mt30

4K 249 5
                                    



"Nih," Fariz menyerahkan tas sekolah Fariska kepada sang punyanya. "Pake,ntar ketauan lo bolos."

Fariska tersenyum merasa tak bersalah lalu menggendong tasnya itu dan memeluk Fariz sebentar. "Makin sayang gue sama lo."

-

"Bang Azka!" Teriak Fariska saat memasuki rumah dan melihat Azka sedang duduk di ruang tamu. Sementara Fariz hanya diam dan berjalan di belakang Fariska.

Fariska memeluk abangnya itu dengan erat membuat Azka tersenyum senang. "Segitu kangennya ya sama gue?" ujarnya lalu mengusap kepala Fariska dengan lembut.

"Drama banget sih anju," protes Fariz lalu duduk di sofa yang berhadapan dengan keduanya dan bersebelahan dengan Ando.

Fariska melepaskan pelukannya lalu menatap Fariz tak suka. "Sirik aja lo."

"Bang,gue punya permintaan." Ujar Fariz kepada Azka.

Azka mengangguk,meski ia tak mengerti. "Jangan baik – baik sama Fariska kalo lo balik."

Ketiganya sama – sama mengerutkan keningnya tak mengerti,apalagi Azka. "Maksud lo?"

"Fariska pasti ada maunya,dia pasti mau minta traktiran sama lo. Iya ga,Far?"

Fariska menatap Fariz tak percaya. "Apa banget sih lo,Riz?"

Fariz mengangkat bahunya tak peduli "Mending lo baik – baikin gue,Bang..hahahah"

Ketiganya lagi – lagi kompak mengerutkan keningnya,tak mengerti dengan apa yang dikatakan dan dilakukan Fariz. Dan Fariz menyadari itu lalu ia menghentikan tawanya.

"Jayus ya?" tanyanya sambil bangkit dan berjalan ke arah dapur. Ia membuka kulkas dan meminum minuman dingin dari sana.

Fariz balik lagi ke ruang tengah dan mengendong tasnya. "Gue ke atas dulu ya,mau mandi. Terus ke sekolah lagi deh. Bye"

-

"Apa banget sih tuh si Fariz." Ujar Fariska setelah Fariz menghilang di balik pintu kamarnya. Azka terkekeh mendengarnya.

"Far,mau jalan ga nih sama gue?" Tanya Azka membuat Fariska tersenyum senang dan mengangguk mantap untuk setuju.

Azka memalingkan wajahnya untuk menatap Ando yang dari tadi hanya diam "Lo juga ikut yuk,Ndo"

"Eh- gue harus balik ke kampus. Kalian aja menikmati masa indah bersama lagi."

Fariska terkekeh mendengar ucapan Ando. "Apa banget kata – kata lo."

Ando hanya bisa menyengir menimpali.

"Ya udah,gue siap – siap dulu ya abangku tersanyang."

-

Devan mengesap rokoknya yang tinggal setengah batang. Sekarang ia sedang berada di sebuah café di salah satu mal terbesar di Jakarta. Namun hari ini ia sendiri,ia tidak bersama teman – temannya. Entahlah,ia hanya sedang ingin sendirian.

Devan mengedarkan pandangannya ke sekeliling café karena merasa sedikit bosan. Hari ini ia sepertinya sedang moodyan atau bagaimana ya menjelaskannya. Matanya tak sengaja melihat cewek yang sangat familiar di matanya. Cewek itu sedang menggandeng cowok yang bisa dibilang cogan sambil berjalan di luar café ini. Cewek itu tersenyum bahagia dan sesekali tertawa karena apa yang dikatakan cowok sebelahnya yang Devan tidak tahu. Dan keduanya sudah berjalan menjauh dari pandangan Devan.

Devan merasakan ada yang aneh dengan dirinya,ia seperti marah? Tapi ia langsung menepis itu,untuk alasan apa ia marah? Perasaan Devan saja yang sudah aneh.

MY TWINWhere stories live. Discover now