mt14

6.5K 394 18
                                    

Ini situasi waktu malam. Masih inget kan ya?

-

Setelah Fariz kembali ke kamarnya,Fariska masih memindah - mindahkan channel dari satu ke dua ke tiga dan seterusnya. Sambil mengibas ngibaskan rambutnya yang masih basah,pandangannya belum lepas pada televisi yang terus berganti channel.

Kegiatannya terhenti saat handphonenya bergetar hebat di sampingnya. Dengan malas,Fariska mengambilnya dan melihat siapa yang meneleponnya malam malam begini. Tak ada nama siapa peneleponnya. Yang ada hanya nomor yang berderet.

Fariska menslide layar untuk menjawab lalu menempelkan handphonenya pada telinga "hallo"

"Ini Fariska?" Tanya seseorang di sebrang sana.

Fariska hanya berdeham menjawabnya.

"Bagus. Gue Kian. Simpen ya,kali aja butuh."

Mendengar itu Fariska memutar matanya malas lalu memindah mindahkan channel lagi.

"Ada apaan nelpon?" Tanyanya ketus.

"Gue cuma mau nanya. Lo mau ga ikut tim tambahan buat jadi panitia Orchidia Cup nanti. Soalnya itu disuruh langsung sama KepSek"

Dahi Fariska berkerut "Kok?"

"Iya,jadi OSIS khususnya gue sebagai ketua. Disuruh membentuk Tim bantuan gitu. Nah,katanya harus cari yang bisa bikin acara nanti tambah sukses karena Tim bantuan itu."

"Jadi maksud lo gue dimanfaatin?"

"Bukan gitu Far,lo itu terkenal. Bukan di sekolah aja. Tapi di sekolah lain juga. Nah gue kalo nanti lo ga ada kerjaan. Gue mau nanti lo ada kerjaan dan gue tahu lo bisa bikin acara nanti lebih sukses."

"Sama aja lo manfaatin gue. Males" jawab Fariska ketus dan siap mengakhiri panggilan.

"Plis Far. Ini acara terakhir gue sebagai Ketos. Selain itu,kalo acara ini sukses besar,gue,lo dan yang lain bakal ada reward gitu. Yang pasti makan dan gue denger sih. Tim bantuan bakal ada tambahan nilai." Mendengar itu,Fariska membulatkan matanya. Dan pikirannya mulai menerawang entah kemana.

"Dan lo,boleh pilih sendiri siapa anggotanya. Maksimal 5 yang lo pilih,5 lagi gue yang pilih. Gue kasih lo kepercayaan." Lanjut Kian.

"Ya udah" jawab Fariska.

"Ya udah apa nih? Iya atau engga? Ambigu."

"Ya udah iya,tapi kalo gue ngehancurin kepercayaan lo gimana?"

"Gue ga bakal ngasih kepercayaan sama orang yang ga gue percaya. Gue percaya sama lo,Fariska."

"Oke,gue tutup" singkat sekali tanggapan Fariska dan dengan sepihak mematikan sambungan teleponnya.

-

Fariska bersenandung sambil menyisir rambutnya dan duduk di depan meja rias. Kemudian mengikatnya satu,layaknya ekor kuda.

"Berisik,kaya suara lo bagus aja" kritik Fariz setelah menutup novel yang baru saja dibacanya lalu berjalan ke arah Fariska.

Fariska menghiraukan perkataan Fariz dan masih bersenandung. Kemudian memoleskan bedak tipis ke wajahnya.

Fariz dengan senyum jahilnya menarik ikatan Fariska yang membuat ikatannya terlepas dan rambutnya tergerai.

"Fariz ih!" Teriak Fariska sambil mencubit lengan Fariz.

"Sakit!" Teriak Fariz sambil mengusap lengannya.

Fariska mendengus dan segera mengambil kuciran lagi dari laci meja riasnya. Karena jika ia mengambil kuciran yang dipegang Fariz,entah kapan ia akan mendapatkannya.

MY TWINWhere stories live. Discover now