Selamanya [Sudah Terbit]

De LaksmiDAP

321K 20.7K 2.3K

Salmira membenci Ronan. Lelaki itu pernah menorehkan luka dalam hatinya di masa lalu. Sayangnya takdir memper... Mais

Perkenalan
Bertemu Sahabat Mama
Pertemuan
Mantan
Di Luar Prediksi
Kita Bisa Berteman?
Gak Perlu Temuin Gue Lagi
Belum Move On?
Good Idea
Pengganggu
Big Boss
Rumah Sakit
Menyemai
Memahami Perasaan
Merajut
Kotak Kenangan
Penyesalan Ronan
Deep Talk, Curi Dengar
Ketahuan
Janji Ronan
Break Up
She is Mine
Tidak Berpihak
Penguntit
Bawa Salmira Kembali
Bantuan Orang Tua
Mama Dareen
Satu Malam
Luluh?
Princess Lala
Cinta Lama
Bajingan
Dilema
Ada Apa dengan Ronan?
Jangan Bersedih Salmira
De Javu
Dua Lelaki Galau
My Heart
Butuh Waktu
Dua Rasa yang Berbeda
Semua Salmira Dirayakan
Wedding Day
First Day
Apartment Kita
Sedih Tak Berujung
Suami dan Sahabat
Tutur Cahaya
LDR
Rumah
Perempuan Gila
Posesif
Mantan Ronan (Lagi)
Selamat Datang Cinta yang Baru
Hallo
Author Menyapa
Pre Order SELAMANYA

Let Me Love You (Dareen- Lala)

4.2K 355 20
De LaksmiDAP

Lala menghampiri seluruh staff produksi dengan senyum yang merekah. Membawa sebuah benda berwarna putih dengan aksen keemasan, terlihat simple namun tetap mewah. Selain membawa kabar yang mengejutkan karena itu adalah hari terakhirnya magang di kantor tersebut, Lala juga mengejutkan banyak orang dengan undangan pertunangan di tangannya.

"Dateng, ya," ucap Lala pada Bara yang mengernyit keheranan dengan benda di tangannya.

"Kamu tunangan, La?" tanya Bara masih keheranan.

Lala mengangguk kemudian berlalu. Netranya bertemu dengan mata coklat milik Dareen. Gadis itu menarik napas dalam-dalam sebelum menghampiri lelaki itu. Dadanya berdegup berisi rasa nyeri. Namun, wajahnya tersenyum layaknya wanita paling bahagia di dunia karena sedang mengumumkan hari pertunangannya.

"Kak Dareen, datang ya!" ucap Lala dengan senyum yang merekah, menyerahkan undangan pada Dareen.

Nyaris sama dengan Bara, Dareen memasang ekspresi kagetnya. Hari itu, Lala benar-benar mengejutkan. Selain mengumumkan kalau itu adalah hari terakhir ia magang, gadis itu juga mengejutkannya dengan kabar pertunangannya.

Dareen mematung. Lala meraih tangan lelaki itu untuk menerima undangan darinya. Kemudian berlalu. Gadis itu sekuat tenaga menahan tangisnya. Sekuat tenaga menutupi nyeri di hatinya dengan senyuman.

"Nab, kita bisa bicara?" tanya Dareen saat Lala sudah berjalan beberapa langkah meninggalkannya.

"Bicara aja, Kak," sahut Lala.

"Nanti pulang kantor, kamu ada waktu?"

"Kenapa gak bicara sekarang aja?"

"Lagi jam kerja, Nab."

"Oke, deh. Nanti Lala samperin."

Lala berlalu, meninggalkan Dareen yang masih terkejut dengan kejutan dari gadis manja itu.

Semua orang di satu devisi juga dibuat kaget oleh Lala. Pasalnya, orang-orang tahu kalau gadis itu menaruh hati pada Dareen. Perhatian Lala, cara dirinya menatap Dareen, bagaimana Lala begitu setia menjaga lelaki itu ketika Dareen koma, semua orang tahu, secinta apa gadis itu pada lelaki berparas bule tersebut. Namun, kabar pertunangannya membuat semua orang juga keheranan. Apakah Dareen tidak lagi di hati gadis itu?

Sore hari, ketika ruangan produksi telah sepi. Hanya tersisa Elang di ruangannya. Pria itu memang terbiasa pulang lebih lambat daripada staff yang lain. Dareen dan Lala juga masih ada di ruang produksi. Sesuai janji mereka selepas makan siang tadi, keduanya memutuskan untuk berbicara di studio.

Lala berjalan terlebih dahulu memasuki studio berpintu kaca tersebut. Dareen mengekornya. Keduanya diam. Dareen kian keheranan. Biasanya gadis itu punya banyak sekali stok kata ketika mereka bersama. Selalu memiliki pertanyaan random yang membuat terkadang Dareen enggan menjawabnya.

"Mau ngobrolin apa?" tanya Lala membuyarkan lamunan Dareen.

"Congrats ya buat pertunangan kamu."

Lala mendongakkan kepala sembari mengerjapkan matanya. Menahan air matanya agar tidak tumpah. Ia menghela napas kemudian tersenyum dan berkata, "Makasi Kak Dareen."

"Kenapa tiba-tiba tunangan, Nab?" tanya Dareen pada gadis yang berdiri berhadapan dengannya itu.

"Gak tiba-tiba. Udah direncanain lama, kok," sahut Lala.

"Oh, gitu. Sekali lagi, selamat, ya, Nab. Makasi banyak atas kebaikan kamu selama ini. Bahagia selalu ya, Nab."

Lala mengangguk. Masih sekuat tenaga menahan tangisannya.

"Can I hug you?" tanya Dareen. Lala sedikit terkejut. Namun, gadis itu tetap mengangguk. Sebuah pelukan perpisahan, pikirnya.

Lala tidak bisa lagi menahan isakannya ketika tubuh besar Dareen mendekap tubuh mungilnya. Tangisannya pecah. Segala luka dalam dadanya terasa muncul ke permukaan.

"Kamu kenapa nangis?" tanya Dareen khawatir. Kamera CCTV di ruangan itu pasti sedang menyorot mereka. Dareen takut, orang yang melihat rekamannya akan salah paham padanya.

Lala melepas pelukannya, menghapus air mata di wajahnya kemudian kembali tersenyum.

"Kalau gak ada yang mau dibicarain lagi, Lala pamit ya Kak. Alfian udah jemput Lala soalnya," pamit gadis itu sambil menyebut nama calon tunangannya.

Dareen masih dibuat keheranan. Namun, entah dorongan darimana, ia mencekal tangan gadis itu agar tidak pergi.

"Kamu gak mau cerita sama Kak Dareen?"

"Cerita soal apa?" Lala mengernyitkan dahinya.

"Nab, are you happy?" Pertanyaan itu membuat air mata Lala kembali menetes tanpa bisa ia bendung. Bahagia? Tidak sama sekali.

"Of course," dusta Lala dengan air mata yang masih berlinang.

"Kamu bohong, kan? Kamu beneran gak baik-baik aja, kan?"

Lala bergeming.

"Kamu beneran gak mau cerita ke Kak Dareen? Nab, selama ini, kamu selalu jadi pendengar yang baik buat aku. Rasanya gak adil kalau sekarang aku diem aja saat tahu kamu gak baik-baik aja."

Lala mengurungkan niatnya untuk pergi. Gadis itu memilih duduk di lantai karena studio itu memang minim tempat diduk. Hanya ada satu kursi yang diatasnya sudah dipenuhi box property.

"Lala dijodohin." Dua kata dari mulut gadis itu cukup membuat Dareen yang telah duduk di sebelahnya mengelus punggung Lala.

"Aku gak bisa nolak karena tahu karakter orang tuaku seperti apa. Sebenarnya, aku udah tahu rencana ini sejak lama. Makanya aku bersikeras sekolah di London buat kabur dari perjodohan ini."

"Kamu udah coba speak up? Seenggaknya kasi tahu mereka apa yang kamu rasain?"

Lala menggeleng. Ia terlalu takut mengutarakan perasaannya pada kedua orang tuanya. Lala, meski pun seorang anak yang terlihat manja, ia bukan termasuk anak yang mudah terbuka pada orang tuanya.

"Coba omongin, Nab. Belum terlambat juga. Kamu berhak mengejar bahagia kamu. Kalau ternyata keputusan orang tua kamu gak bikin kamu bahagia, kamu berhak bicara."

Lala kembali terdiam. Mengejar bahagia seperti apa yang Dareen maksud? Sementara selama ini, lelaki yang ia harapkan, seakan tidak terkejar. Lelaki itu masih menyimpan wanita lain di hatinya.

"Buat apa, sih, Kak? Lala gak bisa kejar dia juga. Udah ada perempuan lain di hatinya."

Dareen terdiam mendengarnya. Ia tahu, sangat tahu kalau orang yang Lala maksud adalah dirinya. Bukan karena terlalu percaya diri, namun Dareen bisa merasakan perhatian tidak biasa yang Lala berikan padanya selama ini. Terutama saat Dareen kecelakaan dan koma di rumah sakit.

"Nab, Kak Dareen harap kamu bisa bicarain baik-baik sama orang tua kamu, dulu. Kak Dareen gak mau kamu nyesel nanti. Selagi masih ada kesempatan.

Lala menundukkan kepalanya dalam-dalam. Ingin sekali rasanya mengatakan perasaannya pada Dareen. Setidaknya untuk memberitahu lelaki itu tentang apa yang ia rasakan, sebelum akhirnya ia melepaskan Dareen.

"Alfian itu laki-laki baik?" tanya Dareen. Entah mengapa ia tidak rela kalau nanti gadis di sebelahnya itu berakhir dengan lelaki yang tidak baik untuknya. Lala terlalu baik kalau harus menemukan sosok yang tidak tepat.

Lala mengangguk. "Lala rasa dia baik."

"Bagus lah. Semoga dia bisa bikin kamu bahagia. Sekali lagi, selamat ya Nab."

Gadis itu kembali terisak. Ia tidak tahan dengan situasi itu. Kalau boleh memutar waktu, rasanya lebih baik menolak saat Dareen mengajaknya berbicara siang tadi.

"Kak, sebelum Lala tunangan, Lala mau ngomong jujur ke Kak Dareen soal perasaan Lala selama ini. Kak, Lala suka sama Kak Dareen, Lala sayang. Gak tahu kenapa perasaan ini bisa tumbuh. Tapi, Kak Dareen gak usah khawatir, Lala akan belajar lupain perasaan ini. Dan hidup dengan baik sama Alfian."

Kini giliran Dareen yang tertunduk. Lala, gadis itu terlalu baik. Sebenarnya, tidak sulit untuk menjatuhkan hati pada sosok Lala. Meskipun sosoky manjanya begitu melekat, gadis itu memiliki hati yang tulus. Hanya saja, Dareen sadar akan dirinya. Dia bukan sosok yang tepat untuk bisa bersanding dengan Lala. Kehidupan sosial mereka bertolak belakang. Karena itulah, ia tidak pernah mencoba untuk membuka hati pada gadis itu. Lala pantas mendapatkan lelaki yang setara dengan dirinya. Dan itu bukan Dareen.

"Maafin aku, Nab. Kamu pantes dapetin laki-laki yang lebih baik dari aku. Kita ini terlalu berbeda. Aku gak akan layak buat kamu," lirih Dareen.

Lala mengusap air matanya. Sebenarnya, ia tidak paham apa yang Dareen maksud karena Lala sendiri tidak tahu cerita hidup lelaki itu. Tidak sedetail Salmira karena Dareen tidak pernah menceritakan kisah hidupnya pada Lala. Yang Lala tahu, Dareen hanya anak rantau yang hidup sendirian di Jakarta.

"Makasi banyak atas semua kebaikan kamu selama ini, Nab. Kamu pasti bahagia. Kamu pasti ketemu dengan laki-laki yang layak buat kamu. Ya udah, kita balik, yuk. Kasihan Alfian nungguin kamu lama." Dareen bangkit kemudian mengulurkan tangannya pada Lala untuk membantu gadis itu bangkit.

Lala bergeming. Tidak menoleh sama sekali. Tatapannya lurus ke depan dengan air mata yang sesekali menetes. Membuat Dareen kembali duduk di sebelahnya.

"Nab, aku sama kamu itu beda. Kamu adalah anak tunggal dari keluarga Armand Ditgantara. Keluarga kamu punya pengaruh besar di negara ini. Kamu berasal dari keluarga terhormat, anak tunggal yang jadi satu-satunya kebanggaan orang tua kamu. Sementara aku, aku gak punya keluarga. Aku gak tahu ayahku siapa, bahkan ibu kandungku sendiri anggap aku ini gak pernah ada di dunia. Kamu sama aku itu, seperti bumi dan langit, Nab. Terlalu jauh."

Lala teecengang mendengar ucapan Dareen. Ia sama sekali belum pernah mendengar cerita hidup Dareen.

"Gak usah ngarang cerita sedih, Kak. Kalau kamu gak bisa balas perasaan aku, it's okay. Lala gapapa. Lala tahu masih ada Kak Salmira hati kamu."

"Ini bukan perkara ada orang lain atau nggak di hati aku, Nab. Aku gak pernah ngarang cerita. Memang begitu kenyataannya. Aku ini anak hasil perkosaan. Ibuku ninggalin aku saat berusia 3 bulan karena malu. Keluargaku, gak ada satu pun yang nerima kehadiranku. Aku dianggap aib dan pembuka luka lama. Aku gak layak buat kamu."

Lala menggenggam tangan Dareen. Air matanya tidak terbendung lagi. Kini bukan lagi karena dirinya. Ia begitu terluka mendengar cerita hidup lelaki itu.

"Kak, Lala mau sama Kak Dareen. Lala gak perduli Kak Dareen mau atau nggak sama Lala. Tapi Lala beneran sayang dan mau terima semua hal yang Kak Dareen pernah lalui. Lala mau jadi orang yang nerima kamu, disaat semua orang gak menginginkan kehadiran kamu. Lala akan bicara sama orang tua Lala untuk batalin pertunangan ini."

"Kamu bisa bicara ke orang tua kamu kalau kamu gak bahagia sama keputusan mereka. Tapi jangan karena aku. Aku gak bisa janjiin apapun ke kamu, Nab. Bahkan kebahagiaan. Aku gak bisa."

Lala mengeratkan genggaman tangannya. "Izinin aku perjuangin kamu, sekali lagi, ya Kak."

Dareen menggeleng. "Aku gak layak diperjuangin sama perempuan sebaik kamu, Nab."

"Lala gak perduli. Lala mau jadi orang yang selalu ada buat Kak Dareen. Lala mau, Kak Dareen gak ngerasa sendiri lagi di dunia ini karena ada Lala."

Dareen terdiam. Ia bingung harus apa. Ia bisa merasakan sebesar apa perasaan gadis itu padanya. Namun, Dareen tetap sadar diri. Dia bukan lelaki yang tepat untuk Lala. Keluarga gadis itu juga tidak akan menerimanya begitu saja.

"Kak, please, let me love you."

🌻

Hai, sesuai sama yang aku bilang beberapa hari lalu, ini adalah spesial part untuk Dareen-Lala. Semoga kalian tetap mau baca part ini, meski gaada Salmira-Ronan nya ya

Anyway, selamat hari raya Nyepi dan selamat menjalankan ibadah puasa untuk yang udah mulai puasa hari ini 💙

Sampai jumpa di chapter selanjutnya

Continue lendo

Você também vai gostar

SETARA De arti tanda

Ficção Geral

16.8K 1.6K 22
Kisah Adam Hawa, dua orang yang sudah saling mengenal sejak bayi, berteman, bertengkar, bermusuhan, dan saling mencintai sampai jadi suami istri. ...
180K 9.4K 30
kumpulan cerita pendek, cast NCT. bisa siapa aja dan dengan siapa aja! Oneshoot, Jaeyong couple-couple bisa berubah tergantung situasi dan kondisi t...
256K 17K 48
Sejauh apa pun kamu pergi dan selama apa pun kamu menghilang, sejatinya luka itu tak pernah selesai. Ia hanya pergi lebih jauh dalam hatimu sampai ak...
75K 6.8K 50
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...