Gasya (End)

بواسطة EgiIslamiantiP

20.7K 836 1

16+ Bagi Bagas, Rasya itu lucu, menarik, apa adanya, tidak jaim, galak, dan dia tidak manja. Mungkin itu saja... المزيد

Sakadar Ucapan
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Bab 51
Bab 52
Bab 53
Bab 54
Bab 55
Bab 56
Bab 57
Bab 58
Bab 59
Bab 60
Bab 61
Bab 62
Bab 63
Bab 64
Bab 65
Bab 66
Bab 67
Bab 68
Bab 69
Bab 70
Bab 71
Bab 72

Bab 73 [End]

687 5 0
بواسطة EgiIslamiantiP

Selamat membaca ...

________

Lima tahun kemudian ...

Siang hari yang cukup terik, dengan sepasang manusia yang sedang sibuk mempersiapkan dekorasi untuk acara ulang tahun anak mereka.

Ya, jika dirasa-rasa, mereka sudah sampai sejauh ini. Bahkan putra kecil mereka sudah semakin tumbuh besar sekarang. Bahagia bercampur haru saat dia telah terlahir ke dunia. Banyak yang memberi selamat serta hadiah ketika sang ibu melahirkan putra pertamanya.

Sang suami tak henti-hentinya mengucap syukur atas apa yang Tuhan kasih padanya. Pertama, istri yang cantik juga baik. Kedua, kini bertambah dengan adanya anak kecil yang bertingkah manis dan lucu. Tak ada kata sesal, yang ada rasa kebahagiaan yang terus bertambah setiap harinya.

Dekorasi dengan konsep para tokoh di film Captain America--- itu terpajang di ruangan tengah rumah mereka. Dengan banyaknya balon yang menghiasi, serta kertas krep warna-warni. Confetti sudah tersedia untuk nanti penyambutan, serta kue tar yang telah dibuat oleh sang nenek.

Sudah bisa ditebak bukan, siapa saja mereka?

Rasya dan Bagas. Keluarga sederhana namun banyak kebahagiaan di dalamnya.

Para sahabat membantu untuk mendekorasi rumah ini dengan sebagus mungkin. Memang sih, hanya seorang anak kecil yang ulang tahun, tapi ini adalah pertama kalinya Rasya dan Bagas merayakan ulang tahun anaknya. Maka dari itu, mereka mempersiapkannya dengan baik dan bagus.

Di dapur, ada Rasya, Rere, mamah Marinka, dan Disha. Kebetulan mereka semua sedang tidak sibuk hari ini, maka dari itu bisa membantu Rasya dan Bagas di rumahnya.

Anak Rasya dan Bagas kebetulan sedang dititipkan ke rumah opa dan omanya, yaitu Frans dan Wanda. Sengaja untuk mengalihkan anaknya itu. Sementara Damian, dia sedang bertemu dengan rekan kerjanya disebuah kafe yang tak jauh dari rumahnya.

Mengapa mereka mempersiapkan dengan cukup mewah? Karena yang datang tidak hanya teman-teman sekolah TK atau teman-teman tetangga anaknya saja, tetapi juga para sahabat Rasya dan Bagas datang ke sana. Jadi Rasya juga harus masak banyak untuk acara hari ini.

Meskipun lelah, Rasya dan Bagas cukup senang dalam melakukannya. Karena mereka berdua ingin anaknya itu merasakan kebahagiaan saat dihari ulang tahunnya.

***

"Opa, kenapa aku disini lama? Kan, mamah sama papah, gak sibuk."

"Kok bilang gitu? Opa gak suka loh, cucu Opa bilang begitu. Dan emangnya Brian gak suka ya, main sama Opa dan Oma?"

Sang anak dengan nama Brian itu menggeleng cepat, tanda jika dirinya mengelak atas ucapan opanya.

"Enggak Opa, bukan begitu. Aku cuma bingung aja, udah siang gini, mamah sama papah belum juga jemput aku." Sang anak dengan nama Brian itu sedikit merajuk dan memanyunkan bibirnya yang imut.

Sang Opa mengelus puncuk kepala Brian dengan lembut, kemudian bibirnya melengkung ke atas.

"Brian, mamah sama papah tuh mungkin ada kerjaan yang mendadak. Makanya Brian belum dijemput juga sampai siang ini. Gini deh, dari pada Brian bosan, lebih baik kita main di halaman belakang dekat kolam renang aja, gimana? Terus ... Brian mau main apa?"

Brian berpikir sejenak, permainan apa yang menurutnya seru untuk dimainkan bersama opanya.

"Ah, Opa. Gimana kalau kita main bola? Terus, habis main bola kita main ular tangga, tapi nanti kalau ada yang kalah harus dicoret bedak, ya, Opa." Opa terkekeh dan mengangguk setuju akan usul cucu kesayangannya itu.

Kemudian mereka segera melangkahkan kaki ke halaman belakang rumah, dengan satu bola dan permainan ular tangga ditangan opanya.

"Kalian mau main apa?" tanya sang oma, saat melihat suami serta cucu mereka sedang berjalan ke halaman.

"Mau mainan bola, sama ular tangga Oma. Emm, Oma mau ikut?"

"Oma gak ikut, deh. Oma siapin camilan aja buat Brian sama Opa."

"Ok siap, Oma."

***

Kini tepat pukul 16:25 sore. Di tempat Rasya kini telah siap semua, serta mereka juga tampil rapi. Karena ingin menyambut sang anak yang mempunyai acara penting ini.

Bagas sudah menghubungi Frans, jika mereka sudah selesai, dan kebetulan Frans sedang berada di perjalanan. Oh ya, tadi Damian juga sedang pergi, tapi kini sudah berada di kediaman Bagas dan Rasya. Kebetulan pertemuan itu hanya sebentar, tepat pukul 13:30 siang Damian sampai di rumah Bagas dan Rasya.

"Sayang, kata Mamah sebentar lagi sampai." Bagas berucap pada Rasya. Dan semua langsung bersiap-siap untuk menyambut kedatangan putra pertama Rasya dan Bagas.

Ceklek

Tanda engsel pintu telah terbuka, dan saat pintu itu didorong ...

"SURPRISE."

Mereka yang ada di dalam, menyambut sang anak yang kini terperangah dengan penuh teriakan meriah. Dia terkejut bukan main akan kejutan sore hari ini, di tambah banyaknya teman-teman mamah dan papahnya. Juga teman-teman tetangganya, dan teman-teman sekolahnya.

"Selamat ulang tahun anak kesayangan Papah."

"Selamat ulang tahun anak Mamah tercinta."

"SELAMAT ULANG TAHUN, BRIAN." Mereka semua berujar dengan serempak.

Brian menangis dan segera memeluk mamahnya.

"Ma--mah, a--aku se--seneng banget." Brian mengucapkan kata itu dengan sesegukan. Air matanya merembas ke baju Rasya.

"Hei, ssttt. Anak Mamah yang paling ganteng, gak boleh nangis dong. Lihat, malu sama temen-temen kamu. Sekarang harusnya kita semua senang-senang bersama dan menikmati acara ulang tahun kamu hari ini." Brian pun akhirnya mengangguk dan segera menghapus air matanya.

Kemudian Brian pun menuju meja, di mana ada kue ulang tahunnya di sana. Sesaat Brian menatap semua tamu yang hadir ke rumahnya. Bibirnya melengkung ke atas, membentuk sebuah senyuman tulus namun menggemaskan. Lalu beralih menatap mamah, papah, oma, opa, omi, dan opi. Tak pernah terpikir olehnya, jika di ulang tahun yang ke-5 akan dirayakan seperti ini.

"Berhubung Brian sudah ada disini, sekarang kita menyanyikan lagu selamat ulang tahun sama-sama, ya." Rere berujar pada semua yang hadir.

Lalu mereka semua menyanyikan lagu selamat ulang tahun dan diiringi tepukan tangan. Sampai kemudian di akhiri dengan memotong kue.

(Anggap kuenya hiasan Captain Amerika)

Setelah memotong kue dan menyuapkannya pada Rasya dan Bagas--- sebagai tanda kasih sayang--- mereka semua mulai menikmati acaranya hingga pembagian bingkisan dan kue untuk teman-teman Brian.

Teman-teman sekolah TK juga teman-teman tetangganya, sudah pulang semua. Kini yang ada hanya keluarga Bagas dan Rasya, juga sahabat-sahabat mereka. Ditambah ada Amel, Fathur, Queena, Prita, dan Idgar.

Acara terus berlanjut makan-makan bersama para keluarga dan sahabat. Benar-benar acara yang meriah dan penuh rasa kebahagiaan.

Oh iya, ada hal yang belum kalian tahu, jika Rio dan Disha sudah menikah. Disha tengah mengandung sekarang, kira-kira usianya lima bulan. Ada Rere dan Frans yang juga sudah menikah delapan bulan lalu, tetapi belum di karuniai momongan. Nah, Fathur dan Queena baru saja selesai tunangan satu bulan lalu. Doni dan Amel, masih dalam tahapan pacaran. Tapi kata Doni, dia benar-benar ingin serius pada Amel. Satu lagi, ada Prita dan Idgar. Mereka yang tadinya tidak ada hubungan apa-apa, kini malah dalam tahapan yang serius. Sejak saat mereka masuk kampus juga sering kumpul bersama, tumbuhlah benih-benih cinta dalam diri mereka. Hal pentingnya, Prita dan Idgar akan melangsungkan pernikahan mereka tahun depan.

Indahnya persahabatan yang terjalin oleh mereka, sejak dulu hingga saat ini. Tak ada kata musuhan atau apapun itu. Karena mereka sudah berjanji, jika ada masalah--- mau itu berat atau tidak--- mereka akan tetap bersama tanpa ada jarak permusuhan.

***

Acara kemarin adalah acara yang membuat seorang Brian tak berhenti untuk tersenyum. Ia juga tak lupa mengucap syukur atas apa yang Tuhan berikan padanya, mempunyai mamah dan papah yang begitu sayang padanya. Ditambah dengan oma, opa, omi, opi, juga sahabat-sahabat mama dan papanya yang selalu membuat rumahnya ramai.

Brian saat ini sedang membuka kado dari teman-temannya. Banyak dari mereka yang memberikan robot kesukaannya, dan masih banyak lagi hadiahnya. Brian tidak peduli barang-barang itu mau mewah atau pun tidak, yang penting berkesan. Dengan mereka yang hadir dengan mengucap kata selamat ulang tahun saja sudah membuatnya senang.

Seusai membuka kado, Brian segera membereskan kado-kado itu ke setiap penjuru ruangan. Ada juga yang disimpan di lemari khusus barang-barang.

Tetapi yang ia pikirkan sekarang ialah, sampah yang masih berserakan di kamarnya ini.

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu, membuat Brian mengalihkan pandangannya pada daun pintu tersebut.

"Siapa?" tanya Brian.

"Ini Mamah, boleh masuk?"

Brian diam tidak menjawab. Bibir bawahnya tergigit oleh giginya yang rapi. Itu kebiasaannya ketika sedang gugup.

"Brian, kok gak jawab Mamah? Kamu sedang apa?" tanya Rasya bingung.

Brian menghela nafasnya sebentar, kemudian kakinya melangkah menuju pintu.

"Kamu dari mana? Kok Mamah panggil gak jawab?"

"Emm, itu Mah ...."

"Itu apa?" Rasya nampak curiga pada anaknya. Tangannya mulai membuka lebar daun pintu.

Rasya menggelengkan kepalanya atas apa yang ia lihat saat ini. Sampah kertas kado berserakan di lantai kamar Brian. Lalu matanya menatap Brian dengan memicing.

"Kado-kadonya, kamu simpan dimana?" tanya Rasya dengan lembut.

"Ada yang aku pajang, terus ada yang disimpan di lemari." Brian mengucap itu dengan nada yang lucu.

Rasya tersenyum dan mengelus puncuk kepala Brian dengan lembut. Kemudian menatap penuh pada wajah Brian.

"Sayang, sekarang kamu ke bawah, ya. Papah mau main tuh sama kamu. Sampah-sampah ini, biar Mamah yang beresin."

Brian bergeming di tempatnya. Ia menggigit bibir bawahnya kembali.

"Kenapa? Mamah ada salah?"

Brian menggeleng cepat, kemudian memeluk mamahnya dengan erat.

Disela-sela pelukannya, Brian mulai berbicara. "Mamah gak marah sama aku? Kan, aku udah berantakin semuanya. Emang Mamah gak capek?"

"Mamah gak marah sama kamu, sayang. Kamu bicara jujur aja sama Mamah, itu bikin Mamah seneng. Lagian Mamah kuat kok, Mamah gak capek. Brian turun, gih! Nanti ini biar Mamah yang beresin, ya."

"Brian bantu aja, ya, Mah. Brian gak mau nanti Mamah jadi capek. Mamah udah urusin semua kerjaan rumah, urusin Brian, dan urusin Papah. Pasti capek banget, kan? Jadi Brian bantu, ya."

Rasya terkekeh dengan apa yang putranya ucapkan. Kemudian mengangguk untuk menyetujui hal itu. Dan kini, mereka pun membereskan sampah bekas kertas kado itu hingga bersih.

________

The last part of Gasya's story 🎉🎉👏👏

Thank you very much for my readers. Now at the end of the story, and I say love you all.

Stay healthy and always happy.

And see you in the next story ...

❤❤❤❤

'Bonus pict'

Hello, my name is Brian Nevans Dandilion :)
Terima kasih semua sudah membaca cerita Mamah dan Papahku, semoga kalian selalu suka dengan cerita ini, ya.
Satu lagi, salam manis dari aku si tampan nan imut 😘

Rasya Abigail

Bagas Emilio

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

659K 34.1K 50
"Dia..." "Dia suamiku." Setelah mengucapkan itu Kiara segera tertunduk. "Apa?!" "Kita pulang sekarang." Tanpa kelembutan sama sekali, Azka menarik...
It's You [HIATUS] بواسطة vrafbrna

قصص المراهقين

3.5K 352 31
Karena rasa ego dan gengsi mengakui perasaan, membuat mereka hanya bisa saling mengagumi dalam diam. Namun apakah mereka berakhir bersama atau tidak...
3.2M 145K 49
. . . "Kalian bisa bayangin nggak, jadi bini dosen kalian sendiri?" ~Luna~ "Seumur-umur, aku nggak pernah mimpi buat nikahin mahasiswi." ~Reza~ High...
little ace بواسطة 🐮🐺

قصص المراهقين

917K 67.3K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...