mt35

2.8K 198 14
                                    


Tak terasa,fajar telah berganti menjadi senja. Langit biru berganti langit orange. Dan yang paing penting,seluruh map ditangan Fariksa sekarang sudah tidak ada lagi. Itu membuatnya lelah sekaligus senang,karena ia tak percaya bahwa ia dapat menyelesaikan tugas dari Kian secepat ini. Dan tentunya,itu semua adalah berkat bantuan dari koneksi Devan,karenanya,Fariska dapat dengan mudah bertemu dengan kepala sekolah,sekolah yang mereka tuju.

Angin sore seperti ingin berkenalan dengan Fariska dengan menggerakan anak rambut Fariska. Pohon rindang melindunginya dan memberi keteduhan. Ditambah pemandangan di depannya,taman bermain anak – anak di sebuah taman.

Mereka memang sedang berada di sebuah taman. Dan kebetulan di taman tersebut terdapat taman bermain kecil yang biasanya dipakai anak – anak bermain pada sore hari.

Fariska tersenyum,melihat senyum dan tawa bahagia anak – anak di hadapannya. Ia kembali mengingat masa kanak – kanaknya dulu Bersama Fariz dan bang Azka.

"Far?" Fariska menoleh ke sumber suara. Di sampingnya,seseorang menjulang tinggi dan membuatnya harus mengadahkan pandangannya. Orang itu memberi sebotol minuman dingin ke Fariska.

Fariska mengambilnya dan mengucapkan terima kasih.

Orang itu mengangguk kemudian duduk di samping Fariska.

"Van?" panggil Fariska pada orang itu.

"Hm?" Jawab Devan tanpa memalingkan wajahnya dari layer handphonenya.

"Aww!" rintih Devan saat lengannya sengaja dicubit oleh Fariska. "Makannya kalo orang manggil tuh liat orangnya,"jelas Fariska.

"Oke oke," Devan dengan malas memasukkan handphonenya ke saku seragamnya dan memperbaiki posisi duduknya,menghadap ke Fariska.

Fariska tersenyum, "Gue cuma mau bilang,makasih ya,gara – gara lo tugas gue cepet beres."

Devan mengembuskan nafas kasar,dan menghadapkan tubuhnya ke arah depan lagi,bukan ke Fariska. "Gue kira penting."

"Yeehh,emang bilang makasih ga penting?"

Devan mengedikkan bahunya,"Fakta di lapangan ya Far,kata makasih itu cuma buat formalitas doang. Kita gatau orang itu bener – bener bilang makasih atau sekedar cari muka."

"Maksud lo gue cari muka?" tanya Fariska sedikit kesal.

"Gue ga bermaksud ke lo. Tapi kebanyakan orang kan kaya gitu,mungkin lo bagian dari kesedikitannya."

Fariska menghembuskan nafas kasar "Serah lo deh."

"Lo juga harus tau,Far." Kata Devan tiba – tiba,membuat Fariska tertarik dan mengalihkan pandangannya ke hadapan Devan.

"Gue juga bagian dari kesedikitan lo itu,soalnya.." Devan memotong pembicarannya.

"Soalnya..." Fariska menanti jawabannya.

Devan menarik nafasnya dalam – dalam kemudian mengembuskan nafasnya perlahan. "Gue mau bilang makasih sama lo."

"Hah?" Fariska yang tidak percaya dengan apa yang didengarnya,mencoba memastikannya lagi.

"Budek lo ya?" ujar Devan sambil menjewer pelan telinga kanan Fariska.

Fariska mengerucutkan bibirnya,membuat Devan melepaskan jewerannya.

Hening..

"Makasih,Far."

Fariska yang mendengarnya lagi memalingkan wajahnya ke Devan. Devan yang sedang memandang langit membuat rambut yang agak gondrongnya itu dimainkan oleh angin.

"Makasih,berkat lo,gue menjadi Devan yang lebih baik daripada Devan sebelumnya. Devan si troublemaker,Devan yang biang masalah menjadi Devan yang kayanya ga pernah bikin masalah lagi." Devan terkekeh sejenak sebelum melanjutkan perkataannya.

"Maksud gue,belom bikin masalah lagi." Lanjutnya.

Fariska tersenyum tipis,ia ikut memandang langit, "bukan gue yang ngebuat lo jadi kaya gini,tapi karna diri lo sendiri."

Devan menggeleng dan memalingkan wajahnya ke arah Fariska. Fariska yang sadar,balik menatap Devan. Mata bertemu mata. Sorot mata Devan yang tidak pernah di liat oleh Fariska.

"Intinya,gue mau bilang makasih aja," ujar Devan sambil tersenyum.

Fariska yang tidak tahu dirinya sedang berada di dalam suasan seperti apa kemudian mengangguk sambil tersenyum, "kembali kasih."

Devan bangkit dari duduknya dan berdiri di hadapan Fariska,ia mejulurkan tangan kanannya, "Gue mau ajak lo ketemu seseorang,lo mau ga?"

"Hah?Siapa?" Tanya Fariska.

"Udah,ikut aja kalau penasaran. Soalnya gue mau ajak lo ketemu malaikat gue."

Fariska menerima juluran tangan Devan,yang artinya ia menerima ajakan Devan. Meski ia tidak tahu mau dibawa kemana.

-

"Gue balik duluan woy!" Seru Fariz pada Daffa dan ketiga sahabatnya yang lain. Ia dengan perlahan menarik gas dan keluar dari parkiran sekolah. Sekolah masih ramai meski waktu sudah menunjukan pukul 04.30 p.m karena masih ada pertunjukan dari ekskul teather yang berpartisipasi merayakan acara ini.

Sebelum benar – benar keluar dari gerbang sekolah,Fariz samar – samar melihat seseorang yang familiar baginya di halte. Dengan penasaran,Fariz melajukan motornya ke arah halte. Dan benar saja,itu adalah Micell. Seseorang yang sudah benar – benar familiar baginya.

Fariz memberhentikan motornya tepat di depan Micell,membuat Micell melangkah menjauhinya. Fariz membuka helmnya sebelum menyapa Micell.

"Lo,Riz. Gue kira siapa." Ujar Micell setelah melihat Fariz.

"Ngapain lo disini? Nunggu becak? delman? bis? taxi? ojek? gojek? grab? uber? gebetan? pacar?" tanya Fariz.

Micell terkekeh mendengarnya, "Dua pilihan terakhir salah besar ya,hehe."

"Maaf ya kalo gue menyinggung perasaan lo. Gue juga jomblo kok." Ujar Fariz sambil terkekeh.

"Gue nanya bener nih,lo nunggu mang yang naik apa nih?"

"Nunggu yang pertama lewat aja sih."

Fariz tersenyum mendengarnya,"Kebetulan nih,karena gue yang duluan lewat berarti lo nunggu gue ya?"

Micell memutar matanya malas,membuat Fariz terkekeh. "Bercanda gue." Jelas Fariz.

"Ya udah,naik deh. Gue anterin pulang,tuan putri Micell hari ini." tawar Fariz.

Micell yang terkejut,langsung membulatkan matanya. Kemudian ia menggerakan kedua tangannya,mengisyaratkan untuk menolak. "Ga usah,gue bisa sendiri kok."

Fariz yang gemas dengan Micell yang memang susah sekali diantar pulang olehnya ini langsung memegang lengan Micell,dan tepat sekali! Itu membuat Micell diam.

"Sekalian gue mau ketemu abang lo,udah lama ga main ps lagi." Tambah Fariz.

Micell yang setengah sadar,menganggukan saja kepalanya dan itu membuat Fariz tersenyum.

-

Lo tau,hal sepele dari lo,sukses membuat jantung gue berhenti mendadak.

-

­­­­­­­­­--------

Halooooooooooooooooo.....

Maaf sekali baru kembali lagi

*darimana aja looo!! Ditimpuk pake botol.

Maaf sekali maaf sekali

Chapter ini Devan Fariska atau Micell Fariz?

Tunggu Chapter berikutnya ya,

Terimakasihh..

Loveee you


MY TWINWhere stories live. Discover now