I Will Go Out Of Your Life

Autorstwa maharanicit

104K 3.7K 85

"Semenjak kehadiran lo datang di kehidupan gue, hidup gue jadi suram. Lebih baik lo keluar dari rumah ini dar... Więcej

"Prolog"
1. "Dijodohkan?"
2. "Awal Kehidupan"
3. "Wedding"
4. "Kuatkan Aku"
5. "Dunia sangatlah kejam"
6. "Tolong Aku!"
7. "Terbongkar?"
8. "Kenapa Harus Aku?"
9. "Menyedihkan"
10. "Terbaring"
11. "Pergi?"
12. "Kembali?"
13. "Perasaan Takut"
14. "Mulai Dari Awal"
15. "Love You"
16. "Kecelakaan"
17. "Percaya Rencana Tuhan"
18. "Lumpuh?"
19. "I'm So Happy!"
20. "Mahal Na Mahal Kita"
21. "Beautiful but Psycho"
22. "Mystery Box"
23. "Teror!"
PENTING!
24. "Blood and Death?"
25. "Menjauhlah!"
26. "Please, Wake up!"
27. "Belum siap kehilangan!"
28. "Pasrah!"
29. "Take my hand!"
30. "I'm Sorry!"
31. "Infinity!"
32. "Will Always be Together!"
BARU?!
33. "Honeymoon?"
34. "Buktikan!"
35. "Over Protective"
36. "Merubah Penampilan?"
38. "Terungkap!"
39. "Janji Setia"
40. "Retak!"
41. "Sebuah Kebusukan"
42. "Shock"
43. "Hate But Love"
44. "Usai"

37. "Kenyataan Pahit"

1.1K 47 2
Autorstwa maharanicit

3 bulan kemudian hubungan Ica dan Arkan sangat membaik tak jarang jika Arkan sering pamer kemesraan di kantornya yang membuat semua orang yang berada dikantor iri tapi tidak dengan Ali dan Harry yang justru geli melihat kemesraan Arkan dan Ica namun Arkan tidak menanggapi Ali dan Harry. Sepulangnya dari Honeymoon di London Ica memutuskan untuk menetap memakai hijab yang membuat Arkan kagum dan sangat setuju dengan keputusan Ica, tapi tanpa Arkan sadari sebulan setelah kepulangannya dari London, Ica merasa tidak ada yang beres dengan tubuhnya karena Ica sering kali merasakan mual yang berlebihan dan sering merasakan pusing entah apa penyebabnya tapi Ica hanya beranggapan ia hanya kecapekan dan butuh istirahat.

Selama ini diam-diam Ica menemui Satria untuk mengecek keadaannya karena Ica merasa dirinya tidak kunjung sembuh ditambah pusing dan mual yang membuat Ica tersiksa dengan keadaan tersebut dan Ica tidak memberitahu Arkan dengan alasan tidak mau membuat Arkan khawatir. Ica tau bahwa dirinya telah berdosa karena telah membohongi Arkan suaminya tempat surganya tapi apakah salah Ica menutupi semua ini untuk tidak membuat Arkan khawatir?.

"Bagaimana Sat?" tanya Ica yang tengah duduk di meja Satria.

"Lebih baik Dokter Nico yang menjelaskan karena ia lebih tau dan paham," balas Satria dengan menghela napas berat dan membuat Ica berpikir bahwa ia sedang berada kondisi yang tidak baik.

Ica menatap Dokter Nico dengan mata yang cemas dan pikiran yang sudah entah kemana, Ica berharap semoga Dokter Nico memberitahu kabar yang baik ya semoga saja.

"Begini Bu,-" ada jeda sejenak dari Dokter Nico sebelum melanjutkan penjelasannya.

Jantung Ica saat ini tengah berdebar sangat kencang dan keringat dingin yang terus mengalir di tubuhnya.

"Sebelumnya saya mengucapkan selamat kalau anda dinyatakan positif hamil,"

"Hamil?" batin Ica sambil tersenyum haru dan mengelus perutnya yang belum membesar itu.

"Tapi saat bersamaan anda tengah mengandung, satu ginjal anda tidak bisa berfungsi dengan baik seperti ginjal satunya lagi dan yang membuat saya khawatir hal ini akan berpengaruh pada anda dan calon bayi anda," jelas Dokter Nico dengan menatap Ica serius.

"Maksud Dokter?" tanya Ica bingung.

"Ginjal yang mengalami kerusakan tidak akan bisa atau sangat sulit untuk beradaptasi dengan kehamilan seperti pada umumnya dan akan mendapatkan resiko yang tinggi bagi Ibu dan calon bayi, termasuk penurunan yang sangat cepat pada fungsi ginjal sehingga hal ini akan mendapatkan resiko seperti kematian," jelas Dokter Nico dengan menghela napasnya berat.

Kematian?

Hamil?

Kerusakan ginjal?

Apakah Ica harus merasa senang atau sedih? Di satu sisi Ica merasa bahagia bahwa dirinya dinyatakan hamil tapi disisi lainnya Ica terpuruk karena itu tandanya ia tidak bisa seperti Ibu-Ibu pada umumnya yang bisa memberi Asi pada anak dan merawat anak tersebut hingga besar. Apakah sudah tidak ada keajaiban lagi untuk dirinya?

"Satu-satunya cara agar anda dan calon bayi anda bisa selamat adalah transplatasi ginjal tapi untuk saat ini pihak Rumah Sakit belum mendapatkan info tentang orang yang ingin mendonorkan ginjalnya,"

Satria menatap Ica iba mengapa hal ini terjadi pada sahabat kecilnya? Mengapa tidak orang lain saja kenapa harus Ica? Sudah cukup penderitaan Ica selama ini tapi mengapa saat dirinya tengah bahagia karena berbadan dua mendapatkan kenyataan yang sangat pahit.

"Baik terimakasih penjelasannya Dok kalau begitu saya permisi," ujar Ica dengan serak karena tangis yang tiada henti.

👀👀👀

"Mau kemana Bu?" tanya supir taksi dengan menatap Ica di kaca atas dalam taksi tersebut.

"Taman kota Pak," balas Ica.

Sepeninggalannya dari Rumah Sakit Ica memutuskan untuk tidak pulang ia ingin menenangkan pikirannya terlebih dahulu agar Arkan tidak curiga pada Ica karena pulang dengan mata sembab.

Sesampainya di Taman Kota ica duduk dekat air mancur yang kebetulan sepi dengan menatap kosong ke arah depan entah terkadang Ica mengukir senyumnya sendiri, terkadang menunduk sedih, tangan Ica dengan sendirinya mengelus perutnya yang didalamnya terdapat janin buah cinta Ica dan Arkan.

"Ica? Lo kenapa?" tanya Ali yang kebetulan ia juga sedang berada disini.

"Ali? Kok lo disini?" tanya Ica bingung.

"Gue tadi disuruh suami lo beli barang yang kurang dikantor dan kebetulan ada disekitar sini dan gue nggak sengaja liat lo lagi nunduk gitu, lo kenapa Ca?" jelas Ali.

"Gue nggak apa-apa kok," balas Ica dengan berbohong.

"Nggak apa-apa tapi kenapa mata lo merah kayak orang habis nangis?"

"Ahh ini cuman kelilipan aja kok,"

Ali tidak yakin dengan jawaban Ica, ia merasa bahwa ada sesuatu yang Ica sembunyikan tapi Ali tidak ingin terlalu mengikut campuri urusan Arkan dan Ica.

"Yaudah kalau gitu gue mau balik kantor sebelum suami lo marah karena lama, lo mau ikut?"

Ica mengangguk setuju ia sudah rindu dengan kebawelan suaminya itu.

👀👀👀

Arkan menggeram kesal karena menunggu Ali yang sejak tadi tidak kunjung balik sementara Harry yang terus mencoba menghubungi Ali tidak bisa karena Ponsel Ali tidak aktif.

"Hai Harry, Arkan dimana?" tanya Ica setelah sampai dikantor Arkan.

"Ada di dalam dia lagi kesel gara-gara lo Li," balas Harry sambil menatap Ali kesal.

"Lah kok gue?" tanya Ali bingung.

"Lagian lo lama banget beli gituan doang,"

"Yaelah lo kayak nggak tau Jakarta aja, macet cuy Jakarta terkenal macetnya,"

"Udah-udah nanti aku yang jelasin kenapa Ali lama tadi, yaudah kalau gitu aku masuk kedalam ya" Lerai Ica.

Ceklek!

Ica melihat Arkan tengah fokus dengan laptopnya sehingga tidak menyadari bahwa ada seseorang yang masuk, dengan melangkah pelan Ica menghampiri Arkan dari belakang. Saat sudah di belakang Arkan lantas Ica langsung memeluk Arkan dari belakang dengan erat. Arkan yang sempat terkejut melihat kebelakang dan ternyata Istrinya yang tengah memeluk dirinya dan menelusupkan wajahnya dileher Arkan.

"Kamu kenapa ada disini? Kok nggak bilang aku sih?" tanya Arkan sambil mengelus lembut kepala Ica yang tertutup dengan jilbab.

"Karena aku mau kasih surprise sama kamu," balas Ica.

"Terus kamu sama siapa kesini?"

"Sama Ali,"

"Ali? Kok bisa?"

"Aaa Sayang jangan bawel dulu dong nanti aku jelasin aku kangen banget tau sama kamu," rengek Ica yang semakin menelusupkan wajahnya dileher Arkan.

Arkan terkekeh gemas mendengar ucapan Ica. "Yaudah duduk sini," ujar Arkan sambil menepuk pahanya untuk menyuruh Ica duduk dipangkuannya.

Dengan senang hati Ica duduk dipangkuan Arkan dengan masih memeluk Arkan dan menyenderkan kepalnya didada bidang Arkan.

"Sayang tangan kamu siniin deh," ujar Ica dan mengambil tangan Arkan lalu menaruhnya diperut Ica.

"Didalam sini ada buah cinta kita berdua dan disini ada satu nyawa yang harus aku jaga,"

Arkan menatap Ica bingung. "Maksud kamu?" tanya Arkan bingung.

"Aku hamil Abi didalam sini ada calon anak kamu,"

"K-k-kamu hamil?" tanya Arkan tidak percaya.

Itu artinya sebentar lagi ia akan menjadi seorang Ayah? Ya Tuhan betapa bahagianya Arkan saat ini.

Ica mengangguk antusias sambil tersenyum. Ica mengeluarkan selembar kertas yang menyatakan dirinya positif hamil dan Arkan membaca surat itu sambil menatap Ica senang, haru, sedih, dan semua rasa itu bercampur menjadi satu.

"Tadi kamu manggil aku apa?"

"Abi," balas Ica tersenyum lembut.

"Berarti aku manggil kamu Umi?MasyaAllah Umi, Abi sangat bahagia hari ini," ujar Arkan sambil memeluk Ica erat.

Ica tersenyum haru andai saja Arkan tau kenyataan yang pahit apakah kebahagiaan Arkan akan hilang begitu saja? Dan inilah yang Ica takutkan jika Arkan mengetahui kenyataan pahit tersebut. Biarlah Ica yang menanggung semuanya daripada Arkan harus ikut sedih juga dan khawatir.

"Aku tidak tau kapan kenyataan pahit ini akan terbongkar dan Arkan mengetahui serta semua keluarga pada tau tapi aku harap itu tidak terjadi karena aku tidak mau kebahagiaan yang baru saja ada lenyap begitu saja karena kenyataan pahit ini"

Halo terimakasih yang sudah baca semoga suka ya!

Jangan lupa vote, komen, dan follow!

Ditunggu part selanjutnya!!!

Kamsahamnida bye bye💖😊

IG : citrani15
Tiktok : unictr
Yuk follow hihihi🤗

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

319K 19K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
566K 43.6K 29
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
635K 24.9K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
1.8M 81.8K 37
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...