Joifuru High School

By jurimayu14

102K 6.6K 270

Kisah tentang 4 idola cowok semasa SMA dengan para gadis di dekat mereka. *jahhh lolz Cerita ini diikutkan da... More

Kata Pengantar
Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14 (Flashback)
15
16
17
18 (Now)
19 (Flashback)
20 (Now)
21
22
23
24
25
26
27 (Now)
28
29
30
31
32
33 (Now)
34 (Flashback)
35 (Now)
36
37 (Now)
38
39
40
41 (Flashback)
42
43 (Now)
44 (Flashback)
45 (Now)
46
47
48 (Now)
49
50
51 (Now)
52
53 (Now)
54
56 (Now)
57 (Flashback)
58 (Flashback cont)
59 (Flashback cont-2)
60 (Flashback cont-3)
61 (Now)

55

1.1K 102 4
By jurimayu14

4 tahun kemudian...

Tiba-tiba di suatu hari mereka semua menerima undangan. Saat mereka melihat tulisan di undangan pernikahan itu, ada tulisan 'Nobi Deni dan Shinta Naomi'. Tidak ada yang menyangka, karena Deni tidak pernah mengatakan apapun mengenai hubungannya dengan Naomi. Selalu mengatakan 'semua baik-baik saja', tidak ada yang tahu kapan keduanya menjadi sepasang kekasih. Yang pasti, mereka menjadi sepasang kekasih yang pertama melanjutkan ke jenjang pernikahan.

Di tahun yang sama, ternyata Gracia dan Hamids memutuskan untuk menikah juga. Cukup mengagetkan karena keputusan itu juga datang tiba-tiba.

Di lain sisi, Deva dan Boby memutuskan untuk membangun dan membuka perusahaan bersama. Bisa saja mereka bekerja atau melanjutkan usaha kedua orang tua mereka. Tapi, keduanya menolak.

"Dengan ini, perusaahan kami resmi dibu-"

"Tunggu dulu!" Tiba-tiba Boby berteriak memotong ucapan Deva. "Ada yang mau saya omongin, sebelumnya." Deva hanya menatap Boby heran.

"Sebelum perusahaan ini resmi dibuka, saya ingin meresmikan sesuatu terlebih dahulu. Boleh kan, Va?" Tanya Boby dengan senyum lugunya yang hanya dijawab anggukan oleh Deva.

Perlahan Boby berjalan hingga tepat berada di depan Shania.

"Sebelumnya, saya ingin memberitahu kalian kalau di tempat ini telah kehadiran seorang malaikat yang sangat cantik. Dan kini ia sedang berada tepat di depan saya." Ucap Boby perlahan sambil menatap lembut ke dalam mata Shania. "Malaikat ini selalu mengajarkan saya bagaimana caranya untuk menjadi labih optimis. Malaikat ini pula yang mampu membuat saya lupa apa itu kesedihan, sebab bersamanya saya selalu merasakan bahagia."

Senyum dari wajah Boby nampak sangat tulus dan itu membuat Shania tersipu malu.

"Karenanya, saya tahu kalau ternyata malaikatpun bisa cemburu. Bahkan sangat. Tapi tak apa, saat malaikat ini cemburu, ia akan terlihat sangat lucu. Malaikat ini selalu bilang kalau ia keras kepala. Tapi menurut saya itu tidak benar. Malaikat ini tidaklah keras kepala, melainkan ia selalu berusaha keras untuk mempertahankan semuanya bersama saya." Kini Boby mulai menarik nafasnya dalam-dalam. "Shan. Kamu tahu kalau aku sayang kamu. Aku juga tahu kalau kamu sayang sama aku. Kamu tahu kalau aku ini cuek. Aku juga tahu kalau kamu itu saaaangat perhatian. Kamu tahu kalau aku tentu saja ingin menikah denganmu. Dan....apakah kamu juga ingin menikah denganku?"

Boby setengah berjongkok sambil mengulurkan sebuah kotak berwarna hitam dengan satu buah cincin berlian di dalamnya Shania terdiam selama beberapa saat tapi senyum manis itu tak kunjung lepas dari wajahnya. Seperti sudah yakin dengan keputusannya, Shania pun mengangguk sambil sedikit meneteskan air mata kebahagiannya. Dengan segera Boby langsung memaikakan cincin itu ke jemari lentik Shania dan mengecup keningnya pelan. Para tamu undanganpun memberikan tepuk tangan yang sangat meriah untuk keduanya.

3 tahun berlalu...

Perusahaan Deva dan Boby sudah besar. Deva menjadi direktur perusahaan mereka itu, sementara Boby menjadi wakil direkturnya.

Shania yang kini telah menjadi tunangan Boby, membuka agensi model dan butiknya sendiri. Dengan Naomi sebagai model utamanya. Kadang bahkan memanfaatkan Michelle dan kawan-kawannya jadi modelnya. Dan tentunya Hamids menjadi fotographer-nya.

Soal sepupunya Andela, ia memiliki pekerjaan utama sebagai guru di salah satu klub paduan suara di Indonesia dan menjadi pelatih atlet panahan, cukup bertolak belakang.

Mengenai Michelle, warisan dari kedua orang tuanya lebih tepatnya dari sang ayah sih tidak membuatnya pusing tentang masalah keuangan, serba ada dan cukup. Mungkin hanya tinggal menunggu peresmian masa depannya dengan seseorang yang masih menggantung hingga saat ini.

~~~

Di dalam ruangan yang bertuliskan 'Direktur' di depan pintunya, berdiri seorang Deva sambil menatap pemandangan di luar jendela ruangannya. Sementara sahabatnya, dibelakangnya duduk di kursi miliknya sambil sibuk memainkan sebuah rubik.

"Va, jadi kapan lo ngelamar doi?"

"Kalau gw udah siap."

"Ada apa lagi emangnya?"

"Gak ada apa-apa, lagi. Hanya saja Ve-" Deva terdiam memejamkan matanya. Pikirannya kembali mengingat kenangannya bersama gadis bernama Veranda itu.

"Hei, Va." Tiba-tiba Boby merangkul Deva dari belakang. "Semangat dong. Apa perlu gw ajarin cara ngelamar?"

"Apaan, sih." Deva membalikkan tubuhnya. "Gak elah, gw bisa sendiri kok."

"Masa? Tapi, gak ngelamar-ngelamar. Takut, ya sama bokapnya?" Ledek Boby.

"Dih! Gak lah!"

Keduanya terus mengobrol dan bercanda begitu rusuh. Sampai tiba-tiba seseorang membuka pintu ruangan direktur itu. Terlihat Shania masuk ke dalamnya dengan begitu santai.

"Aduh, ini cowok-cowok pada berisik banget ngobrolnya."

"Shania?" Kaget Deva dan Boby bersamaan.

"Kenapa pada kaget, sih?" Shania terlihat heran. "Kaya gak pernah ngelihat gw."

"Sendirian aja?" Tanya Deva.

"Sendirian? Gak kok sama- Loh? Itu anak kemana?" Shania berjalan keluar ruangan. "Ayo masuk, ah. Ngapain sih masih malu-malu." Ucapnya menarik seseorang yang datang dengannya.

"Ta-Tapi-"

"Sst!"

"Ada apa? Kok tumben gak bilang dulu sama kita kalau mau kesini?" Tanya Boby. "Hmm. Habisnya ini mendadak juga, sih." Jawab Shania mengeluarkan sebuah kertas yang terlihat seperti undangan.

"Undangan siapa itu?" Tanya Deva, lalu mengambil undangan itu dari tangan Shania. "Heh?! Kita keduluan lagi?!" Kaget Deva, Boby hanya diam melihatnya.

"Yah begitulah." Jawab Shania. "Padahal kita-kita duluan yah yang jadian. Tapi, nikahnya belakangan." Tambahnya.

Mendengar itu Boby langsung bergegas, mengambil HP, dompet dan kunci mobilnya. Lalu berlari keluar dari ruangan direktur itu.

"Tunggu, Boby! Kamu mau kemana?" Tanya Shania, menyusul Boby.

"Kak Boby mau kemana?" Tanya orang lain yang tadi datang bersama Shania.

"Paling ke rumah Shania, nentuin jadwal nikah." Jawab Deva asal sambil tersenyum, lalu duduk di mejanya dan melanjutkan rubik yang belum diselesaikan Boby.

"Oppa." Panggil gadis itu akhirnya seperti dulu lagi, siapa lagi kalau bukan 'dia'.

"Tenang aja undangan kita cuman ribet aja karena bentuknya lele." Canda Deva sambil tertawa.

"Ihh! Apaan sih! Bukan itu!"

"Terus kenapa Michellelele?"

"Ke tempat Elaine, yuk." Pinta Michelle, tiba-tiba Deva terlihat bangkit dan mendekati Michelle.

"Tapi, sebelum itu-"

Deva mengusap lembut kepala Michelle lalu tiba-tiba mencium lembut bibir Michelle. Sedikit kagetkan Michelle.

"Yuk, jalan sekarang."

Deva menarik tangan Michelle, namun Michelle menahannya.

"Kenapa lagi? Kurang?"

"Ihh! Bukan. Undangannya Elaine ketinggalan."

Michelle lalu mengambil undangan yang nyaris tertinggal di meja direktur itu. Undangan pernikahan Elaine dengan Farish.

~~~

Sebulan kemudian, setelah Farish dan Elaine menikah akhirnya mereka semua kembali berkumpul. Berkumpul di restoran keluarga milik Michelle. Tapi, belum ada satu orang yang datang.

"Andela dimana?" Tanya Farish.

"Tunggu aja, katanya." Jawab Elaine.

"Btw, tahun ini tiga pasangan yang nikah, ya?" Tanya Deni.

"Ya, emang tinggal tiga, kan? Siapa lagi?"

"Siapa bilang tiga? Empat! Jangan lupain aku." Suara seseorang terdengar dari belakang mereka, saat mereka melihat ke arah sumber suara terlihat Andela disana.

"Andela!" Kaget semuanya, Andela pun langsung menghampiri mereka dan memeluk Elaine tentunya.

"Emang udah ada calonnya?" Tanya Farish meledek, langsung saja Elaine memukul pundaknya pelan.

"Wess! Kak Farish mah jahat sama aku. Udah dong. Kak Farish kenal baik kok."

"Hah? Siapa?"

"Bentar lagi juga dateng, lagi markir mobilnya."

"Sorry, lama!" Teriak seseorang.

Mereka hanya bisa terkejut tak bisa berbicara saat melihat sosok yang langsung dipeluk Andela itu, kecuali Elaine.

"Re-Revan?" Kaget Farish yang masih melongo tak percaya.

"Farish, my bro!" Revan langsung berlari dan memeluk Farish yang masih kaget.

"Gi-gimana ceritanya?"

"Aduh, panjang. Tanya istri lo aja."

"Jadi, Andela sama Revan?" Tanya Michelle.

"Iyap."

Keduanya menunjukkan cincin mereka yang sama.

"Sorry ya. Selama ini gw kuliah di Amerika, jadi gak pernah bilang atau muncul. Dan Andela bilang biar jadi kejutan, dia juga minta gw ngerahasiain." Farish masih terlihat kaget. "Jadi, apa kalian nerima gw? Gw tahu gw du-"

"Yah. Gw, Boby sama Nobi, sih gak masalah. Yang dulu itu udah berlalu. Coba tanya Farish." Jawab Deva tersenyum.

"Gw..."

"Kami minta maaf."

Tiba-tiba Andela dan Revan yang masih berdiri itu membungkuk pada Farish.

"Baiklah. Tapi, janji gak akan sakitin Andela, sahabat istri gw."

"Sure!"

Revan dan Farish pun kembali berpelukan.

"Kwekku!!" Andela kembali menghampiri Elaine. "Berarti nanti kita jadi jodohin anak kita, ya!"

"Iya, Srikandiku." Jawab Elaine sambil mencubit pipi Andela.

"Jodohin? Gw sama Revan besanan gitu?"

"Lah? Gak apa-apa Rish. Lihat dong, gw sama Hamids aja mau jodohin anak kita." Ucap Deni sambil melirik anaknya dan anak GreMids couple yang sedang main bersama.

"Aduh. Gw rasa Farish jaman SMA bakalah pingsan ngeliatnya."

"Lebay! Hahahaha." Teriak spontan semuanya.

Suasana tawa dan ceria memenuhi acara kumpul dan makan bersama itu...

Continue Reading

You'll Also Like

Love Hate By zd

Teen Fiction

304K 24.5K 69
(gxg). ••• Ketua geng motor berparas cool yang disebut Most Wanted itu sangat tak menyukai sosok Gadis yang merupakan seorang Ketua Osis di Sekolahny...
128K 10K 87
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
317K 25.4K 60
Starting at 23 February 2022. finished on 17 August 2022.
78.7K 5.2K 45
Tuhan memberikan sentuhan keajaiban pada sosok gadis bernama Veranda. Dan bagaimana takdir mempermainkan Shania adik dari Veranda yang keduanya menci...