MY TWIN

Від fauziyyahsuzy1

308K 15.5K 1K

Punya kembaran kaya Fariz itu bersyukur banget! Cakep,kapten tim basket,pinter. Ah pokoknya Most Wanted deh... Більше

Prolog
mt1
mt2
mt3
mt4
mt5
mt6
mt7
mt8
mt9
mt10
mt11
mt12
mt13
mt14
curhat
mt15
mt16
mt17 (satu)
mulai lagi
mt17 (dua)
BACA PENTING
mt18
mt19
mt20
mt21
mt22
mt23
mt24
bukan apa apa
promosi
mt25
mt26
PENTING
mt27
mt28
promote lagi
mt29
mt30
mt31
mt32
INFORMASI
Hello
Fariz Pov
rencana update penting!!!!
mt34
mt35
PENTING BANGET
mt36
QnA
mt37
mt38
mt39
mt40
mt41
mt42
mt43

mt33

3.9K 248 60
Від fauziyyahsuzy1



Devan sudah menenteng kantung keresek yang berisikan tiga botol minuman dingin,dan dua buah makanan ringan. Ia berjalan kembali ke arah lapangan basket indoor.

Dug

Seseorang menabraknya.

"Punya mata ga sih lo?" ujar Devan kesal karena tiba – tiba ada yang menabraknya.

Cewek itu menegadahkan pandangannya untuk melihat siapa yang ia tabrak.

"Sorry – sorry gue ga sengaja,beneran," ujar cewek itu sambil menjauh beberapa langkah dari Devan.

Devan menyiptkan matanya saat melihat dengan jelas siapa yang menabraknya. Cewek itu terlihat sangat terkejut dan segera melangkahkan kakinya menjauh dari Devan. Devan ingin menahannya tapi cewek itu sudah pergi menjauhinya. Ia yakin pernah melihat wajah itu,entah dimana tapi. Dan ia yakin bukan di sekolah ini,bukan sebagai murid sekolah ini.

-

"Nih," Devan menyerahkan kantung keresek itu ke hadapan Fariska.

Fariska menatap Devan dan mengambil keresek itu. "Bayar ga nih?" tanyanya dengan kekehan.

"Lah,gitu doang. Bagi minumnya satu." Devan menaruh tangannya di udara.

Fariska mengangguk dan segera mengeluarkan sebuah botol minum dan memberikannya ke Devan. "Makasih ya,ngerepotin ga nih?"

Devan menggeleng lalu membuka botol itu. Sebelum meminumnya,ia melirik Fariska sekilas dan ia merasa Fariska canggung dengannya. Suasana yang tidak ia inginkan jika sedang bersama dengan seseorang.

Tak lama pertandingan pun dimulai. Suasana semakin riuh saat Fariz mencetak point untuk Orchidia,dan pertandingan pun dimenangkan oleh Orchidia.

-

Senyum Fariska dari tadi belum juga pudar,ia sangat bersemangat sekali melihat Fariz dan Daffa bermain dengan sangat bagus dan mampu memenangkan pertandingan. Devan yang melihat kebahagiaan Fariska pun ikut bahagia. Tapi,entah kenapa dalam hati terdalamnya,dalam hati terdalam yang tidak bisa dibohongi oleh apapun. Ia merasa sedih. Sedih karena ia bukanlah alasan dari kebahagiaan Fariska. Ia bukan pembuat kebahagiaan itu.

Dengan senyumnya,Fariska bangkit dari duduknya sambil membawa kantung kereseknya. Dengan spontan Devan menahan lengan Fariska.

Fariska yang kaget karena tiba – tiba Devan menahan lengannya,menatap Devan keheranan dan membuat Devan sadar dan langsung melepaskan pegangannya.

"Em,mau kemana?" Tanya Devan ragu – ragu.

Fariska menampilkan senyumnya lagi, "Gue mau nyamperin Fariz," kemudian ia melambaikan tangannya ke arah Devan dan pergi begitu saja tanpa persetujuan Devan.

Devan menjambak rambutnya frustasi. Entah apa yang sedang ia pikirkan sekarang. Entah apa juga yang ia rasakan. Rasanya ia belum pernah merasakan hal yang seperti ini. Apa ini rasanya cemburu?

-

Fariska berjalan menuju ruang basket. Tapi tinggal beberapa langkah lagi ia sampai,ia memberhentikan jalannya. Ia merasa tak enak jika ia datang dan hanya membawakan minuman untuk Fariz saja. Ia tahu semua anggota basket pun tahu tentang kedekatan mereka,tapi bukan tentang kedekatan mereka sebagai saudara kembar melainkan dua orang yang sedang pdkt. Tapi tetap saja ia tak enak hati.

Ia membalikkan badannya dan berjalan ke arah kantin,namun tiba – tiba tiga orang cewek menghalangi jalannya. Fariska yang tak mau ambil pusing,mencoba untuk berjalan kembali tetapi tetap saja ketiga cewek itu menghalaginya dan tidak membiarkan ia lewat.

"Siapa yang nyuruh lo jalan?" ujar cewek yang di tengah. Rambutnya dibiarkan terurai,dan memakai make up yang lumayan tebal untuk anak SMA seusianya.

Fariska memperhatikan ketiganya,tak ada yang ia kenal. Bahkan seragam mereka pun berbeda. Ketiga cewek itu dari sekolah lain,tapi apa hubungannya dengannya? Mengapa mereka menghalagi jalan Fariska?

"Gue mau lewat,permisi," Fariska lagi – lagi mencoba namun mereka menahannya. Fariska yang sudah mulai kesal mencoba lebih keras,namun dengan kekuatan yang berasal dari tiga orang,Fariska tidak mampu dan ia sempat terdorong karena mereka.

Fariska mengembuskan nafasnya kasar "Ada masalah apa kalian sama gue sampai gue ga boleh lewat di sekolah gue sendiri?"

Cewek yang di tengah memutar matanya malas "Hello..lo itu ngaca dong! Salah lo itu apa."

"Gue ga pernah ketemu kalian sebelumnya. Dan gue ngerasa ga punya masalah sama kalian." Fariska sudah kesal. Ketiga cewek itu sudah menghancurkan moodnya yang sudah baik karena pertandingan basket tadi.

Cewek tadi berjalan satu langkah mendekat Fariska. Ia menatap Fariska dengan tajam,namun Fariska tak kalah menatapnya.

"Emang lo pikir,kalo ga pernah ketemu berarti lo ga punya masalah sama orang itu? Hello.. sekarang 2017. Apapun bisa terjadi. Apalagi sekarang zaman udah canggih,banyak yang namanya media sosial."

"Gue juga tahu. Gue tahu sekarang zaman udah maju,gue juga tahu media sosial. Apa lo punya masalah sama gue di media sosial?"

"Tuh,lo pinter!"

Fariska mengembuskan nafasnya kasar. Satu anak alay lagi korban medsos yang harus gue urus.

Tanpa mau mengambil pusing lagi,Fariska membalikkan badannya dengan cepat mencoba menghindari masalah yang akan membuatnya pusing tujuh keliling. Namun sayang,yang ia lakukan kurang cepat dengan cekalan tangan salah satu cewek di depannya untuk menahan Fariska.

Fariska meringis,karena jujur saja cekalan itu menyakitkan. Mungkin jika cekalan itu terlepas,pasti akan menimbulkan kemerahan pada tangannya.

"Lo itu maunya apa sih?!" teriak Fariska. Suaranya menggema di sepanjang koridor. Meski sekolah ini sedang ramai,namun koridor ini tidak menampakkan kehadiran insan satupun yang dapat menolongnya.

Cewek itu melepaskan tangannya, "Sorry deh kalo gue nyakitin lo," ujarnya sambil melihat – lihat tangannya. "Tapi,gue sengaja. Hahaha" dan terdengarlah gelak tawa yang keluar dari mulut mereka.

Fariska berdecak kesal,sampai kapan ia harus berdiri mendengarkan cewek – cewek alay di depannya ini ber'bacot' tidak berguna.

"Oke ya,Fariska. Lo mau tahu salah lo?" tanya si cewek tadi.

"Ga!" jawab Fariska dengan cepat. Dia terlalu malas menanggapinya.

Belum sempat menghindar,tangan seseorang sudah menarik rambut Fariska sampai kepalanya tertarik ke belakang. Fariska meringis dan mencoba melepaskan tarikan itu. Tetapi belum sempat ia berhasil,tangannya sudah dicekal dan saat ini ia hanya bisa melihat mereka dengan sudut pandang yang membenci dan menahan sakit.

"Siapa sih yang bilang Fariska baik,ramah? Hello! Liat sekarang! Lo itu jauh dari kata ramah. Lo jutek,lo kasar!" teriak cewek yang tadi menarik rambutnya.

Fariska tersenyum miring,dia bukannya ingin meremehkan tetapi dia ingin tertawa kenapa ketiga cewek di depannya ini berpikiran sangat pendek.

"Coba liat perlakuan lo sama gue kaya gimana? Kalo lo sopan,ya gue juga bakal sopan. Hidup ini cerminan diri. Kalo lo baik,orang bakal mencerminkan kebaikan lo. Sebaliknya,kalo lo buruk,mana mau sih orang memperlakukan lo dengan baik?" jelas Fariska.

Namun ketiga cewek itu malah berdecak merendahkan "Jangan sok puitis deh lo! Ga cocok sama kelakuan lo."

"Terserah lo mau bilang gue kaya gimana,gue hidup bukan buat lo,bukan untuk membuat kalian suka sama gue. Gue hidup buat diri gue sendiri,untuk ngebuat gue nyaman dan bersyukur dengan diri gue sendiri."

Mereka tertawa renyah dan dengan sekejap berubah dengan tatapan tajam menusuk Fariska. Tapi Fariska tak mau terlihat lemah,meski ia sendirian. Dia cukup kuat. Melawan Devan saja ia berani,apalagi melawan ketiga cabe yang ga ada otaknya ini.

Tangan salah satu cewek sudah melayang dan hampir mendarat ke pipi Fariska,Fariska yang kaget langsung menutup matanya tetapi entah mengapa setelah hitungan ke lima,Fariska tak merasakan apa apa di pipinya. Malah ia merasa cekalan di tangannya mengendur. Dan ia pun membuka matanya dengan perlahan.

Begitu kagetnya Fariska saat ia melihat Fariz dan Daffa berada di hadapannya. Fariz yang sedang menahan salah satu tangan si cewek dan Daffa yang sedang memposisikan handphonenya untuk mengambil gambar pembullyan yang terjadi di sekolahnya ini,dan yang membully adalah murid sekolah lain.

Fariz melepaskan tangan si cewek dengan cepat dan keras sampai terdengar si cewek itu meringis kesakitan. Fariska mampu melihat sorot mata Fariz yang selalu ramah dan hangat berubah menjadi tajam dan emosi. Rahangnya mengeras menatap ketiga cewek dihadapannya. Sedangkan ketiga cewek itu menunduk ketakutan.

Dasar,beraninya sama gue lo! Batin Fariska.

Setelah mendapat gambar yang diinginkan,Daffa memasukkan handphonenya ke dalam saku celananya. ia lalu menarik fariska agar berlindung di belakangnya. Membiarkan Fariz yang masih menahan emosinya,sebenarnya Daffa juga emosi melihat Fariska dperlakukan tidak pantas. Tapi ia sadar,jika ia membiarkan emosi mengusai dirinya,itu tidak baik untuk dirinya dan orang lain.

"Sakit?" tanya Fariz dingin terhadap ketiganya.

Ketiganya hanya diam.

"Mau lebih sakit? Mau ngerasain apa yang dirasain Fariska?" tanya Fariz lagi lebih dingin tetapi mampu menyalurkan emosinya.

Fariska yang sudah ingin mewanti – wanti Fariz melangkahkan kakinya mendekat Fariz,tetapi Daffa melarangnya "Udah,biarin aja" ujarnya seperti itu.

"Kalian gamau? Oke" Fariz membuang nafasnya kasar.

"Gue bukan orang pendendam,gue ga akan ngelakuin hal hina kaya kalian. Kalo gue ngelakuin hal hina kaya yang kalian lakuin,sama aja gue bagian dari kalian dan gue gamau itu. Tapi gue ngelakuin hal yang menurut gue lebih baik,mentaati peraturan dan pastinya bakal bikin kalian kapok sama apa yang udah kalian lakukan." Tambah Fariz. Ia langsung berjalan ke belakang dan menarik tangan Fariska untuk mengikutinya.

-

Sekarang,Fariz,Daffa,Fariska,dan Micell sudah berada di kantin dalam suasana yang canggung. Micell yang langsung dihubungi oleh Daffa perihal kejadian tadi. Dan Micell dengan cepat bergeabung dengan mereka.

Fariska yang merasa ini salahnya hanya bisa diam sambil mengaduk – aduk jus strawberrynya menggunakan sedotan. Sementara Fariz yang masih terlihat emosi,sudah meminum jus jeruk dua gelas dan sedang memesan gelas ketiga.

Micell mengisyaratkan pertanyaan lewat pandangan matanya kepada Daffa,namun Daffa menjawabnya dengan gelengan. Ia juga tak tahu kenapa Fariz bisa seemosi ini. dan emosinya belum hilang – hilang. Semoga saja setelah menghabiskan jus jeruk yang ketiga,ia sudah dingin kembali.

Hembusan nafas kasar terdengar dari mulut Fariz,ketiganya langsung memperhatikan Fariz apa yang akan ia lakukan selanjutnya.

Fariz membenarkan posisi duduknya setelah ia mendapatkan posisi yang enak,ia mengembuskan nafasnya berat dan panjang.

"Lo ga apa – apa,Far?" Fariska yang kaget mendengar pertanyaan tiba – tiba dari Fariz hampir tersedak. Ia menelan minuman yang masih di dalam mulutnya sebelum menjawab pertanyaan Fariz.

Fariska menggeleng sambil tersenyum,sebisa mungkin Fariska ingin membuat emosi dalam diri Fariz hilang seketika. "Engga kok,gue gapapa. Guekan strong,gitu doang mah kecil."

Fariz berdecak merendahkan "Kecil apanya? Kalo ga ada gue sama Daffa juga lo bakal nangis."

Fariska memanyunkan bibirnya mendengar pernyataan dari Fariz,kenapa sekarang gue yang kesel?

Daffa tertawa canggung sambil mengibas – ngibaskan tangannya "Udah,sekarang kembali ke semula ya.. Fariska bilang kan dia gapapa,iyakan Cell?" Daffa mengedipkan sebelah matanya ke arah Micell agar ia setuju.

"Hah?" Micell yang masih tidak mengerti pun langsung diserbu kedipan mata lagi oleh Daffa "Oh..iya iya" ujarnya pada akhirnya,meski tak yakin apa yang ia ucapkan itu untuk apa.

Sedetik kemudian,mendaratlah sebuah jitakan di kepala Daffa dari Fariz yang lumayan keras membuat Daffa meringis. "Gue jitak lo karna gue ngerasa mata lo kenapa – napa deh. Hahhaha"

Fariz tertawa! Fariz tertawa! Meski Daffa yang masih kesakitan,Fariska yang masih sebal,dan Micell yang baru mengerti mengembangkan bibir mereka membentuk senyuman. Senyuman kebahagiaan dan senyuman kebersyukuran (?)

"Tapi,kalo cewek bilang gapapa. Bukannya itu ada apa – apa?" ujar Fariz tiba – tiba.

----

hellowww...

saya kembali!!!

maafkan:( lama ya gaes..

panjang ga?

maaf typo - typo

terimakasih:)

Продовжити читання

Вам також сподобається

SAGARALUNA Від Syfa Acha

Підліткова література

3.3M 166K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
GEOGRA Від Ice

Підліткова література

2.4M 101K 57
Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berha...
Antariksa (END) Від bbyamaa

Підліткова література

304K 18.1K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
RAYDEN Від onel

Підліткова література

3.8M 231K 69
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...