DOSENKU MANTANKU [SUDAH TERBI...

By Chichkenwink

2M 123K 4K

APA LIAT-LIAT? SINI MAMPIR! [π…πŽπ‹π‹πŽπ– 𝐃𝐔𝐋𝐔 π’π„ππ„π‹π”πŒ 𝐁𝐀𝐂𝐀!] [ NOTE. SEBAGIAN PART DI HAPUS U... More

Episode 01 - Dunia Yang Sempit
Episode 02 - Jalur Langit
Episode 03 - Maaf Dan Penyesalan
Episode 04 - Bocil Keramat
Episode 05 - Semua Butuh Proses
Episode 06 - Dukungan Anggita Untuk Reza
Episode 07 - Malam Minggu Pertama
Episode 08 - Inncer Child
Episode 09 - Libur Tahunan Kampus
Episode 10 - Bogor Dan Kamu
Episode 11 - Perihal Sisca Datang Bulan
Episode 12 - Dua Tuhan dan Satu perasaan
Episode 13 - Semakin Curiga
Episode 14. Pengakuan Adinda
Episode 15 - Datang Kembali
Episode 16 - Hari Tanpa Jokes
Episode 17 - Reza Vs Elga
Episode 18 - Flashback
Episode 19 - Nugas Bareng
Episode 20 - Cemburu Dan Egois
Episode 21 - BTS Meal
Episode 22 - Jamal Dan Shinta
Episode 23 - Perihal Gofood
Episode 24 - Berantakan
Episode 25 - Mira Dan Gio Pacaran?
Episode 26 - Pendengar Yang Baik
Episode 27 - Bertemu Bunda
Episode 28 - Jangan Harap
Episode 29 - Perihal Proposal
Episode 30 - Pengakuan Eghi
Episode 31 - Perayaan 17 Agustus
Episode 32 - Perselisihan Dua Saudara Tiri
Episode 33 - Zenia
Episode 34 - Lagi
Episode 35 - Sasya Vs Zenia
Episode 36 - Penyelamat
Episode 37 - Sakit
Episode 38 - Menjenguk Adinda
Episode 39 - Sisi Lain Ryan
Episode 40
Episode 41 - Mimpi
Episode 42 - Resmi Bercerai
Episode 43 - Kejelasan Hubungan
Episode 45 - Tahun Baru & Lembaran Baru
Episode 46 - Jadi, Kita Ini Apa?
Episode 47 - Resah
Episode 48 - Permintaan Maaf Elga & Penjelasan Zenia
Episode 49 - Baikan
Episode 50 - Sah
DOSENKU MANTANKU, OTW TERBIT!!!
PAKET DOSENKU MANTANKU πŸ”₯
spoiler isi novelπŸ™ˆ

Episode 44 - Happy New Year!

19K 1.8K 43
By Chichkenwink

Budayakan vote sebelum membaca, hargai penulis!

BTW BTW KALIAN DAPET CERITA INI REKOMENDASI DARI MANA NIH? SPILL DONG😩

yuk koment!

• • • • •


E

pisode 44 - Happy new year!

Selamat tahun baru, terimakasih tuhan telah mempertemukan kita kembali, semoga hubungan ini terus membaik dan berjalan lancar sampai ke jenjang serius ya!

— Reza, Adinda

• • • • •

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Langit yang terlihat gelap itu benar-benar sangat indah sekarang, dengan beberapa petasan yang menyala dan meletus di atas langit. Di kompleks Reza pada malam ini, banyak sekali tetangganya yang berlalu-lalang dan ramai anak-anak kecil yang keluar pada malam ini.

Resti tersenyum senang melihat keramaian di rumahnya pada malam pergantian tahun ini, teman-teman dari Reza dan Ryan banyak berdatangan ke rumahnya pada malam ini. Rasa sedihnya hilang, saat sudah di tempat keramaian seperti ini.

"Assalamualaikum, bunda," Adinda yang baru datang itu tersenyum manis ke arah Resti dan bersalaman kepada Resti diikuti oleh kedua temannya, Shinta dan Sisca yang datang ke sana untuk menemani Adinda.

"Waalaikumsallam, akhirnya kamu datang sayang. Wah, temannya Adinda cantik-cantik ya," puji Resti menatapi Shinta dan Sisca.

"Adinda datang sama temen Adinda, bun. Adinda malu kalau harus sendirian di sini, jadi Adinda ajak mereka," jawab Adinda dengan wajah tak enak.

"Justru, lebih ramai lebih asyik!" seru Resti membuat semuanya tertawa.

"Iya, bun. Kenalin, ini Shinta dan Sisca mereka teman dekat Adinda," ucap Adinda memperkenalkan ke dua temannya. Ke mana Mira? Mira malam itu tidak bisa ikut karena dia akan menghabiskan malam pergantian tahun itu bersama dengan Gio.

Shinta dan Sisca bersalaman kepada Resti. "Halo tante!" sapa mereka berdua dengan senyuman lebar.

Resti tersenyum. "Halo juga, selain Adinda yang cantik, ternyata teman-temannya juga cantik ya," puji Resti.

"Tante juga cantik banget, pantes ya anaknya ganteng-ganteng," puji Shinta.

Namun, senyuman Adinda luntur saat melihat kedatangan seorang perempuan dengan dress selutut namun ketat yang berjalan menghampiri mereka.

"Halo tante, maaf ya Zenia datang telat," ucap Zenia sembari bersalaman kepada Resti.

Mendengar itu, Adinda langsung terdiam. "Jadi ini Zenia temannya Reza?" batin Adinda.

"Iya gak apa-apa sayang. Owh iya, Zenia kenalin ini Adinda dan Adinda, kenalin ini Zenia. Adinda juga datang ke sini bersama dengan teman-temannya," tutur Resti memperkenalkan keempat gadis itu.

Zenia bersalaman kepada Adinda, Shinta dan Sisca. "Halo, gue Zenia," sapa Zenia sedangkan Adinda, Shinta dan Sisca hanya bisa tersenyum.

"Owh, jadi ini Adinda ceweknya Reza ya, tan?" tanya Zenia sembari melirik ke arah Adinda.

"Iya benar, ini Adinda ceweknya Reza," jawab Resti membuat Shinta dan Sisca terkesima mendengar itu sedangkan Adinda hanya bisa tersenyum malu-malu.

"Cantik ya," puji Zenia. Walaupun mulut perempuan itu memuji, tapi, tatapannya tak bisa berbohong. Zenia menatap Adinda remeh.

"Ya sudah, sini duduk, kita ngobrol-ngobrol," ajak Resti menyuruh keempat gadis itu untuk duduk di sana dan mengobrol bersama dengannya.

-DM-

Sasya tersenyum lebar menatapi ramainya orang di rumah Reza, dia benar-benar suka keramaian. Sasya menatapi teman-teman Reza yang tengah mengipasi sate dengan tatapan kagum dengan ketampanan dan wajah manis mereka.

Tata tersenyum ke arah Sasya. "Sini," panggil Tata sembari melambaikan tangannya ke arah Sasya.

Namun, tiba-tiba saja, Ryan menarik tangan Sasya agar menjauh dari teman-teman Reza. "Sama gue aja," ucap Ryan merasa tidak senang melihat Fanji yang menyuruh Sasya untuk berdiri di sampingnya.

Sasya menatap Ryan aneh. "Mau sama bang Fanji! dia ganteng, di lihat-lihat, gantengan dia dari pada ayang Ryan," gumam Sasya.

"Bodo. Pokoknya jangan jauh-jauh dari gue," ucap Ryan yang langsung menggandeng tangan Sasya dan pergi dari sana. Sasya yang mendapatkan perlakuan seperti itu tentu saja tersenyum senang. Rasanya Sasya ingin berteriak dan juga meloncat setinggi mungkin.

-DM-

Di tengah-tengah banyaknya yang sibuk ini-itu sedangkan Reza dan Adinda asyik mengobrol berdua sembari terduduk di gazebo rumah Reza.

"Tadi di omelin dulu gak sebelum ke rumah aku?" tanya Reza.

Adinda menggeleng seraya tersenyum. "Alhamdulilah enggak, soalnya tadi kan aku di samper sama Shinta dan Sisca," jawab Adinda.

"Aku senang bisa malam tahun baruan sama kamu," ucap Reza dengan senyuman manis seraya menepuk-nepuk pucuk rambut Adinda.

"Enak bet ya lo berdua pacaran. Yang lain pada ngipasin ikan nyampe bau badan dan keringatan, lo berdua malah asyik-asyik di sini," gerutu Harris julid.

"Mana ada pacaran," elak Reza.

"Halah sia malih," timpal Fanji menatap sebal Reza yang mencoba mengelak itu.

"Bantu nih kipasin! Jangan bucin lo!" seru Harris sembari menjewer telinga Reza. Sedangkan Doni dan Tata tampak hanya bisa diam dan tertawa-tawa saja melihat tingkah konyol teman-temannya.

Reza menepis tangan Harris dari telinganya. "Sakit, Ris! Ya Allah, entar juga gue nyusul anjir, ganggu lo," ucap Reza menatap sebal teman-temannya yang sepertinya tak memberikan Reza celah modus untuk Adinda.

"Cepetan sini lo, bantuin," ujar Farhan.

"Iya, iya. Aku sama temen-teman dulu ya kamu di sana aja, di sini bau asep," ujar Reza sembari tersenyum manis ke arah Adinda sedangkan Adinda hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

Adinda juga langsung berjalan menghampiri Resti, Shinta dan Sisca yang sedang mengobrol sembari mengoles-olesi jagung dengan BBQ.

"Nih, bukannya bantuin malah bucin," gerutu Shinta.

Adinda menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan hanya bisa tersenyum malu ke arah Shinta, Sisca dan Resti. Resti menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kamu mau ikut ngolesi?"

"Iya, bun,"

"Ya sudah ini olesi ya, bunda mau ke dalam. Mau buatkan kalian minuman," ucap Resti sembari menyerahkan kuas itu kepada Adinda.

"Mau aku bantuin, bun?" tawar Adinda.

Resti menggelengkan kepalanya. "Gak usah, Kamu bantu saja teman-temanmu," tolak Resti dengan senyuman lalu berjalan memasuki rumahnya.

"Din, lo beruntung kalau nanti nikah sama pak Reza. Tante Resti baik banget," ucap Shinta.

Shinta mengangguk setuju. "Bener, dia kayaknya lembut gitu ya, terus penyayang gitu," sahut Shinta.

"Tante Resti emang lembut, baik dan penyayang. Makannya Sasya suka banget main ke sini," ucap Sasya yang tiba-tiba nimbrung. Sasya duduk di sebelah Adinda lalu ikut membantu mengolesi jagung.

"Kakak ini cantik-cantik deh, namanya siapa?" tanya Sasya menatapi Shinta dan Sisca.

"Nama aku Shinta,"

"Aku Sisca," Shinta dan Sisca tersenyum manis ke arah Sasya yang juga tersenyum ke arah mereka.

"Owh, kamu ini pacar, Ryan ya?" tebak Shinta.

Sasya mengangguk. "Iya, udah lama," jawab Sasya ngasal.

"Keren banget," puji Shinta mengacungkan jempolnya ke arah Sasya, di balas acungan jempol juga oleh Sasya.

"Kakak tau gak sih, Sasya tuh gak suka banget sama Zenia. Dia lebay, suka ke sini mulu main. Terus yang bikin keselnya, dia nempel mulu sama bang Reza," adu Sasya pada Adinda.

Adinda membulatkan matanya sedikit. "Hah? Jadi dia sering main ke sini?"

"Iya, kayaknya bukan niat silahturahmi sama bunda, dia mah niatnya mau modus doang," Sasya melirik Zenia yang sedang bersama Reza dan teman-temannya julid.

Shinta menepuk pundak Adinda. "Emang yang tadi itu siapa pak Reza?" tanya Shinta.

"Itu Zenia, dia sahabat kecil Reza, tapi ya gitu ...." jawab Adinda menggantung ucapannya.

"Lo gak cemburu?" tanya Sisca sembari melirik ke arah Zenia dan Reza yang tengah mengobrol.

"Enggak, gue juga bukan siapa-siapa pak Reza," jawab Adinda.

"Silahkan, di minum," Resti datang dengan poci berisikan es dingin yang dia buatkan untuk Adinda, Shinta, Sisca dan juga Sasya yang duduk bersama di sana.

"Bun, Adinda mau nanya boleh gak?"

Resti mengangguk. "Boleh dong sayang,"

"Reza sama Zenia itu, kayaknya udah kenal lama banget ya, bun?" tanya Adinda.

"Iya. Mereka berdua itu berteman sejak kecil. Mereka berteman akrab dari SD sampai SMP. Tapi pas SMA, mereka pisah karena Zenia pindah keluar kota ikut sama orang tuanya sedangkan Reza menetap di jakarta dan setau bunda, Zenia itu sahabat perempuan Reza satu-satunya." cerita Resti. "Singkatnya cerita mereka begitu,"

Adinda mengangguk-anggukan kepalanya walaupun dalam hati merasa khawatir dan takut, takut kalau Reza sebenarnya menyimpan perasaan kepada Zenia yang sudah lama di kenalnya.

Resti menepuk pundak Adinda. "Tenang, walaupun Zenia sudah kenal lama dengan Reza tapi, tetap kamu yang menang di hati Reza. Karena, kamu perempuan pertama yang bisa membuat hati beku Reza cair. Kayaknya cinta pertama Reza, juga kamu," ucap Resti membuat Shinta, Sisca dan Sasya tersenyum ke arah Adinda.

"Yang bener, bun?"

Resti mengangguk. "Bunda emang kelihatan bercanda ya?"

Adinda menggeleng. "Enggak sih, tapi enggak mungkin bun. Bisa jadi Zenia, atau perempuan lain," sahut Adinda.

"Enggak, perasaan Reza ke Zenia cuman sebatas teman kok, percaya deh sama bunda." tegas Resti berusaha meyakinkan Adinda.

Adinda mengangguk. "Aku percaya kok, bun,"

-DM-

Zenia memperhatikan Reza dengan tatapan yang kagum melihat Reza yang berkeringat dengan rambut yang basah. Terlihat sangat tampan dan keren.

"Jadi itu Adinda," ucap Zenia.

Reza menoleh ke arah Zenia dan tersenyum. "Iya, cantik kan?"

"Iya cantik." Zenia tersenyum kecut seraya mengangguk-anggukan kepalanya membuat Reza terkekeh.

Harris menyenggol bahu Fanji. "Dih najis, centil banget liat dia. Kan di sini ada Adinda padahal," bisik Harris mulai julid.

Fanji mengangguk dan ikut memasang ekspresi wajah julid. "Iya dih, yang cewek pada di sana, dia malah ke sini," sahut Fanji.

"Biasa, caper." ucap Farhan yang tiba-tiba saja nimbrung.

"Gue kira dia gak begitu," Farhan menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Zenia yang terus menatap Reza dengan tatapan kagumnya.

"Baru tau lo? Emang genit dia. Buktinya ada Adinda aja berani banget begini, padahal dia tau kalau Adinda cewek Reza," julid Harris.

"Gangguin, Ris." Titah Alek dengan tawaan.

"Ayo, Ris," dukung Doni sembari mendorong-dorong Harris. Sedangkan Tata si kalem hanya bisa tertawa.

"Gak dulu."

"Ze, lo mending sama yang cewek sana, di sini kan cowok mulu terus banyak asap, nanti baju lo bau asap!" seru Reza merasa tak enak saat melihat Adinda yang sedang memperhatikan Reza dan Zenia.

Zenia menggelengkan kepalanya. "Gak mau, mau di sini aja. Kalau gue gabung sama yang cewek, nanti dicuekin, malas ah," tolak Zenia.

"Apa lagi Adinda, jutek banget, Za," adu Zenia.

"Enggak mungkin," tak percaya Reza.

"Jelas lah pea elo di jutekin, soalnya lo genit sih," cerocos Fanji mulai julid.

Zenia menatap sinis Fanji. "Apaan sih, gue genit juga sama sahabat gue sendiri kok. Orang-orang pada rempong banget deh," timpal Zenia.

-DM-

Shinta berjalan menghampiri Ryan dan teman-temannya, di sana juga ada Doni dan Tata yang ikut manggang membantu Ryan dan teman-temannya. Hari Shinta berdebar-debar melihat ketampanan seorang Tata yang membuatnya tertarik pada pandangan pertama.

"Kak, ini jagungnya," ucap Shinta seraya menyerahkan dua puluh lima jagung kepada Tata. Modus dikit gak ngaruh.

Tata tersenyum lalu mengambil jagung itu dari tangan Shinta. "Makasih." Tata melirik Shinta sekilas lalu membuang pandangannya ke arah lain.

Shinta yang mendengar suara Tata tentu saja langsung tersenyum sumringah. Shinta menganggukkan. "Sama-sama kak," balas Shinta. Shinta lalu berjalan pergi dari sana sedangkan Ryan hanya melirik aneh Shinta yang terlihat bersikap aneh itu setelah melihat senyuman Tata.

-DM-


"Udah jadi?" tanya Adinda yang berdiri di sebelah Reza membuat Reza dan Zenia kompak menoleh ke arah Adinda.

Reza tersenyum ke arah Adinda. "Sebentar lagi. Duduk dulu gih, di sini bau asap," ujar Reza.

"Bau asap apa takut keganggu?" tanya Adinda yang sudah mulai panas sendiri melihat ekspresi wajah Zenia yang menyebalkan dan menantangnya itu.

Mendengar itu, gerakan tangan Reza yang awalnya asyik mengipas langsung berhenti. "Takut keganggu gimana?"

"Iya, kamu lagi asyik ngobrol sama temen kamu makannya nyuruh aku pergi dari sini," balas Adinda.

"Ngomong apa kamu barusan?" tanya Reza menatap Adinda tak senang.

"Kamu seru banget sama temen kamu,"

"Seru gimana? Aku dari tadi keringatan begini," aneh Reza dengan Adinda yang tiba-tiba bersikap seperti itu.

"Kamu kenapa?" tanya Reza heran. Reza menunduk menatap Adinda sedangkan Adinda hanya menggelengkan kepalanya.

"Makannya jangan asal bicara!" seru Zenia yang tiba-tiba saja nimbrung.

"Maksud lo, lo bilang Reza takut keganggu itu, takut Reza keganggu lagi sama gue gitu?" tanya Zenia. "Lo cemburu?" Zenia menatap remeh Adinda.

"Gak cemburu sih, aku juga bukan siapa-siapanya Reza," jawab Adinda.

"Lah bukan pacarnya lo?" Adinda mengangguk polos.

Zenia tertawa. "Bukan siapa-siapa tapi cemburuan. Sadar diri dong," maki Zenia.

"Kamu yang seharusnya sadar diri, di sini kan banyak cowok, kenapa malah terus di sini? Mau cari perhatian mereka, iya?" tanya Adinda mulai tidak mau kalah dengan Zenia.

"Maksud lo gue genit gitu?!" tanya Zenia nyolot.

"Aku gak bilang kamu genit, tapi kalau kamu sadar sih, ya bagus!" lantang Adinda.

"Pergi, Ze," ujar Reza menatap datar Zenia.

Zenia menggelengkan kepalanya. "Gak mau! Dia aja yang pergi mah, jangan gue," rengek Zenia.

"Lanjut manggang." perintah Reza kepada teman-temannya. Reza kemudian menarik tangan Adinda pergi dari sana meninggalkan Zenia dan teman-temannya.

"Untung kita di sini ya, Ta," ucap Doni.

"Iya, gak kena drama kita jadinya, sahut Tata dengan kekehan.

-DM-

Reza membawa Adinda masuk ke dalam rumahnya dan duduk di atas sofa untuk di ajak bicara. "Kenapa kamu kayak begitu tadi?" tanya Reza menatap Adinda tak suka.

Adinda menatap Reza dengan mata yang berkaca-kaca. Dia malu dan juga sebenarnya cemburu. "Apa boleh aku cemburu?" balas Adinda dengan polosnya.

Mendengar itu, Reza langsung tertawa terbahak-bahak. "Ngomong apa barusan? Cemburu?" kaget Reza masih tidak menyangka dengan ucapan Adinda.

Adinda mengangguk. "Iya, cemburu, walaupun aku bukan siapa-siapa kamu,"

Reza rasanya sangat ingin memeluk Adinda. Tapi, dia harus tau batasan dan tidak boleh menyentuh Adinda sembarangan tanpa izin gadis itu.

Adinda memanyunkan bibirnya melihat Reza yang tertawa terbahak-bahak begitu. "Kamu cemburu sama Zenia?" tanya Reza masih tidak menyangka.

"Kamu kelihatannya asyik banget sama dia, aku dicuekin gitu aja,"

Reza mencubit pipi Adinda gemas. Huh, rasanya Reza ingin melakukan lebih dari itu namun sadar posisinya sekarang itu apa. "Maaf ya, aku gak bermaksud cuekin kamu. Tapi janji, kalau marah atau cemburu, gak boleh kayak gitu lagi, ya?" ujar Reza.

Adinda mengangguk lalu tersenyum. "Iya, janji."

-DM-

Tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul sebelas lewat lima puluh lima malam. Selesai makan bersama, semuanya berkumpul di depan rumah Reza dengan perasan yang mereka pegang untuk dinyalakan saat nanti jam dua belas tepat pergantian tahun.

"Pegang yang bener, Ryan. Entar, hitung menit dulu," ucap Doni.

"Oke-oke udah mau deket jam dua belas. Kita hitung ya," ujar Farhan. 

"LIMA, EMPAT, TIGA, DUA, SATU!"

Dan bertepatan pada jam 12.00 WIB malam. Banyak sekali petasan kembang api terbang dan meletus di atas langit membentuk gambar bunga megar dengan warna yang menyala terang.

Reza menoleh ke arah Adinda yang mendongakkan kepalanya sembari menatapi kembang api yang meletus di atas langit itu. Reza senang dan sangat bersyukur bisa bermalam tahun baruan bersama dengan Adinda, pujaan hatinya.

"Selamat tahun baru, semoga hubungan kita terus membaik dan berjalan lancar sampai ke jenjang serius ya, Din," ucap Reza kepada Adinda yang berdiri di sampingnya.

Adinda yang mendengar itu langsung menoleh ke arah Reza dan menganggukkan kepalanya. "Iya, aamiin."

Dan, malam itu adalah malam terindah Reza dari malam-malam sebelumnya bersama Adinda. Senyuman lebar terus merekah pada wajah Reza dan Adinda. Tah henti-hentinya Reza melirik Adinda yang terlihat sangat senang dan puas malam itu. Keduanya benar-benar menikmati malam tahun baru ini sampai tidak sadar bahwa Zenia diam-diam menatap sinis mereka berdua.


Tbc

vote untuk hargai penulis dan spam koment untuk next episode luvvie❤️

Continue Reading

You'll Also Like

46.8K 2.6K 72
Jata benar-benar kehilangan kesabaran. Setelah enam bulan menikah, Puput tetap perawan. Tentu saja, harga dirinya sebagai lelaki jatuh bagai keset ka...
15.6K 1.1K 46
Jangan lupa follow ya Berikan juga dukungan kalian untuk cerita ini dengan cara vote+komennya Hilda Permata Cahaya Makarim salah seorang murid dari...
139K 11.5K 37
Landers University, salah satu kampus ternama di California, Amerika Serikat. Tentu saja di setiap kampus memiliki beberapa mahasiswa dan mahasiswi f...
2.2M 183K 38
Menjadi mahasiswi kupu-kupu atau kuliah pulang-kuliah pulang adalah rutinitas Bela Alisha Restupati. Tidak tertarik dengan organisasi apapun dan lebi...