51 (Now)

1.1K 93 1
                                    

"Eh?? Tante Elaine diculik?" Kaget ketiga anak remaja itu.

"Iya, begitulah." Jawab singkat Deva.

"Tante Elaine hilang setelah ketemu Tante Andela yang juga menghilang. Tapi, Tante Michelle yang ngerencanain ini bareng Tante Andela malah kelihatan kaget." Aby berpikir sejenak. "Dan saat melihat Mamah, Tante Michelle kaget. Itu artinya, harusnya Mamah yang diculik? Bukan Tante Elaine." Tebak Aby yang dapatkan tawa dari Deva. "Ke-kenapa, Om?"

"Ahahaha. Gak apa-apa. Persis aja kaya Papahnya. Hahahaha."

"Namanya juga anaknya." Ucap Shania.

"Tapi, Aby lebih serem. Soalnya dapet sifat Shania yang keras kepala, heboh dan agresif." Ucap Boby yang langsung ditatap sinis oleh istri bahkan juga anaknya.

Tiba-tiba HP Hamids bergetar, terlihat tulisan 'Kak Nobi Deni' disana.

"Iya, Kak?"

"Halo, Mids. Ini cuman mau bilang, mungkin kita agak terlambat kesananya."

"Tapi, udah jalan, kan. Kak?"

"Udah kok. Udah. Ini kita mau mampir beli- Gak tahu deh apaan. Urusan cewek-cewek dulu. Setelah itu, baru kesana."

"Oh gitu."

"Siapa, Mids?" Tanya Deva.

"Kak Deni. Katanya mereka bakalan agak telat."

"Nino, Kak Boby pinjem teleponnya."

Hamids pun memberikan HPnya pada Boby.

"Halo Nob."

"Siapa nih? Boby, ya?"

"Iya. Ini gw."

"Kenapa By?"

"Kalian pergi satu mobil, kan? Ada Andela?"

"Andela? Ada, kenapa?"

"Boleh gw ngomong?" Tanpa bertanya lebih lanjut, Deni memberikan HPnya pada Andela. "Halo Andela."

"Iya, kenapa Kak Boby?"

"Kak Farish udah bilang soal kalau Kak Deva lagi bercerita soal kita, kan?"

"Udah, Kak. Emang kenapa, Kak?"

"Gimana, kalau bagian ini. Kamu sama Elaine yang cerita?" Tanya Boby yang langusng dapatkan senyuman dari Deva.

Boby masih dan selamanya memang sahabat terbaiknya. Tanpa diminta, bahkan sudah tahu maksud dari Deva yang memang menginginkan itu.

"Cerita bagian yang mana, Kak?"

Lagi, HP Hamids kini dioper kepada Deva.

"Halo, Andela. Ini Kak Deva."

"Iya, Kak."

"Bantu Kak Deva cerita soal setelah Elaine diculik."

"Berarti kejadian saat... Kak aku-"

"Ah! Bukan, bukan. Bukan yang itu. Yang itu, lewatin aja. Setelah yang itu maksudnya."

"Baiklah jadi-"

"Ehh? Tu-tunggu!" Terdengar suara Deni seperti mencegah. "Andela disuruh cerita? Eh, tapi pulsa gw-"

BLETAK!!

Suara pukulan terdengar. Tentunya, siapa lagi kalau bukan Farish yang memukulnya.

"Lanjutin aja, Ndel. Kwek. Sorry, ya Va!" Teriak Farish yang cukup terdengar.

"Jadi-"

Kini dua sahabat yang dipanggil AndElaine itu yang memulai ceritanya......

Joifuru High SchoolWhere stories live. Discover now