SIDE STORY; KAI - JENNIE

ENAM

1.9K 234 6
By itsmesnrni

Happy reading

***

Brakk....

Sehun membanting pintu kamar hotel dengan keras. Pria itu lalu menghempaskan dirinya ke atas sofa berwarna merah di kamar itu.

Pikirannya penuh dengan Lalisa dan mantan kekasihnya itu. Pria laknat yang mengacaukan acara bulan madu Sehun dan Lalisa.

"Argh! Namja sialan. Berani-beraninya dia mengajak jalan istriku." Sehun memukul samping sofa yang kosong.

"Dia pikir dia siapa, pria ingusan seperti itu mantan kekasihnya Lalisa. Kurasa Lalisa katarak waktu berpacaran dengannya."

"Kenapa juga Lalisa mengiyakan ajakannya, tanpa mengajakku pula. Aku ini suaminya, kenapa aku diusir!"

"Awas saja kalau bertemu lagi denganku nanti."

Sehun masih mendumel sendiri meluapkan kekesalannya pada Kai, mantan kekasih Lalisa. Pria itu tiba-tiba datang dan mengajak Lalisa jalan. Lalisa juga mengiyakannya, dan menyuruh Sehun untuk kembali ke hotel.

Tentu saja Sehun merasa kesal dengan hal itu, rencananya untuk pergi berduaan ke pantai dengan Lalisa gagal karena pria yang mengaku bekerja sebagai dokter itu datang.

Ketika sarapan berlangsung pun, Lalisa hanya mengobrol dengan Kai dan mengabaikan Sehun.

Flashback on

"Perkenalkan, aku Kai. Mantan kekasih Lalisa."

Sehun membulatkan matanya kaget mendengar penuturan pria di hadapannya. Setelah berusaha menormalkan wajahnya, Sehun menyambut uluran tangan Kai dengan terpaksa.

"Aku Sehun, suami Lalisa."

Pria di hadapannya itu terkekeh.

"Hah, aku tidak menyangka kau akan menikah dengan pria macam ini Lisa."

"Hey, apa maksudmu bicara seperti itu hah!?" Sehun terpancing emosi.

"Whoa, santai saja man." Kai mengangkat kedua tangannya. "Aku tidak bermaksud apapun."

"Sudahlah, kalian jangan berselisih paham seperti itu. Memalukan sekali." Lalisa melerai mereka berdua.

Sehun mendengus kasar, memalingkan wajahnya dari hadapan Kai.

"Bagaimana dengan perkembangan butikmu Lisa?"

"Ah, sejauh ini baik-baik saja. Bagaimana juga dengan pekerjaanmu?"

"Yah, seperti tadi yang kubilang, di rumah sakit terlalu lama membuatku bosan. Makanya aku pergi berlibur ke pulau Jeju."

"Hmm." Lalisa menganggukkan kepalanya.

"Kau lama di sini?"

"Aku disini tiga hari, baru kemarin aku sampai," jawab Kai.

Sehun menghelas napas kasar, dia diabaikan di sini. Sehun lebih memilih untuk mengeluarkan ponselnya dan bermain game. Meski tidak sepenuhnya dia fokus, pikirannya selalu tertuju pada Lalisa.

"Kau ada waktu sekarang?" tanya Kai.

Lalisa mengangguk. "Memangnya ada apa?"

"Aku ingin berkeliling denganmu." Kai menjeda, matanya tertuju pada Sehun yang asyik dengan ponselnya. "Nostalgia sedikit, sudah lama kita tidak jalan berdua."

Sehun melirik Kai sinis, dia bisa menangkap kode dalam kalimat yang Kai katakan. Pria laknat itu ingin mengajak Lalisa jalan berdua dengannya.

"Boleh. Ayo, sarapanku sudah selesai." Lalisa bangkit dari duduknya.

"Eh. Sehun, aku akan berkeliling dengan Kai, kau di kamar tidak apa-apa?"

Lalisa menatap ragu pada Sehun, sebenarnya ia merasa tidak enak. Tapi, Kai ada di sini dan ini kesempatan yang jarang terjadi. Karena semenjak mereka putus, mereka hampir tidak pernah berkomunikasi.

"Hmm." Sehun menggumam.

Kai tersenyum sinis. "Maaf bro, istrimu ku ajak jalan sebentar. Nanti akan kuantar dia kembali dengan selamat."

Sehun mendecih. "Silahkan, aku pergi."

Sehun bangkit, meninggalkan Lalisa berdua dengan Kai. Moodnya buruk, karena kedatangan mantan Lalisa yang tidak diundang itu.

"Ayo." Kai menggenggam tangan Lalisa.

Lalisa mengekori Kai dari belakang.

Flashback off

Sehun melepaskan sepatunya, disaat moodnya sedang buruk seperti ini, pria itu lebih memilih untuk tidur.

***

Lalisa berjalan menyusuri pantai tanpa alas kaki. Di sisinya, ada Kai yang sedari tadi asyik bercerita.

"Eh, kita duduk di sini saja ya."

Kai menarik tangan Lalisa, mengajaknya duduk di tepi pantai. Tatapannya lurus ke depan, perlahan raut wajahnya menjadi serius.

"Aku masih tidak menyangka kau akan menikah secepat ini," celetuk Kai.

Lalisa menoleh, menatap Kai yang juga saat ini tengah menatapnya. Pandangan matanya yang teduh kembali mengingatkan Lalisa akan memori yang telah lama ia simpan. Lalisa kembali memalingkan wajahnya.

"Ah, aku juga masih tidak menyangka." Lalisa terkekeh kaku.

"Oh ya, kenapa kau tidak menghadiri pernikahanku?" Lalisa menoleh ke arah Kai.

"Ehm, mianhae. Saat itu aku benar-benar sibuk, aku sedang menangani pasienku yang akan dioperasi."

Lalisa membulatkan mulutnya. "Oh, kukira kau tidak ingin datang."

Kai terkekeh. "Kau pasti tampak anggun saat itu."

Lalisa menggigit pipi bagian dalamnya, mencoba untuk menahan senyum.

"Ehm, bagaimana dengannya?" Lalisa mengalihkan pembicaraan.

Kai terdiam, pandangannya lurus ke depan. Dia tahu Lalisa tengah membicarakan tentang wanita lain. Tentang sebuah kesalahpahaman yang membuat hubungan mereka berakhir.

"Aku sudah tidak bersamanya."

"Kau belum menemukan pendamping lagi?"

Kai tersenyum simpul. "Semenjak saat itu, aku belum menemukan penggantimu."

Lalisa terkekeh. "Kau ini terlalu berlebihan, banyak wanita di luar sana yang mengantre menunggumu. Cobalah untuk sedikit terbuka, jangan terlalu dingin. Sejak dulu kau memang tidak berubah ya."

"Haha, kau memang tahu semuanya tentangku Lisa." Kai mengusap puncak kepala Lalisa.

Lalisa terdiam di tempat, perlakuan Kai padanya membuat jantungnya berdetak lebih cepat.

"Bagaimana kau akan menyusulku, jika wanita saja tidak ada yang mau berdekatan denganmu." Lalisa tertawa.

"Lalu, wanita di sampingku ini siapa?" mendengar itu, Lalisa menatap pada Kai.

Kai menolehkan wajahnya pada Lalisa, bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman.

"Aish, bicara apa kau ini." Lalisa menepuk pelan lengan Kai.

"Haha, santai saja Lisa."

"Oh ya, apa benar kau yang mengirimkanku bunga dan secarik kertas?" tanya Lalisa, badannya kini sudah berhadapan dengan Kai.

"Eh, i-iya. Kau suka kan bunganya?"

"Yah, aku suka. Tapi kenapa kau bisa tahu aku berada di pulau Jeju?"

"Oh itu, saat itu aku menghubungimu. Tapi ponselmu mungkin saat itu sedang tidak aktif, jadi aku menghubungi kakakmu. Katanya kau mengunjungi pulau Jeju. Nah, kebetulan aku juga akan berlibur ke sini."

"Lalu kenapa juga kau tahu hotel tempatku menginap?"

"Kalau yang itu, kemarin aku melihat kau dan Sehun keluar dari hotel. Saat itu aku sedang check in, aku kira kau menginap di sini, setelah aku bertanya ternyata memang benar."

"Oh, pantas saja." Lalisa menganggukkan kepalanya.

Setelah itu, keduanya terdiam. Tak ada topik pembicaraan yang mereka bahas, keduanya sibuk memandangi hamparan lautan luas.

"Kau tahu? Perasaanku masih sama seperti dulu, andai saja waktu bisa kuputar kembali."

Lalisa terdiam, lidahnya terlalu kelu untuk menjawab. Wanita itu menghela napas pelan.

"Itu sudah lama sekali, yang lalu biarlah berlalu. Kau harus membuka lembaran hidup yang baru, Kai."

Kai terkekeh. "Sulit Lisa."

"Aku sudah bersama dengan Sehun, kau juga harus menemukan wanitamu."

Rasanya seperti ada yang menyayat hati Lalisa ketika dia mengatakan itu, kenangannya bersama Kai tidak bisa ia lupakan begitu saja. Tapi apa yang telah Kai lakukan saat itu, tak mampu mengembalikan semuanya seperti semula.

Kai menatap lekat pada kedua bola mata Lalisa, terpancar kesedihan yang berarti di sana. Tangannya tergerak untuk merangkul Lalisa dan merengkuhnya, membawanya kedalam pelukannya.

Lalisa membalas pelukan Kai, menyalurkan kerinduan yang selama ini ia pendam.

"Bogoshipo, Lalisa."

***

Continue Reading

You'll Also Like

137K 13.3K 66
Jangan salahkan jika hati sudah memilih siapa. Baca aja ya, kalau penasaran
14.7K 2.3K 32
THIS IS THE SECOND BOOK OF 'THEN AND NOW' JAESAHI STORY, I recommend to read the book 1 first before this second book. Asahi berhasil melewati masa k...
98.8K 8.4K 83
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
665K 68.9K 21
[M] Memangnya kau pikir bagaimana rasanya melahirkan dan merawat seorang anak diusia belasan tahun? Tapi Lalisa Hwang sudah merasakannya. Jadi kalau...