°°~Guardian Spirit Mission :...

By Na_Alicekyujin

314 51 18

Kalian percaya tidak dengan adanya roh penjaga ? Kata orang-orang terdahulu setiap manusia pasti memiliki sat... More

Prolog
i. Ai
ii. New Guardian
iii. Tentang Dia
iv. The Popular
v. San yang Ceroboh
vi. Gemini bersaudara
vii. Chocolate
viii. Murid Baru
ix. Pengikatan Jiwa
x. Buah Persik 🍑
xi. Redhead
xii. San dan Misinya
xiii. Rumah Atap
xiv. Krim Vanila
xv. Hot Coffee
xvi. Memories of the Eclipse
xvii. Bayangan Yang Tidak Dianggap
xviii . Red Light Pole
xix. Who are they ??
xx. Guard
xxi. Gerhana Bulan
xxii. Valentine Day 1
xxi. Valentine Day 2
xxii. Pemuda coklat
xxiv. Emotional
xxv. About Yeosang
xxvi. Three Guardians
xxvii. Arti tekad
xxviii. Insiden
xxix. Efek
xxx. Perhatian
xxxi. Aula dan Kisahnya
xxxii. Kim Heejin
xxxiii. Nolimit
xxxiv. Closer
xxxv. Dua sisi

xxiii. Valentine day 3

5 1 0
By Na_Alicekyujin

" Lucunya manusia itu mereka selalu merasa iri terhadap sesama mereka. Menginginkan hal-hal yang dimiliki orang lain. Mereka menyebut golongan ini sebagai manusia serakah "



© ~ ~ ~ ~ ~ ©



Dedaunan disana masih terlihat sangat segar akibat embun pagi. Berbagai jenis bunga sudah mulai mekar menyemarakkan suasana taman menjadi lebih indah lagi. Orang-orang yang mengaku dirinya sebagai pencinta alam pasti akan gembira menyaksikannya. Apalagi sinar mentari terus-menerus menyapa mereka dari pagi sampai sore nanti.

Di salah satu sudut taman ini, dua orang pemuda-pemudi tampak sedang mencoba menikmati anugrah alam bersama-sama. Menghirup oksigen sebanyak-banyaknya hingga semua paru-paru terisi.

Heejin dan Yeosang, dua anak manusia yang sedang sibuk berpesta dengan alam itu tampak begitu senang melakukan aksi tersebut. Di zaman secanggih ini jarang-jarang ada manusia yang sempat. Mereka terlalu sibuk dengan urusan dunia hingga tak sadar jika alam telah mempersembahkan hidangan megah untuk mereka nikmati. Tersenyum penuh nikmat saat sang alam meniupkan udara segar ke arah mereka.

Suasana disana terlihat sangat sunyi. Keduanya memilih untuk bungkam secara beberapa saat. Bahkan kau bisa mendengar kicauan burung dari bangku ini secara jelas.

" Jiwon,... apa dia beneran sudah pergi ?" celetuk Heejin akhirnya bersuara. Pandangan matanya masih tertuju pada sebuah pohon berbunga merah yang sedang dimasa emasnya. " Apa dia pergi jauh ?"

Seseorang menoleh. Bukan Heejin melainkan Yeosang. " Iya, " jawab Yeosang sambil menganggukkan kepalanya.

Gadis itu mendengus lemah. Titik objek dari kedua matanya sudah berpindah ke bawah. Pada lantai batako yang dia pijak.

" Dia juga pergi seperti Jiwon kita. Aku selalu mengingat dia kapanpun dan dimanapun tempatnya. Dia masih ingat tidak ya ?" keluh Heejin terdengar lemah.

" Itu pasti, dia kan sahabat mu " jawab Yeosang sambil menyunggingkan senyumannya. Senyumannya sangat cerah hingga membuat Heejin yang saat itu tengah meliriknya sekilas ikut tersenyum.

" Mari hentikan pembicaraan tentang itu. Kau terlihat tak terlalu senang, Heejin. Sekarang hari valentine, tak ada salahnya bukan jika kita bersenang-senang selama beberapa saat. Lupakan soal Jiwon. Aku ingin kau sedikit bergembira. Harimu yang suram harus kau tinggal jauh-jauh !" hibur Yeosang dengan pembawaan yang sangat fresh.

" Oh.., aku baru ingat sekarang "
Pemuda itu merogoh saku jaketnya. Mengeluarkan sebuah coklat putih. Dia kemudian langsung memberikan coklat tersebut pada Heejin.

" Jiwon menitipkan itu sebagai ucapan selamat tinggal. Dia menyesal tidak melihat mu disaat terakhir. Dia terlihat sangat sedih kemarin "

Heejin menerima coklat itu dengan tatapan sedih. Jiwon-nya yang malang. Andai saja Heejin bertemu dia lebih pagi pasti dia bisa melihat kepergian gadis kecil itu.

Fly, sekadar info saja, Jiwon itu salah satu gadis berusia 10 tahun di panti asuhan yang sering Heejin kunjungi. Dan secara kebetulan Yeosang juga sering berkunjung ke tempat itu meski tak sesering Heejin. Oleh sebab itu, Yeosang yang kemarin datang  menyaksikan kepergian Jiwon secara langsung dipercaya oleh gadis kecil itu untuk menyerahkan coklat putih tersebut kepada Heejin.

" Dia selalu memimpikan sebuah keluarga yang harmonis. Aku senang sekarang mimpinya bisa terwujud " ungkap Heejin terharu. " Aku pasti akan merindukan kue buatan dia. Jiwon koki yang cukup hebat "

" Tapi ngomong-ngomong kalau boleh aku tau, kemarin kau tidak berangkat bukan ? Kau sakit Yeosang ?" tanya Heejin menatap wajah pemuda itu.

" Eum... bagaimana aku menjelaskan ini padamu. Ini agak sedikit rumit, Heejin "

" Tapi Jiwon bukan alasan utama, kan ?"

Yeosang menggeleng cepat. " Tentu bukan. Ada hal lain yang membuat aku tidak berangkat "

" Apa itu ?" tanya Heejin sedikit menuntut.

" Ah... Gue udah nggak tahan lagi ingin melabrak keduanya ! Kang Yeosang, si  bedebah itu !! " ucap Hongjong yang saat ini sedang bersembunyi bersama Mingi. Wajahnya sudah memerah, tak lagi mampu menahan gejolak amarah karna melihat gadis kecil kesayangannya tengah berduaan dengan orang lain.

Hal inipun tak luput dari penglihatan pemuda bongsor yang saat ini menjadi kawan seperjuangannya dalam menjalankan aksi mengintip. Mingi, oknum yang berada disamping Hongjong merasa sangat terganggu akan hal ini.

" Diam kau tempurung kelapa !!" geram Mingi. Matanya melirik tajam sang partner. " Perlu gue ingetin berapa kali lagi agar elo tetep menurut ? Jangan uji kesabaran gue, "

Salah satu tangannya dengan tegas menahan tubuh Hongjong yang bergejolak hendak pergi dari tempat persembunyian. Sedangkan otaknya tengah per-upaya memikirkan segala cara supaya bisa memisahkan dua pemuda-pemudi didepan sana.

Kalau dibilang cemburu sih Mingi tak akan mengatakan iya, dirinya tak merasakan perasaan itu. Tapi entah mengapa ada sedikit perasaan tertantang yang secara naluriah muncul sendiri di otaknya.

Kemarin, dia dan Hongjong bertaruh habis-habisan demi gadis polos didepan sana. Memperebutkan siapa orang yang lebih dulu diterima coklatnya. Dan sekarang seluruh strategi dan sudah mereka keluarkan besok akan diuji dihari ini. Diantara dia dan Hongjong siapa yang akan berhasil mendapatkan perhatian serta coklat dari Heejin.

" Hahahaha ....., "

Tawa ramah itu berhasil lolos dari mulut kecil Kim Heejin yang rupanya sukses membuat kesabaran dua orang itu hancur lebur bak terbakar api dan memutuskan secara singkat untuk melabrak keduanya.

" KIM HEEJIN.....!! " teriak keduanya bersamaan.

Dengan modal kemarahan dan sedikit rasa cemburu, keduanya berjalan cepat menembus rintangan layaknya petugas polisi saat menangkap penjahat. Menodongkan mata tajam sebagai senjata utama. Serta aura dan tekad yang dipupuk tinggi-tinggi.

Mereka sudah bertekad, memisahkan Heejin dengan Yeosang adalah tugas utama. Kedua pemuda-pemudi itu harus segera dipisahkan kalau tidak bencana akan datang.

Tanpa tau bahwasanya sikap yang mereka tunjukkan tersebut justru malah menjadi boomerang bagi mereka sendiri. Sebab, Yeosang bukannya terlihat terkejut ataupun takut, melainkan memasang wajah penuh kebingungan.

Siapa mereka gerangan bagi hidup Heejin ?

" Heejin, apa kau mempunyai sepupu selain Wooyoung ?"

" Tidak. Aku tidak dekat dengan mereka " ungkap Heejin lirih tapi masih bisa sampai di telinga kedua pemuda yang tengah terbakar emosi tersebut. Kedua bola matanya membulat sempurna.

" Sial kau Kang Yeosang..!"


© ~ ~ ~ ~ ~ ©


Klimaks dari sebuah perayaan memang selalu ditaruh diakhir. Perayaan akan dibilang sukses jika klimaks dari acara ini mampu membuat para pesertanya terhibur. Mereka -panitia OSIS tentunya- sengaja melakukan itu akan antusias dari semua siswa-siswi tak luntur di tengah acara. Setiap acara harus terlaksana dengan heboh bukan sepanjang waktu ??

Dan kegiatan dari rangakaian acara sebelum klimaks dimulai adalah pemberian coklat dari para bidadari sekolah ini. Dimana para panitia sengaja mengatur semua siswa untuk duduk dengan formasi yang cukup berbeda dari kemarin. Siswa kelas 12 ditaruh di barisan paling awal dilanjut dengan kelas 11, dan ditutup kelas 10.

Perbedaan paling mencolok lainnya yakni, tak ada siswa unggulan yang ditaruh berpisah dari teman sekelasnya. Tidak seperti kemarin, dimana si kembar di beri keuntungan duduk lebih awal dibandingkan teman seangkatan mereka. Disini, dihari ini semua siswa diperlukan sama saja. Bahkan seorang Song Mingi saja harus rela duduk bersebelahan dengan sang rival.

Alhasil, kerutan kesal tak pernah luput di wajah tampannya. Bibirnya tertekuk sebagai tanda jika moodnya sedang memburuk.

" Hoki gue kayaknya udah habis dipakai di kolam renang..," keluh Mingi setelah melirik sang rival.

Ia berdecak beberapa kali hingga sang rival menolehkan kepalanya ke arah Mingi berada. " Napa sih diantara ratusan para siswa mesti elo yang duduk di samping gue ? Kayak nggak ada tempat lagi !" protes Mingi agak keras supaya telinga salah satu panitia mendengar keluh kesahnya.

Dia sebenarnya sudah melakukan protes semenjak acara baru dimulai. Meminta di pindah tempat duduknya barang satu tempat saja. Tapi sang ketua dari acara ini tak mengizinkannya. Si pemegang kekuasaan tertinggi di kalangan siswa itu bahkan sempat mengancam Mingi kalau nekat membuat keputusan sendiri.

" Tidak akan kompensasi nilai dan absensi sampai kenaikan kelas terjadi. Jadi meski elo izin nggak berangkat karna sakit sebab kebanyakan latihan renang, maka alfa tetap dicatat di buku absensi elo Song Mingi !"

" Cih... Omong kosong ! Itu namanya penyalahgunaan jabatan !" balas pemuda Song itu tampak sombong.

Tapi dimenit berikutnya, Mingi disodorkan sebuah potret percakapan antara ketua panitia itu dengan kepala sekolah, yang intinya tuh kepala sekolah menyerahkan semua keputusan yang akan pihak osis buat selama acara ini berlangsung. Panitia osis diberikan hak penuh di acara ini, termasuk mengatur serta menghukum siswa-siswi yang tidak mau tertib di acara valentine.

" Silakan saja bertindak sesuka elo ! Kalau elo masih punya nyali, lakukan saja apa yang pengin elo lakuin. Lalu kami tinggal mengirimkan surat hukuman ke tangan orang tua elo !"

Mendengar ancaman itu tentu tak membuat Mingi gentar begitu saja. Masih ada nyali dan harga diri yang ia junjung. Namun jika sudah berkata soal absensi kelas, maka seorang Mingi tak akan mampu berkutik. Ia butuh nilai serta absensi yang bagus di buku raportnya kelak, supaya nanti Mingi tak dibuat repot kalau-kalau akan mengikuti lomba dikemudian hari.

Absensi di kelas sedikit mempengaruhi nilai Mingi di beberapa turnamen renang. Entah alasannya apa, tapi dari beberapa turnamen yang Mingi ikuti, absensi di buku raportnya selalu dipertanyakan oleh panitia perlombaan. Hal inilah yang membuat pemuda Song itu malas jika harus berurusan dengan kepala sekolah mengenai hal ini.

" Kim Heejin..., " geram Mingi ketika matanya menangkap kehadiran sosok yang membuat hatinya gundah beberapa hari belakangan ini. Gadis itu terdeteksi baru saja masuk ke ruang aula bersama dengan salah satu si kembar.

Suasana di sekitar pun mendadak riuh saat orang-orang dengan sengajanya meneriaki nama si kembar Han secara bergantian. Mereka berteriak berbarengan, memberikan tepuk tangan meriahnya seiring si kembar bersaudara memasuki ruang aula lebih dalam.

" Han Jisoo kemarilah...!"

" Han Jisoo berikan coklatmu padaku...!"

" Han Jisoo kau terlihat sangat cantik.."

" Ouh..lihatlah senyumannya, dia benar-benar seorang bidadari..!"

" Kurasa aku akan benar-benar pingsan sekarang "

Dan masih banyak lagi pujian Jisoo dapatkan. Sang kembaran Jieun pun tak kalah mendapatkan sambutan yang meriah. Mereka bahkan ada yang berinisiatif memberikan beberapa hadiah kepada keduanya.

Sungguh pemandangan yang cukup indah kan ?
Bahkan keadaan seperti ini sudah layak disebut sebagai acara fanmeeting ketimbang acara sekolah karna saking banyaknya hadiah yang hadir.

" Hai Mingi..!" panggil salah satu siswi begitu tiba di hadapan sang dewa Poseidon. Dia kemudian menaruh coklat miliknya kepada Mingi.

" Ku siapkan spesial untukmu. Sayang sekali kau tak memberikan coklat milikmu padaku. Sebenarnya aku sangat berharap kemarin " suara terdengar parau menuju akhir kalimatnya. Siswi itu kemudian mencoba tersenyum ke arah Mingi yang sayangnya tak merespon sedikitpun.

" Kalau begitu bisa kau menyingkir sekarang ? Kau menghentikan antreannya !" suruh pemuda itu datar.

" Yakh Song Mingi...! Setidaknya hargai dia kalau kau tak mau membalasnya !" saut Hongjong yang sejak tadi menahan emosi sebab melihat tingkah Mingi yang sudah kelewat batas.

Jika tidak mau membalas mereka dengan senyuman ataupun ucapan terima kasih, Mingi tetap harus menghargai kehadiran mereka yang rela membelikannya coklat. Setidaknya dia harus menganggukkan kepalanya sebagai respons. Bukannya menghardik mereka yang berhenti dihadapannya lebih dari satu menit.

Mingi melirik Hongjong dengan tatapan sengit. " Elo nyuruh gue tunduk ke ratusan siswi hanya karna sebuah coklat ?? Dasar gila !" desisnya sebal.

" Song Mingi si sosiopat ...!" umpat Hongjong tak tahan. Niat awalnya hanya menegur pemuda Song tersebut tapi perseteruan malah tersulut dengan sempurna.

" Dengar ya angry bird merah ! gue nggak butuh semua saran elo. Berhenti perhatiin gue dan fokus saja dengan urusan elo ! Mau gue ketus pada mereka ataupun enggak, itu bukan urusan elo. Sekarang berpikirlah dengan otak udang elo itu, kenapa juga gue musti berterima kasih pada ratusan siswi itu ? Toh mereka kan yang memilih gue nggak dipaksa ?? Mereka sukarela melakukan hal itu. Jadi salahnya dimana ?"

Sungguh kasar dan tak berperikemanusiaan. Tapi Hongjong tak mungkin menyalahkan Mingi sepenuhnya. Mingi pun ada benarnya.

Dia memang seharusnya menghargai semua siswi yang mendatangi dengan berbagai tingkah serta watak yang berbeda-beda. Namun yang perlu digaris bawahi disini adalah tidak adanya kewajiban membalasnya. 

Jika Mingi dituntut untuk melakukan hal tersebut, bisa patah tulang lehernya karna saking banyaknya coklat yang dia terima. Hongjong mungkin harus berhenti berurusan dengan Mingi mulai dari sekarang.

Menjadi idola tak akan selamanya enak. Ada banyak tuntutan yang wajib kita patuhi. Dan Hongjong paham betul akan hal tersebut.

" Song Mingi dan sinarnya itu adalah dua hal yang tak akan mungkin bisa dipisahkan. Tapi Song Mingi dan kesempurnaan adalah dua hal yang sulit dipertemukan "










" Kak Hongjong aku akan memilih kakak nanti "

Tampaknya Jisoo benar-benar menuruti ucapannya pada Hongjong. Gadis bermarga Han tersebut benar-benar memberikan coklatnya pada Hongjong hingga membuat seisi aula berteriak heboh.

Mereka -para siswa,siswi,serta panitia- yang selalu memperhatikan gerak-gerik si kembar bersaudara, langsung histeris kala sang kakak melabuhkan cintanya, eh maksudnya tuh coklat yang merupakan bagian penting di acara ini pada seorang Kim Hongjong. Siswa baru yang cukup menyita perhatian seisi sekolah karna kepiawaiannya bermain basket.

" Kau tidak sedang bercanda kan, Jisoo ?" tanya Hongjong minta dikonfirmasi. Raut wajahnya sungguh aneh dilihat.

" Tidak kak, kenapa kau meragukan ku ?" balas Jisoo setengah tergelak. Hampir seluruh mata kini tengah menatapnya dengan pandangan takjub. Tak menyangka jika coklat milik Jisoo tahun ini akan jatuh kepadanya.

Pada awalnya Minho menjadi satu-satunya target sebab sang kapten basket tersebut juga memberikan coklat miliknya pada Jisoo. Tapi siapa yang menyangka ??

" Terima kasih kak Hongjong untuk semua bantuan yang sudah kakak berikan pada ku "

" Aku tak membantumu sama sekali, Jisoo-ya..,"

" No..." saut Jisoo cepat. " Kehadiran kakak adalah bantuan serta anugerah bagi ku. Terima kasih kak Hongjong sudah hadir di kehidupan ku !"

Oh... apa-apaan itu ??
Barusan Jisoo menggodanya secara terang-terangan ?? Didepan semua murid ??
Hongjong tak mampu mempercayainya.

" Wah..lihat dia menggoda kak Hongjong. Sepertinya dia menyukai kak Hongjong mulai dari sekarang "

" Jisoo kita sudah menemukan kekasih barunya !"

" Kak Hongjong yang tampan memang pantas untuk Jisoo yang cantik. Mereka pasti akan serasi "

" KAMI MENDUKUNG KALIAN BERDUA !! FIGHTING !!"

Teriakan itu agaknya mampu membuat kewarasan Hongjong kembali. Pikirannya yang sempat ngeblank beberapa detik setelah aksi tak terduga yang Jisoo lakukan. Ini seperti bukan Jisoo yang Hongjong kenal.

" HEY BUNG... SEPERTINYA KISAH CINTAMU AKAN BERJALAN SEMULUS JALAN TOL. KAU BERUNTUNG SUDAH DICINTAI OLEH GADIS SEPERTI JISOO !!" teriak seseorang dari sudut kanan tempat Hongjong berada.

Hongjong tersenyum kecut. Tolong katakan pada Hongjong kalau semua kejadian tadi adalah gurauan semata. Jisoo tak mungkin bertindak senekat ini.

" Sayang sekali kakak tak memilihku kemarin, tapi tak apa " gadis itu tersenyum begitu manisnya pada Hongjong, yang dimana aksinya tersebut mampu membuat semua orang berteriak heboh untuk kesekian kalinya. Aula benar-benar dibuat heboh oleh si sulung Han tersebut.

" Aku akan tetap memilih kakak " sambungnya terus berjalan pergi dari hadapan Hongjong. Meninggalkan pemuda yang dibuat kacau oleh kata-kata serta aksi nekatnya.

" Ck..ck...ck Kim Hongjong, kau pun tak lebih baik dariku ternyata.... " Mingi si pengompor siap memanas-manasi Hongjong.

" Diam kau Song !" geram Hongjong menekan emosi yang siap meledak kapanpun itu.

Masih ada beberapa menit sebelum acara ini berakhir dan Hongjong tak mau menodai reputasi baik yang sudah ia bangun selama ini. Mingi dan tingkahnya adalah salah satu hal yang musti Hongjong hindari. Dia berjanji tak akan terlibat sebuah masalah dengan Mingi.

" Hai Kim Heejin kau pasti akan memberikan coklat mu kepada ku, bukan ?" tanya Mingi berlagak sok sopan.

" Nggak usah pede kau Song Mingi...!" ketus Hongjong menanggapi.

Dalam beberapa detik saja Hongjong agaknya harus mengingkari janjinya untuk berdamai dengan Mingi.

" Ai belum tentu akan melakukan itu. Coklatnya itu sangat berharga jika harus diberikan kepada pemuda seperti elo "

Persetan dengan segala janji berdamai dengan Mingi. Jika bicara tentang Ai, Hongjong akan merelakan semuanya. Harta, martabat,serta kedudukannya di strata sosial sekolah ini. Akan Hongjong lupakan semua tata karma masyarakat asalkan hidup gadis kecilnya terjamin dengan nyaman.

" Maksudnya ? Menurut elo gue nggak pantas gitu ??" Geramnya siap mengangkat senjata kapanpun itu. Kedua alis matanya tertekuk dengan raut wajah yang sudah berubah drastis.

" Iya dan- "

" Stop !!" sela Heejin menghentikan aksi konfrontasi keduanya. Gencatan senjata pun mau tak mau terjadi. " Dengar, aku sama sekali tak mau menyaksikan kalian bertengkar. Bisa hentikan pertengkarannya sekarang ??"

Kedua pemuda itu kompak menolehkan wajahnya pada Heejin. Gadis malang itu melirik keduanya secara bergantian.  " Kalau kalian tak suka akan keberadaan ku, maka aku akan pergi secepatnya. Lagipula aku tak ada urusan disini "

Heejin pergi dari tempat itu. Ya, dia pergi tanpa mengatakan apapun lagi dan tanpa melakukan aksi apapun. Dia pergi meninggalkan kedua pemuda tersebut yang kini diliputi perasaan kebingungan sebab coklat yang mereka dambakan masih stay ditangan Heejin.

Coklat Heejin tak diberikan kepada Hongjong ataupun Mingi. Melainkan berpindah ke tangan seorang pemuda manis yang baru beberapa minggu hadir ke sekolah ini.

" Terkutuklah kau Kang Yeosang...!"






© ~ ~ ~ ~ ~ ©



Hai kawan-kawan ku tercinta masih setia dengan cerita ini kan ? Maaf sekali jika book ini berjalan sangat lambat.

Aku mau nanya ke kalian sih, sampai chapter ini siapa karakter yang paling sukai di sini ?
Boleh kok nyebut lebih dari satu 😉

See you in the next chap and love you
Pay pay 🙋

Continue Reading

You'll Also Like

348K 20.1K 25
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...
111K 11K 53
[COMPLETED]✓ Ini adalah fanfiction!! Athanasia dan Lucas sudah bersahabat sejak bangku Sekolah Dasar. Dan kini di usia mereka yang ke-16 tahun, merek...
840K 73.9K 32
Ini adalah kisah seorang wanita karir yang hidup selalu serba kecukupan, Veranzha Angelidya. Vera sudah berumur 28 tahun dan belum menikah, Vera buk...
127 71 4
Bagaimana jika seorang arwah gentayangan jatuh cinta pada manusia? Lalu, bagaimana mereka berkomunikasi satu sama lain? Sedangkan si lawan bicara han...