My BadBoy Only One [slow Upda...

By fadiahnur_fn

143K 5.3K 163

Ketika hati kamu mulai menjatuhkan dirinya pada sosok yang sudah menjatuhkan hatinya di tempat lain. Apakah k... More

Part1
Part2
Part4
Part5
Part6
Part7
Part8
Part9.
Part 10
Part 11
Part 12
Part13.
Part14
Part 15
Part16
Part17.
Part 18.
Part19
Part 20
Part 21
Part 22.
Part 23.
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28.
Part29
Part30
Part31
Part 32.
Part 33.
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40.
Selembar Kisah
Part 41.
Part 42.
Part 43.
Part 44
Part 45
Part 46

Part3

11.3K 478 11
By fadiahnur_fn

Nadia POV

Pelajaran pertama pun sudah dimulai sejak beberapa jam yang lalu dan istirahat tinggal beberapa menit lagi. Aku sangat mengantuk karena tadi malam dan pagi ini membuatku tidak bersemangat.

Semalam ketika mataku ingin terpejam. Ada notification line masuk ke hp ku membuat mataku terbuka kembali. Awalnya aku tidak mengetahui siapa yang mengirimkan ku pesan tidak jelas tapi setelah aku melihat ava line nya mataku terbuka sempurna.

Aku pun mengurungkan niat untuk tertidur. Suara line dari hp terus terdengar yang memaksaku membuka mata dan menjawab sarkas chat dari-Nya. Memikirkannya saja membuatku emosi.

Bunyi bel istirahat pun mengintrupsikan ku untuk membuyarkan pikiranku tentang manusia laknat sepertinya.

"Lo kenapa sih nad?" Tanya Putri saat sudah berada dikantin.

"Gakpapa. Gue males aja sama cowo urakan."

"Oh emangnya kenapa? Biarin aja kali Nad.Lumayan Buat cuci mata. Jadikan setiap hari otak gue seger liat yang bening bening" ucapnya yang membuatku semakin gencar ingin membunuhnya karna sudah membuat temanku membelanya.

Aku rasanya ingin mencabik cabik mulutnya kemarin yang mengeluarkan kalimat kalimat tidak bergunanya dan parahnya lagi aku terjebak oleh eskul yang sama. Hal ini membuatku uring uringan semalaman dan di tambah dengan pesan dari-Nya

Jika keadaan seperti ini bawaannya aku ingin menambah napsu makanku tapi rasanya duitku tertinggal dikelas dan aku malas untuk kembali.

"Eh Nadia. Kenapa mukanya kayak gitu?" Ucap kak Hariz tiba tiba. Entah dia datang dari mana. Kak Hariz ini ketua basket dan katanya dia termasuk urutan most wanted kelas atas. Tapi menurutku biasa saja.

"Gak kak. Kak emang Fariz cucu sekolah?" Kak Hariz yang mendengar itu langsung mengangguk dengan tatapan bertanya.

Demi apa dia cucu dari Burwanto Utama. Sumpah gue gak percaya. Cowo urakan, petakilan, dan ngeselin ini adalah cucu dari pemilik sekolah.

"Kenapa?." Tanyanya karna aku tidak menjawab tatapan bertanyanya

"Gak papa." Jawabku singkat.

"Oh ya Nad. Gue ke temen temen gue dulu ya." Ucapnya.

"Sip. Dah sana lu." Kataku diakhiri dengan senyuman manisku .

"Songong." Katanya sambil mencubit pipiku gemas dan langsung pergi begitu saja. Akupun mendengus kesal karna tak bisa membalasnya.

"Btw Nad lu pacaran sama Kak Fikri? Kok dia kemaren jemput lo." tanya  Kak Hariz sebelum pergi. "Dia abang gue." Dibalas Kak Hariz dengan ber'oh' ria.

Kak fikri itu abang gue sendiri, masa gue pacaran ama abang sendiri.

"Itu pacar gue kan." Ucap Putri tiba tiba yang disertai dengan kekehan.

"Abang gue gak bakalan mau sama cewe jadi jadian kayak lu put. Katanya serem." Ucapku yang membuat dirinya langsung memanyunkan bibirnya. Kak Hariz hanya tertawa melihatku berdua

"Fiks lu jahat banget sama gue." Sarkasnya yang langsung mencubit pipiku

"Sumpah put panas pipi gue." Aku pun langsung mengusap usapkan pipiku yang terasa panas.

"Biarin abisnya lu ngeselin." Katanya mendengus sebal.

"Eh, gue kesana dulu ya." Ucap Kak Hariz sambil mengacak rambutku gemas.

Setelah, Kak Hariz pergi. Aku mengitari pandanganku ke seisi kantin melihat mata mata tak suka menatapku. Apalagi, jika aku sedang bersama kak Fikri. Aku sebenernya paling anti sama fans fans fanatik nya Kak Fikri. Menurut aku fans fanatik nya Kak Fikri itu super duper alay.

Karna semenjak aku menjadi murid baru di sekolah ini menurutku wanita disini hanya ingin mendapatkan wajah tampan milik kakakku dan harta orang tua ku agar bisa pamer ke teman temannya.

Pikiranku berhenti saat aku mendengar bisik bisik seisi kantin ini yang membicarakanku.

Kemaren gue ngeliat Nadia. Dijemput sama Kak Fikri.

Masa sih? Tapi kok gue gak pernah liat.

Demi apa lo gak pernah liat. Setiap hari juga dianter jemput kali mi.

Ah, gue gak ikhas. masa my prince gue boncengin dia.

Pake apaan tuh orang sampe sampe fikri mau nganter jemput dia.

Kayak lu gak tau aja cewe jaman sekarang.

Perek dong berarti. Apalagi nih ya lo liat ga sih tadi? Dia sama Kak Hariz kayak gitu.

Ih dasar cabe.

Bisik bisik dari adek kelas dan kakak kelas yang tak tau malu. Hampir setiap hari aku mendengar celotehan seperti ini. Untung gue punya stok sabar. Inget kata nenek 'orang sabar itu disayang tuhan'

"Nad? Udah makan?" Ternyata abang tercintahku berada disini. Yang membuat perhatian seluruh kantin ini menjadi ke arahku semua dan kembali berbisik bisik bangsat.

"Belum." Ucapku tanpa menatapnya

"Yaudah gue pesenin ya mau nya apa?" Berkah anak sholeha ini mah. Aku pun memberikan kode dengan menaikan alisku secara bergantian

"Oke oke gue traktir kok Nadia Salsabila Ab-" lanjutnya karna aku hanya senyum senyum tak jelas.

"Alhamdulillah rezeki anak sholeh. Lo beliin gue mie ayam 2 sama bakso2 dan teh botol 3. Oh ya nanti gue pulang sendiri ajah." Ucapku memotong ucapannya

"Beneran? Itu lu makan semua? Giliran gratis aja gak kira kira. Oh ya kenapa pulang sendiri?"

"Iya tapi mie ayamnya satu lagi buat Putri. Mau main, Udah sana gue laper." Kataku sinis karna sedari tadi abangku ini bertanya trus trusan

"Oh yaudah. Gausah bete gitu. Kan gue bayarin semuanya." Katanya dengan mengusap rambutku pelan.

Akupun kembali mengitari pandanganku ke setiap sudut kantin ini. Saat itu aku melihat Kak Dinda yang sedang bejalan ke arahku. Kak Dinda itu salah satu fansnya Kak Fikri dari kelas X, Katanya. Aku ga tau pasti kenapa dia trus trusan menggangu hidupku dan mengancamku untuk menjauhi Kak Fikri.

"Nad itu Kak Dinda ngapain sih jalannya kemari?" bisik Putri.

"Gue gak tau Put."bisikku di telinga Putri.

"Bisa ikut gue sebentar gak?"Kata Kak Dinda tiba tiba

"Bisa tapi jangan lama ya?"Kataku seraya melirik Putri yang sedari menggelengkan kepalanya.

"Cuma beberapa menit doang kok."Ucap Kak Dinda tersenyum sambil menarik tanganku untuk mengikutinya. Saat Putri ingin mengikutiku, anak buah Kak dinda langsung menahannya

"Lo mendingan duduk anteng disini, dah din. Gue jaga disini mending lo gece cabut." kata anak buahnya Kak Dinda kalo gak salah namanya citra. Kak Dinda hanya mengangguk mendengar ucapan Kak Citra dan langsung menarik tanganku dengan erat.

Aku mulai merasakan tangan yang dipegang Kak Dinda terasa kebas secara bersamaan. Ia memegang tanganku terlalu kuat. Kurasa tanganku akan memerah. Aku terus dibawanya ke arah toilet wanita yang terbilang paling sepi diantara toilet yang lain. Aku melihat mukanya semakin ganas.

BRAAKK
tangannya menggebrak meja yang berada di kamar mandi sambil berjalan menghampiriku.

"Lo itu punya kuping gak sih?" Katanya sambil menunjuk jemarinya ke arahku.

"Punya kok kak." Kataku santai

"Bangsat" Ucapnya geram

"Kalo lu punya kuping, lo bisa denger dong perintah gue kemarin" Ucapnya lagi.

"Kan kemarin saya juga dah bilang Kak. Saya gak bisa jauhin Kak Fikri."

PLAAKK

Tangannya yang tiba tiba menamparku dengan kencang menyebabkan kepalaku terasa hampir mau copot. Setelah itu, dia menarik rambutku kuat kuat.

"Lo mau jauhin Kak Fikri atau lo gak akan hidup tenang selamanya?" Katanya sambil menambah tarikan tangannya dirambutku.

"Saya pilih atau."

"Lo!!!"tarikan nya semakin membuat rambutku ingin copot saat itu juga.

"Ssssshhh"ringisku dengan mata terpejam.

BRUUK

Aku pun langsung mendongakkan kepalaku saat merasakan tarikan di rambutku,tak ada lagi. Aku kaget saat melihat Kak Dinda jatuh dihadapanku.

"Minta maaf." Ucap Kak Fikri dengan kilatan emosi dimatanya

"Ta-ta- pi-Fik-"kata Kak Dinda terbata.

"Gue bilang minta maaf." Potong Kak Fikri.

"Gue minta maaf." Ucap Kak Dinda pasrah.

"Kalo udah mending pergi atau gue aduin ke guru." Bentak Kak Fikri. Detik itu juga Kak Dinda pergi.

setelah itu, aku langsung memeluk Kak Fikri dengan air mata yang sudah mengalir deras. Kak Fikri langsung membalas pelukanku dengan tangannya yang mengelus kepalaku.

"Kamu gak papa?" Ucapnya yang aku balas dengan gelengan

"Aku anter pulang aja ya Nad?" katanya yang aku balas dengan gelengan lagi.

Tiba tiba Kak Fikri melepaskan pelukannya dan langsung mengusap air mataku.

"Kamu gak usah nangis dong. Nanti mukanya jelek, kalo mukanya jelek nanti mirip badut."Kata kak Fikri sambil tersenyum meledek.

"Ih Abang mah, adeknya lagi teraniaya juga malahan diajak bercanda." kataku mencubit perutnya.

"Aduh kok malah dicubit sih." katanya mencubit pipiku yang membuatku meringis.

"Kamu tadi di tampar juga sama dia?"Katanya dengan mengusap pipiku yang memerah.

Aku hanya diam tanpa mau mengatakan yang terjadi.

"Bilang atau-"

"i-iya, tadi dia nampar aku. tapi gak papa kok."

"Merah kayak gini kamu bilang gak papa. Kamu pulang aja ya, nanti aku yang ijinin." Kata kak fikri menarik pergelangan tanganku yang merah tadi membuatku menahan rasa sakit.

Fariz POV

Entah kenapa hari ini membuatku malas untuk menginjakkan kaki di sekolah ini.

Rencana untuk mengerjai cewek jadi jadian itu termusnahkan saat pesan pesanku hanya di read olehnya.

"Wey bro. Muka lu kenapa ditekuk gitu? Bukannya semalem lu udah dapetin kontak line-Nya?" Ucap Sandy saat diriku baru saja memasuki ruangan terkutuk ini.

Entah dari mana Sandy mempunyai kontak cewe jadi jadian sepertinya.

"Gak papa. Lelah hayati bang"

"Hahahah dasar cabe."

"Lebay ah lu Riz." Seru Adit yang baru saja memasuki ruang kelas.

"Dasar lo 4L." Ucap reyhan yang baru saja menggoda tiara teman sebangkunya.

"Apaan tuh han?" Kepo Adit.

"Kepo ah lau." Jawab Reyhan yang membuat Adit mendengus kesal.

"Oh ya, kemaren gimana Riz? Berhasil? Btw lu kemaren buat apaan sih nge PC Nadia bidadari gue." Ucapan Adit mengintrupsikanku.

"Tai ah. Dia bidadari dari mana coba. Dari negri iblis baru gue percaya." Sarkasku.

"Mata lu aja riz yang katarak. Perhatiin badannya aja dah bikin bulu gue meremang. Badannya tuh pas gak kayak Dinda yang depan belakang gede. Tapi bolehlah kalo Dinda gak papa." Otak kotor Adit sudah mulai berjalar ke mana mana.

Tuukk

Sandy yang memang paling alim diantara kami berempat langsung menjitak kepala Adit yang memang isinya pikiran bejat semua.

"Pikiran lu mesum banget kalo udah ngomongin yang dua itu. Kencing lu dulu lempengin. "

Aku dan reyhan pun langsung tertawa terbahak. Melihat ekspresi Adit yang melebarkan matanya dan mulutnya secara bersamaan.

Kriiiiinggggg.
Pelajaran Jam pertama dimulai. Anak anak yang masih di luar kelas harap masuk ke kelasnya masing masing.

"Ya tuhaaan gue lupa ngerjain tugasnya bu jizah." Ucap Reyhan dramatis.

"Demi apa bu jizah ada tugas?" Sontakku kaget.

Pasalnya dia merupakan guru paling garang. Aku tak mau sampai wajah tampanku ini berubah  jadi banci perempatan dan saat ini bagian ke kelas XI MIPA 2 Kelas terkutuk itu membuatku ingin mati berdiri karna ada cewe jadi jadian itu.

"Guys gue cabut deh kalo gitu. Gak lagi gue pake batang merah yang bisa bikin tingkat kegantengan gua luntur."

Sebelum mereka mengatakan apapun aku langsung pergi keluar dan tiba tiba tanganku dihalangi oleh tangan Adit, Reyhan dan Sandy.

"Gue ikut dong."

"Ah lu gue kira mau ngapain."

Next 👉

Batang merah yang dimaksud fariz itu lipstik ya guys

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 122K 48
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
7.6K 1.5K 47
(Belum direvisi) Maaf kalau cerita ini kurang dari kata sempurna🙏 "Yakinlah, akan ada kebahagian setelah kesedihan. Seperti halnya pelangi setelah d...
3.3M 169K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
REON By MayaWldri

Teen Fiction

1.8K 304 23
PLAGIAT MINGGIR!! Reon Syamuedra si lelaki dingin, galak, dan angkuh. Seorang kapten dari geng Marata. Geng yang paling disegani di sekolahnya. Terbi...