mt27

4.2K 278 17
                                    

"Cewek memang takdirnya dikejar dan menunggu. Bukan mengejar dan memulai. Namun,jika si cowok ga memulai,mau sampe kapan lo menunggu?"

Fariska diam,ia tak tahu harus menjawab apa. Kepalanya tertunduk,menatap kakinya yang terkena air ombak dan dipenuhi pasir. Sebenarnya mudah,ia tinggal bilang ia dan Fariz adalah kembar. Namun,itu bukan hal yang mudah baginya.

Devan menatap Fariska.

Apa omongan gue salah?

"Far"

Fariska menoleh perlahan pada Devan,tepat saat ia melihat wajah Devan. Devan mencipratkan air laut dan mengenai wajahnya.

Fariska mengusap wajahnya yang basah "Ih!" teriak Fariska sambil membalas cipratan Devan.

Devan bangkit dan berlari ke air laut yang lebih dalam. "Sini"

"Ga ah! Dalem" jawab Fariska sambil mnggelengkan kepalanya.

Devan terkekeh. "Cuma sepinggang juga" ia berjalan perlahan ke Fariska.

Fariska mengernyitkan keningnya saat Devan menarik tangannya dan membawanya ke tempatnya tadi.

"Dalem?" Devan mencibir.

Fariska hanya nyengir menampilkan sederet giginya yang putih dan rapi itu. Devan mencipratkan air lagi ke Fariska. Membuat Fariska berteriak menyebutkan nama Devan saking jengkelnya.

"Gue bales lo!" teriaknya.

Devan berlari menjauh,lalu berbalik lagi menatap Fariska. Ia memeletkan lidahnya "Coba aja,kalo bisa"

Fariska berlari dengan sekuat tenaga mengejar Devan,namun saat sudah dekat Devan mencipratkan air lagi padanya. Fariska juga ikut – ikutan mencipratkan air kepada Devan. Mereka berlari,bermain air,sambil tertawa karena Devan yang berhasil menggelitiki Fariska. Mereka berlari lagi,bermain air lagi,tertawa lagi sampai tak terasa matahari sudah menunjukkan jam makan siang.

Fariska menghentikkan langkahnya mengejar Devan "Cape" ujarnya sambil terengah – engah.

Devan membalikkan badannya,lalu berbalik berjalan menuju fariska. Tepat saat di depan Fariska ia menjulurkan tangannya. Kening Fariska berkerut,dengan santainya ia menerima uluran tangan itu sambil tersenyum "Deal,udahan mainnya"

Devan terkekeh,ia melepaskan tangannya dari Fariska. "Bukan itu"

"Hah? Maksudnya?" tangannya masih menerima uluran tangan Devan.

Devan tersenyum,lalu memmindahkan tangan Fariska yang digenggamnya menggunakan tangan kanan beralih ke tangan kirinya. Ia lalu berjalan sambil mengenggam tangan Fariska membuat Fariska mengikuti Devan berjalan.

"Lepasin dong" pinta Fariska sambil menggoyang – goyangkan tangan kanannya yang di genggam Devan.

Devan memberhentikan langkahnya membuat Fariska ikut berhenti. Devan menatap mata Fariska lalu memposisikan wajahnya agar sesuai dengan Fariska.

Devan menaikkan sebelah alisnya "Kenapa?"

Fariska yang tadi menatap Devan,mengalihkan pandangannya.

"Kalo gue ga lepasin kenapa memangnya?" ulang Devan lebih spesifik.

Fariska melepaskan tangannya secara paksa,memalingkan wajahnya. Namun membuat Devan menyunggingkan senyumnya.

"Kenapa dilepas?"

"kenapa lo genggam?" Fariska bertanya balik.

Devan mengangguk – nganggukkan kepalanya. Lalu berjalan mendahului Fariska. "Gue mau pulang cape"

MY TWINWhere stories live. Discover now