mt36

2.6K 182 8
                                    

Mt36

Suara motor Fariz masih terdengar meski sudah ada di depan pagar rumah Micell,Micell dengan segera turun dari motornya dan membukakan pagar rumahnya yang berwarna hitam tersebut. Dan Fariz pun melajukan motornya sampai di depan garasi rumah Micell kemudian mematikan mesinnya.

Micell yang sudah membuka sepatunya,kemudian membuka pintu rumahnya,mempersilakan Fariz untuk masuk.

"Kok sepi,Cell?" tanya Fariz setelah duduk di ruang tamu.

Micell menaruh tasnya di sofa yang berhadapan dengan Fariz, "paling dibelakang. Gue panggil bang Niko dulu ya. Sekalian ambil minuman."

"Eh ga usah,ngerepotin." Tolak Fariz dengan halus.

"Ga papa,mau minum apa?" tawar Micell. Fariz yang masih menolak membuat Micell memutar matanya malas.

"Gue bikin jus jeruk ajalah ya,daripada lu nolak terus." Dan dengan cepat ia meninggalkan Fariz yang menunggu sendirian di ruang tamu.

Ruang tamu keluarga Micell mungkin lumayan luas untuk ruang tamu biasanya. Dibalut dengan dinding berwarna putih dan dipadu – padankan dengan barang – barang yang berwarna soft. Terdapat dua sofa panjang untuk tiga orang yang berwarna pink soft,dua sofa individu berwarna biru soft dan barang – barang lain yang sekilas warnanya sama.

Fariz tidak tertarik dengan itu,yang menarik pandangannya adalah foto – foto yang dipajang di atas sepanjang lemari kaca. Fariz berjalan mendekati lemari tersebut. bibirnya tertarik ke atas saat melihat foto dua anak yang sedang tersenyum ke arah kamera. Dan ia mengedarkan pandangannya lagi,ia terkekeh saat melihat seorang anak kecil yang diikat dua menggunakan baju terusan warna pink sedang menangis karna baju itu kotor dibagian bawahnya.

"Nih,Riz. Jus jeruknya." Ujar Micell sambil menaruh jus tersebut di atas meja. Dan Micell baru sadar Fariz tidak berada di sofa yang ia duduki tadi. Ia pun mengedarkan pandangannya mencari Fariz.

Mata Micell membulat saat melihat Fariz sedang melihat foto – foto yang dipajang. "Lo ngapain disitu?" tanya Micell sambil berjalan ke arahnya.

"Ini elo kan?" tanya Fariz sambil menunjuk foto gadis kecil menangis tadi.

Micell memutar matanya malas "Udah jangan diliatin."

Fariz terkekeh mendengarnya, "ye,suruh siapa di pajang."

"Mama gue maksa majang foto itu,katanya lucu. Padahal dulu tiap malem gue umpetin itu foto,tapi tiap pagi mama selalu meriksa foto disini satu – satu takut ada yng ilang dan akhirnya ketahuan. Gue ulang – ulang lagi sampe akhirnya gue cape dan nyerah foto gue dipajang." Jelas Micell membuat Fariz terkekh kembali.

"Lo emang lucu kok di foto ini."

Micell yang tak percaya Fariz berbicara seperti itu langsung mengalihkan pandangannya. Jujur saja,wajahnya memanas,jantungnya berdegup kencang dari biasanya. Micell menggeleng – gelengkan pikiran dan perasaannya dalam hati dan mencoba menghilangkan semuanya untuk normal kembali.

"Lo juga pajang foto kita berempat?" tanya Fariz membuat Micell sadar dan segera memalingkan wajahnya kembali menatap Fariz yang sedang menatap foto mereka berempat. Dirinya,Micell,Fariska dan Daffa. Foto yang diambil dirumah Fariz dan Fariska saat ulang tahun mereka berdua yang 16 tahun,meski wajah mereka di penuhi krim kue,mereka sama – sama tersenyum bahagia ke arah kamera.

"Ya gue pikir foto itu bagus untuk dipajang juga,kalian yang selalu bikin gue bahagia dan selalu ada buat gue. Ya,kalian udah kaya keluarga gue jadi kenapa ga gue pajang." Jawab Micell ditambah dengan senyuman manisnya dan membuat Fariz ikut tersenyum.

"Gue juga udah ngerasa lo sama Daffa bukan sebatas teman atau sahabat lagi. Tapi lebih dari itu,kalian kaya keluarga gue. Selalu ada bahkan di hari libur pun,dimana gue selalu menghabiskan waktu gue selama ini sama kalian tanpa bosen dan tanpa konflik. Dan satu lagi"

MY TWINWhere stories live. Discover now