Pandangan Seonghwa

By yunminbabel

36.1K 5.3K 484

Pandangan Park Seonghwa teruntuk calon suaminya di masa depan, Kim Hongjoong Warn BL M-preg πŸ”ž under 18? keep... More

Pandangan Seonghwa 1
Pandangan Seonghwa 2
Pandangan Seonghwa 3
Pandangan Seonghwa 4
Pandangan Seonghwa 5
Pandangan Seonghwa 6
Pandangan Seonghwa 7
Pandangan Seonghwa 8
Pandangan Seonghwa 9
Pandangan Seonghwa 10
Pandangan Seonghwa 11
Pandangan Seonghwa 12
Pandangan Seonghwa 13
Pandangan Seonghwa 14
Pandangan Seonghwa 15
Pandangan Seonghwa 16
Pandangan Seonghwa 17
Pandangan Seonghwa 18
Pandangan Seonghwa 19
Pandangan Seonghwa 20
Pandangan Seonghwa 21
Pandangan Seonghwa 22
Pandangan Seonghwa 23
Pandangan Seonghwa 24
Pandangan Seonghwa 25
Pandangan Seonghwa 26
Pandangan Seonghwa 27
Pandangan Seonghwa 28
Pandangan Seonghwa 29
Pandangan Seonghwa 31
Pandangan Seonghwa 32
Pandangan Seonghwa 33
Pandangan Seonghwa 34 πŸ”ž
Pandangan Seonghwa 35
Pandangan Seonghwa 36 πŸ”ž
Pandangan Seonghwa 37
Pandangan Seonghwa 38

Pandangan Seonghwa 30

388 78 0
By yunminbabel

Pandangan Seonghwa
.
.
.
.
.
.

"Lihat siapa yang datang. Welcome home anak pinter."

Hongjoong tersenyum remeh. Sambutan dari kakaknya ia hirau. Disini, dikediamannya yang dingin. Kediaman keluarga tepatnya. Ia habiskan 15 tahun hidup dan kembangnya lalu hilang tanpa jejak.

"Kapan kalian sadar? Jangan urusi urusan gua!"

"Maksud lo apa?"

"Lihat si anjing ini pura-pura lupa sama kejadian 3 tahun lalu. Lo ngancem Yunho lagi? Gua udah bilang bukan Yunho, ibu meninggal bukan karena dia kak! Yunho bukan masa lalu gua! Dan soal kematian ibu, itu semua udah takdir."

Raut wajah orang di sebrangnya mengeras. Tangannya terkepal.
"Oh si cupu itu bilang ke lo? Gua gak mau urusin urusan lo. Tapi lo harus sadar aja Joong."

"Itu kalian. Ibu sekarang udah tenang kak. Please kapan kalian sadarnya?"

"Enggak sesimple itu. Ibu meninggal bukan semata-mata karena takdir. Oke ya takdir tapi ada faktor lainnya Joong. Orang di masa lalu lo ikut adil dalam semua ini."

Hongjoong menggeleng keras. "Tapi bukan Yunho orangnya. Dia bukan anak yang berusaha deketin gua kak bukan dia."

"Itu dia. Anak bungsu dari keluarga Park."

"Yunho. Jung bukan Park."

Kakaknya menjauh, tinggalkan Hongjoong sendiri disana tak lama bawakan satu berkas tebal. Dilempar begitu saja hingga sedikit lukai wajah rupawannya.

"Lo boleh gak percaya sama gua. Tapi setelah lo liat ini. Lo pasti tau siapa yang sebabin ibu meninggal."

"Itu takdir! Ya gua tau. Bisa aja bukan Yunho. Tapi anak kecil kesayangan lo itu dia. Dia orangnya."

Hongjoong membanting berkas itu hingga timbulkan gaduh. "Gua gak butuh berkas itu. Gua gak percaya sama orang licik macem lo!"

"Oke, kalau lo udah selesai lo bisa pergi. Banyak yang harus gua urus termasuk ayah yang lagi sakit. Oh ya ayah minta lo balik pimpin anak perusahaan yang ada lo kerja di dalemnya. Tunjukin lo sebenernya Joong. Hidup ini bukan cuma lo."

Kakaknya mendekati Hongjoong, ia bawa kembali berkas tebal itu lalu digenggamkan pada Hongjoong. "Ini bukan soal lo. Stop jadi kekanakan. Ayah lagi kritis dan setelah bertahun-tahun lo datang dengan hal konyol. Satu fakta. Ayah sayang lo, ayah begini karena terlalu sayang lo."

"Tapi lo gak sayang dia. Gua juga." Lanjutnya.

Hongjoong tak dapat berkata-kata, sang kakak sudah pamit dari hadapannya. Kini tinggal hening dan dingin. Diusapnya permukaan yang sudah agak usang. Ini bukan sekedar berkas berisikan dokumen rahasia. Ini hanya sebuah diary tua milik mendiang ibunya. Jelas rahasia dalam artian pribadi.

Hongjoong meneteskan air matanya. Kematian sang ibu ini bukan hanya takdir. Betul apa yang kakaknya katakan.

Ini semua tentang pengkhianatan. Ada ayah juga yang masuk. Semua rumit. Sangat rumit.

Gelang rapuh yang harusnya tak biarkan ditunjukan pun ia gunakan. Tak begitu rapuh, Hongjoong ganti tali tua itu dengan yang baru tapi yang lama tak dibuang, itu diikatkan di sisian tali tepat di dekat inisial namanya.

"Apa gua terlalu melangkah jauh? Apa gua harus balik. Tapi itu sakit banget."

.

Tepat pukul 3 sore, San berpamitan. Ada ayah dan bunda, tersenyum hangat sambut dengan baik. Tapi sayang San tak bisa lama-lama selain memang Seonghwa yang ada urusan tuk temui temannya.

"Iya tante-om San harus pulang. Gak bisa lama-lama berkunjung. Tapi San janji kalau luang sering main kesini."

"Ish panggil ayah sama bunda ya San. Seonghwa ini jarang banget bawa temennya kesini kecuali Wooyoung. Sering-sering main aja kesini nak."

"Hehe baik ayah, bunda. San pamit dulu ya. Assalamu'alaikum."

"Iya nak walaikumsalam, hati-hati dijalan ya."

"Iya bunda."

Mereka bertiga. Ayah, bunda, dan Seonghwa antarkan kepergian San diambang pintu rumah. Seonghwa ikut turun sampai perkarangan. Ayah bunda cukup sampai teras saja. Sampai hilang dari pandangan, baru lah mereka masuki rumah.

"Nah gitu Hwa, kamu butuh temen kaya San. Ya gak apa-apa temen dulu semoga nanti jadi mantu ayah deh."

Ayah dan Seonghwa duduk santai di sofa sedangkan bunda turut pergi ke dapur. Mungkin bikinkan ayah kopi dan juga camilan.

"Ayah, San itu temenan doang sama Hwa dan gak lebih kok."

"Tapi bunda lihat San ini suka sama kamu. Beda lah dari tatapannya."

Ucap bunda yang datang dengan tiga cangkir teh juga satu toples biskuit. "Tapi kan bun Hwanya belum ada perasaan buat San. Dan ini kok tumben bunda gak bikin kopi buat ayah?"

"Belum? Berarti ada waktunya buat kamu suka sama San?"

Seonghwa terdiam. Jadi bingung sendiri dengan ucapannya. "Y-ya enggak bun. Lagian temenan dulu aja lah. Cinta bisa nyusul."

"Anak mu itu loh bun, tapi bunda, ayah ini pengennya kopi. Gak mau teh."

Bunda senyum manis tapi dengan pelototan super galak. "Kurangi kopinya ya ayah. Teh juga lebih sehat kok apalagi buat ayah. Less sugar."

"I-iya bunda. Ini enak kok sumpah."

Seonghwa terkekeh tontonin ayah dan bunda. Itu lucu. Keluarga yang harmonis. Seonghwa berharap suatu saat nanti dia punyai apa yang ia alami saat ini. Rasanya mungkin akan sangat menyenangkan.

'Dddrrrt.'

Hongjoong

Hwa saya jemputnya di taman di depan mini market ya. Xixi see u

Read

Ohh ya gak masalah. Oke see u.

Send

Tak ada balasan lagi setelahnya. Jam tunjukan pukul 3.45 sore, sekitar 15 menit lagi menuju pukul 4. Seonghwa rasa ini saatnya tuk minta ijin.

"Ayah, bunda. Hwa pergi ketemu temen lama ya?"

"Sore gini? Siapa temennya?"

"Iya nih. Janji gak pulang malem-malem. Dan ya, temen lama aja yah hehe jangan kepo ya."

"Dasar kamu. Bagus deh jalan-jalan terus, bergaul gitu siapa tau ada yang cocok lebih dari San terus jadi mantu ayah."

"Ish ayah mah! Yaudah ini Hwa minta salim dulu biar barokah."

Tangannya terulur untuk mencium tangan ayah dan bunda. Lalu pergi setelah ucap salam. Tamannya tak berjarak jauh. Hanya beberapa meter dari rumahnya. Dari kejauhan sini sudah terlihat mobil mahal Hongjoong parkir depan taman. Langkahnya dipercepat hingga temui Hongjoong yang tengah tersenyum lebar ke arahnya.

"Hai cantik. Lebih cepat enam menit. Kayanya yang rindu bukan cuma saya ya? Bener?"

"A-apasih! Enggak ya, ini kebetulan aja emang habis dari luar juga."

Hongjoong ala gentleman, bukakan pintu untuk Seonghwa. Jujur pipinya memanas tapi tak protes. Selanjutnya disusul dengan Hongjoong yang masuk di bangku kemudi.

"Habis jalan sama Wooyoung?"

"Ohh enggak, itu anak lagi susah buat dihubungi."

"Oalah gitu. Jadi pergi sama siapa?"

"San, dia minta anter buat jenguk temennya. Ah temen mu juga deh. Namanya Yunho kan?"

Hongjoong menegang, dia terkejut. Alasannya untuk pulang terlebih dahulu memang sudah jadi hal yang terbaik.

"Ya Yunho. Eum gak keberatan kalau kita muter-muter dulu?"

"Tentu aja enggak!"

______________________________________

Continue Reading

You'll Also Like

31.9K 3.4K 14
Romance story🀍 Ada moment ada cerita GxG
103K 8.7K 84
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
43.8K 5.4K 25
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
260K 27.2K 29
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...