(Ongoing) Invisible Love

By 13summer

2.5M 164K 5.6K

Rank : #6; 18 Maret '16 Teen Fiction #5; 21 April '16 Humor SEKUEL : NERD GIRL VS TROUBLE MAKER --- "Aku tida... More

Blurb
IL-1-Say Hi To Double A
IL-2-My Bad Day [Abigail]
IL-3-My Bad Day [Alden]
IL-4-Beruang [Alden]
IL-5-Meet The Evil [Abigail]
IL-6-Double A
IL-7-Taruhan [Abigail]
IL-8-That Feeling
IL-9-Horror [Abigail]
IL-10-Teman Baru [Alden]
IL-11-Puzzle
IL-12-Spesies Yang Sama [Abigail]
IL-13-2 vs 3
IL-14-Bimbang
IL-15-The Good Devil
IL-16-Masalah [Alden]
IL-17-Bad Memory [Abigail]
IL-18-Kode
IL-19-Sesi Curhat [Abigail]
IL-20-Persahabatan [Abigail]
IL-21-Freezone [Alden]
IL-22A-Motif Mereka [Abigail]
IL-22B-Motif Mereka [Abigail]
IL-23-Beloved [Alden]
Bab 24: Our REALationship [RIO]
IL-25-Maybe [Abigail]
IL-26-Tarik Ulur
IL-27-Bukan Hal Yang Mustahil [Abigail]
IL-28-Shoot [Alden]
IL-29-Mark His Words [Abigail]
IL-31-Girlfriend and Sister [Alden]
IL-32A-I am Listening to You [Abigail]
IL-32B-New Relationship
IL-33-Terbakar [Abigail]
IL-34-Remember When [Agatha]
IL-35-Go Public
IL-36-Perang Dunia ke-3 [Abigail]
IL-37-Lonely [Alden]
IL-38-Move On [Abigail]
IL-39-Gerak Cepat
IL-40-Love Her Lately [Samuel]
IL-41-Becomes Visible
Invisible Love, LANJUT?!
Extra only on wattpad: Interview Session
Once Upon A Time
IL-42-I am Visible [Rio]
IL-43-Faith [ Abigail]
IL-44-Their Fear
IL-45-Modus [Abby]
Back Then [Flashback]
IL-46-Trust
IL-47A-Gone
IL-47B-Gone
IL-48-Its Ending
IL-49-Invisible Love
IL-50A-Wherever You Are
IL-50B-Wherever You Are
IL-51-Happiness

IL-30-Luka [Abigail]

37.6K 3K 195
By 13summer

Sejauh ini masih memakai konflik hati dan kesalahpahaman para moduser yang saling main rahasia-rahasiaan.

Well, maaf kalo ngebosenin, hehe...

IL-30-Luka [Abigail]

Kasihanilah diriku yang ternyata dicintai oleh spesies buruk seperti Rio, spesies yang seharusnya kujauhi. Sayangnya aku masih terlena dengan pengungkapannya malam itu. Akan tetapi, sudah tiga hari semenjak seorang playboy setan mengungkapkan isi hatinya. Sudah tiga kali duapuluh empat jam, dia tidak berbuat apa-apa. Semuanya masih seperti biasa, Rio malah terkesan dingin padaku. Oh, mungkin dia belum memiliki program yang bagus dan bisa sukses sepertiku.

"Ini kenapa sih? Anaknya papah pada senyam-senyum sendiri?" Papah mempergoki kelakuanku dan Alden yang sedari tadi juga auranya bahagia sekali. Ehm, Alden terlihat lebih cerah wajahnya sejak tiga hari lalu.

Omong-omong soal tingkat kecerahan wajah. Kenapa wajah Rio menjadi muram durjana begitu?

Oke! Aku akui, aku sedang curi-curi pandang ke arah Rio.

Alden duduk di sebelahku, dia berhenti tersenyum saat mendengar ucapan Papah.

"Mikirin pacar kali, Om," celetuk Rio yang duduk di depanku.

Lita? Pastinya si Moduser itu tidak mau duduk jauh-jauh dari Rio, bocah itu ada di sebelah kanan Rio.

"Uhuk ... uhuk ... uhuk...." Itu bukan aku yang tersedak bacon sampai terbatuk-batuk, melainkan Alden.

"Minum Al." Kutuangkan segelas air putih untuk Alden. Dia menyambut pemberianku tanpa mengatakan apa-apa.

"Kok pacarnya ga dikenalin ke kita?" Perkataan barusan bukan dari Papah tapi dari bocah sok tua yang berseragam SD. Usai berbicara sok tua begitu, dia terkikik sendiri.

"Hahahaha...." Nah, yang tertawa baru Pak Bara alias Papahku.

"Kakak ga." Ucapanku tertahan. Seingatku, Rio sedang mengambil kesimpulan sendiri mengenai hubunganku dengan si Kunyuk bernama Sam. Hubungan asmara yang membara.

"Apa, By?" tanya Mamahku kepo.

"Abby takut ntar direbut Lita. Dia kan ganteng, Mah." Aku berbohong.

"Uhuk ... uhuk ... uhuk...." Rio batuk setelah aku selesai berbohong.

"Minum, Kak." Lita bersikap manis menyuguhi Rio segelas jus jeruk. Ha! Lita si Princess Moduser, panggilan yang tepat untuknya.

"Ya ga apa kali, By. Kalo nantinya rebutan, kamu juga yang bakalan menang," kata Mamah yang tersenyum aneh, matanya sedikit melirik Rio.

Aneh. Kok mata Mamah dan Papahku malah melirik Rio?

Apa cuma aku yang selama ini kurang peka dengan perasaan Rio padaku?

Eh, ditambah Lita dan Aden. Mereka berdua mungkin tidak sadar juga mengenai perasaan Rio terhadapku.

"Ada yang keduluan nih, sabar ya." Suara berat Papah seperti menyindir, terkekeh pula.

"Lo punya pacar? Siapa hah? Kok gue ga tau? Si-"

Ucapan Alden kupotong dengan senggolan kasar di pinggangnya. "Lo tadi kok batuk lebay, lo juga punya pacar ya?" Aku hanya mengalihkan topik pembicaraan.

Jangan sebut nama Sam di depan Ibu Ambar dan Pak Bara! Takut dosa membohongi orang tua jadi tambah banyak.

"A ... a...."

Kok Alden jadi gelagapan dan garuk-garuk kepala?

Aku mendelik. "LO PUNYA PACAR?! SIAPA?!"

"ABANG PUNYA PACAR?!" Lita ikutan berseru dengan mata yang berbinar.

"Punya! Alden berangkat duluan, dah semuanya!" Sialnya Alden memundurkan kursi. Dia kabur, dia bahkan belum menyalami mamah dan papah kita sekaligus menyebutkan nama pacarnya.

Aku tersenyum penuh curiga.

Alden menembak siapa ya?

Jangan-jangan dia menerima cintanya si Lampir Kika?! Oh NO!

"Lita juga berangkat, Mah, Pah! Ayo Kak Rio, anterin Lita."

Sontak aku menarik pandanganku untuk kembali mencermati Rio.

Rio menenggak sisa jus jeruk di gelasnya. "Ayo." Dia memakai tasnya.

"Loh, kalo lo nganterin Lita, gue sama siapa dong? Si Mon-"

"Kakak 'kan udah punya pacar, jadi Kak Abby berangkat sama pacarnya," kata Lita yang tangannya sudah mengenggam tangan Rio.

Aku manyun dan gigit jari melirik ponselku.

"Aduh, Lita, kak Rio lupa mau mampir dulu ke tempat temen. Kayaknya kamu dianter Papah kamu aja ya?"

Aku melihat tadi Rio sempat menepuk jidatnya sebelum bersuara, sekarang Lita jadi cemberut.

"Oke deh, Kak," ucap Lita lesu.

"Mah, Papah sama Lita berangkat." Papah mencium pipi kanan dan kiri Mamah, terakhir... taulah bagian mana. Bagian yang bikin aku dan Rio jadi salah tingkah.

"Hati-hati bawa mobilnya loh, jangan ngebut!" Wajah Mamah bersemu merah, mungkin karena adegan tempel bibirnya dilihat aku, Lita, dan Rio.

Aku bersandar di kursi, mau tidak mau aku harus meminta bantuan Sam. Beruntungnya dia sedang online di sebuah aplikasi media sosial.

Sam, jemput gue dong...

Tak berapa lama dia balas,

Ogah, gue takut mobil gue unfall! Mogok elaaah!

Ku-chat lagi si Kunyuk itu.

Toloooong Sam ganteng... ini tentang Rio...

Bohong lagi! Aku cuma tidak mau berangkat menggunakan kendaraan umum, biasalah anak pemalas dan sedang kritis keuangan. Beberapa menit kemudian, dia membalas pesanku.

Kirimin alamat lo.

Aku tersenyum tipis membalas pesan balasan chat Sam.

"Mah, Abby berangkat." Aku bersalaman dengan Mamah. Papah, Rio dan Lita sudah pergi sepuluh menit yang lalu.

Mamah menurunkan roti tawarnya, piyama adalah busananya pagi ini. Walaupun umurnya hampir mencapai empatpuluh tahun, Mamahku masih menyukai piyama model anak muda. Mana gambarnya Teddy Bear lagi, seperti nama panggilan ejekanku.

"Ehm, iya. Dijemput pacar kamu, sayang?"

Pertanyaan Mamah kujawab dengan senyuman tipis lagi. "Ya begitulah, Mah."

Aku kembali ke kursiku untuk menggambil tas ransel.

"Pacarmu bukan orang yang tepat sepertinya?"

Aku berbalik badan. "Maksud Mamah?"

"Kalau orang itu benar-benar kamu sukai, wajahmu jadi ceria dan jantungmu akan sering berdebar kencang jika berada di dekatnya," kata Mamah yang melanjutkan makannya.

Apa maksud Mamah, wajahku sekarang sedang tidak ceria?

"Ah, Mamah nih! Novel banget kata-katanya," cibirku.

Mamah tertawa kemudian menjulurkan lidah.

Aku berjalan menjauhi Mamah sambil memegangi dadaku.

"Jantung berdebar?" Dahiku berkerut memikirkan perkataan Mamah.

Sampai detik ini, aku senang ada yang menyukaiku bahkan mencintaiku. Akan tetapi aku belum senang karena...

Kakiku berhenti beberapa langkah dari pintu, penyebabnya adalah Rio. Dia sedang bersandar miring di kusen pintu. Rio memandang ke luar rumah. "Gue belum yakin sama perasaan gue," gumamku lirih.

Perlahan demi perlahan, aku berjalan mendekati Rio. Tiga langkah lagi, aku akan ada di belakangnya. Apa yang akan aku lakukan, bukan termasuk dalam program Tarik Mendekat. Apa yang akan aku lakukan, benar-benar atas dorongan hatiku.

"Rio," panggilku.

Dan saat cowok berjaket merah ini membalikkan badan, aku memeluknya. Pelukan ini kulakuan secara sadar, secara penuh perasaan.

"Abby ... lo ... lo ngapain?" Dia pasti terkejut.

"Bentaran doang, Ri," ucapku.

Aku melingkarkan tanganku ke pinggangnya, bersandar di dadanya, mendengar degupan jantungnya yang sama kencangnya seperti milikku.

"Kalau orang itu benar-benar kamu sukai, wajahmu jadi ceria dan jantungmu akan sering berdebar kencang jika berada di dekatnya."

Hanya satu kali jantungku pernah berdebar kencang seperti ini di dekat Sam, itu juga karena rasa takut. Takut, takut diserang olehnya di UKS sewaktu kita pertama kali mengobrol empat mata. Sisanya, tidak ada lagi degup horor yang kurasakan jika ada di dekatnya.

Kalau debaran yang ini...

"Ke ... kenapa?" Rio kembali bicara.

"Berisik lo, gue bilang bentaran doang kayak gini," pintaku.

Kalau debaran yang ini karena rasa suka.

"Lepasin pacar gue, sialan!" Seseorang memisahkan kami dan tiba-tiba memukul Rio hingga terjatuh.

"Sam!" pekikku.

Kedua mata Sam dipenuhi kebencian, tubuhnya tegang, tangan kanannya yang digunakan untuk memukul Rio mengepal kencang, dan tangan kirinya menggenggam tangan kananku sangat erat.

Rio mengusap sudut bibirnya yang lecet. "Shit, dia yang peluk gue du-"

"Jauhin pacar gue! Dia milik gue!" kata Sam dengan telunjuk yang teracung ke wajah Rio.

Sam menggeretku keluar, menggeretku penuh kecemburuan padahal kita tidak benar-benar pacaran.

"Katanya kamu suka sama aku tapi kenapa kamu berduaan sama dia, Zoey," kata Sam. Dia membanting tanganku, amarahnya masih dapat kurasakan. Kami sudah ada di luar rumah, di halaman yang ditumbuhi rerumputan hijau.

Nanti dulu, dia tadi bukan menyebutkan namaku, melainkan nama Zoey.

Sam menatapku, menatapku dalam-dalam, dan penuh luka.

"Sam ... lo kenapa sih?" Takut-takut, aku memegang tangannya.

"Damn it!" Sam mengumpat sekaligus menepis tanganku, "Ab, lo sebaiknya berangkat sendiri." Dia berlalu menaiki motornya. Sam menjemputku bukan dengan mobil.

Amarah yang diperlihatkan Sam sangatlah mengerikan. Aku sampai ketakutan, bahkan tanganku dia banting kasar.

Siapa sebenarnya Zoey?

"Ga dikejar? Aw...." Rintihan Rio terdengar kasihan.

Sam juga kasihan! Tapi...

Sialan, pikiran berat tiba-tiba menghantamku. "Gimana pipi lo?"

"Ga usah peduliin sahabat lo, kejar pacar lo sono."

Aku belum berbalik badan, jadi aku hanya mampu mendengar suara Rio.

Kupejamkan mata sekilas. "Gimana luka lo, kalo gue ngejar Sam, Rio?"

Dia malah terkekeh kecil. "Cuma luka kecil, Abby. Gue ga bakal kenapa-napa."

"Bukan luka itu yang gue maksud Rio!" semburku setelah berbalik badan.

Bukan luka itu yang aku maksud. Bukan luka luar, melainkan luka yang ada di dalam, luka di dalam hati.

"Lo ... lo nangis?" Tangan Rio mencoba menjangkau kedua pipiku seiring langkahnya mendekatiku.

Aku mundur selangkah tepat saat tangannya akan menyentuh kulitku.
"Lo bilang mau ngerebut gue dari Sam, tapi lo nyuruh gue ngejar dia."

Aku tersenyum kecut sembari menghapus air mataku. "Berhenti memperumit keadaan, Rio."

Kedua tangan Rio sekarang menggantung, dan beberapa detik setelahnya aku memesan taksi padahal lagi bokek.

Aku butuh menyendiri.

Bukan, Rio dan Sam yang butuh menyendiri. Aku hanya butuh memberi mereka waktu untuk berani menjelaskan apa yang mereka sembunyikan dariku.

~~~~~

Drama banget eaaaa...

Tbc! Kasih Vomment!

Kemampuan nulisnya segini doang, jadi jangan marah ya? hehe...

Bikin sukuran yuk? Sukuran buat Abby yang udah peka sepenuhnya. Hahaha...

Continue Reading

You'll Also Like

2M 101K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET ๐Ÿšซ "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2M 109K 59
"Walaupun ูˆูŽุงูŽุฎู’ุจูŽุฑููˆุง ุจูุงุณู’ู†ูŽูŠู’ู†ู ุงูŽูˆู’ุจูุงูŽูƒู’ุซูŽุฑูŽ ุนูŽู†ู’ ูˆูŽุงุญูุฏู Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
656K 35.1K 75
The endโœ“ [ Jangan lupa follow sebelum membaca!!!! ] โ€ขโ€ขโ€ข Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari sahabat kedua...
2.3M 156K 49
FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! "๐“š๐“ช๐“ถ๐“พ ๐“ช๐“ญ๐“ช๐“ต๐“ช๐“ฑ ๐“ฝ๐“ฒ๐“ฝ๐“ฒ๐“ด ๐“ช๐“ด๐“พ ๐“ซ๐“ฎ๐“ป๐“ฑ๐“ฎ๐“ท๐“ฝ๐“ฒ, ๐“ญ๐“ฒ๐“ถ๐“ช๐“ท๐“ช ๐“ผ๐“ฎ๐“ถ๐“ฎ๐“ผ๐“ฝ๐“ช๐“ด๐“พ ๐“ซ๐“ฎ๐“ป๐“น๐“ธ๐“ป๐“ธ๐“ผ ๐“ญ๐“ฎ๐“ท๐“ฐ๐“ช๏ฟฝ...