[TFS-1] Stepsister Story [END]

By vizzhu

103K 7.9K 310

Sebuah tragedi mengubah satu kehidupan layaknya salah satu cerita dongeng sebelum tidur, Cinderella. ... More

STEPSISTER STORY - PROLOG
SCENE ONE
SCENE TWO
SCENE THREE
SCENE FOUR
SCENE FIVE
SCENE SIX
SCENE SEVEN
SCENE EIGHT
SCENE NINE
SCENE ELEVEN
SCENE TWELVE
SCENE THIRTEEN
SCENE FOURTEEN
SCENE FIFTEEN
SCENE SIXTEEN
SCENE SEVENTEEN
SCENE EIGHTEEN
SCENE NINETEEN
SCENE TWENTY
SCENE TWENTY ONE
SCENE TWENTY TWO
SCENE TWENTY THREE
SCENE TWENTY FOUR
SCENE TWENTY FIVE
SCENE TWENTY SIX
SCENE TWENTY SEVEN
SCENE TWENTY EIGHT
SCENE TWENTY NINE
SCENE THIRTY
SCENE THIRTY ONE
SCENE THIRTY TWO
SCENE THIRTY THREE
SCENE THIRTY FOUR
SCENE THIRTY FIVE
SCENE THIRTY SIX
SCENE THIRTY SEVEN
SCENE THIRTY EIGHT
SCENE THIRTY NINE
SCENE FORTY
SCENE FORTY ONE
SCENE FORTY TWO
SCENE FORTY THREE
SCENE FORTY FOUR
SCENE FORTY FIVE
SCENE FORTY SIX
STEPSISTER STORY - EPILOGUE
Sekuel

SCENE TEN

2K 191 7
By vizzhu

Halo All,

ehem. aku berniat  mengapresiasi para pembaca-ku. Jadi bagi yang sudah baca sejauh ini atau bahkan lebih jauh lagi. Benar-benar terima kasih banget karena kalian mau ikutin.
Dan sebagai ungkapan terima kasihnya, aku mau buatin 1 buah cover wp (bagi yang punya cerita di wp nya) untuk kalian per 10 part.

Cover wp bisa by request ke message aku bagi yang berminat. Kalau kalian mau lihat contoh" nya bisa  lihat cover seluruh cerita aku, itu aku yang buat. Ada juga di instagram : @vizzhuuu kalian bisa cek disana.

Bagi yang ga mau gpp. Thanks A lot.

Dedication : winipriscilia

and all people who add this story into their reading list.

love you so much.

Enjoy Reading~

~~

"Ya aku melihatnya," gumam Nic.

Ben terkejut, karena sedari tadi ia bahkan tidak bisa melihatnya dimana pun. "Dimana?" tanyanya cepat.

"Disana."

"Dimana?" Ben melihat kearah tempat yang ditunjuk Nic, namun tidak mengenali siapapun. Mengacuhkan pertanyaan Ben, Nic segera menghampiri gadis bergaun merah itu.

Lucy memesan jus pada bartender itu, dan Alice juga memesan yang sama. "Aku merasa seperti gadis terbuang dengan duduk disini bersamamu," celetuk Alice.

Setelah meresap sedikit demi sedikit minumannya, Lucy memutar – mutar gelasnya. "Jadi kau lebih suka berdiri disamping ibumu dan di kenalkan dengan pria-pria disana?"

Alice mendesah berat, tentu saja itu pilihan buruk. Namun duduk disini bersama Lucy dan tidak dilirik oleh lelaki manapun juga bukan pilihan yang baik. "Apa yang terjadi padamu Luc, rasaku dulu kau bukan orang yang tertutup."

Ya, ia dulu bukan yang sekarang. Keadaan merubahnya. "Hidup mengajariku banyak hal, Alice. Yang aku tahu saat ini adalah yang kuatlah yang bertahan." Sebuah senyum dingin muncul di wajahnya seolah menegaskan kembali bahwa sosoknya yang dulu sudah lama hilang.

Kata-kata Lucy membuat Alice terdiam. Ia semakin penasaran dengan apa yang terjadi selama ia tidak berada disampingnya. Namun saat ia akan bertanya lagi, ia melihat Nic berjalan mendekat.

"Walaupun kau duduk di tempat tanpa sinar lampu yang terang menyinari, aku tetap bisa melihat kecantikanmu yang berpendar dari jauh," ucap Nic sambil menatap Alice terpesona.

Alice tertawa geli, bagaimana mulut pria ini bisa penuh dengan gula. Sedangkan Lucy ingin menyiram pria itu dengan minumannya. Mengingat ia sedang berada di pesta kalangan atas, bukan di kantin, maka ia mengurungkan niatnya.

Tanpa melihat siapa pria itu, Lucy sudah mengetahui bahwa dia adalah pria-obral-mulut, Nicholas Murphy.

"Jadi ini yang kau maksud dengan 'Ya aku melihatnya'?" sindir Ben. Nic meringis, sedangkan Lucy tersentak mendengar suara Ben, ia langsung menolehkan kepalanya kebelakang. Sosok Ben memang berdiri di dekatnya, dan kini menjadi sangat dekat karena Ben sedang meminta segelas minuman pada bartender. Ia tengah membawa jas yang dilepasnya di sebelah tangan.

Lucy turun dari kursinya dan kini berdiri menghadap dua pria itu. "Selamat untukmu dan ayahmu," ucap Lucy sambil mengangkat gelasnya kearah Ben.

Ben yang baru saja menerima gelasnya membalas mengangkat gelasnya dan mengatakan, "Terima kasih, miss –"

"Morgan. Lucinda Morgan."

"Miss Morgan," ucap Ben sambil mengangguk dan kemudian meneguk minumannya.

Jantung Lucy berdetak dengan sangat cepat mendengar namanya keluar dari bibir pria itu. Ini pertama kalinya Ben menyebut namanya. Apakah ia akan mengingatnya?

Ben yang juga pertama kalinya menatap Lucy seakan tersadar, gadis inilah yang sering disebutkan oleh sahabatnya.

Nic berdeham, "Kenalkan juga, Alice Wright, penyelamat duniaku dari Jabberwocky." Ben terkekeh mendengar kata-kata sahabatnya.

"Congratulation for your new branches," Alice mengangkat gelas minumannya dan dibalas oleh Ben hingga menimbulkan bunyi perpaduan gelas mereka.

"Apa yang kalian lakukan disini, sementara para gadis lainnya sedang menebar pesonanya di sana?" Nic menatap kedua gadis ini dengan sedikit bingung.

Alice mendekati Nic dan menggerakan satu jarinya pada dada pria itu, "Kami sedang menunggu pria yang bisa melihat pesona kami tanpa perlu disebar."

"Ah, jadi aku pria beruntung malam ini?" Nic membusungkan dadanya karena merasa bangga.

Lucy terus menatap Ben yang tidak memusatkan perhatiannya disini, ia terus menggerakan kepalanya menatap orang-orang. "Apa yang sedang kau cari?" tanya Lucy penasaran.

Ben menatap Lucy dan menjawab, "Cindy Priceton. Apa kau melihatnya?" Nic terkejut mendengar pertanyaan sahabatnya, bagaimana mungkin Ben bertanya pada Nenek sihir dimana musuhnya berada. Ben sengaja bertanya karena ingin melihat reaksi Lucy. Ia sudah mengetahui ceritanya dari Nic.

Lucy membalas menatap datar Ben walaupun dalam pikiran dan hatinya sangat terkejut sekaligus kecewa. "Cindy Priceton? Dia disini?" tanya Lucy untuk meyakinkan. Apa mungkin Ben melihat Cindy datang?

"Ya, dia datang bersama ibunya."

Alice yang sedari tadi juga ikut terkejut akhirnya mengeluarkan suara, "Ibunya?"

"Apa ibunya menyebutkan nama Cindy?" tanya Lucy, karena ia bisa menebak bahwa Ben bertemu dengan ibunya, Mrs. Priceton, dan mengira Cindy ikut hadir bersamanya.

Ben mengangkat alisnya sebelah. "Tidak. Mrs. Priceton hanya mengatakan ia datang bersama putrinya." Lucy mengangguk, sudah diduganya. Ibunya membuat kesalah-pahaman disini. Tapi sekaligus lega, ibunya tidak menyebutkan namanya.

Ben sedari tadi memperhatikan Lucy, menilai tidak ada tanda-tanda kebencian dalam ekspresi juga nada bicaranya. Apa ia terlalu pandai menutupi semuanya?

Alice menahan senyumnya, "Apa kau tahu bahwa Mrs. Priceton memiliki dua putri?" tanya Alice pada kedua pria itu dan membuat mereka terlonjak mendengar pertanyaannya.

"Aku mendengarnya, namun aku tidak menyangka dia akan membawa putri misteriusnya, mengingat ia tidak pernah tampil dimana pun. Kira-kira seperti apa rupanya?" Nic menjawab sambil terlihat berpikir. Ben menyetujui perkataan Nic. Mungkinkan putrinya yang dimaksud bukan Cindy? Mendadak ia merasa kecewa.

"Ia tidak misterius, namun kitalah yang tidak menyadarinya," kata-kata yang Alice tak sadari keluar dari bibirnya kembali membuat Nic terkejut.

"Kau mengenalnya?"

Alice menatap sesaat wajah Lucy yang sudah menunjukkan sebuah peringatan. "Tidak, tentu saja. Instingku yang mengatakan demikian," Alice tertawa kaku sambil memalingkan wajahnya.

Nic yang sedari tadi terhipnotis oleh kecantikan Alice terlalu bodoh untuk menyadari kejanggalan itu, sedangkan Ben, ia terlalu larut dalam kekecewaannya. Ben sudah merencanakan akan berdansa dengan Cindy jika ia hadir.

Alunan musik untuk berdansa sudah dimulai. Alan Young bersama seorang wanita berjalan ke tengah-tengah kerumunan dan memulai dansa pertama, selanjutnya diikuti oleh pasangan lainnya. Nic mengulurkan tangannya pada Alice, "May I have this dance, My Lady?"

Alice tersenyum senang dan menyambut uluran tangan Nic, "Mon plaisir, monsieur Murphy." Lucy menatap tajam sahabatnya yang dibalas dengan sebuah kedipan mata. Mereka akhirnya bergabung bersama pasangan lainnya untuk berdansa. (*Mon plaisir, monsieur  : Dengan senang hati)

Alice dan Nic terlihat menikmati gerakan mereka yang terasa sangat serasi. Nic selalu bisa mengikuti gerakan gadis itu yang begitu anggun, demikian juga dengan Alice.

"Tapi Nic," Alice sengaja memberi jeda agar Nic mendengarkan dengan seksama. Ia mendekatkan tubuhnya dengan Nic, "Aku tidak pernah memberikan sesuatu secara gratis," bisik Alice.


Aloha, update lagi minggu ini.

Sejauh ini, aku minta 1 kata untuk cerita ini.

Plis. Just gimme one word dari setiap pembaca.

And dont Forget The Votes Button.

R.V



Continue Reading

You'll Also Like

14.1K 1.2K 13
Dibalik ke tenar an Elsa dalam film "Frozen" dan Jack dalam Film "Rise of the Guardian", banyak dari fans mereka yang suka mengaitkan kalau ada hubun...
55.1M 4.2M 58
Selamat membaca cerita SEPTIHAN: Septian Aidan Nugroho & Jihan Halana BAGIAN Ravispa II Spin Off Novel Galaksi | A Story Teen Fiction by PoppiPertiwi...
6.4M 716K 53
FIKSI YA DIK! Davero Kalla Ardiaz, watak dinginnya seketika luluh saat melihat balita malang dan perempuan yang merawatnya. Reina Berish Daisy, perem...
16.8M 1.9M 87
SUDAH TERBIT VERSI NOVEL. Bisa didapatkan di toko buku dan marketplace fav kamu seperti shopee, tokped, webstore MIZAN. "Dia cewek gue." Atlanta Nath...