27 (Now)

1.2K 100 4
                                    

Ting-Tong!

Bel rumah Deva kembali berbunyi. Saat pintu rumahnya dibuka, Gracia, Hamids dan anak mereka masuk ke dalam.

"Siang semua!" Sapa Hamids dengan riang gembira. "Wah! Udah ada Kak Boby sama Aby, Kak Shania dimana?"
"Di dapur. Biasa para Ibu-Ibu bersiap-siap." Jawab Deva.

Mereka semua langsung menyambut keluarga Hamids itu. Shaby, anak Hamids dan Gracia langsung salim kepada para orang tua.

"Yaudah, aku sama Shaby ke dapur juga, ya." Saat Gracia dan anaknya akan menuju dapur, anak gadis Deva memanggil mereka.

"Tante, Kak Shabynya biar disini aja. Biar tahu ceritanya juga."

"Cerita? Emang lagi pada cerita apa?" Tanya Hamids.

"Om Hamids, Tante Gracia. Aku boleh nanya, gak?" Tanya Aby.

Gracia dan Hamids langsung saling tatap dalam heran.

"Tanya apa, Aby?"

"Tadi, kalau dari cerita Papah, Om sama Tante kan mengidolakan Papah sama Mamah aku-" Aby berhenti sejenak. "Jangan-jangan nama Kak Shaby itu, gabungan nama dari Shania dan Boby?"

Gracia dan Hamids terlihat kaget dan hanya diam.

"Papah kira kamu mau nanya apa, Nak. Itu sih jelas ketawan banget. Hahaha." Ucap Boby tertawa.

"La-lagi, pada cerita apa emangnya?" Tanya Hamids kembali.

"Cerita masa lalu, semuanya soal kita." Jawab Deva.

"Shaby, boleh ikut denger ceritanya?" Tanya Shaby yang kini berusia 18 tahun.

"Boleh aja, coba tanya Mamah sama Papah kamu." Ucap Deva.

"Papah mah gak masalah."

"Mamah juga. Yaudah, Mamah ke belakang dulu." Gracia pamit menuju dapur.

"Nah kalau gitu." Boby menarik Hamids. "Gimana kalau giliran Hamids cerita?"

"Eh aku? Sampai mana ceritanya emang?"

"Om Hamids udah kelas dua!" Jawab sepasang remaja berumur 15 tahun itu dengan kompak.

"Oh! Awal? Dari mana nih mulainya? Upacara?"

"Bebas." Jawab Boby dan Deva bersamaan.

"Baiklah." Hamids pun mulai bercerita......

Joifuru High SchoolWhere stories live. Discover now