mt29

4K 265 1
                                    


Curhat dikit bentar ya,

jadi gini,kuotanya abis,jadi ga ada kerjaan,dan ga ada niatan buat ngetik berasa males aja,abis itu stok drama habis,ya sudah kembali deh ke dunia wattpad,baca beberapa cerita trus tiba - tiba ada semangat lagi buat nulis dan ide yang ngalir gitu aja. dan hari ini ada kuota jadi update deh. udah ya,langsung aja!

-

"Hah?" Dahi Fariska berkerut setelah mendengar apa yang dikatakan Devan kepadanya beberapa detik yang lalu. Devan ikut mengerutkan dahinya karena tidak menyangka respon yang ia dapat dari Fariska seperti itu.

Lo cewek apa bukan sih? Masa ga peka? Setau gue cewek itu tingkat kepekaannya amat tinggi,bener ga?

"Hahahhaha.." Fariska tertawa canggung membuat Devan semakin mengerutkan dahinya dan sekarang sebelah alisnya terangkat.

Dddrrrtt..drrt..

Handphone Fariska bergetar menandakan ada telpon yang masuk.

Fariska berhenti tertawa dan menatap layar handphonenya lalu mengangkat kelima jari tangan kanannya kepada Devan "Bentar ya,gue ngangkat telpon dulu."

Lah si tai,gue ga baperin dia gitu?

"Hallo,Ndo"

"Hah?! Bang Azka balik? Gimana ceritanya tuh?"

"Ya udah,otw."

Fariska dengan cepat menatap Devan yang masih memandang dirinya dengan kebingungan.

"Udah cepet buruan gue harus balik."

Devan semakin tak mengerti dan ia hanya bisa diam mematung menatap Fariska dengan wajah bingungnya itu.

Fariska berdecih, "Jangan liatin tampang ketololan lo itu di depan musuh lo,tandanya lo kalah. Udah gue harus balik secepatnya," Fariska yang tak sabar menarik tangan Devan.

-

"Lo balik ke sekolah?" Tanya Micell setelah ia sampai di depan rumahnya dengan selamat.

Fariz mengangguk "Gue harus latihan terus,biar menang."

"Jangan latihan terlalu sering,ntar malah jatuhnya ke capek." Micell mengingatkan.

"Iya,Micell," Ujung – ujung bibir Fariz terangkat,membentuk senyuman yang mampu membuat cewek – cewek meleleh.

"Jangan terobsesi juga sama kemenangan,kalo lo kalah,mental lo lemah bisa – bisa lo jadi stress kan berabe. Ntar fans – fans lo yang sangat mengeluh – eluhkan seorang Fariz yang kecenya sebadai pas main basketkan bisa ikut – ikutan stress. Inget,hidup itu berputar. Kadang lo di atas,kadang di bawah,kadang lo menang,kadang lo kalah."

Fariz terkekeh mendengar apa yang dikatakan Micell kepadanya. Tangan kanannya terangkat dan mengacak – ngacak rambut cewek didepannya ini dengan gemas. Sedangkan si empu rambut hanya menerimanya dengan pasrah dan mengerucutkan bibirnya. "Iya iya Micell Teguh,haha."

Fariz menghentikan tangannya,namun tangannya masih berada di atas kepala Micell. Micell bingung sendiri,tangannya hampir terangkat untuk menyingkirkan tangan Fariz dari atas kepalanya. Namun dirinya kalah cepat dengan Fariz yang sedang mengelus – eluskan rambut Micell.

Fariz menarik tangannya sambil menampilkan cengirannya. "Cepet masuk."

Senyum Micell mengembang,ia mengangguk setuju dan melambaikan tangan kanannya.

"Hati – hati. Jangan ngebut – ngebut!" Ujar Micell setengah berteriak saat Fariz mulai menarik gasnya dan hilang di pertigaan jalan.

Tak disadari Micell mengulum senyum senangnya sambil menatap setangkai bunga berwarna peach yang berada di genggamannya lalu memasuki rumahnya.

MY TWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang