Haloo aku update lagi❤️
Vote untuk hargai penulis.
jangan lupa follow akun Instagram Chichkenwink: @Luvchichkenwink
• • • • •
Episode 46 - Tahun Baru & Lembaran Baru
"Gue bakal anggap lo pacar gue, mulai sekarang."
— Ryan
• • • • •
Elga menatapi handphonenya sembari menatap nanar yang sedang di lihatnya. Fadil yang melihat perubahan ekspresi wajah Elga membuat Fadil penasaran dan langsung mendekati Elga serta mengintip layar handphone Elga.
Fadil menghela napasnya. "Kenapa lo? Sedih?"
"Kayaknya udahan aja, El, kita jangan kayak gini terus, kita harus bisa berubah dan jangan lagi ganggu kehidupan Adinda dan Reza." ceramah Fadil.
Fadil berhasil mengintip layar handphone Elga dan melihat akun sosmed Farhan, dimana di sana tampak Reza, Adinda dengan teman-temannya tengah merayakan malam tahun baruan bersama dengan candaan dan tawaan bersama. Mereka tampak terlihat bahagia dan senang.
Elga menatap Fadil sedih. "Gue pengen kayak mereka," ucap Elga.
"Berubah, El." sahut Fadil.
"Gue gak bis terus ikuti kemauan untuk berbuat jahat sama Adinda dan Reza. Gimana pun, mereka berdua gak pernah ada salah sama kita, El. Mereka berdua itu orang baik, gue tau benci sama Reza dan Adinda, lo benci sama Adinda karena lo gak bisa dapetin hati Adinda, dan lo benci sama Reza karena cuman Reza yang dapetin hati Adinda," ucap Fadil.
"Tapi, perasaan itu emang gak bisa di bohongi dan kita gak bisa memaksakan kehendak dan perasaan orang lain untuk terus mengerti sama kita. Begitu juga sama lo ke Adinda, lo gak bisa terus maksa Adinda buat terima cinta lo." sambung Fadil membuat Elga terdiam.
"Terus gue harus gimana, Dil?" tanya Elga pada Fadil.
"Berubah, lo harus minta maaf sama Adinda dan Reza atas kesalahan yang udah lo buat sama Adinda. Jangan deh, minta maaf aja sama Adinda, karena yang selama ini selalu lo ganggu itu adalah Adinda." jawab Fadil.
"Gue malu," cicit Elga.
Fadil menghela napasnya. "Masa minta maaf malu sih El? Gue temenin," balas Fadil membuat Elga tersenyum ke arahnya.
"Beneran lo?"
Fadil mengangguk. "Gimana pun, gue juga pernah ganggu Adinda. Kita sama-sama salah, El. Jadi, gue juga bakalan minta maaf sama Adinda." sahut Fadil.
"Makasih ya, Dil. Lo emang temen terbaik gue," ucap Elga terharu dan senang. Karena Fadil juga, hati Elga perlahan terbuka, Elga sadar dengan semua kesalahannya sekarang. Elga juga tidak bisa berlarut dengan sesuatu yang sama dan menyakitkan baginya. Elga harus bisa keluar dari zona itu.
-DM-
Suasana tempat Dufan kali ini sangat ramai karena hari ini adalah hari libur dan baru saja pergantian tahun. Tentu saja, banyak orang yang berjalan-jalan di hari libur tahun baruan ini. Adinda, Reza, Ryan dan Sasya pada hari ini berlibur ke Dufan yang masih satu kawasan dengan teman Taman Impian Jaya Ancol. Wahana permainan yang biasa di kunjungi orang-orang saat hari libur telah tiba.
Sebenarnya, Reza niatnya hanya ingin mengajak Adinda untuk jalan-jalan berdua saja. Namun, mengingat bahwa dia juga tidak mau membuat Ryan sedih dengan perceraian kedua orang tuanya, jadi Reza memutuskan untuk mengajak Ryan dan juga Sasya berlibur bersama.
Ryan yang berjalan di belakang Reza dan Adinda bersama dengan Sasya hanya bisa menatap julid keduanya. "Cih, pacaran mulu," cibir Ryan julid.
"Lucu ya mereka," gumam Sasya menatap seru Reza dan Adinda. Rasanya Sasya sangat ingin seperti itu.
Ryan menatap Sasya. "Lo pengen?"
Sasya mengangguk. "Mau. Tapi, ayang Ryan mana mau kayak gitu sama Sasya," sahut Sasya dengan senyuman getir.
"Itu tau."
Mendengar sahutan Ryan membuat Sasya memanyunkan bibirnya. "Huh, gak peka."
"Mendingan bang Reza. Bang Reza baik, romantis, ramah, peka. Emang ayang Ryan," cibir Sasya mulai membandingkan Reza dan Ryan. Namun, tidak sama sekali di dengar oleh Ryan dan itu membuat Sasya kesal.
Ryan menundukkan kepalanya, menatap Sasya yang terus memanyunkan bibirnya. Itu menggemaskan.
"Cil, mau naik apa lagi lo?" tanya Ryan kepada Sasya.
"Gak tau." jawab Sasya ketus.
"Harus cobain semuanya, kapan lagi ke dufan, cil. Soalnya kan kita di bayarin bang Reza," ucap Ryan dengan kekehan mengingat bahwa semua yang mereka beli, sampai tiket masuk pun, di bayarkan oleh Reza.
"Gitu doang marah, baperan banget nih bocah kecil," desis Ryan. Ryan mengambil topi yang di pakainya lalu memakaikannya pada Sasya dan merangkul pundak Sasya membuat Sasya langsung terdiam, terkejut.
Sasya mendongak menatap Ryan tidak menyangka.
"Diam. Gue lagi mau romantis, mau kayak mereka kan? Gue juga bisa kali jadi kayak bang Reza," balas Ryan tanpa menatap Sasya. Ryan merasa cemburu dengan Sasya yang membandingkan Ryan dan Reza.
"Topinya?" Sasya menatapi topi yang Ryan pakaikan pada atas kepalanya.
"Panas, pakai aja." sahut Ryan membuat Sasya tersenyum lebar.
"Kayaknya, emang harus banding-bandingin dulu ayang Ryan baru dia peka," batin Sasya.
Ryan dan Sasya mengehentikan langkahnya saat melihat Reza dan Adinda menghentikan langkah mereka. "Sya, kita naik ontang-anting yuk!" ajak Adinda sembari menunjuk ke arah permainan yang bernama ontang-anting itu.
Sasya menepis tangan Ryan dari pundaknya dan berjalan menggandeng Adinda. "Boleh."
"Aku ke sana ya, sama Sasya," ucap Adinda kepada Reza yang hanya mengangguk-anggukan kepalanya.
Lalu, Adinda dan Sasya berjalan pergi dari sana meninggalkan Reza dan Ryan berdua.
"Lo tadi merangkul, Sasya, jadian lo?" tanya Reza penasaran.
"Mata lo jadian," cerca Ryan.
"Sasya cantik, apa kurangnya sih?" Reza menatap Ryan aneh.
"Dia idiot," jawab Ryan asal.
Reza tertawa kencang mendengar jawaban Ryan yang tidak masuk akal itu. "Kalau dia idiot, lo gak mungkin mau merangkul dia," timpal Reza.
"Lo harusnya lihat dong perjuangan Sasya, dia itu tulus beneran sama lo, Ryan. Kenapa sih, kayaknya lo susah banget buka hati buat cewek cantik dan polos kayak dia?"
"Bodo amat ah, mending cari tukang minuman gitu bang, gue haus," ajak Ryan kemudian keduanya berjalan mencari tukang minuman di sana.
-DM-
Di satu sisi, Adinda dan Sasya, keduanya asyik bermain berbagai macam wahana permainan yang ada di Dufan. Setelah bermain ontang-anting. Adinda dan Sasya mencoba bermain bombom card.
"Huh, Asik banget." senang Sasya.
Adinda tersenyum melihat Sasya senang. Setelah sudah mencoba beberapa permainan yang ada di Dufan, Adinda dan Sasya berjalan mencari Reza dan Ryan.
Melihat Reza yang tengah tersenyum ke arahnya, Adinda langsung berlari menghampiri Reza. "Seru?" tanya Reza sembari mengelus-elus rambut Adinda.
"Seru banget! Iya kan, Sya?"
Sasya mengangguk. "Iya, seru banget."
"Minum dulu nih," Ryan memberikan sebotol air minum kepada Sasya. Sasya tersenyum manis ke arah Ryan. Walaupun sederhana, Sasya bahagia.
"Nih kamu juga minum," Reza memberikan Adinda air minum dan keduanya meminum air yang di berikan oleh Reza dan Ryan untuk mereka.
"Habis ini, mau main apa lagi?" tanya Reza.
"Kalian belum main juga kan?" tanya Adinda balik menatap Reza dan Ryan bergantian.
Reza dan Ryan menggelengkan kepalanya secara bersamaan. "Sasya mau nyobain arung jeram, enak apa enggak ya?" gumam Sasya berpikir.
Adinda mengangguk setuju. "Betul. Ayo, kita main itu!" ajak Adinda.
Adinda menarik tangan Reza mencari wahana arung jeram.
"Ayo ayang Ryan," ajak Sasya namun, Ryan malah menggelengkan kepalanya.
"Gak mau, pusing. Lo aja sana sama Kak Adinda, bang Reza. Gue nungguin di luar," tolak Ryan.
"Pokoknya, ayang Ryan harus ikut!" seru Sasya kekeh sembari menarik tangan Ryan yang sudah pasrah untuk menyusul Reza dan Adinda.
Keempatnya sudah duduk di tempat duduk berbentuk lingkaran di mana permainan arung jeram akan di mulai.
"Sialan, pusing gue anjir," umpat Ryan merasa pusing saat di putar-putar.
Sasya menggenggam tangan Ryan membuat Ryan menoleh ke arahnya. "Merem! Biar gak pusing!" seru Sasya.
Ryan menurut. Laki-laki itu langsung memejamkan matanya. Dan benar saja, rasa pusing itu sedikit menghilang dari kepala Ryan. Dan selama permainan arung jeram berputar-putar Reza, Adinda dan Sasya berteriak berbeda dengan Ryan yang terus memejamkan matanya takut.
-DM-
"Jangan berisik!" omel Ryan kesal saat terus di ledek oleh Sasya karena selama permainan arung jeram di mulai, seperti nyalinya Ryan langsung menciut.
"Janji gak merem?" ledek Sasya dengan wajah meledek dan tertawa terbahak-bahak.
"Takut apa gimana tadi Ryan?" tanya Adinda yang ikutan meledek Ryan. Sedangkan Ryan, dia hanya diam sembari menatap kedua perempuan itu dengan tatapan yang julid.
Sampai pada, wahana terakhir yang sepertinya mereka taiki, yaitu wahana biang lala. Mereka berempat sengaja memilih wahana terakhir yang mereka taiki adalah biang lala karena waktu sudah sore dan senja pun mulai terlihat. Jika di lihat dari atas biang lala, pemandangan mungkin akan lebih bagus.
Reza terduduk di hadapan Adinda yang fokus memandangi pemandangan di luar biang Lala dengan tatapan kagum menatap kecantikan gadis itu. Sungguh, kapan Reza bisa benar-benar mendapatkan cinta Adinda kembali?
"Gemes banget gue, gue bawa kabur ke KUA juga lo," gerutu Reza dalam hati sembari tersenyum manis menatapi Adinda.
"MasyaAllah dan Alhamdulillah, doa di sepertiga malam aku kayaknya gak meleset," ucap Reza membuat Adinda langsung menoleh ke arahnya.
"Hah?"
Reza tersenyum lalu menggeleng. "Gak apa-apa,"
"Aneh banget ih," cibir Adinda membuat Reza tertawa sedangkan Adinda hanya bisa menatap kesal Reza dengan sikap tidak kelasnya itu.
Di balik kebucinan Reza dan Adinda, ada Ryan dan Sasya yang malah nampak canggung, keduanya saling terdiam. Sasya lebih memilih untuk melihat pemandangan dari bawah sana dari pada harus melihat Ryan.
Ryan menatapi Sasya dengan tatapan yang dalam. Ucapan Reza tadi memang ada benarnya. Kenapa Ryan tidak membuka hatinya untuk Sasya? Jika di lihat memang perjuangan Sasya itu lumayan lama untuk membuat hati Ryan luluh.
"Sya," panggil Ryan dengan wajah yang serius.
Sasya menengok ke arah Ryan. "Kenapa?"
"Lo emangnya sayang banget sama gue?" tanya Ryan.
Sasya menghela napasnya "Kalau Sasya gak sayang, Sasya gak akan ada di sisi ayang Ryan sampai sekarang." jawab Sasya dengan senyuman polosnya.
"Kenapa? Ayang Ryan masih gak yakin sama perasaan Sasya ya?" Sasya menatap grogi Ryan saat di tatapan dalam begitu oleh Ryan.
Ryan diam. Dia malah menatap Sasya, di tatap intens oleh Ryan membuat Sasya takut.
"Ayang Ryan kenapa? jangan natap Sasya gitu, sasya takut," cicit Sasya.
"Gue bakal buka hati buat lo."
mendengar ucapan yang sudah Sasya tunggu-tunggu membuat Sasya langsung diam dan menatap Ryan dengan mata yang berbinar. Akhirnya kalimat yang Sasya tunggu, keluar dari mulut Ryan dengan tatapan yang tulus.
Sasya menatap Ryan aneh. "Ryan gapapa, kan? Gak lagi kesambet?" tanya Sasya sembari menempelkan telapak tangannya dengan jidat Ryan.
"Ini hari pertama lembaran baru buat gue, Sya. Lo gak capek emang kerja gue terus gitu?"
Sasya menggeleng. "Enggak,"
"Ya udah, dari pada lo capek-capek mending sekarang-" Ryan menggantung ucapannya membuat Sasya menatapnya dengan mata yang menyipit.
"Gue bakal anggap lo pacar gue, mulai sekarang."
Tbc
SIAPA YANG MENUNGGU PAK DOSEN DAN ADINDA MENIKAH???? CUNGG!!
vote dan koment ya, hargai penulis luv!
kalau cerita ini seru, jangan lupa rekomendasiin cerita ini ke temen-temen kalian dan akun sosmed kalian, terimakasih😻❤️