Pandangan Seonghwa
.
.
.
.
.
.
Kata-kata Wooyoung masih terngiang-ngiang dalam pikirannya, membuat Seonghwa tak bisa tertidur. Bergerak gelisah mana kala teringat pada isi notifikasi yang masuk ke handphonenya.
Wooyoung sih enak, pukul 10 malam sudah menjemput kembang mimpinya. Kini dia sudah terlanjur nyenyak. Nyenyak sekali hingga kaki dan tangannya sudah berkelana kemana-mana.
Karena mereka menempati ranjang yang sama, Seonghwa harus mengalah ketika kaki Wooyoung menindih perutnya atau juga tangan Wooyoung yang memasang lahan parkir di muka ayunya.
Kesal sebetulnya, macam tak beradab saja anggota tubuh si Wooyoung itu. Pada akhirnya Seonghwa hanya bisa pasrah. Keruh jadinya kalau Seonghwa makan rasa kesalnya lalu tendang Wooyoung jatuh ke bawah lantai.
"Buka gak ya?" gumam Seonghwa, ia mematai ponselnya yang berada tak begitu jauh di lahan tidurnya. Meja nakas.
"Kalau dibuka takut makin jatoh aku. Kalau enggak dibuka ya penasarannya lah aku."
Setelah dipikirkan, dipertimbangkan dan dikakulasikan nilai keuntungannya maka dengan jantung yang masih jedag jedug juga tangan yang mendingin Seonghwa sukses membuka notifikasi yang masuk tanpa sawan berkepanjangan.
K_haje01
Hwa udah tidur?
Besok free kah?
Jalan yu?
Ohh ya Jongho yang ajak, masih galau katanya.
Read
'Bangsat.'
Seonghwa menggaruk kepalanya, diajak jalan tapi dengan embelan Jongho.
Oke, ingat kata Wooyoung. Pastikan dulu hatinya.
Lagi pula waktunya terbilang cepat.
Cepat untuk Seonghwa jatuh dalam pesona si pendek tapi ganteng itu.
Seonghwa jadi bingung dengan dirinya sendiri. Dia ini adalah perjaka ayu yang mantap akan keteguhan pendiriannya.
Tapi kok bisa-bisanya dibuat labil oleh manusia sepantarannya ya, yang kadang menjamet tapi tetep panas.
Kalau kata abangnya, cinta itu tak mengenal waktu, usia, gender, kepercayaan, dan suku.
Iya betul, Seonghwa jadi dilema.
'brak'
Sabar. Seonghwa menatap wajah Wooyoung yang tenang itu. Kakinya sudah sangat sopan dan patuh parkir di atas perutnya. Hanya ingin meminta ketaatan pada Sang Maha Kuasa agar ia tak khilaf membuang Wooyoung sampai Bangladesh.
'ting'
K_haje01
Jadi gimana Hwa?
Kalau Wooyoung free ajak aja biar gak canggung kamunya.
Read
'Ya tuhan mana maksa banget. '
K_haje01
Mm, oke ntar aku ajak Wooyoung juga. Anaknya udah tidur
Send
'ting'
K_haje01
Jam 11 nanti saya jemput ya, night Hwa.
Read
"Night apanya, udah mau jam 1 ini." gerutu Seonghwa setelah melihat jam yang tertera.
Akibat Hongjoong Seonghwa tak bisa tidur. Bukan menyalahkan hanya saja oknum yang sedari tadi membuat Seonghwa berpikir keras kan Hongjoong. Efeknya terkena rasa pusing hingga mual. Katakan norak pada Seonghwa, kini ditambah dengan perutnya yang terasa digelitiki.
Harus senang atau biasa saja. Tolong untuk diingat Seonghwa bukan lah remaja lagi, hal seperti ini seharusnya tak menjadi perkara deg-deg-annya.
Seonghwa menghidupkan handphonenya, bukan untuk membalas pesan terakhir dari si Hongjoong melainkan membuka mesin pencarian dan mulai mencoba mengetik beberapa keywords. Setelahnya Seonghwa tersenyum puas.
"Ok got it. Syukurlah."
Setelah dapat apa yang dia butuhkan, Seonghwa tersenyum lega. ia men-set-up alarm handphonenya.
Beberapa jam menjemput pagi, Seonghwa terbangun tepat 10 menit sebelum alarm berbunyi. Jika ditanya mengapa itu karena wajahnya yang ayu diterpa cahaya mentari pagi membuat Seonghwa gerah ingin bergelut saja, namun karena ajaran bunda gemoynya yang tidak bar-bar Seonghwa memutuskan untuk bangun saja walau rasa sepet itu masih ada. Matanya melihat sahabat yang masih tertidur pulas di lantai. Seonghwa sudah tidak aneh dan sudah terbiasa. Mahluk kerdil yang tidak terlalu kerdil itu terbiasa tidur sambil bergelut. Berguling guling, tendang sini tendang sana, keplak itu keplak ini, lalu endingnya terjatuh dari tempat tidur.
Seonghwa lewati tubuh mungil yang menggemaskan menjurus mengenaskan itu.
"Aku tidak melihat apa-apa aku tidak melihat apa-apa. Itu hanya seonggok teman bukan sebongkah berlian. Jadi mari lewati saja dengan santuy." gumam Seonghwa sebelum berlalu ke kamar mandi.
Didalam Seonghwa mengamati wajahnya. Ada sedikit lingkaran hitam dibawah matanya, hanya sedikit namun membuat Seonghwa kalang kabut dibuatnya.
"Ya ampun! nani kore?!" teriaknya, dan kini semua tahu Seonghwa adalah wibu.
"Sumpah ya ini tuh aku mau jalan loh bukan mau kontes jadi panda. Ini gimana? Nyampe Hongjoong lihat ya mampus lah aku."
Dengan panik Seonghwa segera membuka kotak yang berisikan skin care, ia ambil sepasang masker mata lalu ditempelkannya dengan hati-hati. Wajahnya kuyu bibirnya turun kebawah siap-siap mau menangis namun tertahan ketika Wooyoung tanpa etika mendobrak pintu kamar mandi.
"WOOYOUNG IHHH KAMU NGAPAIN?!!"
"A-ANJING ITU LO KENAPA KAK?!"
Seonghwa menutup telinganya. Lengkingan lelaki yang lebih muda bisa saja tembus sampai gendang telinga dan pecah. Seonghwa tak mau jadi congean. Sembarangan saja sudah ayu begini kena congean kan tidak aesthetic.
"Sstt berisik ihh.. kamu kenapa tiba-tiba dobrak pintu kamar mandi sih? kamu kebelet? pake kamar mandi yang di bawah sana!"
Wooyoung menggeleng, tangannya melambai lambai. "Enggak kak ini gawat itu gua pas masih molor enak-enak denger suara bel dibunyiin. Gua kaget dong anjir gua kira itu pak rt yang minta duit sumbangan. Gua samperin pake muka gua yang masih bantal gini. Mau gua marahin eh si asu yang dateng malah si San sama antek-anteknya."
Seonghwa mengernyitkan alisnya, "antek-anteknya San? siapa? lagian cuma San kok kamu panik gitu Woo?"
Pipi Wooyoung memanas, semburat merah muda menghiasi permukaan wajahnya. Dengan segera ia menundukan kepalanya.
Seonghwa tersenyum penuh arti, tangannya menusuk-nusuk pipi Wooyoung. "Ada apa nih dengan San. Biasa aja jangan gugup gitu."
Wooyoung menepis jari jemari itu, raut malu-malunya berganti menjadi garang dan sedikit lebih galak.
"Apa sih lo kak. Au dah mereka tanya apa kita udah siap katanya mau jalan-jalan! Kok lo gak kasih tau gua sihhh???!!!"
"Kamunya udah tidur kali Wuy mau aku kasih tau gimana? emang sekarang jam berapa sih? janjiannya jam 11 padahal."
Wooyoung menggeleng, lalu mendorong Seonghwa tepat dibawah shower. "Lo mandi sekarang kak ntar giliran. Gua udah bilang ke mereka kita mau siap-siap!"
"Ya ampun iya iya. Kamu dari pada nunggu aku mending mandi di lantai bawah aja sana."
"Enggak mau! malu eh harus lewatin ruang tamu. Mereka aku suruh masuk soalnya. Kakak buruan gua siapin baju buat lo. Terus gua pinjem juga yaaa!"
Seonghwa menghela nafasnya. Yaudah terserah Wooyoungnya saja. Lagi pula Seonghwa heran, dijanjikan jam 11 kok datang kurang dari jam segitu. Mana bawa orang lain, bukannya cuma mau ber-empat. Bodo Seonghwa mandi kan lama, silahkan menunggu saja. Suruh siapa terlalu pagi.
__________________________________