Pencuri Hati

De PipiMochi

410K 21.2K 2.8K

Selamat Menikmati Fanfiction Pertama Saya Publish SEP'15 Mais

Pencuri Hati 1
Pencuri Hati 2
Pencuri Hati 3
Pencuri Hati 4
Pencuri Hati 6
Pencuri Hati 7
Pencuri Hati 8
Pencuri Hati 9
Pencuri Hati 10
Pencuri Hati 11
Pencuri Hati 12
Pencuri Hati 13
Pencuri Hati 14
Pencuri Hati 15
Pencuri Hati 16
Pencuri Hati 17
Pencuri Hati 18
Pencuri Hati 19
Pencuri Hati 20
Pencuri Hati
Pencuri Hati 21
Pencuri Hati 22
Pencuri Hati 23
Pencuri Hati 24
Pencuri Hati 25
Pencuri Hati 26
Pencuri Hati 27
Pencuri Hati 28
Pencuri Hati 29
Pencuri Hati 30
Pencuri Hati 31
Pencuri Hati 32
Pencuri Hati 33
Pencuri Hati 34
Pencuri Hati 35
Pencuri Hati 36
Pencuri Hati 37
Pencuri Hati 38
Pencuri Hati 39
Pencuri Hati 40
Pencuri Hati 41
Pencuri Hati 42
Pencuri Hati 43
Pencuri Hati 44
Pencuri Hati 45
Pencuri Hati 46
Pencuri Hati 47
Pencuri Hati 48
Pencuri Hati 49
Pencuri Hati 50
Pencuri Hati 51
Cuap Cuap PipiMochi
Pencuri Hati 52
Epilog

Pencuri Hati 5

8.6K 480 15
De PipiMochi

Kinal POV

Urusan mengantar Veranda selesai, saatnya aku pulang ke rumah untuk istirahat. Toh nanti jam 8 malam ini acaranya, masih bisalah aku leyeh-leyeh sebentar di tempat tidur.

Ketika sampai di rumah ternyata Torro sudah menunggu di teras depan, cepat sekali dia mau mengambil mobilku.

Aku turun dari mobil dan menghampiri Torro, tepat seperti dugaanku kalau ia akan mengambil mobil yang sudah kujanjikan padanya kemarin.

Setelah berbincang sebentar, kemudian aku serahkan kunci beserta STNK mobil padanya. Karena ia harus segera menjemput mamanya di bandara, Torro pun langsung pamit padaku dan bergegas pergi.

Seperti yang sudah kurencanakan tadi, masuk ke dalam rumah dan langsung menuju kamar.

Lamunanku menerawang jauh ke sana, Verandalah yang terus kupikiran. Entah sudah berapa ribu waktu yang kuhabiskan hanya untuk memikirkan Veranda.

Apa yang dilakukan Veranda?
Apa yang dimakan Veranda?
Veranda pakai baju apa?
Veranda sedang nonton apa?
Veranda sedang senang atau sedih hari ini?

Pokoknya otakku penuh dengan Veranda. Tapi terkadang aku bertanya pada diriku sendiri, apa Veranda melakukan hal yang sama denganku?

Apa dia juga memikirkanku di sana?

Lamunanku terganggu karena bunyi dan getar chat yang masuk di smartphone, dengan cepat kuluarkan smartphone dari dalam saku celana kemudian melihat siapa yang ngechat.

Ternyata dari Veranda, dia menyuruhku memakai pakaian yang sama denganya, yang waktu itu kita beli disalah satu mall saat sedang jalan-jalan.

Tak lupa dia juga mengingatkanku supaya tidak telat dan jangan ketiduran, sepertinya dia tahu kalau aku ngantuk sekali.

Apa jangan-jangan di kamar ini sudah dipasangi camera pengintai olehnya?

Makanya dia tahu kalau aku sedang leyeh-leyeh di tempat tidur.

Aku terlalu berlebihan, mana mungkin Veranda melakukan itu. Tapi kalau pun benar aku tak keberatan, berarti dia mulai sayang padaku dengan sedikit kepo dan memperhatikan apa saja aktivitasku selama di rumah.

Asal jangan dipasang di kamar mandi, itu privasi sekali, bahaya.

Daripada aku memikirkan hal yang tidak-tidak, lebih baik aku bersiap diri supaya tidak telat. Bisa gawat kalau Veranda marah, susu sapi segar setiap pagi pasti datang ke rumah.

Oh tidak, aku tak sanggup membayangkan hal itu.

Walaupun sekarang aku masih tetap disuruh minum susu putih tiap paginya, tapi susu yang sudah diolah pabrik, yang bau amisnya tak menyengat.

Sekarang aku sudah siap, dan ada didepan rumah menunggu ojek yang akan mengantarkanku ke rumah Veranda.

Sebelum aku pergi, terlebih dulu kukunci pintu rumah, setelah itu aku meluncur ke rumah Veranda.

Perjalananku cukup mulus, dan kini aku sudah sampai didepan rumahnya. Ketika aku mengetuk pintu 2 kali, dia langsung membuka pintunya, ternyata dia sudah menunggu di ruang tamu sedaritadi.

Kemudian Veranda menyerahkan kunci mobil padaku, aku jalan menuju mobil yang terparkir disebelah rumah. Dengan cepat masuk ke dalam mobil dan duduk di jok kemudi, setelah itu disusul Veranda yang duduk di jok sampingku.

Aku memakaikan seat bealt untuknya, agar safety berkendara sesuai aturan pak polisi.

Senyum itu indah sekali malam ini, senyum yang merekah di bibirnya dan berwarna merah muda karena polesan lipstik.

Seat bealt kepunyaanku juga sudah terpasang, lalu aku menyalakan mesin mobil, kemudian atur AC supaya udara didalam mobil tidak panas.

Sayangkan kalau make up Veranda malam ini luntur karena panas lalu berkeringat. Mobil sudah siap jalan, segera kuinjak gas dan meluncur ke tempat tujuan.

Aku senyum-senyum sendiri melihat penampilan party kita malam ini, kami berdua memakai dungaree atau overall. Baju kodok yang lebih familiar di telinga.

Overall kami berdua berbahan jeans warna biru navy, kalau malam gini jadi terlihat hitam, sengaja tali overall punyaku dibiarkan terlepas dua-duanya hingga bagian dada dari pakaian tersebut jatuh sampai ke pahaku. Itu membuatku terlihat rileks tapi tetap bernuansa street style.

Baju berlengan panjang yang aku kenakan berwarna hitam, tulisannya TRIBE warna putih, tak lupa aku memakai kacamata berframe hitam, sedangkan polesan wajah dibuat senatural mungkin, rambutku pun tertata rapih. Untuk sepatu aku mengenakan sepatu boat berwarna putih.

Sedangkan Veranda memakai overallnya dengan rapih, kedua tali ia pasang dengan benar, crap top berwarna putih menerawang yang memperlihatkan tubuh indahnya kalau ia tidak memakai overall, kemudian lengan putihnya terekspose cukup indah, summer shoes sepatu sendal bertali warna putih. Dengan tatanan rambut lurus namun dikeriting pada ujung rambutnya, kemudian polesan wajah Veranda dibuat senatural mungkin sama sepertiku.

Satu lagi, tas yang berukuran tidak terlalu besar itu warnanya senada dengan sepatu sendal Veranda warna putih.

"Kok ngeliatinnya gitu sih?! Ada yang salah denganku?" tanyaku ke Veranda karena ia sedang memperhatikan diri ini.

"Gak. Kamu beda aja malam ini. Lebih ok," ucap Veranda tersenyum.

"Semua inikan pilihanmu, Ve. Kamu juga cantik malam ini."

"Kalau aku sih udah pasti, Nal. Gak usah diragukan lagi," kata Veranda dengan pedenya. Kalau pedenya sudah keluar seperti ini, aku cuma bisa menggeleng sambil tersenyum.

Party diadakan di club malam daerah Jakarta. Dimana aku dan Veranda sekarang sudah ada ditempat acara. Karena ini party temannya Veranda, jadi tak ada seorang pun yang kukenal. Walaupun aku dan dia satu kampus.

Aku melihat sekeliling club sambil berjalan disamping Veranda. Memasuki club ini ibarat memasuki dunia berbeda. Karena lorong gua berdinding batu hingga ruang utama yang terkesan sangat megah, mewah, dan misterius.

Ide desain interior club yang namanya terinspirasi dari film Harry Potter ini adalah taman rahasia ditengah kota, ibarat dalam dongeng anak-anak.

Club ini dibawah bendera group Smile-out Entertaiment berada di lantai dua dan bisa menampung sekitar 800 club-goers. Disc jockeynya adalah DJ Pelli dari Las Vegas. Aku sedikit tahu tentang dia, ternyata teman Veranda yang berulang tahun cukup tajir juga.

Aku dan Veranda menuju bartender untuk memesan minum. Veranda memesan passion cocktail yang aku tahu itu ada tiga jenis minuman alkohol yang dicampur dengan sirup hazelnut. Sedangkan aku hanya memesan orange juice saja, takut mabuk, berkendara masalahnya.

Di lantai dansa sudah banyak teman-teman Veranda yang turun untuk bergoyang, semua menari dengan music yang dimainkan DJ, music yang ia mainkan beraliran RNB.

Tiba-tiba music yang dimainkan DJ Pelli dipelankan. Sedangkan yang lagi asyik bergoyang di lantai dansa berhenti sejenak, lampu sorot diarahkan ke seorang MC wanita yang ada di samping DJ. Ia pun mengambil alih acara tersebut, MC kemudian bicara dan langsung disorak sorai, tak lupa juga tepuk tangan dari teman-teman Veranda.

MC mengucapkan selamat ulang tahun pada Adyth, kemudian memanggilnya untuk mendekat serta menghampiri dia.

Ketika sampai di club ini sejak tadi, akhirnya yang berulang tahun pun terlihat olehku. Aku melihat Veranda yang ada disampingku tersenyum manis saat yang berulang tahun muncul, dan aku baru tahu yang berulang tahun itu namanya Adyth, karena MC tadi menyebutkan nama dia.

Adyth mengucapkan terima kasih banyak pada teman-temannya yang sudah hadir di acara ulang tahun kecil-kecilan ini.

Tapi menurutku ini bukan party kecil-kecilan, melainkan besar-besaran, merendah sekali dia. Ketika Adyth menyebut nama Veranda sebagai tamu spesialnya malam ini, itu membuatku kaget.

Veranda dipanggil Adyth untuk naik ke podium bersamanya, lalu Veranda melihat ke arahku. Aku tahu apa yang dimaksud olehnya, dia minta izin padaku untuk menghampiri Adyth. Kukedipkan kedua mata padanya, itu sebagai tanda kalau aku tak keberatan jika Veranda menghampiri Adyth di sana.

Saat Veranda sudah disamping Adyth, dia berkata pada semua tamu undangan kalau orang yang dulu mengisi hari-harinya penuh cinta, kebahagian dan tawa adalah Veranda. Kemudian adyth berjongkok dihadapan Veranda sambil memegang tangan kanannya lalu berkata, "maukah kau menjadi milikku lagi? Karena aku belum bisa melupakanmu sampai sekarang, hanya dirimulah yang terbaik untukku."

DEG!!!

Jantungku berhenti berdetak. Ketika semua ucapan itu keluar dari mulut Adyth didepan semua orang. Verandaku ternyata mantannya Adyth, dan dia ingin mengajak Veranda balikan. Makanya Veranda dibilang tamu special malam ini. Semua tamu undangan berteriak mengatakan...

terima.terima.terima.terima.

Aku melihat Veranda hanya tersenyum dan belum memberi jawaban apa pun ke Adyth. Kemudian Adyth berdiri lalu mencium sekilas tangan Veranda yang dirinya pegang sedaritadi dengan lembut.

Karena hanya mendapat senyuman dari Veranda, lalu Adyth berbisik ke telinga dia. Setelah Adyth berbisik, ia menyerahkan acaranya kembali pada MC. Setelah itu Adyth dan Veranda turun dari podium.

Entah Adyth mengajak Veranda kemana. Aku masih diam ditempat semula, dimana Veranda meninggalkanku pertama kali dan minta izin untuk menghampiri Adyth. Lebih baik aku menunggu Veranda di sini, takut kalau ia kembali lagi.

Music sudah dimainkan DJ kembali, semua orang kembali bergoyang, party pun dimulai lagi.

Sakit rasanya hatiku setelah Adyth mengutarakan niatnya untuk mengajak Veranda balikan. Tapi aku mencoba bersikap tenang. Bagaimana semua ini bisa terjadi?

Setelah cinta yang kubangun untuk Veranda hancur seketika karena kedatangan Adyth kembali. Bagai dilempar dari atas jurang yang tinggi, kemudian jatuh ke bawah menjadikan seluruh hatiku remuk dan hancur.

Saat ini sudah pukul sebelas malam, itu tandanya aku sudah dua jam menunggu Veranda di sini, tapi kenapa ia belum juga kembali?

Apa yang terjadi dengannya, kemana Adyth membawa Veranda?

Aku langsung mengambil smartphone dari dalam saku untuk menghubunginya.

Ah sial, telepon Veranda nggak aktif. Aku pergi mencarinya dan berjalan keliling club, sampai toilet kumasuki, tapi Veranda tidak ada.

Kemana dia? Kenapa dia pergi nggak meninggalkan pesan. Aku frustasi mencarinya di club dan hasilnya nihil.

Akhirnya aku berinisiatif untuk menanyakan Veranda pada MC di acara ini.

"Sorry, lihat Veranda gak? Cewek yang tadi naik ke podium bereng Adyth," tanyaku.

"Oh dia. Kayaknya tadi pulang dianter Adyth deh," jawabnya santai.

"Ok. Thanks," aku langsung pergi meninggalkan dia.

Veranda pulang dengan Adyth, kenapa dia tidak memberitahukanku? Dia anggap apa aku ini, pergi dari rumah bersama, tapi setelah di sini, aku ditinggalkannya begitu saja, keterlaluan sekali dia.

Aku langsung pergi ke parkiran untuk secepatnya pulang, karena memang kunci mobil aku yang pegang. Sepanjang perjalanan pulang aku marah-marah nggak jelas, darahku naik ke kepala, tindakan Veranda konyol. Tapi aku nggak bisa marah padanya, siapa aku, cuma seorang pacar yang belum bisa mengambil hati Veranda seutuhnya.

Apa mungkin Veranda nerima Adyth kembali di kehidupannya? Veranda balikan sama Adyth? Lalu nasibku gimana? Aku rasa dia akan mendepak diri ini jauh-jauh.

Aku pulang ke rumah Veranda untuk mengembalikan mobil. Saat sudah sampai didekat rumahnya, aku terkejut dan menghentikan mobil dipinggir jalan yang tidak terlalu jauh dari rumah Veranda.

Didepan rumah ada Veranda dan Adyth yang sedang ngobrol sambil berdiri, entah aku tak tahu apa yang mereka obrolkan karena dari sini tidak terdengar apa-apa.

Adyth memegang kedua tangan Veranda, menatap mata pacarku begitu dalam. Dan dengan cepat Adyth mendaratkan ciuman ke bibirnya.

Adyth mencium Veranda!

Pemandangan yang membuatku sakit hati. Ingin kubunuh mantan pacarmu itu, karena dia mencium bibirmu yang berwarna pink didepan mataku.

Aku cemburu.

Aku masih pacarmu, walaupun hatimu belum sepenuhnya kudapatkan, dan aku manusia biasa yang mudah sakit hati.

Rasanya ingin sekali menghampiri dan berlari ke arah Adyth, lalu menarik dia menjauh dan mengatakan kalau Veranda pacarku, jangan cium dia karena Veranda milikku.

Namun semua itu hanya niatan belaka, karena mana mungkin aku bertindak bodoh, tindakanku itu hanya akan membuat Veranda malu didepan Adyth, bahkan mempermalukan diriku sendiri didepan mereka berdua.

Setelah Adyth mencium Veranda, dia pergi meninggalkannya dan masuk ke dalam mobil, lalu menghilang dari pandanganku dan juga dari pandangan Veranda.

Veranda melihat ke arah mobilnya yang sedang terparkir nggak jauh dari rumah. Aku rasa Veranda tahu kalau aku melihat adegan ciumannya dengan Adyth tadi.

Aku lajukan mobilnya pelan menuju garasi rumah, dimana Veranda masih berdiri melihatku untuk memasukan mobil miliknya. Mobil sudah terparkir manis di garasi, segera kuturun dari mobil dan melangkah menghampirinya.

"Ini kunci mobilnya. Udah malam dan aku gak mampir," kataku sambil menyerahkan kunci mobil ke tangan Veranda.

Wajahku tanpa ekspresi dihadapan dia. Dan wajah yang sama ia tunjukan juga padaku, kemudian Veranda memandangku.

Kunci sudah ditangan Veranda, langsung saja kubalikkan badan dan melangkah pergi.

Baru satu langkah kuberjalan, Veranda mengucapkan kata, "maaf."

Kuhentikan langkah ini dan membalas kata yang diucapkannya.

"Ok. Kumaafkan," kemudian kulanjutkan kembali langkah kakiku buat pergi meninggalkannya.

Continue lendo

Você também vai gostar

161K 9.9K 33
(+18) Menikah adalah impian dari setiap manusia di dunia ini,terlebih menikah dengan seseorang yang kita cintai.akan tetapi menikah dengan sesama jen...
1.5K 141 6
setelah amelia meninggal kini hidup jeny berubah menjadi kacau,setiap hari hanya mengurung diri di kamar,dan meluk foto amelia,ibu nya pun bingung me...
64.3K 4.1K 19
Entah sejak kapan gadis ceroboh itu membuat gadis yang tengah memandangi gadis ceroboh itu tertarik padanya. Padahal tidak ada sama sekali yang spesi...
240K 36K 65
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...