36

1.2K 90 2
                                    

Saat Boby sedang bersama gadis lain, kekasihnya malah sibuk dengan HPnya di kelas. Bersama Hanna yang hanya menontonnya dan tentunya Ayana yang sedang tertidur pulas.

"Shan, mau ikut kita jalan, gak?" Tanya Hanna membuka percakapan diantara mereka.

"Jalan kemana? Sama siapa aja?"

"Biasa sama bocah-bocah. Gw, Achan, Jeje, Gaby. Iya, tambah lo kalau lo ikut."

Tidak lama Gaby dan Jeje datang.

"Nah! Itu bocah-bocahnya." Ucap Hanna saat melihat kedatangan Jeje dan Gaby.

"Hello, everybody!" Sapa Jeje pada tiga orang yang tersisa di dalam kelas itu. "Eh busee! Nih bocah tidur bae! Bangun woy bangun! Subuh subuh!" Teriak Jeje di kuping Ayana yang tidak bergeming sedikitpun.

"Lagi ngapain sih, Shan?" Tanya Gaby sambil memperhatikan Shania yang sibuk dengan HPnya itu, lalu duduk di dekat Ayana.

"Chating sama Stella." Jawab Shania yang hanya di 'hoo'in oleh Gaby.

"Lah? Gw kirain sama Boby, kemane cowok lau?" Tanya Jeje kali ini.

"Masih sibuk sama ekskulnya kali. Entahlah." Jawab Shania, seadanya.

"Si Boby, gak habis manis sepah dibuang kan, Shan?" Tanya Hanna mendadak buat Shania kaget.

BRAK!!!

Mendengar pertanyaan Hanna, Shania memukul keras mejanya.

"Maksud lo apa, Han?"

"G-Gw gak ada maksud apa-apa kok." Jawab Hanna yang kaget dan takut.

"Jangan asal ngomong, ya! Boby tuh bukan cowok kaya gitu!" Teriak Shania dengan keras dan kesalnya sebelum pergi meninggalkan keempatnya dengan marah.

Diam, Hanna, Jeje juga Gaby hanya bisa diam. Gebrakan meja yang dibuat Shania sepertinya membangunkan Ayana yang bangun dengan muka bantal dan polosnya.

"Eumm, ada apaan sih?" Tanya Ayana yang masih keliatan mengantuk itu.

Pertanyaan yang hanya dijawab oleh hembusan nafas ataupun gelengan kepala dari ketiga temannya.

Diatap gedung 2 Joifuru, sepasang kekasih yang dipanggil GreMids itu masih memandangi kursi kosong yang telah ditinggalkan Boby dan Elaine yang sudah pergi dari sana.

Mungkin keduanya bingung, sejak kapan Boby dan Elaine menjadi dekat, dan apa yang dibicarakan keduanya.

Hingga seseorang menepuk pundak Hamids, kagetkan pemuda penyuka klub sepakbola Chelsea FC itu.

"MAMPUS LU JING!" Teriak Hamids, langsung saja Gracia melihat siapakah yang menepuk pundak Hamids itu.

"Michelle? Kok ada disini?" Tanya Gracia.

"Eh, Michelle. Sorry, yang tadi. Hehehe." Ucap Hamids cengengesan.

"Kalian sendiri?" Tanya Michelle balik, tidak memperdulikan kalimat Hamids. "Gak ngikutin lagi?"

"Tapi, Kak Boby gak sama Kak Shania. Tapi, Elaine." Jawab Gracia.

"Iya, gw tahu kok."

"Eh? Lo juga lihat, Syel?" Tanya Hamids.

"Hmm." Michelle hanya memilih senyum hambar sebagai jawaban. "Yaudah ya, gw pergi duluan." Pamit Michelle pada keduanya.

"Syel, mau kemana?" Tanya Gracia.

"Menambahkan." Jawab Michelle yang sudah dikejauhan.

Menambahkan apa? Hanya Tuhan dan Michelle-lah yang tahu. Gracia dan Hamids hanya bisa saling pandang dalam ketidak mengertian dan kebingungan.

Joifuru High SchoolWhere stories live. Discover now