41 (Flashback)

1.1K 95 4
                                    

Akhirnya bisa apdet juga!!
Thanks for ikne04 yg bantu gw untuk nyelesein ini part :3

Selamat membaca~~

~o~

Pasca kejadian penculikan Michelle itu, kini Veranda lebih mencoba untuk memperhatikan adiknya yang sempat ‘tidak terurus’.

Kesannya, memang seperti itu.

Kedua orang tua Shania memang sibuk dan semenjak masuk Joifuru, Veranda juga disibukkan oleh rutinitas barunya. Untuk mengatasi hal itu, agar Shania tidak merasa sendirian di rumah. Kedua orang tuanya mengajak Andela, yang memang sepupu Shania dan Veranda untuk tinggal bersama.

Dengan koper di tangan kirinya dan tas ransel di punggungnya, bersama Om dan Tantenya, Andela memasuki rumah besar keluar Shania dan Veranda itu.

Terlihat seorang Veranda sedang membaca buku dan disampingnya, Shania menonton televisi dengan tatapan kosong.  

“Shania, Veranda.” Panggil sang Mamah.  

“Eh, Mah. Pah.” Veranda langsung menghampiri dan bersalaman dengan kedua orang tuanya. “Eh, ada Andela.”

“Mulai hari ini, Andela akan tinggal disini. Buat nemenin kalian. Terutama kamu, Shania.” Ucap Mamah mereka.  

“Iya, Andela tinggal disini sampe rumahnya yang lagi Papah renovasi selesai.” Tambah sang Papah.  

“Wah. Seru dong. Terus Om sama Tantenya dimana?” Tanya Veranda.  

“Papah sama Mamah ngekost, Kak.”  

“Kok gak diajak disini? Pah? Mah?”  

“Mereka menolak, Nak. Yaudah, yang penting ada Andela. Jadi, kalau gak ada Ve, Shania bisa main sama Andela.”  

“Gak butuh.” Ketus Shania yang langsung pergi dari ruang tamu itu, tanpa menatap sedikitpun pada Andela.  

Malam harinya, di ruang keluarga mereka...

Andela sedang belajar bersama Veranda. Shania yang baru turun dari tangga rumahnya, hanya diam menatap ke arah keduanya. Ada tatapan tidak suka yang terlihat dari matanya.

Seminggu lebih berlalu, Shania masih diam seakan tak peduli pada keberadaan Andela.  

Di ruang makan, ketiga gadis remaja itu sudah berkumpul untuk sarapan. Veranda dan Andela begitu asik mengobrol. Tapi, tidak dengan Shania yang terus diam sambil menghabiskan sarapannya.  

“Dek-”  

“Aku selesai.” Shania lalu bangkit. “Berangkat dulu, misi.”

Tanpa pamit pada Veranda, Shania main pergi saja.  

“Tu-tunggu Shania.” Veranda menarik tangan adiknya. “Kamu tuh. Kebiasaan deh. Kan kemarin udah Kak Ve bilang, perginya bareng Andela.”

“Ngapain sih, Kak. Dia itu cuman numpang hidup disini.”  

“Shania! Jaga ucapan kamu!”  

“Loh? Aku cuman ngomong kenyataan. Lagian, sekolah Andela itu beda, Kak.”  

“Iya. Kak Ve tahu. Tapi, bisa sekalian, sekolah kalian searah.”  

“Aduh. Kelamaan Kak Ve. Males tahu, gak!”  

“Sha-”

Tiba-tiba, Andela berdiri diantara keduanya.  

“Maaf Kak Ve, Kak Shania. Aku gak apa-apa, kok. Aku bisa berangkat sendiri. Gak apa-apa kalau Kak Shania gak mau.”  

Joifuru High SchoolWhere stories live. Discover now