Mendung Jangan Pergi

Por marsmellow___

4.4K 352 70

Mendung tak selamanya mendatangkan hujan. Tak selamanya menghadirkan gemuruh yang menggelegar memekakkan. Ia... Más

PROLOG
ONE : SUCKS
TWO : BROKEN
THREE : FRUSTRATED
FOUR : FIRST DAZED
FIVE : TRY TO FORGET
SIX : ACTUALLY
SEVEN : HURT
EIGHT : RAIN
NINE : FRIENDSHIP GOALS!
TEN : SO DIFFERENT
ELEVEN : US
TWELVE : REAL FRIENDSHIP
THIRTEEN : UNFORTUNATE
FOURTEEN : NEW STYLE
FIFTEEN : AGAIN?
SIXTEEN : PAINFUL
SEVENTEEN : THE EYES
EIGHTEEN : CONFUSED
NINETEEN : THE TASK
TWENTY : NEW ACTIVITY
TWENTY ONE : I HAVE KNOWN
TWENTY THREE : THIS FEELINGS
TWENTY FOUR : YOU
TWENTY FIVE : PROCESS
TWENTY SIX : YOU AND ME
TWENTY SEVEN : MEMORIES
TWENTY EIGHT : MEGA
TWENTY NINE : THE HEART
THIRTY : TRULY
THIRTY ONE : MOMENT
[ N-U ]
THIRTY TWO : AT THE WRONG TIME

TWENTY TWO : ABOUT HEART

108 5 0
Por marsmellow___

About Heart

Bukan hati namanya kalau tidak menyimpan benci, bukan juga kalau tidak menyimpan cinta, namun antara cinta dan benci, apa yang kurasakan kini? Hanya waktu, waktu yang akan menjelaskannya nanti - Adara✍

❣❣

Author

Dara duduk meringkuk di balkon kamarnya, menikmati angin sepoi-sepoi yang berlalu lalang. Dara terlarut dalam pikirannya. Pikiran yang kacau, khayal yang melayang entah kemana sementara tubuhnya masih disitu-situ saja. Angin malam terasa cukup menusuk, membuatnya sesekali mengusap-usap tangan dan kaki.

Apa mungkin?
Ada apa dengan perasaan ini?
Kenapa aku menjadi bahagia setelah mendengarnya?
Bukankah hatiku membenci perkataan itu?
Tapi kenapa?
Kenapa ujung bibirku selalu ingin tertarik keatas padahal sedikitpun aku tak memintanya.
Semua berubah, berevolusi menjadi aneh. Begitu saja.
Benar kata banyak orang, jangan terlalu membenci. Yang pada akhirnya perasaan itu akan membunuhmu sendiri.
Namun, benarkah sesuatu itu?
Sesuatu yang membuatku selalu ingin menepisnya.

Cinta pertamaku. Aku masih mengingatnya, begitu lekat.
Cinta yang belum pernah terbalas.
Belum. Karena kata 'tidak' adalah pantang. Karena aku masih mengharapkannya. Ya, walau sakit.

Biarkan aku, biarkan aku mengenal perlahan perasaanku sendiri.
Biarkan aku mengerti, apa itu jatuh cinta.
Hingga aku benar-benar yakin, bahwa semua telah mengalami....revolusi nyata....

"Enghh," Dara menegakkan badannya yang sudah terasa pegal lalu merentangkan kedua tangan. Bersamaan dengan itu ponsel Dara berdering sesaat, menandakan pesan masuk.

Dara segera meraih ponsel tersebut dan membuka fitur pesan.

Kak Amy

Ra, tadi gue nge'wa tapi nggak aktif. Besok kita ada rapat program kerja osis, Lo siapin program-program kerja Lo ya biar bisa dipresentasiin, Ok?

Dara tersenyum kecil lalu mulai mengetikkan balasan.

Sipp.. tq ya

Send.

Dara men-lock ponselnya, lalu segera masuk ke dalam kamar. Dara mencari-cari beberapa buku yang bisa diambil beberapa program kerja yang menarik. Kemudian ia mencari secarik kertas dan mulai menuliskannya disana. Dara mencoba mencari ide lain, beberapa dari pikirannya dan beberapa dicari dari internet.

***

Suara lonceng berdentang nyaring diseantero sekolah karena listrik padam. Jadilah beberapa siswa yang berada dekat di wilayah lonceng tersebut harus menutup telinganya serapat mungkin.

Amy sudah duduk menunggu Dara di depan kelas. Tak berapa lama, tampak Dara dan Farin berjalan bersamaan keluar kelas lalu menghampiri Amy.

"Udah lama, kak?" Tanya Dara.

Amy bangkit dari duduknya. "Belom. Yaudah yuk buruan ntar ngga dapat bangku lagi." Ucap Amy dengan mata yang menelusuri arah aula.

"Yaudah kalo gitu gue duluan ya." Ucap Farin pada mereka.

"Sip!" Dara mengacungkan jempolnya. "hati-hati Lo." Lanjutnya.

"Titi DJ, Rin."

"Yops!"

Farin kemudian berlalu dihadapan kedua insan itu. Setelah memastikan Farin benar-benar sudah pergi, Dara dan Amy memutuskan untuk bergegas menuju aula.

"Lo udah nyiapin program kerjanya kan, Ra?" Tanya Amy.

Dara mengangguk. "Udah. Ada sekitar 10 program kerja yang bakal gue presentasiin nanti."

Amy manggut-manggut mengerti. "Bagus deh. Itu udah Lo bagi dua kan? Jadi program kerja jangka panjang sama program kerja jangka pendek."

Dahi Dara menyatu. "Emang harus dibagi-bagi gitu? Lo kemaren ngga ada bilang." Ucap Dara dengan nada sedikit sebal.

Amy nyengir sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. "Gue lupa."

"Yaaah, terus gimana dong?"

Amy berdecak. "Ribet amat mbak, tinggal Lo tandain aja yang mana program jangka panjang, yang mana program kerja jangka pendek. Terus tinggal Lo bacain deh, gampang kan?" Ucap Amy menaikkan alisnya.

Amy menghela nafas dan memutar bola matanya kesembarang arah. "Masalahnya-"

"Udah gampang, ntar gue bantuin deh." Ucap Amy merangkul Dara sambil menepuk pelan pundaknya.

Dara menghela nafas pasrah.

Tak terasa, selama berbincang-bincang, kaki mereka sudah menapaki ruangan dengan ukuran yang cukup luas itu. Sesuai janjinya, sebelum Amy menempati bangku khusus untuk pengurus inti, ia terlebih dahulu menyelesaikan urusannya dengan Dara. Setelah itu barulah ia menduduki tempat duduknya.

"Selamat siang teman-teman." Sapa Alvin pada mereka.

"Siang!!!" Balas mereka serempak.

"Sebelumnya saya mengucapkan puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya kita bisa berkumpul di ruangan ini untuk mengadakan rapat program kerja osis tahun ajaran dua ribu-"

"Halah lama Lo, Vin. Langsung ke intinya aj-"

"Sssttttt!!!" Tegur mereka serempak pada Doni. Membuat pipi lelaki itu sedikit merah padam.

"Nggak tau bersyukur ya Lo?" Ucap Via membuat Doni menggertakkan gigi menahan emosi yang menaik.

"Emm.. baik. Terimakasih juga buat partisipasi dari teman-teman sekalian yang sudah mau datang mengikuti rapat. Karena sudah ada yang protes..." Alvin melirik Doni sekilas sambil menekankan kata 'protes'. "...kita akan memulainya."

"Sorry gue telat." Seru seorang laki-laki bertubuh tegap dengan nafas yang sedikit terengah-engah di ambang pintu namun tetap bersikap cool.

Alvin memutar bola matanya dan mengangguk. "Masuk." Ucap Alvin tak mau memperpanjang masalah. Apalagi dengan sahabatnya itu. Ya, siapa lagi kalau bukan Alfa?

Lelaki itu kemudian segera berjalan dengan santainya dan duduk di bangku.

"Dasar, nggak tau aturan. Untung cakep." Ucap pelan seorang perempuan lantas membuatnya mendapat toyoran keras dari teman yang duduk tepat disampingnya. Perempuan itu pun meringis sambil mengusap-usap kepala.

"Baiklah, kita akan mulai dari bidang sosial. Eka, silahkan bacakan program kerja kalian." Ucap Alvin pada koordinator bidang sosial itu. Eka pun maju dengan membawa sebuah buku ditangannya. Setelah Eka, maka Nicky maju sebagai perwakilan dari bidang prestasi akademik untuk membacakan program kerja mereka, begitu seterusnya sampai yang terakhir, bidang kesenian. Mendapat bagian terakhir adalah kesialan bagi Dara karena selama hampir 2 jam rapat berlangsung, Dara tak henti-hentinya mengusap tangan yang basah karena sangking deg-degan.

Semua berjalan sangat lancar. Mulai dari rapat program kerja dan pemilihan badge OSIS terlaksana dengan baik.

"Selamat sore semua!!!" Ucap Alvin mengakhiri rapat tersebut.

"Sore!!!" Balas mereka semangat.

Semua bergegas keluar dikarenakan perut yang mulai bergejolak minta makan. Dara segera menghampiri Amy dengan tangan yang memegang kedua tali ransel bagian depan.

"Yuk, kak." Ajak Dara pada perempuan itu.

"Yuk." Balas Amy sambil tersenyum.

"Eh eh eh, enak aja mau pulang duluan, ngga bisa!" Ucap Alvin membuat Amy memasang wajah tak terima. Ia ingin angkat suara namun Alvin segera memotongnya. "Kita ada rapat pribadi. Sekarang!"

"Ciee.. pak ketu sama bukbend mau rapat tentang hati ya, dihh so sweet ya, baru aja-"

"Enak aja kalo ngomong. Lo juga ikut!" Ucap Alvin memotong pembicaraan Monika, sekretaris OSIS itu, membuatnya mengekspresikan raut wajah yang sama seperti Amy sebelumnya.

"Udah nggak usah banyak protes Lo semua. Nurut sama pak ketu."

"Dih!" Monika menaikkan ujung atas bibirnya. "Nyesel gue milih Lo." Cetus Monika sambil memutar bola matanya.

"Ooh! Mau gue bilangin Pak-"

"Eh iya-iya, ampun Pak ketu, ampun!!!" Ucap Monika dengan nada mengejek.

"Yaudah buruan, banyak job lagi nih gue." Alvin menaikkan tangannya dan melihat jam yang melingkar disana.

"Iya-iya."

"Yaaah... gue sendirian dong, kak." Ucap Dara memanyunkan bibirnya.

"Duh sorry ya, Ra. Kalo gue bisa juga udah gue tinggalin nih kerjaan." Ucap Amy menatap Dara iba.

Dara menghela nafas. "Yaudah deh. Gue duluan ya."

Amy tersenyum dan mengangguk. "Hati-hati ya adikku.."

"Sip!!" Ucap Dara mengacungkan jempolnya.

Dara pun berjalan keluar aula dan menelusuri koridor yang sudah sangat sepi itu.



















Akhirnya update juga gengs🙋 btw happy 5K ya readers👏 huuuh, jadi terharu nih😢

Plis, aku butuh banget voment kalian, so don't forget yaa

Love youu😘😘😘

Seguir leyendo

También te gustarán

ALZELVIN Por Diazepam

Novela Juvenil

4.3M 256K 31
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
ARSYAD DAYYAN Por aLa

Novela Juvenil

2.3M 122K 60
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
574K 42.3K 29
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
3.8M 302K 50
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...