55

1.1K 102 4
                                    

4 tahun kemudian...

Tiba-tiba di suatu hari mereka semua menerima undangan. Saat mereka melihat tulisan di undangan pernikahan itu, ada tulisan 'Nobi Deni dan Shinta Naomi'. Tidak ada yang menyangka, karena Deni tidak pernah mengatakan apapun mengenai hubungannya dengan Naomi. Selalu mengatakan 'semua baik-baik saja', tidak ada yang tahu kapan keduanya menjadi sepasang kekasih. Yang pasti, mereka menjadi sepasang kekasih yang pertama melanjutkan ke jenjang pernikahan.

Di tahun yang sama, ternyata Gracia dan Hamids memutuskan untuk menikah juga. Cukup mengagetkan karena keputusan itu juga datang tiba-tiba.

Di lain sisi, Deva dan Boby memutuskan untuk membangun dan membuka perusahaan bersama. Bisa saja mereka bekerja atau melanjutkan usaha kedua orang tua mereka. Tapi, keduanya menolak.

"Dengan ini, perusaahan kami resmi dibu-"

"Tunggu dulu!" Tiba-tiba Boby berteriak memotong ucapan Deva. "Ada yang mau saya omongin, sebelumnya." Deva hanya menatap Boby heran.

"Sebelum perusahaan ini resmi dibuka, saya ingin meresmikan sesuatu terlebih dahulu. Boleh kan, Va?" Tanya Boby dengan senyum lugunya yang hanya dijawab anggukan oleh Deva.

Perlahan Boby berjalan hingga tepat berada di depan Shania.

"Sebelumnya, saya ingin memberitahu kalian kalau di tempat ini telah kehadiran seorang malaikat yang sangat cantik. Dan kini ia sedang berada tepat di depan saya." Ucap Boby perlahan sambil menatap lembut ke dalam mata Shania. "Malaikat ini selalu mengajarkan saya bagaimana caranya untuk menjadi labih optimis. Malaikat ini pula yang mampu membuat saya lupa apa itu kesedihan, sebab bersamanya saya selalu merasakan bahagia."

Senyum dari wajah Boby nampak sangat tulus dan itu membuat Shania tersipu malu.

"Karenanya, saya tahu kalau ternyata malaikatpun bisa cemburu. Bahkan sangat. Tapi tak apa, saat malaikat ini cemburu, ia akan terlihat sangat lucu. Malaikat ini selalu bilang kalau ia keras kepala. Tapi menurut saya itu tidak benar. Malaikat ini tidaklah keras kepala, melainkan ia selalu berusaha keras untuk mempertahankan semuanya bersama saya." Kini Boby mulai menarik nafasnya dalam-dalam. "Shan. Kamu tahu kalau aku sayang kamu. Aku juga tahu kalau kamu sayang sama aku. Kamu tahu kalau aku ini cuek. Aku juga tahu kalau kamu itu saaaangat perhatian. Kamu tahu kalau aku tentu saja ingin menikah denganmu. Dan....apakah kamu juga ingin menikah denganku?"

Boby setengah berjongkok sambil mengulurkan sebuah kotak berwarna hitam dengan satu buah cincin berlian di dalamnya Shania terdiam selama beberapa saat tapi senyum manis itu tak kunjung lepas dari wajahnya. Seperti sudah yakin dengan keputusannya, Shania pun mengangguk sambil sedikit meneteskan air mata kebahagiannya. Dengan segera Boby langsung memaikakan cincin itu ke jemari lentik Shania dan mengecup keningnya pelan. Para tamu undanganpun memberikan tepuk tangan yang sangat meriah untuk keduanya.

3 tahun berlalu...

Perusahaan Deva dan Boby sudah besar. Deva menjadi direktur perusahaan mereka itu, sementara Boby menjadi wakil direkturnya.

Shania yang kini telah menjadi tunangan Boby, membuka agensi model dan butiknya sendiri. Dengan Naomi sebagai model utamanya. Kadang bahkan memanfaatkan Michelle dan kawan-kawannya jadi modelnya. Dan tentunya Hamids menjadi fotographer-nya.

Soal sepupunya Andela, ia memiliki pekerjaan utama sebagai guru di salah satu klub paduan suara di Indonesia dan menjadi pelatih atlet panahan, cukup bertolak belakang.

Mengenai Michelle, warisan dari kedua orang tuanya lebih tepatnya dari sang ayah sih tidak membuatnya pusing tentang masalah keuangan, serba ada dan cukup. Mungkin hanya tinggal menunggu peresmian masa depannya dengan seseorang yang masih menggantung hingga saat ini.

Joifuru High SchoolWhere stories live. Discover now