mt6

8.6K 427 1
                                    

Sinar mentari pagi memaksa masuk melalui celah celah gorden kamar seorang cewek  cantik. Sang cewek  menggeliat dan mengubah posisi tidurnya untuk mendapat posisi tidur yang lebih nyaman. Selimut yang semula menyelimuti tubuhnya sekarang telah tergeletak berantakan di lantai bersama guling berwarna biru teman untuk dipeluknya.

Wajahnya sangat polos saat tidur,berbeda sekali saat ia sedang marah marah ataupun kesal. Matanya perlahan membuka,menguap dan menggeliatkan tubuhnya lagi. Tak lama ia duduk di pinggiran kasur,matanya belum sempurna membuka. Tangannya meraba raba nakas di sebelahnya mencoba mencari sesuatu.

Hap!

Tangannya meraih jam kecil lalu melihatnya perlahan. Matanya membulat seketika saat melihat jam yang  menunjukkan angka 05.30 pagi.

"Anjir gue telat!" Dilemparkannya jam itu ke belakang dan mendarat sempurna di atas kasur. Cewek itu berlari memasuki kamar mandi dan bersiap ke sekolah.

---

"Fariska! Ayo sarapan!" Teriak seseorang di lantai bawah.

Yang dipanggil sibuk mencari buku buku di meja belajar yang sesuai dengan mata pelajarannya hari ini. Ia lupa belum menyiapkannya, bahkan lupa bahwa hari ini ia ada ulangan matematika. Salah satu pelajaran yang disukainya,tapi ada suatu waktu matematika adalah pelajaran yang ia benci seperti sekarang.

Sssrtrrttt...

Fariska mengakhiri pekerjaan di kamarnya dengan meresleting tasnya lalu menggendongnya asal hanya dengan pundak kanan. Berjalan ke depan kaca dan melihat penampilannya.

"Masih sama. Masih cantik." Ujarnya percaya diri.

Kemudian menuruni tangga dengan cepat dan berlari lari kecil ke meja makan.

"Pagi" sapanya saat sampai di meja makan dan langsung mengambil roti berselai coklat kacang kesukaannya. Lalu duduk di salah satu kursi kosong.

Ditatapnya sekikas semua anggota keluarga,matanya menangkap semua kecuali Fariz. Tangannya mengambil susu putih di sebelah kiri dengan tangan kirinya lalu meminumnya dengan cepat. Hanya seteguk saja.

"Fariz mana?" Tanyanya santai sambil memasukkan roti ke mulutnya,mengunyahnya secara perlahan.

"Udah pergi" jawab mamanya ikut santai.

"Uhuk..uhuk.." Fariska tersedak mendengar jawaban dari mamanya. Tangannya segera mengambil susu dan meneguknya.

"Uhuk.." tangannya memukul mukul dadanya pelan. Kiranya, Fariz belum datang ke meja makan. Ternyata Fariz sudah pergi?

"Kalo Fariz udah pergi,Fariska sama siapa?" Tanyanya lemah sambil mengerucutkan bibirnya.

Mamanya menggeleng "papa sama mama ga bisa,sibuk."

"Sesibuk itukah sampai ga bisa nganter anaknya yang satu ini?" Tanyanya lagi sambil menghabiskan roti dan susunya.
"Ya udah,Fariska pergi" lanjutnya. Fariska berdiri dan membenarkan posisi tasnya.

"Fariska!" Fariska berhenti tepat di depan gerbang rumahnya.

"Emm..." Ando memegang pundak Fariska,mencoba membalikkan badannya dan Fariska pun menurut. Sekarang mereka sudah berhadapan.

"Lo mau naik apa?" Tanya Ando.

"Taksi paling"

"Mau bareng gue ga? Searah juga kan?" Ajak Ando ragu,ia takut bahwa Fariska akan menolaknya.

Fariska berpikir sebentar 'kalo gue tolak,sayang tuh. Tapi kalo gue terima,ntar awkward lagi'
Tak berapa lama Fariska mengangguk mengiyakan ajakan Ando,Ando tersenyum dan lekas pergi mengambil mobilnya.

MY TWINOù les histoires vivent. Découvrez maintenant