Alger or Allen

By Noelldes

1.2M 121K 2.1K

Hanya tentang Alger yang bertransmigrasi ke tubuh Allen, karakter dalam novel yang pernah dibacanya just a re... More

1.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
62
63
64
65
66
67
68
69

61

7.2K 669 7
By Noelldes

































Beberapa hari kemudian, Allen akhirnya bisa mempertahankan wajah pokernya seperti biasa, dan selama itu yang ia lakukan hanya bermalas-malasan di mansion

Seperti sekarang ia tengah berada dikamar diawasi oleh Max

"Om nggak capek ya nemenin adek terus?"

"Tidak tuan muda, ini bukanlah tugas yang sulit"

Setelah lama berinteraksi dengan Max, Allen merasa kalau asisten ayahnya lebih mirip seperti paman tetangga dibanding seorang mafia

"Kalo nggak capek ayo jalan-jalan diluar!"

"Anda tidak diizinkan keluar dari lingkungan mansion tuan muda"

Max tersenyum lembut begitu mengetahui maksud keinginan Allen

Allen mendengus kesal, kenapa keluarganya tidak mengizinkannya keluar sedangkan saudaranya yang lain boleh?

Yahh walaupun kemarin ia sempat terluka karena kecelakaan, tapi itu bukanlah hal serius untuknya

Ia benar-benar tidak bisa mengerti apa isi pikiran keluarganya

"Oh iya Daddy kemana?"

"Tuan Derick sedang menyeleksi beberapa orang untuk dijadikan asisten anda"

"Asisten?"

Allen segera duduk begitu mendengar hal yang kelihatannya menarik

"Setiap Skylen memiliki asisten yang membantu mereka melakukan beberapa pekerjaan atau sekedar merawat"

"Tapi adek udah lama disini, kenapa sampe sekarang belum dapet asisten?!"

"Um.. sepertinya tuan Derick punya banyak syarat untuk calon asisten anda, kalau anda ingin mendapat asisten lebih awal, anda bisa memilih sendiri nanti"

Allen kembali berbaring, lupakan! Memilih asisten yang cakap dan sesuai kriterianya itu sangat sulit dan melelahkan, jadi ia akan memikirkannya nanti saja

Sekarang yang lebih penting adalah mendapatkan izin dari keluarga Skylen agar ia bisa kembali bersekolah

Ia harus menyelesaikan janjinya pada real Allen, dengan begitu ia bisa bersantai sebanyak yang ia mau

Allen mulai memikirkan strategi untuk membujuk Derick agar mengizinkannya sekolah

"Om gimana caranya biar Daddy ngizinin adek sekolah?"

"Bertingkah lucu"

Allen mengerutkan keningnya dalam-dalam sembari menatap Max seolah-olah mengatakan

'apa kamu bercanda?!'

Memikirkan ia bertingkah seperti itu saja membuatnya merinding

'nggak ada gunanya juga gue nanya, harusnya gue inget kalo orang-orang disini udah sarap'

Allen memikirkan cara lain untuk membujuk Derick, tiba-tiba saja ia memikirkan Mike saat meminta sesuatu padanya, bocah itu akan meminta berulangkali sampai permintaannya dipenuhi

Haruskah ia mencoba cara itu?

Alhasil...

Sore hari Derick pulang setelah menyeleksi beberapa anggota elit Ritter, namun tak satupun dari mereka yang dapat memenuhi kriterianya

Ada yang terlalu dingin, kaku dan monoton, ada juga yang sangat hiperaktif

Hah..yang ia butuhkan adalah seseorang yang bisa menyesuaikan emosi untuk merawat dan melindungi putra kecilnya

Ia berjalan cepat ketika melihat sosok putih kecil tengah duduk di teras mansion ditemani oleh Max

"Baby kenapa duduk disini hm? Disini kotor dan dingin, nanti kamu bisa sakit"

Derick segera mengangkat tubuh kecil itu ke pelukannya

"Dad..mau sekolah"

"No baby!"

Derick menghela nafas kecil sebelum menyerahkan Allen pada Max

"Jaga dia, aku akan membersihkan diri dulu"

"Baik Tuan"

Allen yang ditinggalkan menyeringai kecil kearah punggung Derick

'percobaan pertama gagal'


Derick yang baru keluar dari kamar mandi dikejutkan oleh Allen yang tengah duduk diatas ranjangnya

"Dad mau sekolah"

Si ayah menghela nafas panjang sembari menepuk pucuk kepala Allen

"No baby"

Ia lantas segera pergi ke ruang ganti

Allen memicingkan matanya

"Yang kedua gagal" bisiknya pada diri sendiri

Saat makan malam Derick hendak memasukkan potongan steak ke mulutnya, namun berhenti ketika melihat Allen berdiri disampingnya

"Mau sekolah"

Orang-orang di ruangan itu saling berpandangan dan menatap Allen bingung

"No baby"

Derick lantas memasukkan steak yang hendak dimakannya ke mulut Allen

"Hmph!"

Allen berbalik dan pergi ke kursinya sambil mengunyah daging dimulutnya, ia memiliki tatapan serius yang membuat semua orang bertanya-tanya

'ada apa dengan baby?'

'yang ini juga gagal'

Derick membaringkan tubuhnya yang lelah di sisi ranjang, ia hendak menutup mata ketika melirik netra bulat yang terlihat bersinar disampingnya

"Mau sekolah..."

"Hahh.."

Derick mengusap wajahnya sebentar lalu kembali menatap Allen, namun yang ia lihat adalah Allen yang tengah tertidur pulas

"Apa aku berhalusinasi?"

'gue yakin yang ini juga gagal'

Keesokan harinya..

Derick menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi, rapat kali ini berlangsung cukup lama dan melelahkan karena banyak hal rumit terkait masa lalu Allen

Tiba-tiba ponselnya berdering dengan nama Max tertera di layarnya, seketika ia dipenuhi perasaan khawatir, apa mungkin terjadi sesuatu pada putra kecilnya?

Ia segera mengangkat telepon tanpa penundaan hanya untuk mendengar suara kekanakan yang ia kenal

"Dad mau sekolah.."

Setelah itu telepon ditutup sepihak oleh Allen

Derick meletakkan ponselnya sebelum membenturkan kepalanya ke meja membuat orang-orang di ruangan terperanjat kaget

"Astaga! Apa kamu menjadi gila sekarang?!"

Kailo hampir saja memukul adiknya menggunakan berkas-berkas ditangannya

"Ada apa denganmu?" Tanya Hendrik

"Baby ingin sekolah, dia terus merengek padaku sejak kemarin"

"Ho! Apa itu yang diruang makan juga?" Tanya Eliot seolah tertarik

"Ya"

Hendrik memangku dagu dan berkata

"Keadaan diluar sekarang sedang tidak aman, aku tidak tau seberapa dalam tikus-tikus itu masuk, akan sangat berbahaya jika kita membiarkan baby berkeliaran diluar"

"Tapi kita tidak bisa mengurungnya terus! Aku mungkin egois sebelumnya, tapi aku juga tidak ingin putraku merasa kehilangan kebebasannya! Dia belum mendapat hal indah saat kecil, kalian mengerti apa maksudku kan?!"

Derick menatap keluarganya dengan dingin

"Tunggu beberapa hari lagi, aku akan menyisir seluruh kota dan memasang Ritter dibeberapa titik, baru biarkan baby keluar dengan penjagaan ketat!"

Kailo balik menatap mata adik bungsunya dengan intens

"Masalah pengkhianat di Ritter bukanlah hal sepele! Jadi gunakan pasukan keluarga kita saja kak"

Eliot menimpali ucapan Kailo

"Baiklah"

Derick merapikan berkas didepannya sebelum pamit pulang ke rumah

"Apa bocah itu sudah menemukan asisten untuk baby?" Tanya Hendrik sembari menatap punggung putra bungsunya yang semakin menjauh

"Belum, persyaratan yang dia buat sangat tinggi, tidak ada satupun elit Ritter yang cocok dengannya"

Hendrik mengusap wajah sembari tersenyum tak berdaya

"Setidaknya dia melakukan sesuatu yang baik"







Selang beberapa hari kemudian, Allen kembali masuk ke sekolah, ia cukup senang setelah lama dikurung dalam sangkar emas Skylen

Dalam perjalanan ia sesekali melihat gerak-gerik beberapa siswa yang ia yakini adalah para Ritter muda

Tepat ketika Allen membuka pintu kelas, ia disambut oleh tatapan hangat teman-temannya, mereka dengan lembut menariknya untuk duduk

"Katanya kemarin Lo kecelakaan ya? Masih ada yang sakit nggak?" Tanya Kavi

Allen menggeleng

"Ngga, cuma kegores dikit"

"Itu juga luka bayi, pasti sakit banget ya"

"Enggak!"

Anak-anak 7C tampak tak percaya dengan jawaban Allen, namun mereka memilih mengabaikannya, yang penting si kecil baik-baik saja sekarang

"Oh iya Al, Lo tau kabarnya si babi nggak?"

Allen kembali menggeleng, selama ini ia terkurung dan tidak memiliki akses dengan dunia luar, jadi ia benar-benar tidak tahu apa yang terjadi pada Gevano

"Kenapa?"

"Kabarnya nih keluarganya si babi bangkrut anjir! Dana perusahaan mereka banyak yang hilang, katanya sih ada yang korupsi, bukan itu aja! Abangnya si babi, siapa tuh..em..si Bisma kalo nggak salah, dia hilang njir!"

Allen terkejut dalam hati, padahal dia belum bergerak tapi keluarga bajingan itu sudah ditimpa banyak masalah

Itu bagus! Dengan begitu ia tidak perlu repot-repot mencari cara untuk mengobrak-abrik keluarga mereka, ini juga sedikit mengurangi bebannya!

"Bukan urusan gue" ucapnya dengan acuh

Melihat Allen yang terlihat tak tertarik dengan topik itu, anak 7C memilih tidak membahasnya lagi

"Nih buat Lo"

Seperti biasa Saka menyodorkan kotak makan siangnya pada Allen, si empu tidak terburu-buru membukanya dan hanya mengintip untuk melihat camilan buah-buahan kering

"Makasih"

Allen dengan senang hati menyimpan kotak itu

Jam istirahat berbunyi, anak-anak 7C terlihat berkumpul di kantin kecuali satu orang yang diam-diam menyelinap pergi disaat yang lain lengah

Tadinya Allen ingin pergi bersama temannya, tapi diperjalanan ia melihat beberapa siswa dengan gerak-gerik mencurigakan

Ia tidak punya pilihan selain menyelinap pergi membuntuti beberapa siswa mencurigakan itu

'ngapain mereka kesini?' batin Allen saat siswa itu pergi ke salah satu gudang, ia mengintip dari balik kotak-kotak yang terletak tak jauh dari kumpulan siswa tadi

Tak berselang lama, sosok lain datang kearah siswa tadi, dahi Allen berkerut saat melihat wajah yang familiar itu

'loh si babi?'

Wajah Allen berubah serius saat melihat kedatangan Vano yang kini memiliki ekspresi datar, sangat berbeda dengan ekspresi cengeng yang biasanya

"Kalian udah tau kan kalo Allen udah masuk sekolah?"

Tatapan di mata Vano terlihat acuh sebelum berubah menjadi kejam dan penuh dengan niat membunuh yang cukup membuat Allen tersentak

'ternyata bener apa yang dibilang real Allen, tuh babi emang bukan orang biasa, nggak ada bocah normal yang punya tatapan kek gitu'

Para siswa tadi mengangguk

"Apa yang harus kami lakukan tuan muda?"

"Tangkap Allen pas dia lagi sendirian dan bawa ke pondok di hutan pinggiran kota, inget! Jangan sampai ada orang yang tau aksi kalian, kita nggak bisa nunggu lebih lama lagi!"

Allen memiliki tanda tanya besar diatas kepalanya setelah mendengar ucapan Vano, apa yang mereka inginkan darinya?

Ia lebih penasaran dengan tujuan Vano dan rahasia real Allen daripada memikirkan fakta bahwa ia akan berada dalam bahaya

"Baik Tuan muda"

"Ini udah satu bulan, kalo kita gagal papa bakal bunuh gue termasuk kalian!"

Allen mengerutkan kening, satu bulan yang lalu adalah waktu ketika ia pindah ke dunia ini, tapi bukan hanya itu yang membuatnya merasa aneh

Orang yang dipanggil papa dan bukan ayah, orang itu pasti bukan Roland Andara, seingatnya Roland sangat menyayangi Vano dan tidak mungkin menyakiti bocah itu

Jadi siapa orang yang dipanggil papa oleh Gevano

Allen melamun cukup lama hingga para siswa termasuk Vano pergi dari tempat itu, ia melirik sekitarnya dengan hati-hati sebelum kembali ke kantin

Namun baru saja melewati beberapa meja, seorang siswi dengan sengaja menumpahkan jus ke seragam Allen

"Ups! Maaf gue sengaja haha..."






Jangan lupa vote dan komen.

Continue Reading

You'll Also Like

413K 33.8K 41
~Cerita ini bukan cerita Bl ya sayang💕 Desc: Bagaimana jadinya jika remaja bernama Bamantara Anugraha Prayudha yang terkenal tengil, brandal dan se...
483K 52.3K 32
Zaxe adalah manusia buatan yang paling sempurna. Ia diprogram khusus dengan kepintaran yang luar biasa. Wajahnya yang tampan bak dewa Yunani bisa men...
2.5M 257K 41
just Brothership, Not BL / Homo Alvian namanya, bocah 15 tahun yang tiba-tiba terbangun di tubuh bocah 10 tahun, si kecil dengan mulut pedas nya yang...
1M 103K 25
‼️BEBERAPA PART DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBIT‼️ tadinya sih Sean nggak mau percaya kalau ia bertransmigrasi. tapi, setelah melihat wajahnya ia ja...